MAKALAH
LEMBAGA PENDIDIKAN KELUARGA
TELADAN DARI PEMIMPIN RUMAH TANGGA
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi
Tugas Individu
Mata
Kuliah
: HADITS TARBAWI II
Dosen
Pengampu :
GHUFRON DIMYATI, M.S.I
Disusun Oleh :
ANANG GHUFRON
202109437
Kelas A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN )
PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Bismillahirohmanirrohim,. Alhamdulillah segala puji bagi
Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan banyak kenikmatan di antaranya
ialah nikmat iman, Islam, jasmani, akal, pikiran, sehingga kita dapat memikirka
tentang segala penciptaannya dan membaca Kalam - Nya yaitu Al-Qur’an. Sholawat
dan salam semoga selalu tercurah kepada beliau Rosulullah Muhammad SAW
Pada kesempatan kali ini pemakalah akan berusaha menguraikan
sebuah tema dari hadits Tarbawi yaitu “ teladan dari pemimpin rumah tangga”
juga menjelaskan isi hadits dalam pokok bahasan tersebut ,semoga apa yang kami
paparkan dalam karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa
khususnya ,dan masyarakat pada umumnya. Amin
BAB II
A.
MATERI HADITS
Hadits 4 : Teladan dari Pemimpin Rumah Tangga
4- حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا صَالِحٌ عَنْ
ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ قَالَ كَانَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ إِذَا أَشْفَى عَلَى
خَتْمِ الْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ بَقَّى مِنْهُ شَيْئًا حَتَّى يُصْبِحَ فَيَجْمَعَ
أَهْلَهُ فَيَخْتِمَهُ مَعَهُمْ (رواه الدارمي فى السنن,كتاب فضا ئل القران,باب
فى ختم القران)
B.
TERJEMAH HADITS
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb
telah menceritakan kepada kami Shalih dari Tsabit Al Bunani ia berkata; Apabila
Anas bin Malik hampir mengkhatamkan Al Qur'an di malam hari, ia menyisakan
sedikit dari Al Qur'an hingga waktu pagi. Lalu ia mengumpulkan keluarganya,
kemudian ia mengkhatamkan Al Qur'an bersama mereka.(HR. Ad-Darimi) Riwayat Adarimy di Sunan
nya-Sunan Adarimy-, Kitab Fadhilah-keutamaan- Al Qur’an, Bab Khatamil
Qur’an –Khataman Qur’an-.
[1]
C.
MUFRODATNYA
Artinya : Dari Tsabit al Bunaaniyi berkata : عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ قَال
INDONESIA
|
عربيى
|
Adalah
|
كَانَ
|
Anas bin Malik
|
اَنَسُ بْنُ مَالِكِ
|
Apabila
|
اِذَا
|
Sudah mendekati
|
اَشْفَى عَلَى
|
Khatam Al-Qur’an
|
خَتْمِ الْقُرْاَنِ
|
Pada waktu malam
|
بِللَّيْلِ
|
Masih atau menyisakan sedikit
|
بَقَّى
|
Darinya
|
مِنْهُ
|
Sesuatu
|
شَيْئًا
|
Sampai
|
حَتَّى
|
Pagi hari
|
يُصْبِحَ
|
Mengumpulkan
|
فَيَجْمَعَ
|
Keluarganya
|
اَهْلَهُ
|
Mengkhatamkannya
|
فَيَخْتِمَهُ
|
Bersama
|
مَعَهُمْ
|
D.
BIOGRAFI PEROWI HADITS
Nama lengkapnya adalah
Tsabit bin Aslam al Bunani al Bashri Abu Ahmad,ia adalah seorang tabi’in yang
mulia, zuhud dan ahli ibadah. Nama dan sejarah hidupnya –sirah- turut mengisi
cakrawala para ‘abid (ahli ibadah) yang senantiasa menghidupkan malam-malam
mereka dengan ta’abbud kapada Allah SWT dan menempuh jalan ketakwaan.
Tsabit al bunani selalu
menyerahkan dirinya kepada Allah, ia selalu rindu dengan shalat dan sujud di
hadapan Allah sehingga ia tidak lagi memiliki keinginan apapun dari materi
dunia. Tiada yang dijadikan sebagai tujuan hidupnya kecuai shalat, dzikir, dan
menyebarkan hadis nabi SAW. Ia banyak meriwayatkan hadits dari Anas.
Tsabit al bunani selalu
meneguhkan hatinya dengan berdoa kepada Allah agar jangan sampai mengharamkan
dirinya menikmati kelezatan sujud di hadapan Allah, juga kelezatan shalat
hingga sampai didalam kuburnya sekalipun.
Dalam hidupnya, ia
telah berguru dan nyantri pada sahabat mulia Anas bin Malik selama empat puluh
tahun. Dan termasuk orang yang paling banyak ibadahnya diantara penduduk
bashrah.
Anas berkata : “ setiap kebajikan
itu ada pintunya. Tsabit al Bunani salah satu pintu kebajikan”.
Selain itu beliau juga pernah
berguru pada Malik bin Dinar, orang yang berilmu , alim, zuhud dan Wara’.
Tsabit al Bunani wafat di bashrah
pada tahun 127 Hijriyah[2]
E. KETERANGAN HADITS
Dari contoh hadits
diatas dapat kami simpulkan bahwa seorang ayah ( Anas bin Malik ) mengajarkan
mengkhatamkan Al-Qur’an kepada keluarganya, dengan cara mencontohkan dirinya
dan dengan menyisakan bacaan Al-Qur’an untuk mengkhatamkanya bersama
keluarganya,maka tidak hanya Anas bin Malik yang mendapat kebaikan dari
mengkhatam Al-Qur’an,tetapi juga keluarganya pun mendapat kebaikan dari
mengkhatam Al-Qur’an,. Jadi seorang pemimpin rumah tangga harus bisa menjadi
teladan bagi keluarganya,dalam hal kebaikan.
خير كم من تعلم القر ان
وعلمه . رواه البخا رى
Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan
mengajarkannya. (HR.Bukhari).[3]
من علم ا بنا له ا لقر ا
ن نظرا غفر له ما تقد م من د نبه و من علمه ايا ه ظا هرا فكلما قرا الا بن ا ية ر
فع ا لله بها للا ب در جة حتى ينتهي ا لى ا خر ما معه من القرا ن . رواه الطبرا نى
Barang siapa yang
mengajarkan anaknya Al-Qur’an dengan melihat, maka diampunkan baginya dosanya
yang lalu dan yang akan datang, dan siapa yang akan mengajarkannya dengan
hafalan maka setiap anak itu membaca satu ayat, Allah menaikkan ayahnya satu
derajat hingga akhir ayat yang dihafalkan. (HR. Thabrani)[4]
Diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dengan sanad yang baik dalam kitabnya Az Zuhud dari Al
Hasan Al Bashri bahwasanya, dia-Al Hasan- berkata, “Umar bin Khotob masuk ke
rumah anaknya, Abdullah bin Umar, dan mendapatkan disana ada daging.
“Daging apa ini?” tanya Umar
“Apakah engkau kepingin?” tanya Abdullah bin Umar
Umar menjawab, “Apakah setiap sesuatu yang kuingini harus kumakan? Cukuplah
seseorang disebut berlebihan –pemboros-, jika dia memakan makanan apapun yang
mengundang seleranya.”
Secara
dzahir riwayat tersebut berisikan nasehat Umar kepada anaknya Abdullah untuk
hidup sederhana dan tidak bersikap berlebih-lebihan dalam perihal makanan dan
bersikap boros. Akan tetapi Umar selaku ayah mengajarkan kepada anaknya agar
hidup sederhana dengan cara mengekang nafsu yang timbul dalam diri. Inilah Umar
ibn Khotob sang ayah yang baik yang senantiasa mengajarkan kesederhanaan dan
gaya hidup yang tidak boros kepada anak dan keluarganya.
Rasulullah
SAW bersabda :
“
setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab atas yang
dipimpinnya”.
Dari
penggalan sabda Rasulullah tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa seorang
pemimpin seperti contoh diatas Anas bin Malik,Umar bin Khotob,serta seorang
ayah yang dicontohkan dlm hadits-hadits pendukung diatas,bahwasanya peran
seorang pemimpin rumah tangga amatlah penting dalam mengajarkan serta
membimbing anak-anaknya,oleh karena itu seorang ayah/pemimpin haruslah bisa
menjadi tauladan yang baik Bagi anaknya dan keluarganya. [5]
BAB III
ASPEK TARBAWI
1.
Seorang pemimpin dalam rumah
tangga harus bisa menjadi teladan yang baik untuk keluarganya
2.
Keluarga merupakan sekolah
pertama bagi seorang anak
3.
Anak lebih paham diajarkan
melalui contoh perilaku dibandingkan hanya dengan perkataan,sebab perilaku
mendukung daya berfikirnya
4.
Perkataan seorang pemimpin rumah
tangga harus dijaga agar dapat terucap dengan baik
5.
Baik buruknya seorang anak dapat
terpengaruh oleh keluarga
6.
Keluarga yang baik selalu menjaga
kebersamaan dalam suka dan duka
7.
Dukungan dari keluarga mempengaruhi
kesuksesan seseorang
BAB IV
PENUTUP
Alhamdulillah,demikianlah
beberapa hadist tentang Al-Qur’an dan
kaitanya terhadap teladan pemimpin rumah tangga yang dapat kami uraikan. Semoga
bisa memberikan banyak manfaat kepada kita semua khususnya menjadikan kita
lebih berinstropeksi diri apakah pemimpin kita sudah sesuai dengan tuntunan
syari’at Islam sehinga kita sebagai pendidik atau calon pendidik akan dapat
memberikan tauladan yang baik bagi anak didik kita.
Segala sesuatu yang
dibuat oleh yang tidak sempurna pastilah sesuatu itu tidaklah sempurna. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
khususnya kepada Bapak Dosen dan teman-teman seperjuangan kami kelas E Tarbiyah
PAI,. Semoga kritik dan saran tersebut dapat memberikan kita ilmu dan perbaikan
kita di kemudian hari. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ad darimi, Sunan
ad-Darimi Kitab Fadhoilil Qur’an Bab Mengkhatamkan Qur’an , jilid
1-2, tt, hlm. 368
[2]
Teungku
Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits,
(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1997), hlm. 301-302
[3]Thabaqat Ibn Sa’ad (VII/233)
[4]Imam al Bukhari,Adabul Mufrod,Pustaka
al kautsar,Jakarta Timur,2008.
[5]http//taufikrasyid.blogspot.com/2008/09/keutamaan
menghatamkan Al-Qur’an.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar