pengkur TA-1 : 8 evaluasi kurikulum - word
pengkur TA-1 : 8 evaluasi kurikulum - ppt
pengkur TA-1 : 8 evaluasi kurikulum - ppt
BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi atau penilaian kurikulum merupakan saah satu bagian dari
evaluasi pendidikan, yang memusatkan perhatian kepada program-program
pendidikan untuk anak didik. Lingkup evaluasi program pendidikan mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, dan pengembangan program. Kurikulum
sebagai program pendidikan atau program belajar untuk siswa, memerlukan
penilaian sebagai bahan balikan dan penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat, anak didik serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknolorgi. Hasil penilain sangat bermanfaat bagi para pengambil keputusan
dalam melakukan perubahan kurikulum, baik secara konseptual maupun structural.
Dalam bab ini dijelaskan beberapa aspek yang berkenaan dengan evaluasi kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KURIKULUM
Evaluasi adalah suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi dalam pendidikan,
dapat diartikan sebagai suatu proses dalam usaha untuk mengumpulkan informasi
yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan akan
perlu tidaknya memperbaiki sistem pembelajaran dengan tujuan yang akan
ditetapkan.
Sedangkan pengertian kurikulum,
menurut Glatthorn seperti yang dikutip oleh Ahmad adalah sebagai rencana yang
dibuat untuk membimbing anak belajar disekolah, disajikan dalam bentuk dokumen
yang sudah ditentukan, disusun berdasarkan tingkat-tingkat generalisasi, dapat
diaktualisasikan dalam kelas, dapat diamati oleh pihak yang berkepentingan dan
dapat membawa perubahan tingkah laku.
Evaluasi dan kurikulum merupakan dua
disiplin yang memiliki hubungan sebab akibat. Hubungan antara evaluasi dan
kurikulum bersifat organis, dan prosesnya secara evolusioner. Evaluasi
merupakan kegiatan yang luas, kompleks, dan terus menerus, untuk mengetahui
proses dan hasil pelaksanaan system pendidikan dalam mencapai tujuan yang
ditentukan. Dimana semua tidak terlepas dari adanya berbagai kriteria, mulai
dari yang bersifat sangat informal sampai yang
bersifat formal.
Kuriulum merupakan study intelektual
yang cukup luas. Banyak teori tentang kurikulum. Beberapa teori menekankan pada
rencana, pada inovasi, pada filosofis, dan pada konsep-konsep yang diambil dari
ilmu perilaku manusia. Ini menunjukan betapa luasnya teori-teori tentang
kurikulum. Secara sederhana teori kurikulum dapat diklasifikasikan atas
teori-teori yang lebih menekankan pada isi kurikulum, pada situasi pendidikan
serta pada organisasi kurikulum.
Pengembangan kurikulum yang
menekankan isi membutuhkan waktu, mempersiapkan situasi belajar dan
menyatukannya dengan tujuan pengajaran yang cukup lama. Kurikulum yang menekankan situasi, waktu
untuk mempersiapkannya lebih pendek, sedangkan kurikulum yang menekankan
organisasi waktu persiapannya hampir sama dengan kurikulum yang menekankan isi.
Kurikulum yang menekankan isi sangat
mengutamakan peranan desiminasi, meskipun umpamanya kurikulum itu kurang
baik,mereka dapat memaksakannya melalui jalur birokrasi. Tipe kurikulum ini
mengikuti model penyebaran (difusi) dari pusat daerah. Sebaliknya penyebaran
kurikulum yang menekankan situasi sangat mementingkan penyiapan unsure-unsur
yang terkait. Kurikulum yang menekankan organisasi, strategi penyebaran nya
sangat mengutamakan latihan guru.
B.
Peranan Evaluasi Kurikulum
Peranan evaluasi kebijaksanaan dalam
kurikulum khususnya pendidikan umumnya minimal berkenaan dengan tiga hal yaitu;
a.
Evalusi
sebagai moral judgement. Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai.
Hasil dari suatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan
selanjutnya. Hal ini mengandung dua pengertian, pertama evaluasi berisi suatu
skala nilai moral, berdasarkan skala tersebut suatu obyak evaluasi dapat
dinilai. Kedua, evaluasi berisi suatu perangkat kriteria praktis berdasarkan
kriteria-kriteria tersebut suatu hasil dapat dinilai. Evaluasi bukan merupakan
suatu proses tunggal, minimal meliputi dua kegiatan, petama mengumpulkan
informasi dan kedua menentukan suatu keputusan. Kegiatan yang pertama mungkin
juga mengandung segi-segi nilai ( terutama dalam memilih sumber informasi dan
jenis informasi yang akan dikumpulkan), tetapi belum menunjukkan suatu
evaluasi. Dalam kegiatan yang kedua, yaitu menentukan keputusan menunjukkan
suatu evaluasi, dasar pertimbangan yang digunakan adalah suatu perangkat
nilai-nilai.
b.
Evaluasi
dan penentuan keputusan. Siapa pengambil keputusan dalam pendidikan atau
khususnya dalam pelaksanaan kurikulum. Pengambil keputusan dalam pelaksanaan
pendidikan atau kurikulum banyak, yaitu; guru,murid,orang tua,kepala sekolah, para
inspektur,pengembangan kurikulum dan sebagainya. Siapa diantara mereka yang
memegang peranan paling besar dalam penentuan keputusan. Pada prinsipnya tiap
individu di atas membuat keputusan sesuai dengan posisinya. Murid mengambil
keputusan sesuai dengan posisinya sebagai murid. Guru mengambil berbagai
keputusan sesuai dengan posisinya sebagai guru. Besar atau kecilnya peranan
keputusan yang diambil oleh seseorang sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya
serta lingkup masalah yang dihadapinya pada suatu saat.
c.
Evaluasi
dan konsensus nilai. Secara historis konsesus nilai dalam evaluasi kurikulum
berasal dari tradisi tes mental serta eksperimen. Konsensus tersebut berupa
kerangka kerja penelitian,yang dipusatkan pada tujuan-tujuan khusus, pengukuran
prestasi belajar yang bersifat behavioral, penggunaan analisis statistic dari
pre test dan post test dan lain-lain. Model penelitin di atas merupakan suatu social
engineering atau system approach dalam pendidikan. Dalam model penelitian
tersebt keseluruhan kegiatan dapat digambarkan dalam suatu flow chart yang
merumuskan secara operasional input (pre test) cara-cara kegiatan
(treatment) serta out put (post test).
C.
Model-model evaluasi kurikulum
Ada beberapa model dalam evaluasi kurikulum yaitu;
a.
Evaluasi
kurikulum model penelitian (Research Evalution model)
Model evaluasi
kurikulum yang menggunakan penelitian didasarkan atas teori dan metode tes
psikologi serta eksperimen lapangan. Salah satu pendekatan dalam evaluasi yang
menggunakan eksperimen lapangan adalah comparative approach, yaitu dengan
mengadakan perbandingan antara dua macam kelompok anak. Beberapa kesulitan
model evaluasi ini adalah kesulitan dalam masalah administrasi, masalah teknis
dan logis, sulinya mengontrol pengaruh guru dan keterbatasan manipulasi
eksperimen yang dapat dilakukan.
b.
Model
evaluasi kurikulum yang berorientasi pada tujuan (Goal/Objective Oriented
Evalution Model)
Dalam model
Goal/Objective Oriented Evalution Model, evaluasi merupakan bagian yang sangat
penting dari proses pengembangan kurikulum. Kurikulum tidak dibandingkan dengan
kurikulum lain tetapi di ukur dengan seperangkat tujuan atau kompetensi
tertentu. Keberhasilan pelaksanaan kurikulm diukur oleh penguasaan sisa akan
tujuan-tujuan atau kompetensi tersebut.ada beberapa syarat untuk mengembangkan
model obyektif antara lain ada kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum,
merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam bentuk si pada tujuan. perbuatan siswa,
menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan dan mengukur kesesuaian
antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
c.
Model
Evaluasi Kurikulum yang lepas dari tujuan (Goal free Evalution Model)
Model ini
dikembangkan oleh Michael Scriven, yang cara kerjanya berlawanan dengan model
evaluasi yang berorientasi pada tujuan. Menurut pendapat Scriven, seorang
evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan pembelajaran, yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana kerjanya. Caranya dengan memperhatikan dan
mengidentifikasi penampilan yang terjadi, baik hal-hal positif yang diharapkan
maupun hal-hal negative yang memang tidak diharapkan.
d.
Model
campuran multifariasi
Model campuran
multifariasi adalah strategi evaluasi yang menyatukan unsure-unsur dari
beberapa model evaluasi kurikulum. Model ini memungkinkan perbandingan lebih
dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur
berdasarkan kriteria khusus dari masing-masing kurikulum. Langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam evaluasi model campuran multivariasi adalah mencari dan
menentukan sekolah yang berminat untuk dievaluasi atau diteliti.
e.
Model
Evaluasi program for Innovative Curriculums (EPIC)
Model ini
menggambarkan keseluruhan program evaluasi kurikulum dalam sebuah kubus. Kubus
tersebut memiliki tiga bidang, bidang pertama adalah perilaku (behavior) yang
meliputi perilaku cognitive, affective dan psychomotor.bidang kedua adalah
pembelajaran (instruction), yang meliputi organisasi,materi,model fasilitas
atau sarana,dan perdanaan. Bidang kedua adalah kelembagaan (instution) yang
meliputi guru,murid,administrator,tenaga kependidikan,keluarga dan masyarakat.
f.
Model
CIPP (context,input,process,and product)
Model ini
memandang bahwa kurikulum yang dievaluasi adalah sebuah system, maka apabila
evaluator telah menentukan untuk menggunakan model CIPP, maka evaluator harus
menganalisis kurikulum terrsebut berdasarkan komponen-komponen model CIPP.
Model ini mengemukakan bahwa untuk melakukan penilaian terhadap program
pendidikan diperlakukan empat macam jenis penilaian yaitu;
1)
Penilaian
konteks (context) yang berkaiatan dengan tujuan. Evaluasi konteks adalah upaya
untuk menggambarkan dan merinci lingkungan,kebutuhan,populasi dan sample yang
dilayani serta tujuan pembelajaran.
2)
Penilaian
masukan (input) yang berguna untuk pengmbilan keputusan desain. Maksud evalasi
masukan adalah kemampuan awal siswa dan kemampuan sekolah dalam menunjang
program pendidikan.
3)
Penilaian
proses (process) yang membimbing langkah operasional dalam pembuatan keputusan.
4)
Penilaian
keluaran yang memberikan data sebagai bahan pembuatan keputusan (product).
Penilaian keluaran adalah tahap akhir serangkaian evaluasi program kurikulum,
yang diarah kan pada hal-hal yang menunjukan perubahan yang terjadi pada siswa.
g.
Model
Ten Brink
Ten Brink
mengemukakan adanya tiga tahap evaluasi kurikulum yaitu pertama, tahap
persiapan, adapun langkah-langkah nya adalah;
1.
Melukiskan
secara spesifik petimbangan dan keputusan yang dibuat
2.
Melukiskan
informasi
3.
Memanfaatkan
informs yang telah ada
4.
Menentukan
kapan dan bagaimana cara memperoleh informasi itu
5.
Menyusun
dan memilih instrument pengumpulan informasi yang akan digunakan.
Kedua, tahap
pengumpulan data melalui dua langkah yaitu; memperoleh informasi yang
diperlukan dan menganalisis dan mencatat informasi. Ketiga,tahap penilaian yang
berisi kegiatan-kegiatan sebagai berikut;
1.
Membuat
pertimbangan yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan.
2.
Membuat
keputusan yang merupakan suatu pilihan beberapa alternanif arah tindakan
3.
Mengikhtisarkan
dan melaporkan hasil penilaian.
h.
Model
pendekatan proses
Evaluasi
kurikulum model pendekatan proses ini tumbuh dan berkembang secara kualitatif,
yang menjadi pendekatan yang penting. Karakteristik model ini adalah
1.
Kriteria
yang digunakan untuk evaluasi tidak dikembangkan sebelum pelaksanaan
(evaluator) berada dilapangan
2.
Sangat
peduli dengan masalah yang dihadapi oleh para pelaksana kurikulum.
3.
Evaluasi
yang dilakukan terhadap kurikulum adalah merupakan satu kesatuan yang utuh,
tidak terpecah belah dalam bagian-bagian tertentu.
BAB III
PENUTUP
Dari
pemaparan makalah diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.
Evaluasi
adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Evaluasi dalam pendidikan, dapat diartikan sebagai suatu proses dalam usaha
untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk membuat keputusan akan perlu tidaknya memperbaiki sistem pembelajaran
dengan tujuan yang akan ditetapkan
b.
pengertian
kurikulum, menurut Glatthorn seperti yang dikutip oleh Ahmad adalah sebagai
rencana yang dibuat untuk membimbing anak belajar disekolah, disajikan dalam
bentuk dokumen yang sudah ditentukan, disusun berdasarkan tingkat-tingkat
generalisasi, dapat diaktualisasikan dalam kelas, dapat diamati oleh pihak yang
berkepentingan dan dapat membawa perubahan tingkah laku.
c.
Peranan
evaluasi kebijaksanaan dalam kurikulum khususnya pendidikan umumnya minimal
berkenaan dengan tiga hal yaitu;
1.
Evaluasi
sebagai moral judgement. Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai.
2.
Evaluasi
dan penentuan keputusan. Siapa pengambil keputusan dalam pendidikan atau
khususnya dalam pelaksanaan kurikulum.
3.
Evaluasi
dan konsensus nilai. Secara historis konsesus nilai dalam evaluasi kurikulum
berasal dari tradisi tes mental serta eksperimen.
d.
Ada
beberapa model dalam evaluasi kurikulum yaitu;
1.
Evaluasi
kurikulum model penelitian (Research Evalution model)
2.
Model
evaluasi kurikulum yang berorientasi pada tujuan (Goal/Objective Oriented
Evalution Model)
3.
Model
Evaluasi Kurikulum yang lepas dari tujuan (Goal free Evalution Model)
4.
Model
campuran multifariasi
5.
Model
Evaluasi program for Innovative Curriculums (EPIC)
6.
Model
CIPP (context,input,process,and product)
7.
Model
Ten Brink
8.
Model
pendekatan proses
EVALUASI
KURIKULUM
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : M. Hufron, M.S.I
Oleh TI.A:
MAEMANAH
ULI TASLIKHATI
M
NURUL IFTITAH
ROPALI
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM KI AGENG PEKALONGAN
(STIKAP)
PEKALONGAN
2012
sDAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana, pembinaan dan pengembangan kurikulum di sekolah.
Bandung: Sinar Baru Algensindo,1996
Muhammad zaini, pengembangan kurikulum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar