MADRASAH
(LEMBAGA PENDIDIKAN NON-MUSLIM)
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi
tugas:
Mata kuliah : Hadis Tarbawi II
Dosen pengampu : Muhammad Hufron, M. S. I.
Oleh :
Firda Amalia 2021
111 138
Kelas E
TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era
globalisasi ini tak dapat dipungkiri, terkadang kita belajar di lembaga
pendidikan yang notabene non-muslim. Akan tetapi, lembaga pendidikan non-muslim
bukan berati sesuatu yang dianggap tabu dalam agama kita. Bahkan Rasulullah
sendiri tidak pernah melarang sahabat bahkan umatnya untuk belajar dimanapun
mereka berada meskipun kepada orang-orang non-muslim bahkan lembaga pendidikan
non-islam.
Pendidikan
merupakan masalah terpenting bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu manusia senantiasa bereksistensi, tidak
hanya berada ditengah lapangan. Sehingga mereka mengembangkan ilmu pengetahuan,
dan menggunakannya untuk kehidupan pribadi dan lingkungannya yang telah mereka
antisipasikan.
BAB II
PEMBAHASAN
HADITS TENTANG LEMBAGA PENDIDIKAN
NON-MUSLIM
A.
Materi Hadits
عَنْ عَبْد الله بِنْ اَبي بَكْر بِنْ
محمد بن عمرو بن حزم قال:كَانَ زَيْد بِنْ ثَابِتْ يَتَعَلٌمُ فِي مَدَارِسِ
مَاسِكَةٍ فَتَعَلَمَ كِتَابُهُمْ فِي خَمْسَ عَشْرَةً لَيْلَةً حَتّئَ كَانَ
يَعْلَمُ مَاحَرَّفُوْا وَبَدَّلُوْا (رواه الطبراني في المعجم الأؤس(
B. Terjemahan Hadits
Diriwayatkan dari
sahabat Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amru bin Hazm berkata :
bahwasanya sahabat Zaid bin Tsabit belajar dibeberapa madrasah suku Masikah (
majelis non-muslim ), maka Zaid bin Tsabit mempelajari kitab-kitab mereka dalam
kurun waktu lima belas malam, sehingga beliau mengetahui apa-apa yang mereka
rubah dan apa-apa yang mereka ganti”.(HR.Ath-Thabrani)
C. Mufrodat
Belajar
|
يَتَعَلٌمُ
|
Madrasah suku Masikah
|
مَدَارِسِ مَاسِكَة
|
Lima belas malam
|
خَمْسَ عَشْرَةً
لَيْلَةً
|
Kitab Mereka
|
كِتاَ بُهُمْ
|
Malam
|
لَيْلَةّ
|
Mengetahui
|
يعلًمُ
|
Rubah
|
حَرَّفُوْا
|
Ganti
|
بَدَّلُوْا
|
D. Biografi Perawi
Imam At
Thabrani Nama lengkapnya adalah Abul Qosim Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub bin
Muthoir Al Lakhmi Asy Syami At Tabhrani rahimahullah ta’ala. Dia adalah seorang
Imam yang Hafidz dan Tsiqoh yang suka bepergian dan melancong, seorang
Muhaditsul Islam dan jembatan para penyeberang ilmu. Beliau dilahirkan pada
bulan Safar tahun 260 H di Thabriah syam. Kemudian beliau tinggal di Ashbahan,
wafat disana pada bulan Dzulqaidah tahun 369 H dan dimakamkan disamping kubur
hamamah addausy, seorang sahabat Rasulullah SAW.
Diantara
karya-karyanya yang terkenal ialah 3 buah mu’jamnya yaitu al-mu’jamul kabie,
al-mu’jamul ausath, al-mu’jamul saghir.[1]
E.
Keterangan Hadits
Pentingnya ilmu pengetahuan atau pendidikan sangat ditekankan oleh
Islam sejak masa Nabi sampai sekarang. Pertumbuhan dan perkembangan ilmu sangat
pesat seiring dengan tantangan zaman. Dengan semangat yang besar dalam menuntut
ilmu, kaum muslimin berusaha memburu ilmu-ilmu pengetahuan Yunani dan India,
tetapi bukan berarti Ilmu pengetahuan Islam belum berkembang sebelum
pengaodopsian ilmu dari dunia luar. Dalam Islam tidak melarang umatnya
mempelajari ilmu di lembaga Non-Islam.
Hal ini juga dikisahkan
Zaid bin Tsabit, bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepadanya untuk mempelajari
bahasa Ibrani guna menterjemahkan surat orang-orang Yahudi. Zaid berkata dengan
nada semangat : “Demi Allah, sesungguhnya akan ku buktikan kepada
orang-orang Yahudi bahwa aku mampu menguasai bahasa mereka.” Zaid
melanjutkan : “Setengah bulan berikutnya aku mempelajarinya untuk Nabi SAW
dengan tekun dan setelah aku menguasainya, maka aku menjadi juru tulis Nabi SAW
apabila beliau berkirim surat kepada mereka, akulah yang menuliskannya, dan
apabila beliau menerima surat dari mereka, akulah yang membacakan dan yang
menerjemahkannya untuk Nabi SAW.”
Dan juga bahwa Rasulullah SAW telah menyuruh Zaid bin Tsabit belajar bahasa Suryani. Dari sejarah peradaban dapat diketahui bahwa, banyak ilmu-ilmu Yunani telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryani itu tersebut.
Dan juga bahwa Rasulullah SAW telah menyuruh Zaid bin Tsabit belajar bahasa Suryani. Dari sejarah peradaban dapat diketahui bahwa, banyak ilmu-ilmu Yunani telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryani itu tersebut.
Belajar yang
dilakukan oleh Zaid bin Tsabit adalah untuk mengevaluasi materi dari isi kitab
mereka sehingga Zaid bin Tsabit seolah-olah bertindak sebagai Oksidentalis yang
berusaha meneliti keotentikan dari isi kitab-kitab yang diajarkan oleh
orang-orang Bani Masikah. Hal ini menunjukkan bahwa Zaid bin Tsabit mewarisi
ilmu dari para Nabi sehingga dapat memelihara ilmunya dari pengaruh-pengaruh
yang keliru dari kitab-kitab yang dipelajarinya.[2]
Mengenai belajar kepada
orang-orang atau lembaga pendidikan non-Islam Rasulullah SAW bersabda dalam
hadits yang masyhur dalam kalangan umum :
عن أنس بن مالك ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اطلبوا العلم ولو
بالصين
Artinya :
“Dari Anas bin Malik
berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke Negeri
Cina.” (HR.Al-Baihaqi)[3]
Dari hadits ini bisa
kita simpulkan bahwa kita bisa belajar kepada siapa saja dan lembaga pendidikan
mana saja. Negeri Cina yang sudah kita kenal sebagai Negeri yang sangat maju
peradapannya dari zaman dahulu. Meskipun Negeri Cina bukan Negeri kaum muslim.
Akan tetapi, Rasulullah menganjurkan untuk belajar kesana karena melihat betapa
majunya ilmu pengetahuan dan peradapan mereka sehingga dengan belajar kepada
mereka diharapkan bisa memajukan kaum muslim dari ilmu yang diperoleh dari
mereka dan tentunya juga sudah melalui filtrasi dalam menerima ilmu tersebut
untuk menghindari adanya pemahaman yang keliru dalam ilmu tersebut.
F. Aspek Tarbawi
Aspek tarbawi yang dapat diambil dari hadits diatas adalah tentang
keutamaan menuntut ilmu. Disamping belajar ilmu agama juga belajar ilmu umum,
karena ilmu umum juga penting dalam kehidupan manusia. Untuk dapat memanfaatkan
potensi akal, manusia perlu mengembangkan ilmunya tentang dunia ini dengan cara
melalui pendidikan umum dan tidak hanya pendidikan umum tetapi pendidikan islam
juga sangat penting.
Dalam mempelajari
pendidikan umum Islam tidak pernah membatasi kepada siapa kita mempelajari dan
dari mana kita mempelajari. Walaupun kita belajar dari agama non muslim, tetapi
bukan berarti kita berpaling dari agama Islam. Melainkan memetik ilmu dari
mereka dan berusaha mengembangkannya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari Hadits
yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa kita bisa belajar dimana saja dan
kepada siapa saja termasuk belajar kepada orang-orang non-muslim ataupun
lembaga pendidikan non-muslim. Meskipun demikian kita harus mengetahui
batasan-batasan tertentu yang tidak boleh kita langgar.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbi Asy
Shiddieqy,Tengku Muhammad.1999. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang:PT.Pustaka Rizqi Putra
[1] Tengku Muhammad Hasbi Asy Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits,
(Semarang:PT.Pustaka Rizqi Putra, 1999), hlm. 302-303.
[2] http://alatsar.wordpress.com/2009/03/16/hadis-–-hadis-tentang-kurikulum-pendidikan,
Diakses tanggal 17/02/2013
[3] http://maramissetiawan.wordpress.com/2009/05/02/menuntut-ilmu-sampai-ke-negeri-cina/
diakses tanggal 17/01/2013
Dewi Lisetyawati
BalasHapus2021 111 139
assalamu'alaikum....
yang ingin saya tanyakan misalnya seseorang muslim mempunyai seorang teman yang beda agama (non muslim). kemudian mereka saling bertukar untuk mempelajari ilmu agama dari temannya yang non muslim tersebut. bagaimana pendapat pemakalah mengenai hal tersebut? apakah boleh?mohon jelaskan!!!
terima kasih
wassalamu'alaikum...
wa'alaikumsalam...
Hapusmenurut saya diperbolehkan,asalkan kita tidak mengikuti ajaran agama tersebut.hanya untuk pengetahuan dan menambah ilmu. karena Islam tidak pernah membatasi kepada siapa kita mempelajari dan dari mana kita mempelajari. Walaupun kita belajar dari agama non muslim, tetapi bukan berarti kita berpaling dari agama Islam. Melainkan memetik ilmu dari mereka dan berusaha mengembangkannya.
bagaimana jika ada seorang muslim yang menuntut ilmu di sebuah lembaga pendidikan non muslim yang seluruhnya pembangunan sekolah tersebut di danai oleh orang non muslim yang mana sekolah itu lebih mampu menarik orang untuk menuntut ilmu di sana karena fasilitas yang lebih menggiurkan dan terutama bisa memenuhi kebutuhan siswanya secara cuma-cuma, apakah diperbolehkan?
BalasHapusmenurut saya diperbolehkan, asalkan kita harus mengetahui batasan-batasan tertentu yang tidak boleh kita langgar.seperti sebuah hadits diatas “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke Negeri Cina"
HapusDari hadits ini bisa kita simpulkan bahwa kita bisa belajar kepada siapa saja dan lembaga pendidikan mana saja. Negeri Cina yang sudah kita kenal sebagai Negeri yang sangat maju peradapannya dari zaman dahulu. Meskipun Negeri Cina bukan Negeri kaum muslim. Akan tetapi, Rasulullah menganjurkan untuk belajar kesana karena melihat betapa majunya ilmu pengetahuan dan peradapan mereka sehingga dengan belajar kepada mereka diharapkan bisa memajukan kaum muslim dari ilmu yang diperoleh dari mereka dan tentunya juga sudah melalui filtrasi dalam menerima ilmu tersebut untuk menghindari adanya pemahaman yang keliru dalam ilmu tersebut.
Nur Fitriyani 2021 111 143
BalasHapusApabila kita belajar pada lembaga pendidikan nonmuslim Bagaimana caranya agar kita tidak terpengaruh dengan agama nonmuslim??
menurut saya cara kita agar tidak terpengaruh dengan kepercayaan mereka (non-muslim) yaitu dengan cara membekali diri kita dengan iman yang kuat, karena dengan iman yang kuat insyaallah kita tidak akan tergoyah dengan kepercayaan mereka (non-muslim).
Hapuskita harus berpegang teguh pada firman Allah SWT dalam surat Al-kafirun ayat 6 yang artinya "untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku"
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNurul Inayatissaniyyah
BalasHapus2021 111 141
misalkan pada lembaga pendidikan non-muslim terdapat beberapa siswa muslim yang menjadi kalangan minoritas, nah ..bagaimana seharusnya sistem pendidikan agama islam bagi siswa muslim tersebut agar tetap bisa mendapatkan pendidikan agama yang sesuai dengan agama yang dianutnya. mohon jelaskan
sistem pendidikan agama islam untuk siswa muslim yang bersekolah dilembaga non islam sudah diatur dalam UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, diantaranya yang berbunyi:Anak-anak Muslim yang sekolah di lembaga pendidikan Non Islam akan terhindar dari pemurtadan, karena anak-anak tersebut akan mempelajari mata pelajaran agama sesuai dengan yang dianut oleh siswa tersebut dan diajarkan oleh guru yang seagama dengan dia (Pasal 12 ayat 1a).
Hapusassalamu'alaikum.........
BalasHapusbagaimana menurut pandangan pemakalah jika ada orang tua yang menyekolahkan anaknya dilembaga-lemnaga non muslim yang tidak seakidah dengan alasan lebih maju dan lebih mutu pendidikannya.....
terimakasih,,
wassalamu'alaikum...........
wa'alaikumsalam...
Hapusmenurut saya boleh, bahkan bisa menjadi wajib jika ada tujuan mempersiapkan strategi menegakkan agama atau aqidah aswaja, dengan syarat :
1.Yang bersangkutan diduga kuat tidak akan berubah akidahnya
2.Pada sekolah itu memiliki keunggulan yang maslahah buat islam dan tidak bisa ditemukan pada sekolah-sekolah islam atau yang seaqidah
3.Dalam proses belajar mengajar tidak boleh terjadi hal-hal yang dilarang dalam agama.
AFIFATUL AULIA 2021 111 137
BalasHapusbagaimana menurut anda tentang pendidik yang berakidah ahlussunnah wal jamaah yang mengajar dilembaga non muslim???
menurut saya tidak boleh ketika para tenaga pendidik itu melaksanakan tugas sesuai dengan visi dan misi di lembaga tempat mereka mengajar atau menimbulkan kebimbangan hati orang-orang awam dari kalangan muslim. Tetapi apabila mengajar itu dijadikan kesempatan dan peluang untuk berdakwah dan melindungi anak-anak muslim yang bersekolah disana maka diperbolehkan.
Hapus2021 111 167
BalasHapusbagaimana pendapat anda jika ada seorang muslim yang bertempat tinggal di daerah yang mayoritas non-muslim?
tentu saja di daerah tersebut sangat kental nuansa non-muslim,,,
bagaimanakah sebaiknya sikap yang harus di ambil seorang muslim tersebut?
menurut saya orang tersebut harus memperkuat iman dan islam, agar tidak terpengaruh dengan lingkungannya. dan orang tersebut sebagai muslim harus bisa bertoleransi, menghormati serta menghargai mereka yang non muslim.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamu,alaikum mbak firda, saya mau menanyakan kalimat ini "melalui filtrasi dalam menerima ilmu tersebut untuk menghindari adanya pemahaman yang keliru"
BalasHapusmaksudnya gimana ya....
filtrasi yang seperti apakah yang dimaksud
Terimakasih
wa'alaikumsalam...
Hapusfiltrasi disini maksudnya yaitu penyaringan/memilah-milah ilmu,ilmu mana yang harus diambil dan bermanfaat,kemudian mengembangkannya.dan filtrasi ini tujuannya untuk menghindari pemahamam ilmu yang keliru, yang memungkinkan bisa membawa kemudhorotan bagi agama islam.
ohhhh
Hapusseperti itu.. kemudian bagaimana kita itu supaya bisa tepat memilah-milah ilmu itu, supaya tidak membawa kemudhorotan bagi kita..
cara dengan kita tahu batasan-batasan apa yang boleh kita pelajari secara mendalam dan apa yang tidak boleh kita pelajari secara mendalam.contohnya seperti ilmu kesehatan yang diajarkan disekolah yang berbasis katolik, kita boleh memperdalam ajaran ilmu kesehatan tersebu,tetapi kita tidak boleh memperdalam ilmu tentang akidah mereka.
Hapusassalamualaikum
BalasHapusjika orang islam masuk sekolah non muslimakan mudah terpengaruh kedalam agama mereka terus bagaimana cara agar tidak mudah terpengaruh kepada agama non muslim menurut pemakalah?
wa'alaikumsalam...
Hapuspertanyaan mz miftah sama dengan pertanyaannya m'nur fitriyani. menurut saya agar org tersebut tidak terpengaruh,maka haruslah membekali diri dengan keimanan dan akidah yang kuat. serta selalu berpegang teguh pada Al-Qur'an.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDESSY NUR LAILY
BalasHapus2021 111 140
Assalamu'alaikum....
bagaimana menurut pendapat anda tentang feomena pendidikan sekarang yang lebih megutamakan model pembelajaran barat dengan materi-materi pendidikan yang berasal dari karangan-karangan ilmuwan barat, padahal jika di tindak lanjuti, sumber-sumber pengetahuan dari kalangan muslim juga sesuai dengan materi pendidikan, bahkan lebih kompleks., mohon penjelasannya dan solusi untuk menyikapi hal tersebut....
terimakasih.
menurut saya tidak apa-apa, karena mungkin model pembelajaran barat lebih mudah untuk dipahami dari pada model kalangan muslim.
Hapusmodel pembelajaran barat lebih mengikuti perkembangan zaman.asalkan tidak mempengaruhi iman dan islam kita.
Muh. Mertojoyo (2021 111 155) Kelas E
BalasHapusBagaimana cara yang paling jitu untuk mempelajari agama non muslim supaya tidak terjerumusnya?
menurut saya cukup dengan mengetahui saja dengan tujuan sebagai pengetahuan, tidak untuk memperdalam.
Hapusdan juga dibekali dg iman dan akidah yang kuat agar tidak terjerumus.
Moh. Nashoikhul Ibad (2021 111 178)
BalasHapusBagaimana kah jika seseorang muslim ingin mempelajari agama non muslim, tapi akhirnya seseorang tersebut akan masuk agama non muslim tersebut? menurut anda gimana? apakah tidak usah mempelajarinya? tolong jelaskan!
menurut saya tidak usah mempelajarinya dari pada orang tersebut akan menjadi murtad.
Hapusnama: nurul Aeni
BalasHapusnim: 2021111162
assalamu'alaikum....
dalam sebuah hadist diriwayatkan: "barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk di dalamnya"
pertanyaannya: apakah hadits ini berlaku dalam hal belajar di lembaga non Muslim?????
menurut saya tidak. karena untuk hadits "barang siapa menyerupai suatu kaum,maka dia termasuk didalamnya"
Hapusmaksudnya jika kita ikut menjalankan kebudayaan mereka yang non muslim, maka orang itu termasuk dalam golongan mereka.tetapi untuk hal belajar dilembaga non muslim hanya untuk memetik ilmu dari mereka dan berusaha mengembangkannya.karena Islam tidak pernah membatasi kepada siapa kita mempelajari dan dari mana kita mempelajari.
2021 111 142
BalasHapusassalamu'alaikun wr. wb...
Bgaimana jika seorang muslim tidak hanya belajar tentang ilmunya saja melainkan juga kebudayaan-kebudayaannya di lembaga non muslim sehingga meniru-niru gaya mereka, dalam hal ini apakah ada batasan-batasannya tersendiri mengenai belajar di lembaga non muslim?
terima kasih...
wa'alaikumsalam...
Hapusmenurut saya untuk menuntut ilmu dalam islam tidak pernah membatasi,meskipun demikian kita harus mengetahui batasan-batasan tertentu yang tidak boleh kita langgar.tetapi untuk mempelajari kebudayaan ada batasannya, karena jika kita mempelajari kebudayaan mereka yang non muslim dan ikut meniru,maka kita termasuk golongan mereka.
zahrul fitriyah
BalasHapus2021 111 156
saya mempunyai teman yang beragama Islam, tapi dia begitu punya hobi mempelajari litab-kitab suci agama lain khususnya kristen. begitu senangnya dia mempelajari kitab itu, dia sampai hafal ayat-ayat nya. tapi terhadap Al-Qur'an sendiri dia tidak begitu mempelajarinya secara mendalam sedalam ia mempelajari kitab agama lain. bagaimana menurut anda tentang hal itu?
menurut saya itu termasuk penyimpangan, karena harus sebelum orang tersebut memperdalam agama lain, dia harus memperdalam agama islamnya agar tidak terjerumus kedalam agama lain (kristen) tersebut.dan tidak seharusnya dia ngutamakan agama lain dibanding agamanya sendiri.
Hapuspanji hardiko 2021 111 352
BalasHapusmakalahnya sangat menarik utk di kaji,
1. ada tidak batasan menuntut ilmu di madrasah non muslim? jelaskan.
2. boleh tidak belajar tauhid / keyakinannya orang non muslim? mengapa demikian.
1. menurut saya ada,yaitu seperti tentang akidah,kita tidak boleh terlalu mendalami akidah mereka.karena dengan terlalu mendalami ditakutkan kita ikut terjerumuh dalam akidah mereka.
Hapus2. boleh saja, jika hanya untuk menambah pengetahuan/wawasan dan tidak untuk memperdalam.
inayah 2021111165
BalasHapusbukankah non muslim itu lebih membenci melihat umat islam mendirikan madrasah ataupun pesantren karna itu sebagai sarana pengembangan menumbuhkan generasi muda penerus islam. tapi mengapa disini nom muslim rela membangun tempat untuk orang2 islam untuk belajar agama islam? apa yang mereka harapkan?
mengapa orang non muslis rela membangun saran pendidikan bagi orang muslim?karena itu merupaka toleransi beragama bagi mereka.dan harapan mereka untuk menunjukkan bahwa sarana pendidikan mereka lebih maju dibandingkan para muslim.
HapusHani ammaria
BalasHapus2021 111 279
menurut pemakalah seberapa pentingkah mempelajari pelajaran yang ada di agama lain atau non-muslim, sedangkan kita sendiri belum faham betul tentang agama islam???
menurut saya ada dua penilaian. yang pertama tidak terlalu dianjurkan/sunnah,jika hanya untuk sekedar mengetahui/menambah wawasan kita.tetapi sangat dianjurkan/wajib,jika dalam belajar disana ada tujuan untuk berdakwah.
HapusAssalamu'alaikum Wr.Wb
BalasHapusNur Hayati Isnia
2021 111 079
menurut mbak firda jika ada 2 anak kecil sedang bermain bersama namun mereka mempunyai agama yang berbeda sedang kan mereka juga tidak disekolahkan di sekolah yang sama karena faktor agam tersebut lah yang mempengaruhi, sedangkan suatu hari si anak yang beragama islam itu bertanya kepada ibunya tentang perbedaan dirinya dengan anak yang satunya (agama kristen misalnya) bagaimana cara ibu itu memberi penjelasan kepda anaknya agar nantinya ia tidak merasa bingung terlebih agar tidak menganut ke ajaran mereka?
untuk pertanyaan yang kedua, bolehkah jika seorang yang beragama islam memasuki tempat ibadah untuk non muslim semisal gereja? dengan alasan si muslim itu ingin mencari tahu apa sih yang terdapat di tempat itu? dan bagaimana pengajaran yang diberikan, mohon penjelasannya,
matursuwun.
wa'alaikumsalam...
Hapusmenurut saya caranya dengan menjelaskan kepada anaknya,bahwa dalam negara kita indonesia ada 5 agama yang diakui oleh negara.tetapi hanya 1 agama yang diridhoi oleh Allah,yaitu agama islam.karena dalam agama islam hanya ada satu Tuhan yaitu Allah swt,dan hanya Allah swt lah yang wajib kita sembah,karena Allah swt lah yang menciptakan bumi dan seisinya, termasuk kita serta Allah swt pula yang selalu memberikan apa yang kita minta.sedangkn dalam agama kristen yang disembah adalah yesus,padahal yesus itu manusia seperti kita.jadi kita tidak boleh menyembah sesama manusia.jika kita menyembah sesama manusia kita akan termasuk orang musyrik,Allah swt tidak menyukai bahkan membenci orang musyrik.dan kelak tempatnya orang musyrik adalah neraka.tetapi walaupun agama kita berbeda,kita hrz tetap menghormati,menghargai, dan bertoleransi kepada mereka.
dengan penjelasan sprt diatas insya Allah anak tersebut akan paham.
untuk pertanyaan kedua menurut saya boleh, jika hanya untuk menambah pengetahuan.asalkan tidak mengikuti akidah mereka.
Asslamu'alaikum..
BalasHapusIka nur fitriana 2021 111 168
Bahwasanya menuntut ilmu itu tidak dibatasi tempat dan kepada siapa ia menuntut ilmu. sekarang ini banyak orang yang lebih tertarik mempelajari ilmu non muslim bahkan ada anak yang disekolahkan di tempat atau lembaga non muslim, sedangkan masih banyak ilmu tentang islam yang belum mereka ketahui dan masih banyak tempat2 atau lembaga muslim yang kualitasny masih baik. Menurut pemakalah apa yang menyebabkan mereka lebih senang dan lebih tertarik pada ilmu maupun tetmpat2 non muslim. mohon penjelasannya.. terimakasih
wa'alaikumsalam...
Hapusmenurut saya mungkin penyababnya karena hanya lembaga-lembaga tersebut yang mampu memberi fasilitas-fasilitas lebih memadai dan memiliki keunggulan yang maslahah buat islam yang tidak bisa ditemukan pada sekolah-sekolah islam atau yang seakidah.dan walaupun diperbolehkan, kita harus tahu batasan-batasan tertentu yang tidak boleh kita langgar.
assalamu'alaikum
BalasHapussaya ratna wahyuningsih nim 2021 111 212
saya mau bertanya dunk,,,,,
realita yang terjadi pada zaman sekarang, IPTEK berkembang sangat pesat, khususnya dikalangan non muslim.
apakah yang melatarbelakangi kurang berkembangnya IPTEK di kalangan muslim??
terima kasih,,,
wassalamu'alaikum
wa'alaikumsalam...
Hapusmenurut saya yang melatarbelakangi kurang berkembangnya IPTEK dikalangan muslim yaitu karena pengaruh Barat yang terlalu mendalam ke dalam pendidikan Islam di samping keadaan pendidikan Islam sendiri yang masih sulit untuk berkembang karena faktor-faktor ekonomis sulit untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.dan pengaruh Barat yang begitu mendalam ke dalam dunia pendidikan Islam ini disebabkan karena para pengambil keputusan sampai kepada pelaksananya masih belum memiliki wawasan Islam dan tidak didorong oleh cita-cita Islam. Kenyataan ini sudah pasti merupakan bencana yang begitu menyulitkan dalam pendidikan Islam. Keadaan ini tampaknya masih berjalan sampai sekarang ini.
Sebagai contoh Ilmu Pendidikan Islam sekarang ini masih ada yang meragukan keberadaannya, padahal sudah jelas sekali bahwa Ilmu Pendidikan Islam memegang peranan penting dalam pengembangan pendidikan Islam itu sendiri. Keadaan seperti ini hendaknya disadari oleh pengambil kebijakan dan pelaksana pendidikan Islam.
Usaha untuk mengejar ketertinggalan mutu pendidikan Islam ternyata juga menemui kendala yang bersifat ekonomis. Keadaan lembaga dan pengelola pendidikan Islam sering menghadapi kenyataan kekurangan dana dalam memnuhi tuntutan fasilitas dan membayar gaji/honor para pengajar dan karyawannya. Sehingga tidak jarang guru tidak sepenuhnya mengajar karena keperluan mereka tidak bisa ditutupi dengan gaji atau honor yang diterima.
Keadaan fasilitas gedung dan peralatan yang tidak memadai ternyata juga mempengaruhi proses belajar mengajar baik terhadap guru maupun muridnya. Mutu pendidikan yang rendah diiringi dengan fasilitas gedung dan peralatan yang seadanya ternyata juga berakibat menurunnya jumlah murid untuk memasuki sekolah tersebut, akhirnya sekolah kehilangan murid dan keberadaan sekolahpun tidak bisa dipertahankan.
asslmkm..
BalasHapussalam semangat..
nama sakinah
nIM 2021 111 211
mengenai dibolehkannya menuntut ilmu dilembaga pendidikan non muslim.
Bagaimanakah strategi kita untuk menyerap ilmu pengetahuan umum dengan tidak mengesampingkan ilmu pengetahuan agama?
syukron ukhti
wasslmkm
wa'alaikumsalam...
Hapusmenurut saya strateginya dangan mengutamakan ilmu agama dibanding ilmu pengetahuan umum, walaupun ilmu umum juga penting dalam kehidupan manusia. tetapi jika kita belajar ilmu pengetahuan tanpa belajar ilmu agama,maka kita akan buta.maksudnya buta kita tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Muhammad Rifqi (2021 111 179)
BalasHapusSebenarnya ilmu yang pertama wajib itu apa? dan bagaimana hukumnya mempelajari ilmu non muslim?