MAKALAH
HADITS TENTANG PERTANGGUNG JAWABAN
PANCA INDRA
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
:
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron
Dimyati, M. S. I.
Disusun oleh :
NUR LATIFAH
NIM: 2021 111 215
Kelas:
F
JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Hidup
di dunia ini hanya sementara, semua orang pasti akan mati. Setelah kematian
semua orang akan dihidupkan kembali di alam akhirat nanti. Dalam kehidupan
inilah setiap manusia akan dimintai pertanggung jawabannya tentang hidupnya di
dunia. Salah satunya adalah pertanggung jawaban panca indra, seperti apa dan bagaimana
panca indra ini digunakan di dunia ini. Sesuai dengan hadits yang dikeluarkan
oleh Imam Tirmidzi di bawah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadits Tentang
Pertanggung Jawaban Panca Indra
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةً وً عًنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قالَ رًسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلًيْه
وَسَلًمً : { يُؤتًى بِالْعَبْدِ يَوْمَ القِيَامَةِ فَيَقُولُ اللهُ لَهُ ألَمْ
أجْعَلْ لَكَ سَمْعَا وَ بَصَرًا وَ مَالاً وَ وَلًدًا وَسَخَّرْتُ لكَ الأنْعَامَ
و الْحرْثَ وَ تَرَكْتُكَ تَرْأسُ وَ تَرْبَعُ فكُنْتَ تطَنَّ أنَكَ مُلاَقِي
يَومَكَ هَذَا قَالَ فَيَقُولُ لَا فَيَقُولُ لهُ الَيوْم َنسَاكَ كَمَا
لَسِيتَنِي. قَالَ أَبُو عِسَى هذَا حَدِيَثُ صَحِيحُ غَرِيبُ وَمَعْنَى قَولِهِ
اليُومَ اَتْرُكُكَ في الْعَذَابِ هَكَذَا فَسْرُوهُ قالَ أبُو عيسَي وَقَدْ
فَسَّرَ بَعضُ أهْلِ الْعِلْمِ هَذِهِ الأيَتَ فَالْيوْمَ نَسَاهُمْ قَالُوا
إنَّمَا مَعْنَاهُ الْيوْمَ نَثْرُكُهُمْ ڤِي الْعَذَابِ }. ( رواه الترمذي
فى الجامع،كتاب صفت القيامة و الرقائق َ الورع عن رسول الله )
B. Tarjamah Hadits
Dari Abu Hurairah dan Abi Said berkata:
Rasullah SAW bersabda : Pada hari kiamat nanti para hamba dipertemukan
dengan-Nya, dan Allah berkata kepada mereka “Bukankah telah Ku ciptakan untukmu
pendengaran, penglihatan, harta serta keturunan dan telah kutundukan padamu
hewan ternak dan tumbuhan dan hasil bumi agar kau bisa memimpin dan hidup
sejahtera dan kamu mengira bahwa kamu kan bertemu dengan hari ini ?” mereka
berkata “tidak” maka Allah mengatakan pada mereka “Hari ini Aku melupakan
seperti kamu melupankan-Ku.” (HR. Imam Tirmidzi)
C. Mufrodat
Seorang hamba
|
يؤتى
|
Dihadapkan
|
بالعبد
|
Hari kiamat
|
يوم القيامة
|
Pendengaran
|
سمعا
|
Penglihatan
|
وبصرا
|
Harta benda
|
ومال
|
Anak
|
ولدا
|
Menundukkan
|
سخر
|
Hewan ternak
|
الانعام
|
Pertanian
|
الحرث
|
D. Biografi Perowi
1. Abu
Hurairah
Menurut pendapat mayoritas, nama beliau
adalah ‘Abdurrahman bin Shakhr ad-Dausi. Pada masa jahiliyyah, beliau bernama
Abdu Syams, dan ada pula yang berpendapat lain. Kunyah-nya Abu Hurairah (inilah
yang masyhur) atau Abu Hir, karena memiliki seekor kucing kecil yang selalu
diajaknya bermain-main pada siang hari atau saat menggembalakan kambing-kambing
milik keluarga dan kerabatnya, dan beliau simpan di atas pohon pada malam
harinya. Tersebut dalam Shahihul Bukhari, bahwa Nabi pernah memanggilnya,
“Wahai, Abu Hir”.
Ahli hadits telah sepakat, beliau adalah
sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. Abu Muhammad Ibnu Hazm
mengatakan bahwa, dalam Musnad Baqiy bin Makhlad terdapat lebih dari 5300
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
Selain meriwayatkan dari Nabi, beliau
juga meriwayatkan dari Abu Bakar, Umar, al-Fadhl bin al-Abbas, Ubay bin Ka’ab,
Usamah bin Zaid, ‘Aisyah, Bushrah al Ghifari, dan Ka’ab al Ahbar Radhiyallahu
'anhum. Ada sekitar 800 ahli ilmu dari kalangan sahabat maupun tabi’in yang
meriwayatkan hadits dari Abu Huraira, dan beliau adalah orang yang paling hafal
dalam meriwayatkan beribu-ribu hadits. Namun, bukan berarti beliau yang paling
utama di antara para sahabat Rasulullah.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
mendo’akan ibu Abu Hurairah, agar Allah memberinya hidayah untuk masuk Islam,
dan do’a tersebut dikabulkan. Abu Hurairah wafat pada tahun 57 H menurut
pendapat yang terkuat.
2. Abu
Sa’id
Dia dinisbatkan kepada Kudrah, salah
satu kabilah Khazraj. Ditolak untuk turut berperang pada perang Uhud karena
masih kecil. Bapaknya syahid di Uhud. Setelah itu dia berperang bersama
Rasulullah sebanyak 12 kali perang. Dia adalah ahli fiqih, ulama dan orang
mulia dari kalangan sahabat. Meninggal pada tahun 64 H. Hadits-haditsnya yang
dicantumkan dalam kitab-kitab hadits sebanyak 1170 hadits.[1]
3. At-Tirmidzi
Imam
at-Tirmidzi, nama panggilannya adalah Abu ‘Isa, sedangkan nama aslinya Muhammad
bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami.
Beliau
dilahirkan pada tahun 209. Di Desa Bugh, kemudian pindah ke kota Tirmidz sampai
akhir hidupnya yakni pada tahun 279 H pada usia 70 tahun.
Para
ahli sejarah menyatakan bahwa di masa hayat Imam Tirmidzi merupakan masa
keemasan ilmu hadits, dan sebagai penggeraknya adalah Imam Muhammad bin Idris
As-Syafi’i al-Muthalibi (Imam Syafi’i) yang hidup antara tahun 150 H sampai 204
H.[2]
E. Penjelasan
Hadits
Sebagai makhluk yang sempurna manusia
telah dilengkapi oleh Allah dengan panca indra. Salah satu indra yang
terpenting adalah pendengaran (telinga) dan penglihatan (mata). Dengan
pendengaran dan penglihatan manusia dapat mengenal segala pernak-pernik
kehidupan ini, dapat mendengar dan melihat hal-hal yang baik dan buruk, serta
dapat menikmati keindahan alam. Pendengaran dan penglihatan merupakan salah
satu anugerah yang terbesar yang diberikan oleh Allah kepada manusia.
Allah telah menciptakan pendengaran dan penglihatan
sebagai sarana untuk merenung, berfikir jernih, serta meneliti alam semesta
ini. Kemudian dengan akal dan hatinya, manusia mengolah alam ini untuk dijadikan
sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Kita di didik secara ilmiah melalui
berfikir obsevasi, diskusi hingga penyimpulan akhirnya kita dapat meraih ilmu
pengetahuan dan menghasilkan sesuatu.[3]
Rasulullah SAW pun juga mengatakan bahwa
manusia akan bertanggung jawab atas umur, harta, dan kemudaannya lewat sabdanya
yang lain:
لَا تَزُوْلُ قُدَ مَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ حَتَّى
يَسْأَ لَ عَنْ اَرْبَعِ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَ اَفْنَاهُ ؟ وَعَنْ عِلْمِهِ مَا
فَعَلَ فِيْهِ؟ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيْمَ ابلْاَهُ ؟ )اخر جه التر مذى(
“Tidaklah
beranjak kaki seorang hamba pada hari kiamat sebelum dimintai
pertanggungjawaban empat hal ini: tentang usia, dihabiskan untuk apa usia itu,
tentang ilmu pengetahuan, diamalkan untuk apa ilmunya itu, tentang harta
diperoleh dari mana dan dibelanjakan untuk apa hartanya itu dan tentang
tubuhnya, dilusuhkan untuk apa tubuhnya itu.” (HR.
Tirmidzi).
Dan al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 179
juga menjelaskan tentang keharusan menggunakan panca indra sejalan dengan
syari’at agama.
Oleh karena itu seluruh anggota badan
harus terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah sehingga manusia dapat
menggunakan anggota badannya sesuai dengan kehendak Allah, dalam rangka
beribadah dan taat kepada-Nya.[4]
F.
Aspek
Tarbawi
Pelajaran
yang dapat di ambil dari keterangan dan penjelasan hadist di atas ialah :
1. Memanfaatkan
panca indra sesuai dengan perintah Allah dan jangan sampai sebaliknya.
2. Menghormati
Sang Pencipta yang telah menganugerahkan indra yang tak terhingga ini sebagai
karunia-Nya.
3. Jangan
pernah melalaikan Allah.
4. Selalu
bersyukur atas nikmat dan karunia Allah.
BAB III
PENUTUP
Panca
indera merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan. Salah satunya pendengaran
dan penglihatan, kedua panca indera tersebut merupakan sesuatu yang sangat
berharga dalam proses mencari ilmu pengetahuan. Dan kedua nya akan dimintai
pertanggung jawaban di hari kiamat atas apa yang digunakan di dunia ini.
DAFTAR
PUSTAKA
An-Nahlawi, Abdul Rahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan
Masyarakat. Jakarta: Bema Insani Press.
Hawi, M. Tarsyi. 1998. Tarjamah Hadits Mengenai Pribadi dan Budi
Pekerti Rasulullah SAW. Bandung: CV. Diponegoro.
Mistu, Musthafa Dieb Al Bugha Syeh
Muhyidin. 2008. Al Wafi: Syarah Hadist
Arba’in Imam An Nawawi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
http://abufathirabbani.blogspot.com/2011/05/pertanggungjawaban-hidup.html,
diakses pada tanggal 15 Februari 2013.
[1] Musthafa Dieb Al Bugha Syeh
Muhyidin Mistu, Al Wafi: Syarah Hadist
Arba’in Imam An Nawawi, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008), hlm.469.
[2] Drs. M. Tarsyi Hawi, Tarjamah Hadits Mengenai Pribadi dan Budi
Pekerti Rasulullah SAW, (Bandung: CV. Diponegoro, 1998), hal. 19.
[3] Abdul Rahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan
Masyarakat, (Jakarta: Bema Insani press, 1995), hal. 44.
[4] http://abufathirabbani.blogspot.com/2011/05/pertanggungjawaban-hidup.html,
diakses pada tanggal 15 Februari 2013.
tolong jelaskan intinya saja apa itu pertanggung jawaban panca indera?
BalasHapusdan mengapa panca indera itu ada pertanggungjawaban padahal apa yg dilakukan panca indera kita itu bersumber dari akal dan hati kita mau apakah panca indera kita itu. itu kan kehendak akal dan hati kita. jelaskan!
Intinya adalah dalam hadits ini yang dibahas hanyalah salah satu panca indra yaitu mata dan telinga, karena keduanya berperan penting dalam aktivitas mencari ilmu. Yang pertama adalah mata. Mata ini juga bila tidak dijalankan sesuai dengan fungsinya seperti yang telah disyariatkan maka bagi dia sebuah neraka telah tersedia baginya. Sebuah kutipan dari Firman Allah “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An Nuur:34). Jadi, jangan sia-siakan mata ini, ketika langkah kaki kita keluar dari rumah, maka bertebaranlah pandangan-pandangan yang tidak hak untuk kita lihat, kuatkan mata ini untuk selalu menghindar dari hal-hal yang membawa kita untuk ditempatkan di neraka yang pertama.
HapusBeralih ke daerah samping mata, ya apalagi kalau bukan Telinga alias pendengaran ini. Seperti yang kita ketahui bahwa telinga ini berfungsi untuk mendengar, apa pun itu. Namun, alangkah sayangnya bila apa yang kita dengar keluar dari batas kewajaran.
Hal kecil, seperti infotaiment yang layaknya dianggap sebuah acara penghibur, sebenarnya kita telah memposisikan sesuatu yang salah untuk di dengar dan itu adalah sesuatu yang ghibah dengan kata indahnya gossip. Karena yang tercantum dalam firman-Nya “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al Israa: 36). Ayat-ayat suci yang dilantukan dengan begitu merdu dan syahdu kadang kita malas mendengarkannya, namun saat lagu-lagu indah duniawi kita luput dan hanyut dibawanya.
Menurut saya mengapa panca indera itu ada pertanggungjawabannya, karena hidup ini merupakan ujian, maka sudah sewajarnya seseorang akan diminta pertanggung jawabannya di akhirat kelak, apakah dia berhasil menjawab soal-soal ujian hidup di dunia atau tidak. Orang yang bisa menjawab soal-soal ujian di dunia, yaitu melaksanakan segala perintah Allah, menjauhi segala larangan-Nya, mensyukuri semua nikmat yang diberikan Allah kepadanya dan bersikap sabar dalam menghadapi musibah yang menimpanya, pasti ia dapat mempertanggung jawabkan hidupnya. Terhadap orang semacam ini Allah akan memberikan balasan yang baik dan memasukkannya ke dalam surga. Sebaliknya orang yang tidak bisa menjawab soal-soal ujian hidup di dunia, pasti tidak bisa mempertanggung jawabkan hidupnya. Kelak Allah akan memberikan balasan yang buruk dan akan memasukkannya ke dalam neraka.
Pertanggung jawaban hidup di akhirat kelak merupakan wujud dari keadilan Allah, dan menunjukkan bahwa penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya termasuk di dalamnya manusia tidaklah sia-sia. Hal ini sesuai dengan firman Allah :
"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnyya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?".(QS. Al-Mu'minun : 115).
Nha, berkaitan tentang akal dan hati, manusia diberikan akal dan hati supaya berfikir dan membedakan mana hal yang sesuai dengan syari’at dan mana yang tidak. Oleh karena itu hati dan akal kita harus selalu sejalan dengan syari’at agar semua perilaku kita juga sesuai dengan perintah-Nya.
Maaf bila terlalu panjang….
labib maimun
BalasHapus2021 111 313
banyak orang yang tidak bisa menggunakan panca indra ,yang melenceng dari agmanya.
apa pendapat pemakalah tentang hal itu?
Menurut saya, orang yang tidak dapat menggunakan panca indra sesuai dengan agamanya, maka dia pasti tidak dapat mempertanggung jawabkan hidupnya di akhirat. Kelak Allah akan memberikan balasan yang buruk dan akan memasukkannya ke dalam neraka. Na’udzubillahi min dzalik….
Hapusnur slamet
BalasHapus2021 111 266
F
bagaimana apabila seseorang mempunyai panca indera yang tidak sempurna lagi karena terkenaa musibah ,sehingga ia hanya pasrah dengan keadaannya tanpa berusaha bahkan pesimis , apakah perbuatannya tersebut juga di mintai pertanggung jawabkan ?
Pasti akan dimintai pertanggung jawaban,,karena panca indra yg telah diberikan Allah itu pasti akan dimintai pertanggung jawaban, akan tetapi kalau cacat itu terjadi karena sesuatu hal . contohnya kecelakaan,berarti sebelum kecelakaan indranya masih berfungsi , dan tentunya indranya pernah melakukan aktivitas .
Hapustapi kita lihat dulu, apabila ada kesalahan dalam menjalankan aktivitas, sebelum dia cacat pasti akan dimintai pertanggung jawaban.. akan tetapi Allah swt pun akan menghisap ssorang ssesuai umurnya, apakah dia melakukanya sebelum baligh atau sesudah baligh.
Muhammad Fahminnafi
BalasHapus2021111365
Assalaamu'alaikum wr. wb..
apakah sama bentuk pertanggungjawaban panca indra yang tidak berfungsi dan panca indra yang berfungsi??misal tuna rungu,,
Jelaskan!!!!
matur tengkyu..
Wa’alaikumsalam wr. wb.
HapusMenurut saya sama saja, yang pada intinya seseorang siapapun itu dan bagaimanapun keadaannya akan menjawab pertanyaan yang sama di hari akhir nanti, yaitu:
(1) Tentang umur, untuk apa umur itu dihabiskan.
(2) Tentang ilmu, untuk apa ilmu itu difungsikan.
(3) Tentang harta benda, dari mana harta benda itu diperoleh dan dibelanjakan untuk apa.
(4) Tentang kondisi tubuh, untuk apa tubuh itu digunakan.
Dan yang paling membedakanya adalah ketaqwaannya.
Rizqotul Maula
BalasHapus2021111265
F
Assalamu'alaikum
Bagaimana cara memaksimalkan penggunakan panca indera dengan baik yang sesuai dengan agama? sedangkan manusia itu tidak luput dari godaan yang ada di sekitarnya!
Kemudian bagaimana pendapat pemakalah terkait orang yang tidak menggunakan panca indera dengan sebaik-baiknya, padahal dia mengerti tentang ilmu agama? dan bagaimana dengan pertanggung jawabannya?
Terimakasih atas jawabannya :-)
Wassalamu'alaikum
Wa'alaikumsalam wr.wb.
HapusMenurut saya caranya adalah sesuai dengan firman Allah yang artinya:
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."(QS. Al Israa’: 36)
Kesimpulannya adalah: gunakanlah hati, pendengaran, penglihatan sebagai indra untuk menangkap realitas dan pelajarilah dengan sungguh-sungguh, jangan tergesa-gesa, gunakan akal dengan benar, dengan didasari ilmu pengetahuan, jangan atas dasar dugaan semata Q.S Az Zukhruf: 20.
Dan terkait dengan orang yang tidak menggunakan panca indera dengan sebaik-baiknya, padahal dia mengerti tentang ilmu agama, menurut saya orang tersebut sama halnya dengan orang yang tidak dapat menggunakan panca indra sesuai dengan agamanya, maka dia pasti tidak bisa mempertanggung jawabkan hidupnya. Kelak Allah akan memberikan balasan yang buruk dan akan memasukkannya ke dalam neraka.
Aminah Balgis Alatas
BalasHapus2021 111 221
F
Assalamu'alaikum
Bagaimana menurut pemakalah cara pemanfaatan panca indra dengan baik?
di dalam realitanya banyak yang menyalahgunkan panca indra mereka untuk hal-hal yang dilarang oleh agama Islam.
Trimakasih
Wassalamu'alaikum
Aminah Balgis Alatas
BalasHapus2021 111 221
F
Assalamu'alaikum
Bagaimana menurut pemakalah cara pemanfaatan panca indra dengan baik?
di dalam realitanya banyak yang menyalahgunkan panca indra mereka untuk hal-hal yang dilarang oleh agama Islam.
Trimakasih
Wassalamu'alaikum
Jawaban sama dengan Rizqotul Maula
HapusLutfia Riska
BalasHapus2021 111 216
F
Apabila ada seseorang yang belum sadar dan belum bisa memanfaatkan panca indranya , Bagaimana caranya menyadarkan seseorang agar mau memanfaatkan, mengoptimalkan, dan memaksimalkan panca indera untuk ke hal-hal yang baik,bagaimana usaha kita untuk menyadarkan orang tersebut ?
- mengajarkan agar senantiasa bersyukur
Hapus- menyadari kebesaran Allah, karena Allah telah memberi anugrah yakni kelengkapan panca indra seharusnya kita memberi penjelasan kepada orang tersebut agar memanfaatkannya secara optimal dan sejalan dengan perintah Allah.
Ning Yuliati
BalasHapus2021 111 214
F
bagaimana pendapat anda tentang manfaat tanggungjawab panca indera??? dan bagaimana tanggung jawab orang yang memiliki kekurangan pada panca inderanya yang lebih lagi pada orang yang sudah tidak memiliki akal yang waras (gila)??? mohon jelaskan !
Manfaat adanya pertanggungjawaban panca indra:
Hapus1. Mendidik kita selaku umat muslim untuk bersyukur terhadap nikmat Allah, yang sebagian itu adalah panca indra yang kita miliki.
2. Mendidik agar kita selalu berbuat sesuai dengan syari’at islam, karena semua yang kita miliki ini akan dimintai pertanggungjawaban diyaumil qiyamah nanti.
3. Allah itu maha adil diantara keadilanya adalah memberikan balasan terhadap apa yang telah kita kerjakan.
4. Memberikan rambu-rambu kepada kita untuk tidak berbuat yang dimurkai Allah SWT
5. Menambah keimanan kita kepada Allah.
6. Mendidik kita untuk hati-hati dalam melakukan segala tindakan.
Menurut saya orang yang hilang akalnya tidak dimintai pertanggung jawaban panca indranya disaat hilangnya akal mereka, namun jika hilangnya akal bukan sejak lahir maka yang dimintai pertanggung jawaban hanya aktivitas sebelum dia hilang akalnya. Karena di antara serangkaian kejadian yang harus diimani dan pasti akan terjadi pada hari kiamat nanti adalah hari penghisaban. Hari dimana semua perbuatan dan prilaku manusia, baik yang mukmin dan yang kafir, selama hidup didunia akan dimita pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT.
Pada hari itu Allah akan meberikan pertanyaan-pertanyaan yang tentunya semua manusia tidak akan bisa berbohong karena ketika mulut mereka berbohong maka anggota tubuh yang lain akan menjadi saksi dan ikut berbicara, Alquran telah menerangkan apa saja yang akan Allah pertanyakan kepada manusia diakhirat nanti, di antaranya.
Pertama, Khusus bagi orang musyrik dan orang kafir Allah akan mempertanyakan berhala-berhala yang mereka sembah didunia, dimana ketika mereka akan menghadapi siksaan neraka, berhala-berhala yang mereka sembah tidak bisa menolong mereka. Dan dikatakan kepada mereka: "Dimanakah berhala-berhala yang dahulu kamu selalu menyembah(nya) selain dari Allah? Dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka sendiri?"
Kedua, Allah akan menanyakan apa yang dikerjakan manusia sepanjang hidupnya didunia, “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.” (QS Al Hijr [15]:92-93)
Ketiga, Allah akan menanyakan tentang nikmat-Nya yang selama ini diberikan kepada manusia, apakah manusia itu bersyukur dan menggunakannya dijalan yang diridhai Allah atau apakah mereka kufur nikmat dan menggunakannya untuk bermaksiat dan bermegah-megahan. “Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS At Takaatsur[102]:8)
Keempat, Allah akan menanyakan tentang panca indra, apakah digunakan untuk mengimani dan beribadah Allah atau digunukan untuk inkar dan bermaksiat kepada Allah. “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS Al Israa' [17]:36). (QS Asy Syu'araa'[26]:92-93)