Makalah
Proporsional Dalam Mendidik
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata
Kuliah
: Hadist Tarbawi II
Dosen
Pengampu :
Muhammad Ghufron, M.S.I
Disusun
oleh:
Mabruroh
(2021110286)
KELAS : F
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
2013
PEMBAHASAN
A. Materi Hadits
عن عمر و بن شعيب عن أبيه عن جده قال:
قال رسو ل االه صلى الله عليه وسلم (مرواأبناءكم با الصلا ة لسبع سنين واضربوهم
عليها لعشرين وفرقوابينهم فى المضاجع وإذاانكح احدكم عبده أوأجيره فلا ينظرن إلى
شيئ من عورته فإن ما أسفل من سرته إلى ركبته من عورته) (رواه أحمد فى المسند
المكتثرين من الصحابة)
B. Makna Hadits
Artinya:”Dari amru bin syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata,bahwa
rasulullah saw bersabda:suruhlah anak-anak kalian untuk mengerjakan sholat
sejak mereka berusia tujuh tahun.dan pukullah mereka jika melalaikannya,ketika
mereka berusia sepuluh tahun,dan pisahkanlah tempat tidur mereka,dan ketika
salah satu di antara kamu menikahi budak atau pelayanmu,maka janganlah melihat
sesuatu dari auratnya,maka sungguh aurat itu berada di bawah fusar sampai
lutunya.’’
(Hr.ahmad,musnad mukasirin min shahabah )
C. Mufrodhat
SURUHLAH
|
مروا
|
PUKULLAH MEREKA
|
واضربوهم
|
DAN PISAHKANLAH
|
وفرقوا
|
TEMPAT TIDUR
|
المضاجع
|
PELAYAN
|
أوأجيره
|
FUSAR
|
أسفل
|
LUTUTNYA
|
ركبته
|
D. Biografi
perowi
عمرو بن سعيب
بن عبدالله بن عمرو بن العاص القرش السهمى, أبو
أبرهم, ويقول أبو عبدالله المدنى, ويقول:
الطائفى
Nama
lengkapnya adalah amr bin syu’aib bin muhammad bin abdillah bin amru bin ash-al
quraisy ash-shami,beliau berasaldari thoif,beliau merupakan generasi ke
empat,beliau berguru kepada ayahnya,adapun muridnya antara lain atha’,umar bin
dinnar,dll.beliau meninggal pada tahun 118 H.[1]
1. Amr ibnu Syu’aib
Abu Dawud
mengatakan : Riwayat Amr Ibn Syuaib dari bapaknya dari kakeknya tidak dapat
dijadikan Hujjah. Abu Ishaq mengatakan : Dia itu seperti Ayyub dari Nafi‟ dari
Ibn Umar, dan al-Nasa‟I menilainya tsiqah. Al-Hafidh Abu Bakar Ibn Zayyad
mengatakan : Mendengarnya Amr dari bapaknya adalah sah (benar). Mendengarnya
Syuaib dari kakeknya Abd Allah Ibn Amr juga sah (benar). Imam Bukhari
mengatakan: Syuaib pernah mendengarkan dari kakeknya Abd Allah Ibn Amr.
.
2. Syu’aib bin
Muhammad
Nama
lengkapnya Syu’aib bin Muhammad bin ‘Amru bin Al ‘Ash adalah periwayat yang
sangat jujur (shaduq), teguh pendiriannya (tsabt) dan pernah meriwayatkan hadis
dari bapaknya.
3. Ibnu Abbas
Abdullah bin
`Abbas bin `Abdul Muththalib bin Hasyim lahir di Makkah tiga tahun sebelum
hijrah. Ayahnya adalah `Abbas, paman Rasulullah, sedangkan ibunya bernama
Lubabah binti Harits yang dijuluki Ummu Fadhl yaitu saudara dari Maimunah,
istri Rasulullah. Beliau dikenal dengan nama Ibnu `Abbas. Selain itu, beliau
juga disebut dengan panggilan Abul `Abbas. Dari beliau inilah berasal silsilah
khalifah Dinasti `Abbasiyah.
E. Keterangan
hadist
Hadist ini
menerangkan,bahwa rasulullah menyuruh kepada kita,khususnya orang tua untuk
memerintakan anaknya agar mengerjakan sholat ketika berumur tujuh tahun,dan
memukulnya apabila membangkang di dalam mengerjakan sholat ketika berumur
sepuluh tahun,hukuman memukul yang di maksud adalah dengan cara yang di
terapkan dalam islam,dan ini di lakukan pada tahap terakhir,setelah nasihat dan
memberitahu nya,tata cara yang tertib ini menunjukan bahwa pendidik tidak boleh
menggunakan yang lebih keras jika yang lebih ringan sudah bermanfaat. Sebab,
pukulan adalah hukuman yang paling berat ,tidak boleh menggunakannya
kecuali jika dengan jalan lainsudah tidak bisa.perlu di ketahui pula bahwa
rasulullah sama sekali belum pernah memukul seorang pun dari istrinya.[2]
Hal lain
adalah untuk menumbuhkan kedisiplinan,yaitu disiplin ibadah baru bisa di
dirikan di tengah keluarga,disiplin yang di tanamkan dari kecil oleh orang tua
akan meninggalkan bekas yang lama,hingga nantinya anak tidak mudah tergoda
meninggalkan perintah-perintah allah swt.[3]
Dalam hadist
nabi sudah diterangkan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan
fitrah,tinggal orang tua yang nantinya akan membawa anak itu untuk menjadi
seperti apa.Kewajiban orangtua kepada anak ada banyak antara lain:
-memberi
nama yang baik
-mendidiknya
dengan akhlak baik
-mengajarkan
mereka perihal agama.ini merupakan fondasi utama kewajiban orang tua terhadap
anak,agar anak kelak menjadi anak yang ta’at beragama.salah satunya dasar agama
yaitu tentang shlat.maka anak wajib diajarkan shalatsejak umur tujuh
tahun,seperti yang tertera dalam hadist diatas,jika anak dalam usia sepuluh
tahun tidak melaksanakan shalat,maka orang tua wajib menghukumnya,namun dengan hukuman
yang mendidik,bukan hukuman yang bersifat fisikly,melainkan bertujuan untuk
meningkatkan kesadarannya terhadap kepentingan shalat dalam kehidupan
sehari-hari(bersifat afektif).[4]
F.Aspek
tarbawi
-Pendidik
hendaknya mengetahu tingkatan umur untuk memberikan sebuah pelajaran.
-Pendidik
harus sabar dalam memberikan materi apapun kepada anak didik,apalagi ini
tentang shalat,yang sangat berkaitan dengan agama.
-Pendidik
hendaknya senantiasa memberikan nasihat yang baik terhadap anak didik.
-pendidik boleh
memukul anak didik,tapi di haruskan memukul di artikan yang mendidik bagi
anak,bukan menyakiti.bersifat afektif.[5]
A.Hadist
عن بن عباس
رضى الله عنهما قال:أن النبيى صلى الله عليه وسلم أمر بتعليق السوط فى البيت (رواه
البخارى فى الأدب المفرد, باب تعليق السوط فى البيت)
B. Makna
Artinya:”Dari
ibnu abbas r.a berkata:”sesungguhnya nabi saw menyuruh untuk menggantung cemeti
di dalam rumah.”
( HR.Bukhori
)
C. Mufrodat
أمر = menyuruh
بتعليق = menggantung
السوط = cemeti
فى البيت = di dalam
rumah
D.Biografi Perowi
Nama aslinya
adalah abdullah bin abbas bin abdul mutholib bin hasyim bin abdul manaf,beliau
adalah anak dari paman rasulullah,beliau lahir sebelum tahun 3 H,beliau di
doakan oleh rasulullah agar di beri kepahaman mengenai alquran,sehingga ia
mempunyai pengetahuan yang luas dan umar berkata:ibnu abbas merupakan salah
satu orang yang banyak meriwayatkan hadist sejumlah1660,beliau wafat di kota
thaif pada tahun 68 H,beliau merupakan salah satu dari sekian banyak sahabat
nabi dan merupakan salah satu sahabat yang ahli dalam ilmu fiqih.
.
E. Keterangan
Hadits
Hadits
tersebut menerangkan bahwa perintah Rasulullah kepada kita untuk menggantungkan
cemeti di dalam rumah.maksudnya adalah bukan cemeti itu digantungkan dalam
rumah,melainkan itu sebagai peringatan bahwa anggota keluarga yang tidak
melaksanakan perintah,nantinya akan diberi hukuman oleh Allah SWT.karena Allah
tidak pernah ingkar dalam janjinya,bahwa siapapun hamba-NYA yang mengerjakan
perintah akan mendapatkan pahala,dan yang meninggalkan perintah akan mendapat
hukuman dariNYA,dalam bentuk dosa.
F. Aspek
Tarbawi
1. Pendidik mengajarkan tentang hal-hal
yang positif,jika melanggarnya maka berhak mendapatkan hukuman.
2. pendidik tidak boleh melakukan
kekerasan fisik,hukuman yang diberikan bersifat afektif
3. pendidik hendaknya dapat membuat anak
didik merasa nyaman dalam menerima pelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Hajar al
Asqolani, Ibnu. Tahdibud Tahdib juz VI.,
Nasih Ulwan,
Abdullah. 1994. Tarbiyatul Aulad fil Islam cet. III,. Beirut: Darus
Salam.
Ilyas,
Yunahar. 2004. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI).
Djatnika,
Rachmat.1992.Sistem Etika Islami
(Akhlak Mulia). Jakarta: Pusaka Panjimas.
Taimiyyah, Ibnu.1990. Etika beramar ma’ruf nahi munkar. Jakarta: Gema Insani press.
[1] Ibnu hajar al asqolani,tahdibul
juz VI hal 159
[2] Abdul nasih ulwan.Tarbiyatul
aulad fil islam. cet III (Beirut:Darus salam.1994)hal 321
[3] Yunahai ilyas.kuliah aklhlaq (Yogyakarta.2004)hal
180
[4] Rahmat Djatnika, Sistem etika
islami (Jakarta:Putra Panjimas,1992),hal 223
[5] Ibnu Taimiyyah,Etika beramar
ma’ruf nahi munkar (Jakarta:Gema insani press.1990),hal 15
Aminah Balgis Alatas
BalasHapus2021 111 221
F
Kebanyakan banyak para pendidik yang tidak sabaran dalam menghadapi anak didiknya, terkadang pendidik tersebut lalai terhadap anak didiknya yang sudah dinasehatin tapi sama sekali tak memperdulikannya, akibatnya pendidik tersebut melakukan kekerasan tanpa tahu batasannya.
Bagaimana pandangan pemakalah tentang hal itu?
Dan bagaimana dengan anak yang yang sudah diberikan nasihat dan juga sudah pernah dipukul dengan adanya batasan tertentu akan tetapi tetap saja membangkang. Adakah cara yang lain untuk menghadapi anak didik yang demikian.
Apa yang harus dilakukan oleh pendidik terhadapnya?
terima kasih atas pertanyaan yang cukup pnjang lebar,,
Hapuspada intinya ini dikembalikan kepada pendidik.jika ingin menjadi seorang pendidik,hendaklah menguasai 4 kompetensi yang sudah biasa kawan2 ketahui,salah satunya adalah profesional.nahhh,,profesional disni bisa diperluas makna nya,misal,, profesional dalam menghadapi anak didik yang kurang bisa dinasehati.
dalam kasus di atas solusinya bisa di cari disesuaikan dengan keadaan anak didik itu seperti apa,intinya sepintar pintar pendidik dalam memberikan pengajaran agar sampai pada kesuksesan.kalau pandangan saya pribadi tentng pendidik yang melakukan kekerasan tidak setuju,karena mental anak didik menjadi down.sehingga berujung adanya rasa dendam kepada pendidik.
Nama : Iswatikah
BalasHapusNIM : 2021 111 189
KELAS F
Assalamualaikum,...
Bagaimana cara mendidik yang benar, agar si anak tidak salah paham dengan cara atau didikan dari orang tuanya? karena anak zaman sekarang di tegasi sedikit aja, kadang langsung down dan jadi tidak PD mengembangkan potensinya?
walaikumsalam...
Hapuscara mendidik yang benar itu bisa dilakukan dengan berbagai macam pendekatan,misal pendekatan personal/individual. berawal dari pendekatan ini seorang pendidik dapat mengertahui karakter ataupun sifat dari pesreta didik,sehingga dalam memebrikan pengajaran ataupun memebrikan penegasan tidak membuat anak didik down,namun memeang dalam sebuah metode ada segi positif dan negatifnya,mungkin dengan metode ini maslah seperti di atas bisa di atsi,namun membtuhkan wktu yang cukup lama.sekian dari saya terima kaasih...
Nur Latifah
BalasHapus2021 111 215
F
Menurut anda dengan cara yang bagaimana agar seorang anak mau menjalankan perintah untuk menjalankan ibadah khususnya sholat tanpa adanya paksaan?
meneurut pendapat saya,dalam mengajarkan shalat biasanya dimulai dari cerita cerita,misalnya tentang manfaat shalat,ataupun pahalnya,nahh dari situ ank bisa merasa tertarik untuk melaksanakan shalat dengan sendirinya tanpa paksaan.
HapusNing Yuliati
BalasHapus2021 111 214
F
Bagaimana caranya menyadarkan anak didik mengenai sholat 5 waktu yang wajib dilaksanakan?
sedangkan memberi penjelasan terhadap anak umur 7 itu tahun tidak mudah,.
tolong berikan solusinya?
pengalaman pribadi saya mengenai pengajaran shalat,itu sudah diajarkan ketika di Tk,jadi ketika usia tujuh tahun,menurut saya pendidik tidak terlalu kesulitan,karena anak didik sudah dibekali tentang shalat,walaupun hanya sedikt,jadi pendidik hanya meneruskan saja,,
Hapuspendidik selalu mengadakan apersepsi kepada anak didik mengenai bab shalat.sehingga pendidik tau sejauh mana anak didik mengetahui tntnag shalat.
terima kasih..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusLutfia Riska
BalasHapus2021 111 216
F
kalau anak dibawah tujuh tahun tidak sholat berarti belum dosa, terus anak sudah tujuh tahun tidak sholat harus dipukul.....nah itu kalau belum dipukul apakah dosa?
walaupun belum dipukul,tapi sudah memberikan nasehat,maka tidak berdosa,,PUKULLAH yang terdapat dalam hadist diatas jangan diartikan sempit,melainkan arti yang luas,pukul di situ bisa saja sebuah hukuman,ataupun nasehat,
Hapushukuman nya bersifat mendidik,misalnya saja kalau tidak melaksanakan shalat suruh hafalan ayat kursi atau doa-doa apa yng blm bisa di kuasai,sehingga anak dengan sendiriya mau melaksanakan shalat.hal tersebut juga termasuk kategori PUKULLAH
nurma agista
BalasHapus2021111044
langsung saja
menurut anda pendidik yang propposional yang seperti apa yang sesuai dengan hadits di atas, kemudian apabila ada orang tua melarang anaknya untuk belajar misalnya, tetapi anak itu tidak mau,dan orangtua tetap memaksa,dan akhirnya anaknya menangis, karena menangis orang tua luluh dan membiarkan ank nya bermain lagi, apakah yang seperti itu bisa dikatakan proposional? jelaskan!
proporsional disni brarati orang tua tau akan kadar,atau kapasitas,kemampuan dari anak,jangan terlalu dipaksakan,karena sesuatu yang dipaksa pasti outputnya tidak berbuah manis.
Hapuscukup sekian hatur nuwun,,
nama irma Susanti
BalasHapusnim 2021 111 218
kelas F
assalamu'alaikum...
menurut anda, apakah dampak yang paling nyata terlihat jika seorang pedidik tidak mempunyai loyalitas dalam pendidikan sehingga terkesan tidak sesuai dengan tingkatan umur peserta didik? dan bagaimanakah solusi dan usaha preventif yang harus dilakukan untuk mnecegah hal itu?
menurut saya kalau seorang pendidik tidak mempunyai loyalitas tinggi dalam pendidikan maka output(siswa) dari pendidikan pun kurang sesuai dengan tujuan pendiddikan yang telah ditentukan.
BalasHapususaha yang dilakukan adalah sebelum menjadi seorang pendidik alangkah baiknya untuk menguasai 4 kompetensi yang harus dimiliki olehh seorang pendidik,sehingga pendidikan yang sesuai sengan tujuan awal.
Nama : Miftakhil Janah
BalasHapusNIM : 2021 111 244
Kelas : F
Kewajiban orang tua terhadap anak khan salah satunya memberi nama yang baik, Nah bagaimana kalau ternyata nama yang di berikan orang tua itu tidak sesuai dengan keinginan anak.... atau mngkin malah menjadikan anak malu akan namanya sehingga menyalahkan orang tuanya...???
Nama : Nafrotul Izza
BalasHapusNIM : 2021 111 245
Kelas : F
Orang tua hendaknya mengajarkan tentang perihal agama... kalau seumpama orang tuanya beda agama bagaimana...??
Nama : Maghfiroh
BalasHapusNIM : 2021 111 244
Kelas : F
Hendaknya kan kita itu memberikan hukuman yang afektif... Nah seperti apa saja sih bentuk hukuman itu... terus kalau hukuman itu tidak memberikan pengaruh bagaimana...???