sbm E9 : Model Pembelajaran Pusat Guru - word
sbm E9 : Model Pembelajaran Pusat Guru - ppt
Disusun Oleh :
JURUSAN TARBIYAH
sbm E9 : Model Pembelajaran Pusat Guru - ppt
MAKALAH
MODEL
PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA GURU
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata
kuliah :
Stratei Belajar Mengajar
Dosen
Pengampu :
M. Ghufron, M.SI
Disusun Oleh :
Fitriana Mushofa 2021110189
Nurul Arifah 2021111032
Gunawan 202109209
Kelas E
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
( STAIN ) PEKALONGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Guru adalah Guru adalah unsur manusiawi dalam
pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang
peranan penting dalam pendidikan.
Pada hakikatnya guru dan anak didik itu bersatu.
Mereka satu dalam jiwa,terpisah dalam raga. Raga mereka boleh terpisah, tetapi
jiwa mereka tetap satu sebagai ‘Dwitunggal” ang kokh bersatu. Posisi mereka
boleh berbeda, tetapi tetap seiring setujuan. Kesatuan jiwa guru dan anak didik
tidak dapat dipisahkan oleh dimensi ruang,jarak dan waktu. Guru tetap guru dan
anak didik tetap anak didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Metode dalam Model Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
Metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran
memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran,
karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan
melalui penggunaan metode pembelajaran.
Kegiatan guru yang
utama adalah menerangkan dan siswa mendengarkan atau mencatat apa yang
disampaikan guru. Subiyanto (1988) menjelaskan bahwa, kelas dengan pembelajaran
secara biasa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: pembelajaran secara klasikal,
para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu.
Guru biasanya mengajar dengan berpedoman pada buku teks
atau LKS, dengan mengutamakan metode ceramah dan kadang-kadang tanya jawab. Tes
atau evaluasi yang bersifat sumatif dengan maksud untuk mengetahui perkembangan
jarang dilakukan. Siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru,
dengan patuh mempelajari urutan yang ditetapkan guru, dan kurang sekali
mendapat kesempatan untuk menyatakan pendapat.
Disamping itu, menurutnya guru jarang mengajar siswa
untuk menganalisa secara mendalam tentang suatu konsep dan jarang mendorong
siswa untuk menggunakan penalaran logis yang lebih tinggi seperti kemampuan
membuktikan atau memperlihatkan suatu konsep. Hal senada ditemukan oleh
Marpaung (2001) bahwa dalam pembelajaran selama ini siswa hampir tidak pernah
dituntut untuk mencoba strategi dan cara (alternatif) sendiri dalam memecahkan
masalah.
Freire (1999) memberikan istilah terhadap pengajaran
seperti itu sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan ber-“gaya bank” (banking concept of education).
Penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian
informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib diingat dan dihafal.
Proses ini lebih jauh akan berimplikasi pada terjadinya hubungan yang bersifat
antagonisme di antara guru dan siswa. Guru sebagai subjek yang aktif dan siswa
sebagai objek yang pasif dan diperlakukan tidak menjadi bagian dari realita
dunia yang diajarkan kepada mereka.
Burrowes (2003) menyampaikan bahwa pembelajaran berfokus
pada guru menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup
kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan,
menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada
situasi kehidupan nyata. Penyelenggaraan pembelajaran berfokus pada guru lebih
menekankan kepada tujuan pembelajaran berupa penambahan pengetahuan, sehingga
belajar dilihat sebagai proses “meniru” dan siswa dituntut untuk dapat
mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari melalui kuis atau tes
terstandar.[1]
Jika dilihat dari jalur modus penyampaian pesan
pembelajaran, penyelenggaraan pembelajaran berfokus pada guru lebih sering
menggunakan modus telling (pemberian informasi), ketimbang modus demonstrating
(memperagakan) dan doing direct performance (memberikan kesempatan untuk
menampilkan unjuk kerja secara langsung). Dalam perkataan lain, guru lebih
sering menggunakan strategi atau metode ceramah dan atau drill dengan mengikuti
urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program
pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yag ada
dalam kurikulum. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan
kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut.
Penyelenggaraan pembelajaran berfokus pada guru merupakan
sebuah praktik yang mekanistik dan diredusir menjadi pemberian informasi. Dalam
kondisi ini, guru memainkan peran yang sangat penting karena mengajar dianggap
memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar (pebelajar). Dengan kata lain, penyelenggaraan
pembelajaran dianggap sebagai model transmisi pengetahuan (Tishman, et al.,
1993). Dalam model ini, peran guru adalah menyiapkan dan mentransmisi
pengetahuan atau informasi kepada siswa. Sedangkan peran para siswa adalah
menerima, menyimpan, dan melakukan aktivitas-aktivitas lain yang sesuai dengan
informasi yang diberikan.
B. Ciri-ciri Model
Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
Adapun ciri–ciri model
pembelajaran yang berfokus pada guru, antara lain:
1. Guru yang harus menjadi pusat dalam
kegiatan belajar mengajar. Ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru,
yaitu: guru sebagai perencana; sebagai penyampai informasi; dan sebagai
evaluator.
2. Siswa ditempatkan sebagai objek belajar. Siswa dianggap sebagai organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang
harus dipahami, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk
memahami segala sesuatu yang disampaikan guru. Peran siswa adalah sebagai
penerima informasi yang diberikan guru. Jenis pengetahuan dan keterampilan
kadang tidak mempertimbangkan kebutuhan siswa, akan tetapi berangkat dari
pandangan yang menurut guru dianggap baik dan bermanfaat.
Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan bakat dan
minatnya, bahkan untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya menjadi terbatas.
Sebab dan proses pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
3. Kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat
dan waktu tertentu. Misalnya dengan penjadwalan yang ketat, siswa hanya belajar
manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar.
Adanya tempat yang telah ditentukan, sering pengajaran terjadi sangat formal,
siswa duduk di bangku berjejer, dan guru didepan kelas. Demikian juga hanya
dalam waktu yang diatur sangat ketat. Misalnya manakala waktu belajar satu materi
tertentu telah habis, maka segera siswa akan belajar materi lain sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Cara mengajarinya pun seperti bagian-bagian yang
terpisah, seakan-akan tak ada kaitannya antara materi pelajaran yang satu dengan lainnya.
4.
Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran. Keberhasilan suatu
proses pengajaran diukur dari sejuah mana siswa dapat menguasai materi
pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri adalah
pengetahuan yang bersumber dari materi pelajaran yang disampaikan di sekolah.
Sedangkan mata pelajaran itu sendiri merupakan pengelaman-pengalaman manusia
masa lalu yang disusun secara sistematis dan logis, kemudian diuraikan dalam
buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku itu harus dikuasai siswa.
Kadang-kadang siswa tidak perlu memahami apa gunanya mempelajari bahan
tersebut. Oleh karena kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi
pelajaran, maka alat evaluasi yang digunakan biasanya adalah tes hasil
belajar tertulis (paper and
pencil test) yang dilaksanakan secara periodik.[2]
C.
Metode-Metode dalam Model Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
Terdapat beberapa
metode dalam model pembelajaran yang berpusat pada guru antara lain:
1.
Metode Ceramah
Metode ceramah dapat
diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau
penjelasan langsung kepada kelompok siswa. Metode ceramah sampai saat ini
sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan
oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik pada
guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas menakala dalam proses
pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa,
mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui
ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak
ada guru berarti tidak ada belajar. Metode ceramah merupakan cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.
Agar metode ceramah
berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan baik pada tahap persiapan
maupun pada tahap pelaksanaan.[3]
1.
Tahap Persiapan
a.
Merumuskan tujuan yang dicapai. Proses pembelajaran adalah proses yang
bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal
yang harus dipersiapkan guru.
b.
Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan suatu
ceramah sangat tergantung kepada tingkat penguasaan guru tentang materi yang
akan diceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi
yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Dalam penentuan pokok-pokok ini juga perlu dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi
yang relevan untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan.
c.
Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari
kesalahan persepsi dari siswa. Alat bantu tersebut misalnya dengan
mempersiapkan transparansi atau media grafis lainnya untuk meningkatkan kulitas
ceramah.
2.
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga
langkah yang harus dilakukan:
a.
Langkah pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah-langkah yang
menentukan. keberhasilan pelaksanaan ceramah. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam langkah ini yaitu:
1)
Yakinlah bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru
perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Dengan
demikian, penjelasan tentang tujuan akan merangsang siswa untuk termotivasi
mengikuti proses pembelajaran melalui ceramah itu.
2) Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah
menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan. Tujuan langkah apersepsi adalah untuk mempersiapkan secara mental
agar siswa mampu dan dapat menerima materi pembelajaran.
b.
Langkah penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara
bertutur. Agar ceramah yang disampaikan berkulaitas sebagai metode
pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada
materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada
beberapa hal yang dapat dilakukan:
1)
Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa. Kontak mata adalah suatu
isyarat dari guru agar siswa mau memerhatikan. Selain itu, kontak mata juga
dapat berarti suatu penghargaan dari guru kepada siswa. Siswa yang selalu
mendapatkan pandangan dari guru akan merasa dihargai dan diperhatikan.
2) Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah
dicerna oleh siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya guru tidak menggunakan istilah-istilah
yang kurang popular. Selain itu, jaga intonasi suara agar seluruh siswa dapat
mendengarnya dengan baik.
3) Sajikan materi pembelajaran secara
sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah ditangkap oleh siswa.
4)
Tanggapilah respon siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respon siswa
harus ditanggapi. Apabila siswa memberikan respon yang tepat, segeralah memberi
penguatan dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan hati. Sedangkn,
seandainya siswa memberikan respon yang kurang tepat, segeralah tunjukkan bahwa
respon siswa perlu perbaikan dengan tidak meninggung perasaan siswa.
5) Jagalah agar
kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
c.
Langkah mengakhiri atau menutup ceramah
Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang telah dipahami akan
dikuasai siswa tidak lenyap begitu saja. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat
dilakukan untuk keperluan tersebut diantaranya:
1)
Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang
baru saja disampaikan.
2)
Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang
materi pembelajaran yang telah disampaikan.
3)
Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi
pembelajaran yang baru saja disampaikan.
2.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian,
demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun
dalam proses demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam
strategi pembelajaran demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Metode demonstrasi digunakan dengan tujuan:
a.
Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa.
b.
Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.
c. Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa
secara bersama-bersama.
Langkah-langkah
pelaksanaan metode demonstrasi yaitu:
a. Kegiatan persiapan
·
Merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
·
Menyusun materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan.
·
Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan
untuk mempermudah penguasaan materi yang telah disiapkan.
·
Melakukan latihan pendemonstrasian termasuk cara pengguanaan peralatan yang
diperlukan.
b. Kegiatan pelaksanaan
metode demonstrasi
1. Kegiatan pembukaan
Sebelum kegiatan
demonstrasi, ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam pembukaan
pembelajaran:
·
Aturlah tempat duduk yang memungkinkan setiap siswa dapat memperhatikan apa
yang didemonstrasikan guru.
·
Tanyakan pelajaran sebelumnya.
·
Timbulkan motivasi siswa dengan mengemukakan anekdot atau kasus di
masyarakat yang ada kaitannya dengan pelajaran yang akan dibahas.
·
Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa dan juga tugas-tugas apa
yang harus dilakukan disamping dalam demonstrasi nanti.
2. Kegiatan inti
pembelajaran
·
Mulailah melakukan demonstrasi sesuai yang telah direncanakan dan
dipersiapkan oleh guru.
·
Pusatkan perhatian siswa kepada hal-hal penting yang harus dikuasai dari
demonstrasi yang dilakukan oleh guru sehingga semua siswa mengikuti jalannya
demonstrasi dengan sebaik-baiknya.
·
Ciptakan suasana kondusif dan hindari suasana yang menegangkan.
·
Berikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis mengikuti proses
demonstrasi termasuk member kesempatan bertanya dan komentar-komentar.
3. Kegiatan mengakhiri
pembelajaran
·
Meminta siswa merangkum atau menyimpulkan pokok-pokok atau langkah-langkah
kegiatan demonstrasi.
·
Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum
dipahami.
·
Melakukan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi bersama
tentang jalannya proses demonstrasi.
·
Tindak lanjut baik berupa tugas-tugas berikutnya maupun tugas-tugas untuk
mendalami materi yang baru diajarkan.
3.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya
jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan
mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini dimaksudkan untuk meninjau
pelajaran yang lalu agar para murid memusatkan lagi perhatiannya tentang
sejumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pada pelajaran
berikutnya dan untuk merangsang perhatian murid.
Adapun tujuan metode tanya jawab adalah:
a. Untuk mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
b. Mendorong siswa berani
mengajukan pertanyaan kepada guru tentang masalah yang belum dipahami.
c. Menimbulkan kompetisi
belajar yang sehat, dimana siswa yang aktif dan dapat menjawab pertanyaan guru
atau siswa lain dengan baik akan lebih percaya diri dan akan terus berusaha
untuk lebih baik lagi, dan siswa yang belum aktif atau tidak menjawab
pertanyaan guru atau siswa lainnnya dapat mempersiapkan diri lebih baik lagi
dalam kesempatan lain.
d. Melatih siswa untuk
berpikir dan berbicara secara sistematis dan sistemik berdasarkan pemikiran
orisinil.
e. Dengan metode tanya
jawab siswa diarahkan agar mengerti, memahami dan berinteraksi secara aktif
dalam pembelajaran sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik.
Langkah-langkah pelaksanaan metode tanya jawab:
1. Kegiatan persiapan
·
Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah pembelajaran
berakhir.
·
Siapkan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
·
Siapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan sesuai dengan ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik ( tergantung materi dan tujuan pelajaran).
2. Kegiatan pelaksanaan
·
Ajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pelajaran seperti yang telah
diterapkan sebelumnya.
·
Gunakan keterampilan-keterampilan bertanya dasar dan lanjut seperti memberi
acuan, pemusatan, menggilir, menyebarkan, memberi waktu berpikir, memberi
tuntunan, mengajukan pertanyaan melacak dan sebagainya.
·
Jangan lupa member penguatan yang dapat menjawab pertanyaan guru dan
menghindari pemberian penguatan negative bagi siswa yang tidak dapat menjawab
pertanyaan atau jawabannya salah.
·
Beri tuntunan bagi siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan guru atau bagi
siswa yang menjawabnya salah. Jika siswa tidak dapat menjawab pertanyaan
alihkan ke beberapa siswa lain sampai diperoleh jawaban yang benar. Siswa yang
menjawab salah diminta mengulangi jawaban yang benar. Jika tidak ada satupun
siswa yang menjawab dengan benar, maka guru guru harus menjawab dan member
penjelasan.
·
Jika ada siswa yang bertanya lemparkan pertanyaan itu pada siswa lain untuk
menjawabnya, jangan terburu-buru guru sendiri yang menjawab pertanyaan itu.
·
Pertanyaan guru yang sahih (analisis, sistesis dan evaluasi) beri
kesempatan siswa mendiskusikan dengan teman sebangkunya untuk memperoleh
jawaban yang benar.
·
Setiap pokok bahasan yang selesai dipertanyakan, guru meminta siswa untuk
membuat kesimpulannya.
3. Kegiatan mengakhiri
tanya jawab
·
Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang dilaksanakan melalui tanya
jawab. Guru membimbing siswa membuat rangkuman itu melalui tuntunan atau pertanyaan-pertanyaan
pelacak untuk memperoleh rangkuman yang diinginkan.
·
Guru melakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.
·
Guru memberi tugas untuk mempelajari materi pelajaran dirumah untuk makin
menguasai materi tersebut.
D. Kelebihan dan
Kelemahan Metode Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
1.
Metode ceramah
Ada beberapa alasan mengapa metode ceramah sering dugunakan. Alasan ini
sekaligus merupakan kelebihan metode ini.
a. Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’
dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan
peralatan-peralatan yang lengkap. Sedangkan mudah dalam hal ini dimaksudkan
metode ceramah hanya mengandalkan suara guru dengan demikian tidak terlalu
memerlukan persiapan yang rumit.
b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.
Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan
pokok-pokoknya oleh guru guru dalam
waktu yang singkat.
c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu
ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang
perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Organisasi kelas dengan menggunakan metode ceramah dapat
diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan persiapan-persiapan
yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru,
maka ceramah sudah dapt dilakukan.
Disamping beberapa kelebihan di atas, metode ceramah juga memiliki
kelemahan antara lain:
a. Materi yang dapt dikuasai siswa
sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan
peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Verbalisme adalah
‘penyakit’ yang sangat mungkin disebabkan oleh ceramah. Oleh karena itu, dalam
proses penyajiannnya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya
mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa
memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi
pembelajaran melalui pendengarannya.
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan
bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.
Sering terjadi walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara
mental siswa sama sekali tidak mengikuti berlangsungnya poses pembelajaran,
pikiran melayang kemana-mana atau siswa mengantuk karena gaya bertutur guru
tidak menarik.
d. Melalui ceramah sangat sulit untuk
mengetahui apakah seluruh siswa telah mengerti apa yang dijelaskan oleh guru.
Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan tida ada seorang pun
yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
2.
Metode demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan
antara lain:
a. Melalui metode demonstrasi
terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung
memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik,
sebab siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
c. Dengan cara mengamati secara
langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membendingkan teori dan
kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa
kelemahan antara lain:
a. Metode demonstrasi memerlukan
persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan memadai demonstrasi bisa
gagal sehingga dapat menyababkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering
terjadi untuk mengahsilkan pertunjukkan sesuatu proses tertentu, guru harus
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang
lama.
b. Demonstrasi memerlukan peralatan,
bahan-bahan dan tempat memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan
pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan
keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih
professional. Disamping itu, demonstrasi
juga memerlukan kemauan dan mootivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa.
3.
Metode Tanya Jawab
Suatu metode tanya jawab memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
a. Siswa akan menjadi
aktif dengan sendirinya.
b. Siswa tidak mengalami
kebosanan karena dalam metode tersebut melibatkan siswa.
c. Dapat memotivasi siswa
untuk berani bertanya dan menjawab.
Metode tanya jawab ini juga memiliki beberapa kelemahan yaitu:
·
Siswa yang tidak aktif cenderung tidak memperhatikan materi yang
disampaikan guru.
·
Metode ini tidak dapat berjalan dengan baik jika siswa dominan pasif di
dalam kelas.
·
Hanya membuang-buang waktu saja jika tidak mendapat respon baik dari siswa.[4]
KESIMPULAN
A. Metode Pembelajaran yang
Berpusat pada Guru
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Metode dalam
rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan
implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan
metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat
diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
B. Ciri-ciri Metode
Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
1.
Guru yang harus menjadi pusat dalam kegiatan
belajar mengajar.
3.
Kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan
waktu tertentu.
4.
Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi
pelajaran.
C. Metode-Metode Pembelajaran
yang Berpusat pada Guru
1. Metode Ceramah
2. Metode
Demonstrasi
3. Metode Tanya
Jawab
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah , Syaiful Bahri dan Aswa Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif. jakarta: Rineka cipta.
nita eviana
BalasHapus2021110217
yang saya tanyakan, apakah pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa hanya ditempatkan sebagai objek pembelajaran akan efektif dan kondusif? apakah siswa justru akan menjadi pasif, karena hanya menerima pelajaran dari gurunya? tolong dijelaskan!
akromurijal 2021110234
BalasHapuskelas E
dari beberapa kelebihan dan kelemahan yang saudara jabarkan. menurut saudaara apakah model pemebelajaran ini masih perlu digunakan dalam proses pemebelajaran, tolon berikan alasannya. terima kasih
Ferri Jariyah
BalasHapus2021110227
kelas : E
Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam model pembelajaran yang berpusat pada guru agar proses pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar dan efektif???
Muhammad Bagus Yudistira
BalasHapus2021110214
Dari makalah tersebut menjelaskan tentang metode mengajar yang berpusat pada guru, lantas apakah disini peran guru bisa dikatakan mempunyai kuasa penuh, otoriter?
Hammydiati Azifa L I
BalasHapus2021110208
Kelas E
Menurut pemakalah, apa perbedaan spesifik antara pembejalaran yang berpusat pada guru dengan pembelajaran konvensional, sedangkan keduanya merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru ??
Muhtadin
BalasHapus2021110197
E
Bagaimana menurut pemakalah apakah dalam metode mengajar yg berpusat pada guru sangat berpotensi timbulnya learning passive?,sementara salah satu metode yang ada di dalamnya adalah metode tanya jawab,yang pada pelaksanaannya sangat memicu peserta didik untuk aktif dalam berpartisipasi,dan bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh seorang guru ketika menerapkan metode mengajar yang berpusat pada guru agar tidak menimbulkan kesan dalam pembelajaran yang sifatnya kaku,terlalu ketat dan dalam manajemen kelasnya terlalu terstruktur. Mohon penjelasannya!!!! thanks
Kisrowiyah
BalasHapus2021110231
E
Apakah metode mengajar yang berpusat pada guru masih efektif untuk diterapkan sekarang ini???
Uswatun Khasanah
BalasHapus2021110210
kelas E
kendala apa yang dihadapi oleh seorang guru dalam penerapan model pembelajaran yang berpusat pada guru ini??
tolong jelaskan!!
ani maftuchah 2021110201
BalasHapusE
apakah model - model metode pembelajaran di atas dapat berlaku di semua mata pelajaran, ataukah hanya pada mata pelajaran tertentu saja?
Soda kalla 2021110192
BalasHapusE
Apakah pembelajaran yang hanya memusatkan kepada guru, nantinya siswa dapat lebih berkembang atau tidak ???
nama : salafudin
BalasHapuskelas : E
nim : 202 111 0207
yang ingin saya tanyakan adalah apabila kita menggunakan pembelajaran yang berpusat sebagai guru, apabila suatu saat ketika kita menjadi guru dan kita belum bisa menguasai materinya menurut anda bagaimana sikap kita yang sebaiknya kita lakukan???
RIZKI AMALIA R (2021110213) KELAS E
BalasHapusApa sajakah manfaat yang bisa diperoleh dari metode yang berpusat pada guru?
menurut pemakalah sendiri, pembelajaran ini dapat menunjang keberhasilan pendidikan tidak si? karena kalau di baca pada makalah yang pemaklah paparkan, lebih banyak kekurangan pembelajarannya dari pada kelebihannya
BalasHapusTri Indah P.
BalasHapus2021110198
kelas E.
menurut pemakalah apakah metode pembelajaran yang berpusat pada guru ini lebih efektif di bandingkan dg metode-metode yang lain.? kenapa.? jelaskan.?
dan bagaimana cara mengkondusifkan kelas apabila kita menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada guru tetapi siswa-siswanya tidak bisa kita kuasai walaupun kita menguasai materinya.?