MAKALAH
HADITS TARBAWI II
LEMBAGA PENDIDIKAN KELUARGA
RUMAH TANGGA PENUH KASIH SAYANG
Disusun guna memenuhi
tugas:
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu :
Ghufron Dimyati,
M.S.I
Disusun oleh :
Zaenal Arifin
202 109 251
Kelas A
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah masyarakat di negara manapun adalah kumpulan
dari beberapa keluarga. Apabila keluarga kukuh, maka masyarakat akan bersih dan
kukuh. Namun apabila rapuh, maka rapuhlah masyarakat. Membina rumah tangga atau
pun menikah memang tidaklah sullit, tetapi membangun keluarga bukan sesuatu hal
yang mudah. Pekerjaan membangun, pertama harus didahului dengan adanya gambar
sebagai konsep dari bangunan yang diinginkan.
Al-Qur’an membangun sebuah keluarga yang kuat
untuk membentuk suatu tatanan masyarakat yang memelihara aturan-aturan Allah
dalam kehidupan. Aturan yang ditawarkan oleh Islam menjamin terbinanya keluarga
bahagia, lantaran nilai kebenaran yang dikandung, serta keselarasannya yang ada
dalam fitrah manusia.
Hal demikianlah yang mendasari kami menulis makalah
ini. Pada makalah ini akan diuraikan tentang rumah tangga. Pada kesempatan kali
ini pemakalah akan berusaha menguraikan sebuah tema dari hadits tarbawi yaitu “
Rumah Tangga” Dalam bahasan kali ini kami akan mencoba memberikan suatu
gambaran dan penjelasan terkait tema hadits tarbawi diatas, juga menjelaskan
isi hadits dalam pokok bahasan tersebut, semoga apa yang kami paparkan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
PEMBAHASAN
A. Materi Hadits
1-
قَالَ أَبُو عَبْدِاللهِ الْجَدَلِي قُلْتُ لِعَائِشَةَ كَيْفَ كَانَ خُلُقُ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فى أَهْلِهِ قَالَتْ :{كَانَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا لَمْ يَكُنْ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَلَا سَخَابًا بِالْأَسْوَاقِ وَلَا يُجْزِئُ بِالسَّــيِّـــئَةِ مِثْلَهَا وَلَكِنْ عَفُوٌّو وَ يَصْفَحُ} (رواه أحمد فى المسند, باقى مسند الأنصارى)
B.
Terjemahan Hadits
"Abu Abdullah Al-Jadali r.a. berkata, Suatu hari aku
bertanya kepada Aisyah r.a tentang akhlak Nabi Muhammad saw. Ia Menjawab.
“Bagus-bagusnya manusia adalah nabi Muhammad saw Beliau Tidak pernah bersikap
kasar dan tidak pernah berteriak dipasar dan tidak pernah membalas keburukan
dengan keburukan akan tetapi beliau selalu memaafkan dan tidak
mengungkitnya." (HR. Imam Ahmad)
C.
Kosa Kata
Akhlak
: خُلُقُ
Bagus : أَحْسَنَ
Kasar : فَاحِشًا
Berteriak : مُتَفَحِّشًا
Memaafkan : عَفُوٌّو
D.
Biografi Prowi Hadits
Aisyah
adalah Putri dari Abu Bakar hasil dari pernikahan dengan istri keduanya, yaitu
Umml Ruman yang telah melahirkan Abd al Rahman dan Aisyah menurut tsabani
Aisyah lahir sebelum tahun 610 M. Aisyah adalah istri Nabi Muhammad SAW, ia
menikah pada tahun 623 M tepat 1 H. Aisyah mendapat gelar Ummul Mu’minin yaitu
“ Ibu orang- orang mu’minin perempuan lainnya.
Aisyah
adalah wanita yang luar biasa, Rasulullah SAW menjulukinya “ Humairoa” (si
jelita yang kemerah-merahan pipinya ), bahkan ia tak hanya cantik lahirnya,
sopan tutur katanya, dan lembut perilakunya, tetapi juga dikenal sebagai wanita
yang smart ( cerdas ) dan pandai sehingga menjadikannya al Mukatsirin orang
yang banyak meriwayatkan hadits 297 diantaranya tersebut dalam kitab shahihan,
dan yang mencapai derajat muttafaq alaih
hadits.
E.
Keterangaan Hadits
Berapa
banyak rumah tangga yang hancur, hubungan suami-istri rusak lantaran kemarahan
masing-masing suami-istri atau salah satunya, atau tiadanya kesabaran yang satu
dengan yang lainnya. Dalam hubungan suami-istri dibutuhkan kesabaran,
ketelatenan, sehingga perahu rumah tangga dapat berlayar dengan selamat menuju
dermaga kebahagiaan dan keharmonisan. Rumah tangga yang islami adalah rumah
tangga yang dijalankan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Tidak
melangkahkan kaki untuk suatu hal kecuali setelah mengetahui ketentuan hukumnya
dari Allah (AlQur’an) dan RasulNya (sunnah).
Setelah mengetahui petunjuk Allah dan
Rasul-Nya, sekali-kali keduanya tidak akan mengesampingkannya demi mengutamakan
kebiasaan (adat) atau hawa nafsu. Keduanya menjunjung tinggi akidah atau keyakinan
mereka, dan tetap berdiri tegak meski harus menentang mereka, serta mempersembahkan
yang terbaik dan menjadi panutan dalam membina rumah tangga yang islami sesuai
dengan batas kemampuan mereka di bawah panduan Alqur’an dan Sunnah Nabi-Nya.
F. Hadits
Pendukung
Keluarga
merupakan pendidik pertama dan utama bagi setiap manusia, keluarga merupakan
benteng utama bagi anak-anak dibesarkan dengan pendidikan pertama yaitu dari
kedua orang tuanya, Shaleh dan tidaknya perilaku seorang anak ditentukan oleh
keluarganya sendiri sebagai pendidik atau pengasuh pertama. Keluarga merupakan
pangkal ketentraman dan kedamaian hidup bagi setiap manusia, ajaran Islam
memandang bahwa keluarga bukan saja merupakan perkumpulan orang, akan tetapi
lebih dari itu, yakni keluarga merupakan suatu lembaga hidup manusia yang dapat
memberi kemungkinan bahagia atau celakanya manusia baik di dunia atau pun
diakhirat kelak. Firman Allah (QS. At- Tahriim 66: 06)
Artinya :
“Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS.
At-Tahrim/66: 06)
G. Aspek Tarbawi
1.
Keluarga merupakan sekolah pertama bagi seorang anak
2.
Seorang pemimpin dalam rumah tangga harus bisa menjadi teladan yang baik
untuk keluarganya
3.
Keluarga yang baik selalu menjaga kebersamaan dalam suka dan duka
4.
Perkataan seorang pemimpin rumah tangga harus dijaga agar dapat terucap
dengan baik
5.
Dukungan dari keluarga mempengaruhi kesuksesan seseorang
6.
Anak lebih paham diajarkan melalui contoh perilaku dibandingkan hanya
dengan perkataan,sebab perilaku mendukung daya berfikirnya
7.
Baik buruknya seorang anak dapat terpengaruh oleh keluarga
BAB
III
PENUTUP
Alhamdulillah,
demikianlah beberapa hadist yang kaitanya dengan rumah tangga yang dapat kami
uraikan. Semoga bisa memberikan banyak manfaat kepada kita semua.
Di dalam
rumah tangga tanpa adanya “al-mawaddah” dan “al-Rahmah”,
masyarakat tidak akan dapat hidup dengan tenang dan aman terutamanya dalam
institusi kekeluargaan. Dua perkara ini sangatlah diperlukan kerana sifat kasih
sayang yang wujud dalam sebuah rumah tangga dapat melahirkan sebuah masyarakat
yang bahagia, saling menghormati, saling mempercayai dan tolong-menolong.
BAB
IV
DAFTAR
PUSTAKA
Imam al
Bukhari,Adabul Mufrod,Pustaka al kautsar,Jakarta Timur,2008.
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasby. 1997. Sejarah dan
Pengantar Ilmu Hadis. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar