Laman

new post

zzz

Jumat, 23 November 2012

pengkur TA-1 : 8 evaluasi kurikulum

pengkur TA-1 : 8 evaluasi kurikulum - word

pengkur TA-1 : 8 evaluasi kurikulum - ppt






BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi atau penilaian kurikulum merupakan saah satu bagian dari evaluasi pendidikan, yang memusatkan perhatian kepada program-program pendidikan untuk anak didik. Lingkup evaluasi program pendidikan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, dan pengembangan program. Kurikulum sebagai program pendidikan atau program belajar untuk siswa, memerlukan penilaian sebagai bahan balikan dan penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, anak didik serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolorgi. Hasil penilain sangat bermanfaat bagi para pengambil keputusan dalam melakukan perubahan kurikulum, baik secara konseptual maupun structural. Dalam bab ini dijelaskan beberapa aspek yang berkenaan dengan evaluasi kurikulum















BAB II
PEMBAHASAN
A.    IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KURIKULUM
Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi dalam pendidikan, dapat diartikan sebagai suatu proses dalam usaha untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan akan perlu tidaknya memperbaiki sistem pembelajaran dengan tujuan yang akan ditetapkan.
Sedangkan pengertian kurikulum, menurut Glatthorn seperti yang dikutip oleh Ahmad adalah sebagai rencana yang dibuat untuk membimbing anak belajar disekolah, disajikan dalam bentuk dokumen yang sudah ditentukan, disusun berdasarkan tingkat-tingkat generalisasi, dapat diaktualisasikan dalam kelas, dapat diamati oleh pihak yang berkepentingan dan dapat membawa perubahan tingkah laku.
Evaluasi dan kurikulum merupakan dua disiplin yang memiliki hubungan sebab akibat. Hubungan antara evaluasi dan kurikulum bersifat organis, dan prosesnya secara evolusioner. Evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks, dan terus menerus, untuk mengetahui proses dan hasil pelaksanaan system pendidikan dalam mencapai tujuan yang ditentukan. Dimana semua tidak terlepas dari adanya berbagai kriteria, mulai dari yang bersifat sangat informal sampai yang  bersifat formal.
Kuriulum merupakan study intelektual yang cukup luas. Banyak teori tentang kurikulum. Beberapa teori menekankan pada rencana, pada inovasi, pada filosofis, dan pada konsep-konsep yang diambil dari ilmu perilaku manusia. Ini menunjukan betapa luasnya teori-teori tentang kurikulum. Secara sederhana teori kurikulum dapat diklasifikasikan atas teori-teori yang lebih menekankan pada isi kurikulum, pada situasi pendidikan serta pada organisasi kurikulum.
Pengembangan kurikulum yang menekankan isi membutuhkan waktu, mempersiapkan situasi belajar dan menyatukannya dengan tujuan pengajaran yang cukup lama.  Kurikulum yang menekankan situasi, waktu untuk mempersiapkannya lebih pendek, sedangkan kurikulum yang menekankan organisasi waktu persiapannya hampir sama dengan kurikulum yang menekankan isi.
Kurikulum yang menekankan isi sangat mengutamakan peranan desiminasi, meskipun umpamanya kurikulum itu kurang baik,mereka dapat memaksakannya melalui jalur birokrasi. Tipe kurikulum ini mengikuti model penyebaran (difusi) dari pusat daerah. Sebaliknya penyebaran kurikulum yang menekankan situasi sangat mementingkan penyiapan unsure-unsur yang terkait. Kurikulum yang menekankan organisasi, strategi penyebaran nya sangat mengutamakan latihan guru.

B.      Peranan Evaluasi Kurikulum
Peranan evaluasi kebijaksanaan dalam kurikulum khususnya pendidikan umumnya minimal berkenaan dengan tiga hal yaitu;
a.       Evalusi sebagai moral judgement. Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai. Hasil dari suatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan selanjutnya. Hal ini mengandung dua pengertian, pertama evaluasi berisi suatu skala nilai moral, berdasarkan skala tersebut suatu obyak evaluasi dapat dinilai. Kedua, evaluasi berisi suatu perangkat kriteria praktis berdasarkan kriteria-kriteria tersebut suatu hasil dapat dinilai. Evaluasi bukan merupakan suatu proses tunggal, minimal meliputi dua kegiatan, petama mengumpulkan informasi dan kedua menentukan suatu keputusan. Kegiatan yang pertama mungkin juga mengandung segi-segi nilai ( terutama dalam memilih sumber informasi dan jenis informasi yang akan dikumpulkan), tetapi belum menunjukkan suatu evaluasi. Dalam kegiatan yang kedua, yaitu menentukan keputusan menunjukkan suatu evaluasi, dasar pertimbangan yang digunakan adalah suatu perangkat nilai-nilai.
b.      Evaluasi dan penentuan keputusan. Siapa pengambil keputusan dalam pendidikan atau khususnya dalam pelaksanaan kurikulum. Pengambil keputusan dalam pelaksanaan pendidikan atau kurikulum banyak, yaitu; guru,murid,orang tua,kepala sekolah, para inspektur,pengembangan kurikulum dan sebagainya. Siapa diantara mereka yang memegang peranan paling besar dalam penentuan keputusan. Pada prinsipnya tiap individu di atas membuat keputusan sesuai dengan posisinya. Murid mengambil keputusan sesuai dengan posisinya sebagai murid. Guru mengambil berbagai keputusan sesuai dengan posisinya sebagai guru. Besar atau kecilnya peranan keputusan yang diambil oleh seseorang sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya serta lingkup masalah yang dihadapinya pada suatu saat.
c.       Evaluasi dan konsensus nilai. Secara historis konsesus nilai dalam evaluasi kurikulum berasal dari tradisi tes mental serta eksperimen. Konsensus tersebut berupa kerangka kerja penelitian,yang dipusatkan pada tujuan-tujuan khusus, pengukuran prestasi belajar yang bersifat behavioral, penggunaan analisis statistic dari pre test dan post test dan lain-lain. Model penelitin di atas merupakan suatu social engineering atau system approach dalam pendidikan. Dalam model penelitian tersebt keseluruhan kegiatan dapat digambarkan dalam suatu flow chart yang merumuskan secara operasional input (pre test) cara-cara kegiatan (treatment) serta out put (post test).

C.    Model-model evaluasi kurikulum
Ada beberapa model dalam evaluasi kurikulum yaitu;
a.       Evaluasi kurikulum model penelitian (Research Evalution model)
Model evaluasi kurikulum yang menggunakan penelitian didasarkan atas teori dan metode tes psikologi serta eksperimen lapangan. Salah satu pendekatan dalam evaluasi yang menggunakan eksperimen lapangan adalah comparative approach, yaitu dengan mengadakan perbandingan antara dua macam kelompok anak. Beberapa kesulitan model evaluasi ini adalah kesulitan dalam masalah administrasi, masalah teknis dan logis, sulinya mengontrol pengaruh guru dan keterbatasan manipulasi eksperimen yang dapat dilakukan.
b.      Model evaluasi kurikulum yang berorientasi pada tujuan (Goal/Objective Oriented Evalution Model)
Dalam model Goal/Objective Oriented Evalution Model, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum. Kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum lain tetapi di ukur dengan seperangkat tujuan atau kompetensi tertentu. Keberhasilan pelaksanaan kurikulm diukur oleh penguasaan sisa akan tujuan-tujuan atau kompetensi tersebut.ada beberapa syarat untuk mengembangkan model obyektif antara lain ada kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum, merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam bentuk si pada tujuan. perbuatan siswa, menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan dan mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
c.       Model Evaluasi Kurikulum yang lepas dari tujuan (Goal free Evalution Model)
Model ini dikembangkan oleh Michael Scriven, yang cara kerjanya berlawanan dengan model evaluasi yang berorientasi pada tujuan. Menurut pendapat Scriven, seorang evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kerjanya. Caranya dengan memperhatikan dan mengidentifikasi penampilan yang terjadi, baik hal-hal positif yang diharapkan maupun hal-hal negative yang memang tidak diharapkan.
d.      Model campuran multifariasi
Model campuran multifariasi adalah strategi evaluasi yang menyatukan unsure-unsur dari beberapa model evaluasi kurikulum. Model ini memungkinkan perbandingan lebih dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan kriteria khusus dari masing-masing kurikulum. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam evaluasi model campuran multivariasi adalah mencari dan menentukan sekolah yang berminat untuk dievaluasi atau diteliti.
e.       Model Evaluasi program for Innovative Curriculums (EPIC)
Model ini menggambarkan keseluruhan program evaluasi kurikulum dalam sebuah kubus. Kubus tersebut memiliki tiga bidang, bidang pertama adalah perilaku (behavior) yang meliputi perilaku cognitive, affective dan psychomotor.bidang kedua adalah pembelajaran (instruction), yang meliputi organisasi,materi,model fasilitas atau sarana,dan perdanaan. Bidang kedua adalah kelembagaan (instution) yang meliputi guru,murid,administrator,tenaga kependidikan,keluarga dan masyarakat.
f.       Model CIPP (context,input,process,and product)
Model ini memandang bahwa kurikulum yang dievaluasi adalah sebuah system, maka apabila evaluator telah menentukan untuk menggunakan model CIPP, maka evaluator harus menganalisis kurikulum terrsebut berdasarkan komponen-komponen model CIPP. Model ini mengemukakan bahwa untuk melakukan penilaian terhadap program pendidikan diperlakukan empat macam jenis penilaian yaitu;
1)      Penilaian konteks (context) yang berkaiatan dengan tujuan. Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan,kebutuhan,populasi dan sample yang dilayani serta tujuan pembelajaran.
2)      Penilaian masukan (input) yang berguna untuk pengmbilan keputusan desain. Maksud evalasi masukan adalah kemampuan awal siswa dan kemampuan sekolah dalam menunjang program pendidikan.
3)      Penilaian proses (process) yang membimbing langkah operasional dalam pembuatan keputusan.
4)      Penilaian keluaran yang memberikan data sebagai bahan pembuatan keputusan (product). Penilaian keluaran adalah tahap akhir serangkaian evaluasi program kurikulum, yang diarah kan pada hal-hal yang menunjukan perubahan yang terjadi pada siswa.
g.      Model Ten Brink
Ten Brink mengemukakan adanya tiga tahap evaluasi kurikulum yaitu pertama, tahap persiapan, adapun langkah-langkah nya adalah;
1.      Melukiskan secara spesifik petimbangan dan keputusan yang dibuat
2.      Melukiskan informasi
3.      Memanfaatkan informs yang telah ada
4.      Menentukan kapan dan bagaimana cara memperoleh informasi itu
5.      Menyusun dan memilih instrument pengumpulan informasi yang akan digunakan.
Kedua, tahap pengumpulan data melalui dua langkah yaitu; memperoleh informasi yang diperlukan dan menganalisis dan mencatat informasi. Ketiga,tahap penilaian yang berisi kegiatan-kegiatan sebagai berikut;
1.      Membuat pertimbangan yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan.
2.      Membuat keputusan yang merupakan suatu pilihan beberapa alternanif arah tindakan
3.      Mengikhtisarkan dan melaporkan hasil penilaian.
h.      Model pendekatan proses
Evaluasi kurikulum model pendekatan proses ini tumbuh dan berkembang secara kualitatif, yang menjadi pendekatan yang penting. Karakteristik model ini adalah
1.      Kriteria yang digunakan untuk evaluasi tidak dikembangkan sebelum pelaksanaan (evaluator) berada dilapangan
2.      Sangat peduli dengan masalah yang dihadapi oleh para pelaksana kurikulum.
3.      Evaluasi yang dilakukan terhadap kurikulum adalah merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak terpecah belah dalam bagian-bagian tertentu.









BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan makalah diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.       Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi dalam pendidikan, dapat diartikan sebagai suatu proses dalam usaha untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan akan perlu tidaknya memperbaiki sistem pembelajaran dengan tujuan yang akan ditetapkan
b.      pengertian kurikulum, menurut Glatthorn seperti yang dikutip oleh Ahmad adalah sebagai rencana yang dibuat untuk membimbing anak belajar disekolah, disajikan dalam bentuk dokumen yang sudah ditentukan, disusun berdasarkan tingkat-tingkat generalisasi, dapat diaktualisasikan dalam kelas, dapat diamati oleh pihak yang berkepentingan dan dapat membawa perubahan tingkah laku.
c.       Peranan evaluasi kebijaksanaan dalam kurikulum khususnya pendidikan umumnya minimal berkenaan dengan tiga hal yaitu;
1.      Evaluasi sebagai moral judgement. Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai.
2.      Evaluasi dan penentuan keputusan. Siapa pengambil keputusan dalam pendidikan atau khususnya dalam pelaksanaan kurikulum.
3.      Evaluasi dan konsensus nilai. Secara historis konsesus nilai dalam evaluasi kurikulum berasal dari tradisi tes mental serta eksperimen.
d.      Ada beberapa model dalam evaluasi kurikulum yaitu;
1.      Evaluasi kurikulum model penelitian (Research Evalution model)
2.      Model evaluasi kurikulum yang berorientasi pada tujuan (Goal/Objective Oriented Evalution Model)
3.      Model Evaluasi Kurikulum yang lepas dari tujuan (Goal free Evalution Model)
4.      Model campuran multifariasi
5.      Model Evaluasi program for Innovative Curriculums (EPIC)
6.      Model CIPP (context,input,process,and product)
7.      Model Ten Brink
8.      Model pendekatan proses

EVALUASI KURIKULUM

Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : M. Hufron, M.S.I






Oleh TI.A:
MAEMANAH
ULI TASLIKHATI M
NURUL IFTITAH
ROPALI




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KI AGENG PEKALONGAN
(STIKAP) PEKALONGAN
2012

sDAFTAR PUSTAKA

Nana Sudjana, pembinaan dan pengembangan kurikulum di sekolah. Bandung:  Sinar Baru Algensindo,1996
Muhammad zaini, pengembangan kurikulum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar