MAKALAH
ALQUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU
PENGETAHUAN
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata
Kuliah
: Hadits Tarbawi II
|
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I
Disusun Oleh :
Heru Darmawan
2021 111 220
TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an sumber hukum Islam yang pertama yang berlaku bagi umat
terdahulu, umat sekarang dan umat di masa mendatang.
Sebagai kitab suci dan petunjuk, Al-Qur’an memiliki berbagai petunjuk
dimensi untuk dijadikan pegangan hidup dan penuntun arah bagi setiap muslimin
dalam menjalani kehidupannya.
Dengan pembuatan makalah hadits tarbawi ini tentang sumber hukum Islam
diharapkan dapat memberikan nuansa baru bagi para pembaca dalam usaha
mempelajari Al-Qur’an. Sehingga Al-Qur’an bukan saja dijadikan sebagai wacana
saja, tetapi lebih dari itu sebagai suatu ilmu yang harus kita pelajari.
BAB II
SUMBER ILMU PENGETAHUAN
A.
MATERI
HADITS
INFORMASI YANG
BENAR (REVEALEDKNOWLEDGE)
Hadits
24 : Al-Qur’an sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan
24- عَنْ الْحَارِثِ قاَلَ مَرَرْتُ فِي
الْمَسْجِدِ فَآِذَالنّاَسُ يَخُوضُونَ فِي الآَحَادِيثِ فَدَخَلْتُ عَلىَ عَلٍيِ
فَقُلْتُ يَاآَمِيرُالْمُؤمِنِيْنَ ألاَتَرَى أَن النَّاَسَ قَدْخَاضُوافِي
الْاحَادِيثِ قَالَ وَقَدْ فَعَلُوهَا قُلْتُ نَعَمْ قَالَ آَمَاإِنِّي
قَدْسَمِعْتُ رَسُولُ اللٌهِ صَلٌىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
آَلَاإنّهاَسَتَكُونُ فِتْنَةُ فَقُلْتُ مَاالمَخْرَجُ مِنْهَايَارَسُولَ اللَهِ
قاَلَ كِتَابُ اللٌهِ فِيهِ نَبَأُماَكَانَ قَبْلَكُمْ وَخَبَرُ مَابَعْدَكُم
وَحُكْمُ مَابَيْنَكُمْ وَهُوَ الْفَصْلٌ لَيْسَ بِالْهَزْلِ مَنْ تَرَكَهُ مِنْ
جَبَّارٍقَصَمَهُ اللهُ وَمَنْ ابْتَغَى الْهُدَى فِي غَيْرِهِ أضَلَّهُ اللهُ
وَهُوَحَبْلُ الله الْمَتِينُ وَهُوَ الٌدِّكْرُ اْلحَكِيْمُ وَهُوَالِّصرَاطَ
الْمُسْتَقِيْمُ هُوَاَّدِلَاء تَزِيغُ بِهِ الآَهْوَاءُوَلاَتَلْتَبِسُ بِهِ
الألْسِنَةُوَلاَيَشْبَعُ مٍنْهُ الْعُلَمَاءُوَلاَيَخْلَقُ عَلَى
كَثْرَةِالرٌّدِّوَلَا تَنْقَضِي عَجَا آِبُهُ هُوَالَّذِي لَمْ تَنْتَهِ الْجِنُّ
إِذْسَمِعَتْهُ حَتَّى قَالُواإِنَّاسَمِعْنَاقُرْانَاعَجَبَا يَهْدِي إِلَى
الرُّشْدِ فَامَنَّأ بِهِ, مَنْ قَالَ بِهِ صَدَقَ وَمَنْ عَمِلَ بِهِ
آُجِرَوَمَنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ وَمَنْ دَعَا إِلَيْهِ هَدَى إلَى صِرَاطٍ
مُسْتَقِيمِ خُذْهَاإِلَيْكَ يَاآَعْوَرُ.} قَالَ آَبُو عِيسَى هَذَاحَدِيثِ
غَرِيبُّ لا نَعْرِفُهُ إلاَّ مِنْ هَذَاالوَجْهِ وَإِسْنَادُهُ مَجْهُولٌ وَفِي
الحَارِثِ مَقَالٌ (رواه الترمذي فى الجامع,كتاب فضائل القران عن رسول
الله,باب ماجاء فى فضل القرآن)
B.
TARJAMAH
HADITS
Di riwayatkan dari Al Harits, Beliau Berkata “ Pada suatu waktu aku
melewati masjid, di sana pada waktu itu aku melihat orang-orang sedang
berbicara panjang lebar, lalu aku mendatangi Ali. Aku bertanya kepadanya, wahai
Amirul Mu’minun tidakkah engkau melihat orang-orang yang telah berbicara
panjang lebar. Beliau bertanya ataukah mereka benar-benar meengerjakannya, aku
menjawab Ya. Beliau berkata,”ingatlah sesungguhnya aku mendengar Rasulullah
bersabda: “ Ingatlah bahwa sesungguhnya akan terjadi fitnah. Lalu aku (Ali) bertanya
: apa jalan keluar darinya wahai Rasulullah?. Beliau bersabda Kitabullah yang
di dalamnya terdapat cerita cerita tentang umat sebelum kalian juga kabar
tentang hal yang akan terjadi setelah kehidupan kalian dan hukum sesuatu yang
terjadi diantara kalian. Dan Kitabullah adalah pemisah antara yang haq dan yang
bathil bukan senda gurau. Barang siapa yang meninggalkannya dari orang-orang
yang angkuh atau sombong maka Allah akan membinasakannya dan barang siapa
mencari petunjuk dengan selamanya maka Allah akan menyesatkannya. Kitabullah
adalah kitab Allah yang kuat, juga dzikir yang bijaksana, serta jalan yang
lurus. Kitabullah adalah sesuatu yang membuat keinginan tidak menyeleweng,
tidak membuat lidah sulut dalam melafalkan, tidak membuat para ulama merasa
puas , tidak usang sebab banyak di ulang serta tidak akan habis
keajaiban-keajaibannya. Kitabullah adalah sesuatu yang membuat jin tidak
berhenti kala mendengarnya sehingga mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah
mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, yang memberi petunjuk pada jalan
kebenaran, lalu kami beriman kepadanya “. Barang siapa berbicara dengannya
(Kitab Allah) maka dia telah berkata jujur. Barang mengamalkannya maka akan
diberikan pahala. Barang siapa menghukumi dengannya maka dia telah berbuat
adil. Barang siapa yang mengajak kepadanya maka dia telah diberi petunjuk pada
jalan yang lurus. Ambillah kalimat-kalimat ini wahai orang yang bermata satu.
Hadist ini adalah Hadist ghorib yang tidak kami ketahui kecuali dari hadistnya
Hamzah Al Zayyat mata rantai hadistnya tidak diketahui dan dalam hadistnya
Al-Hadist terdapat komentar.
C.
MUFRODAT
Dulu saya pernah melewati sebuah
masjid
مَرَرْتُ فِى اْلمَسْجِدِ
Orang-orang berbicara panjang
lebar
يَخُوْضُوْنَ
فِى اْلأَحَادِيْثِ
Ingatlah bahwasanya akan terjadi
fitnah
أَلاَ إِنَّهَا سَتَكُوْنُ فِتْنَةٌ
Kisah orang-orang sebelum
kamu
نَبَأَمَا قَبْلَكُمْ
Pemisah antara yang hak dan
batil
الْفَصْلُ
Membinasakan
قَصَمْهُ
Mencari
petunjuk
ابْتَغَى الْهُدَى
Menyesatkannya
أَضَّلَّهُ
Tidak
menyimpang
لاَ تَرِيْغُ
Menyulitkan
تَلْتَبِسُ
Lidah
اْلأَلْسِنَةِ
Banyak
diulangi
كَشْرَةِ
الرَّدِّ
Keajaiban
تَنْقَضَى
D.
BIOGRAFI
ROWI
Harist Al
a’war
Nama aslinya
adalah Harits bin Abdullah al a’war al khamdani. dijuluki al a’war
karena matanya buta sebelah. Harits bin Abdullah al a’war al khamdani berasal
dari Kuffah. Beliau juga dikenal dengan nama Abu zahir. Sedangkan menurut Imam
Bukhori sebagian dari para Ulama berpendapat bahwa namanya adalah Al Harits bin
Abid. Beliau termasuk sahabat yang dikenal pembohong sehingga hadits yang
diriwayatkannya dianggap dho’if. Beberapa ulama yang mengatakan bahwa dia
pembohong diantaranya: Abu Muawiyah Adh-Dhorif, Abi Khoiksamah, Yahya bin
Sa’id. Beliau wafat pada masa pemerintahan Ibnu Az-Zabir.[1]
E.
KETERANGAN
HADITS
Hadits ini menerangkan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber ilmu
pengetahuan. Alqur’an adalah sumber dari segala hukum.
Keterangan hadits ini sendiri berbicara panjang lebar adalah mereka
tidak membaca Al-Qur’an melainkan berbicara panjang lebar tentang manusia dan
kebatilan-kebatilan mereka.
Tatkala para Ulama mengetahui rahasia sesuatu dari hakikatnya Al-Qur’an
maka mereka akan rindu pada yang lainnya, hingga mereka tidak akan merasa
kenyang dan bosan. Artinya kesukaan membaca Al-Qur’an tidak akan sirna walaupun
sering diulang-ulang.
Al-quran ini merupakan petunjuk bagi kita untuk menuju jalan yang lurus
sebagai pemisah antara yang hak dan yang bathil yang mana sebagai penghukum
antar sesama manusia.
F.
ASPEK
TARBAWI
1.
Al-Qur’an
merupakan pemecah suatu masalah dan jalan keluar dari terjadinya fitnah.
2.
Al-qur’an
merupakan sumber pengetahuan darri masa yang lalu dan masa yang akan datang.
3.
Kita
hendaknya menjadikan pusat Al-qur’an sebagai rujukan sumber ilmu agar terhindar
dari kesesatan, karena Al-quran adalah pembawa kebenaran kepada manusia,
pembawa kepada jalan yang lurus.
4.
Kita
hendaknya selalu membaca dan mempelajari al-Qur’an itu sendiri dari pada
membicarakan tentang orang lain.
BAB III
PENUTUP
Dari keterangan hadits tersebut di
atas, bahwasanya Al-quran bukan hanya dijadikan wacana tetapi juga sumber pusat
dari hukum-hukum Islam yang harus dipelajari. Agar kita tidak tersesat jika
menemukan masalah yang belum terselesaikan. Karena Al-quran adalah pemisah
antara yang haq dan yang bathil bukan senda gurau.
Barang siapa berbicara dengannya
(Kitab Allah) maka dia telah berkata jujur. Barang mengamalkannya maka akan
diberikan pahala. Barang siapa menghukumi dengannya maka dia telah berbuat
adil. Barang siapa yang mengajak kepadanya maka dia telah diberi petunjuk pada
jalan yang lurus.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Muhammad. 1283-1353. Tuhfatul
Ahwadi.
Tahdibud Tahdib
Tahdibud Kamal. 5
[1] Taaribud Tahdib, hal. 175
Najmul karimah 2021111078 F
BalasHapusAssalamualaikum
Dalam aspek tarbawi diatas pemakalah mengatakan bahwa Al-Qur’an merupakan pemecah suatu masalah dan jalan keluar dari terjadinya fitnah.Pada kenyataannya bagaimana kalau orang yg difitnah itu lain agama? atau yang difitnah seagama akan tetapi dia tetap dikenai hukuman???
waalaikumsalam terimakasih,,
HapusAlquran memang merupakan jalan keluar dari fitnah. Allah berfirman:
واَعْتصِمُواْ بِحَبْلِ الله جَمِيْعًا وَلاَ تَفَـرَّقوُا وَاذْ كـُرُو نِعْمَتَ الله عَلَيْكُمْ إٍذْكُنْتُمْ أَعْـدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلـُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنْتُمْ عَلىَ شَفاَ خُـفْرَةٍ مِنَ النَّاِر فَأَنْقـَدَكُمْ مِنْهَا كَذَالِكَ يُبَبِّنُ اللهُ لَكُمْ اَيَاتِهِ لَعَلـَّكُمْ تَهْـتَدُونَ ’{ال عـمران 103}
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”
menurut pendapat saya, Jika yg difitnah itu lain agama, sama saja hukumnya. Karena itu fitnah, fitnah bukan hanya ditujukan kpd agama kita saja, tetpi juga mencakup semuanya. hukuman fitnah bagi setiap orang sama, apalagi jika yang memfitnah itu bukan agama kita, balasannya lebih kejam.
"Sesungguhnya orang-orang yang suka sekali supaya tersebar berita-berita keji dalam kalangan orang-orang yang beriman, mereka akan mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Allahlah yang Maha Tahu dan kamu semua tidaklah mengetahui." (An Nur Ayat 19)
Khasanah
BalasHapus2021 111 369
F
Asalamualaikum
yang ingin saya tanyakan sekarang banyak fenomena dari anak remaja yang jarang membuka Al-Qur'an, tetapi sering membuka fb dan sms...???
bagaimana menurut pemakalah terhadap masalah tersebut...???
waalaikumsalam terimakasih,
Hapuskita harus menyikapinya dengan bijak, bahwa memang begitulah fenomena sekarang. Solusinya kita harus introspeksi diri tentang semua itu. Kita harus pintar2 membagi waktu kita dengan banyaknya kegiatan kita sekarang, yang telah diperbanyak dg teknologi2 modern.
kita hidupkan terlebih dahulu semangat kita bagaimana agar terbiasa membaca alquran. Yaitu dg cara membaca keutamaan membaca alquran. Jadi kita bisa tahu pahala membaca alquran, mungkin itu dapat menumbuhkan semangat kita agar selalu membaca alquran. seperti contohnya dalam hadits Ibnu Mas'ud berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Alquran ), ia akan mendapatkan satu kebaikan yang nilainya sama dengan 10 kali ganjaran (pahala). Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR Tirmidzi).
Nah setelah itu biasakan kita setelah sholat untuk membaca alquran walaupun satu ayat dan seterusnya. Buat senyaman mungkin dlm membaca alquran agar kita tidak bosan dalam membacanya.
Rizqotul Maula
BalasHapus2021111265
F
Assalamualaikum
Bagaimana pendapat pemakalah terkait orang yang mengerti tentang Al-Qur'an dan dia memperoleh ilmu dari mempelari Al-Qur'an tersebut, akan tetapi dia justru melanggar hukum Islam misalnya melakukan kemaksiatan?
Terima kasih atas jawabannya :-)
Wassalamualaikum
wa'alaikumsalm,
Hapusmenurut saya, dia berdosa. Orang seperti ini seperti orang yang meremehkan atau mengolok2 ayat Allah.
“Dan apabila dia mengetahui sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka (ayat-ayat itu) dijadikan olok-olok. Merekalah yang akan menerima azab yang menghinakan.” (QS.45:9)
Ditegaskan bahwa sipengolok-olok akan menerima azab yang menghinakan, neraka jahannam ancamannya. Berikut lanjutannya Tuhan mengatakan :
“Dihadapan mereka neraka jahannam, dan tidak akan berguna bagi mereka sedikitpun apa yang telah mereka kerjakan, dan tidak pula (bermanfaat) apa yang mereka jadikan sebagai pelindung-pelindung (mereka) selain Allah. Dan mereka akan mendapat azab yang besar.”
“Ini (Al-Qur’an) adalah petunjuk. Dan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhannya, mereka akan mendapat azab berupa siksaan yang sangat pedih.”
(Itu Firman-Nya, tertulis di QS 45 ayat 10 dan 11). Jadi jelas, pada dia atau pada mereka yang sombong yang mengolok-olok, yang mengingkari adalah bukannya Tuhan tidak tahu.
Dan sedangkan sesungguhnya pada mereka itu sudah terkunci pendengaran dan hatinya, tertutup mata penglihatannya. Sebagaimana berikut ini Tuhan menegaskan:
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya; dan Allah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya ? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah(membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ? (QS.45:23)
Jadi Tuhan pasti memberi pembalasan kepada mereka. Maka dari itu bagi kita yang beriman sungguh sangat penting selalu mensyukuri nikmat iman yang telah Tuhan berikan. Karena betapa celakanya jika hati dikunci pendengaran disumbat dan pada mata diletakkan tutup atas penglihatan; sehingga menjadi sesat dan dibiarkan sesat. Dan semakin tersesat jauh….,
Demikian, semoga kita mengambil pelajaran.
Fatkhu Rohmah
BalasHapus2021 111 307
F
Di dalam Hadits ini kan menjelaskan bahwa al qur'an itu sebagai sumber ilmu pengetahuan, bagaimana menurut pemakalah kalau ada orang yang menyalah gunakan sumber ilmu pengetahuan yang ada di dalam al qur'an,.
terimakasih,
HapusJika ada orang yang seperti ini jangan kita ikuti, karena akan menjerumuskan kita ke dalam jalan yang salah. Orang yang sperti ini harus kita hindari.
Alquran itu adalah benar dan tidak akan salah. maka bagi orang yang menyalahgunkanny dia dianggap zalim terhadap alquran tersebut.
Allah sudah menerangkannyya,
“Mereka akan tertimpa akibat dari perbuatan mereka sendiri dan merelak akan diliputi oleh azab yang dulu selalu mereka perolok-olokkan.” (an-Nahl: 34)
Maka kita harus mempelajari alquran dengan sebaik mungkin, jangan asal-asalan. Agar kita selalu menuju jalan yang lurus
2021111365
BalasHapusF
Assalamu'alaikum..
Alqur'an ...merupakan sumber ilmu pengetahuan,,
permasalahannya, kadang ada seseorang, bahkan banyak orang yang mereka tidak tau apa maksud dari ayat2 yang ada di dalam Alqur'an, mereka hanya sekedar membaca sesuai dengan tajwidnya tapi tidak mengerti maknanya.
dari masalah tersebut, apa kiat atau metode agar kita itu bisa mengerti makna2 ayat Alqur'an tersebut dan kemudian mengamalkannya?
matur tengkyu..
wassalam..
waalaikumsalam,,
HapusDi dalam Islam, bukan membaca Al-Quran saja menjadi ibadah dan amal yag mendapat pahala dan RAHMAT ALLAH, tetapi mendengarkan bacaan Al-Quran pun begitu juga. Tentang pahala orang mendengarkan bacaan Al-Quran dengan jelas dalam Surah Al-A'raaf ayat 204 disebut sebagai berikut: Artinya: "Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah (baik-baik) dan perhatikan lah tenang, agar kamu mendapat rahmat".
Diberikan pahala jg bagi orang yang membacanya. Ibnu Mas'ud berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Alquran ), ia akan mendapatkan satu kebaikan yang nilainya sama dengan 10 kali ganjaran (pahala). Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR Tirmidzi). Hadis dari Ibnu Mas'ud ini diperkuat dengan hadis serupa dari Abi Sa'id.
untuk bisa mengerti maknanya, kita harus belajar bahasa arab dan ulumul quran. untuk mengamalkannya kita jangan menerjemahkannya sendiri, tetapi harus melihat tafsir para ulama', agar kita tdk terjerumus ke jalan yg salah.
untuk lebih mudahnya kita pelajari surat yang biasa kita baca terlebih dahulu seperti surat alfatihah. kita pahami surat alfatihah itu. lalu menjalar ke yg lain. Dahulukan yg biasa kita temui.
Muataqimah
BalasHapus2021 111 252
kelas F
berbicara Alqur;an sebagai ilmuu, kita melihat kenyataan pada mata pelajaran ilmu sejarah disekolah- sekolah, tentang asal usul manusia disebutkan bahwa manusia bernenek moyang dari seekor binatang (teori evolusi), sedangkan dalam Alqur'an jelas hal tersebut terbantahkan. menurut pemakalah, bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim dalam menyikapi hal tersebut? dan bagaimana pandangan alqur'an mengenai teori evolusi?
Pada pemahaman saya, perlu kehati-hatian ketika seseorang mencoba membandingkan antara teori dalam sains dengan ayat-ayat dalam AlQur’an.. Permasalahannya, kebenaran yang diungkapkan sains merupakan kebenaran yang relatif. Sebuah teori dalam sains bisa digantikan oleh teori lainnya, apalagi jika begitu banyak hal-hal yang masih belum jelas tentang fenomena yang menjadi objek dari teori tersebut. Sedangakan Alquran adalah kalamullah yang pasti benar.
HapusTeori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia moderen dan nenek moyangnya.
Teori evolusi ini sangat bertolak belakang dengan apa yang telah tertulis dalam Al-Qur'an. Allah berfirman dalam (QS> Al Hijr (15): 28-29) yang artinya :
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr (15) : 28-29)
Adapun PROSES KEJADIAN MANUSIA kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa' ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa' (4) : 1)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
PROSES KEJADIAN MANUSIA ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur'an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur'an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu'minuun (23) : 12-14).
Jadi, asal-usul manusia adalah Nabi Adam a.s, yang diciptakan oleh Allah SWT dan diturunkan dari surga. Asal usul manusia dari kera hanyalah mitos yang direka-reka. Manusia bukan dari kera melainkan dari manusia pertama bernama ADAM.
KUkuh Dwi Atmono
BalasHapus2021 111 323
F
sekarang banyak orang yang mempelajari Al Qur'an hanya dengan membaca Terjemahannya. lalu mereka menerangkan dengan pemahaman sendiri, tidak mengikuti para ahli tafsir.
bagaimana itu??
Seseorang tidak boleh berbicara tentang hal yang tidak ia ketahui. Dan tidak boleh juga berbicara tentang ilmu agama padahal ia tidak memiliki ilmu. Ini merupakan kejahatan yang besar, dan berbahaya bagi orang yang melakukannya. Ini juga merupakan kejahatan terhadap kalam Allah, dan bahaya yang besar bagi orang yang melakukannya.
HapusMaka, jauhi orang-orang yang berbicara mengenai kalamullah, padahal ia tidak memiliki ilmu yang mencukupi yang membuat ia bisa menafsirkan dengan benar. Karena perbuatan ini merupakan penyimpangan dan kejahatan terhadap Allah dan terhadap agama Allah dan juga terhadap Rasul-Nya. Dan ini juga merupakan keburukan.
Maka takutlah kepada Allah dengan tidak melakukan hal seperti ini, yang menyebabkan sebagian orang yang mengikutinya melakukan kebid’ahan, berdalil dengan ayat ini dan ayat itu, ayat ini menyuruh perbuatan ini dan itu, padahal bukan demikian maksud ayat tersebut dan dia bukan orang yang ahli dalam menafsirkan ayat Qur’an.
Ada riwayat shahih dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu, beliau melewati seorang lelaki yang sedang mengajarkan orang-orang Al Qur’an. Beliau berkata:
أتعرف الناسخ والمنسوخ ؟ قال : لا ، قال : هلكت وأهلكت
“Apakah engkau sudah paham nasikh dan mansukh? Lelaki tadi berkata: ‘Saya belum paham’. Ali berkata: ‘Sungguh engkau ini binasa dan membuat orang lain binasa’“
Demikian, hendaknya hal ini dipahami.
asalamualaikum,,
BalasHapusdijelaskan dalam makalah bahwa al quran adalah sebagai sumber ilmu, lalu kenapa al quran tidak bisa berdiri sendiri tanpa asunah.
bagaimanakah menurut anda kng??
Terimakasih,
HapusJadi konteks di sini bukan alqur’an tidak bisa berdiri sendiri atau gimana, akan tetapi Alquran memang sumber ilmu paling utama, sedangkan assunnah kedudukannya sebagai penguat atau penjelas dari ayat-ayat Alquran yg masih global (belum jelas).
Al-hadits atau as-sunnah adalah penafsiran terhadap ajaran Al Qur’an. Kepribadian Nabi Muhammad saw. adalah merupakan contoh nyata Al Qur’an dalam sebuah ajaran Islam.
Sebagaimana hal ini pernah disampaikan oleh Ummul Mu’minin ‘Aisyah ra, tatkala ditanya tentang budi pekerti Rasulullah saw., ia menjawab:
“Budi pekertinya adalah Al Qur’an” (HR. Muslim)
Para sahabat telah bersepakat menetapkan wajib ittiba’ terhadap al-hadits, baik tatkala Rasulullah saw masih hidup ataupun sesudahnya. Sehingga al-hadits adalah sebagai pedoman hidup atau sumber setelah Al Qur’an, dan sama sekali tidak boleh diingkari kedudukannya.
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” (Al Hasyr: 7)
Begitu penting kedudukan al hadits sampai-sampai Rasululah saw. memberi penghargaan khusus kepada para periwayat dan pengajar hadits.
“Rasulullah saw. berdo’a: “Ya Allah, rahmatilah khalifahku”. Wahai Rasulullah, siapakah khalifah tuan? Tanya kami. “Yaitu orang yang meriwayatkan hadits-haditsku dan mengajarkannya kepada manusia”. (HR At-Thabrani)
Adapun kedudukan al hadits terhadap Al Qur’an adalah:
• Sebagai fungsi untuk menetapkan dan menguatkan Al Qur’an. Sehingga akan didapati hukum yang memiliki dua sumber sekaligus, yaitu dalil yang terdapat dalam Al Qur’an dan dalil penguat yang terdapat dalam hadits nabi saw.
• Memberikan perincian atau menjelaskan penafsiran ayat-ayat Al Qur’an yang bersifat mujmal (umum), atau memberikan taqyid (syarat) terhadap hal-hal yang muthlaq dalam Al Qur’an, atau memberikan takhshih (pengkhususan) terhadap ayat Al Qur’an yang ‘am (umum).
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”. (An Nahl: 44)
Maka akan didapati penjelasan tentang tata cara shalat, membayar zakat, ibadah hajji, dan sebagainya dalam hadits-hadits Nabi saw.
• Menetapkan hukum yang tidak didapati dalam Al Qur’an.
Jadi di sini, konteks Assunnah itu sebagai penjelas atau penguat Alquran.
2021 111 189
BalasHapusAssalamualaikum Wr. Wb.
Pada realita sekarang ini, di tempat kelahiran kita sendiri, masih banyak orang yang mengikuti tradisi-tradisi orang-orang sebelum mereka, dan terkadang tradisi itu bertentangan dengan Al-Qur'an, bagaimana menurut pemakalah mengenai hal ini?... karena terkadang mereka menganggap tradisi itu adalah kebiasaan yang baik.....
waalaikumsalam terimakasih,
Hapusmemang begitu kenyataannya, contohnya saja di masjid walisongo selatan STAIN Pekalongan. di situ pasti banyak sekerumunan orang2 yang melingkar berduduk2 bercakap2. Jika di masjid itu untuk menuntut ilmu yg baik itu tidak apa-apa, tetapi jika membicarakan masalah dunia itu tidak boleh. Sebaiknya kita mencari tempat yang lain, bukan di masjid. Carilah tempat selain dari rumah Allah. Solusinya salah satunya begitu. Dan jika pembicaraan itu sudah menjerumus ke yg negatif, sebaiknya kita pergi dari pembicaraan itu. Mungkin begitu mba.
2021 111 216
BalasHapusAssalamualaikum ..
apakah semua ilmu yang ada di dunia ini bersumber dari al-qur'an ??dan bagaimana cara kita mengajarkan kepada peserta didik agar mau mengkaji al-qur'an sebagai ilmu pengetahuan ??, dan pada realitanya anak-anak zaman sekarang lebih suka bermain dari pada mempelajari al-qur'an ....
wassaalamualaikum ...
waalaikumsalam, terimakasih...
HapusAl- Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan, semuanya telah tercover di dalamnya yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya.
intinya kitanya dulu yang harus mengkaji alquran sebelum mengajarkan untuk mengkaji alquran. kita introspeksi dulu diri kita, baru setelah itu kita mengajarkan untuk mengkaji alquran.
anak-anak itu hanya mengikuti yg dewasa, jika org yg dewasa hanya menyuruh utk membaca alquran, maka anak itu lama2 akan bosan. Caranya kita harus mengajaknya untuk mengaji bersama, jangan dipaksakan, buat anak itu merasa nyaman dg cara apapun (yg baik) dalm membaca alquran. maka anak-anak akan senang membaca alquran
Nur Latifah
BalasHapus2021 111 215
F
Menurut pemakalah ilmu pengetahuan apa saja yang terkandung dalam Al-Qur'an itu sendiri!!!!!1
Semua aspek ilmu pengetahuan itu ada di dalam alquran mba. Alquran adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan, semuanya telah tercover di dalamnya yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya. seperti yg sudah saya jawab dipertannya mba riska
HapusNing Yuliati
BalasHapus2021 111 214
F
Bagaimana menurut anda saat kita membaca Al.Quran, kita dengan mudah memahami makna dari ayat tersebut, sehingga kita dapat mengamalkannya?
Terimakasih,
HapusJika untuk memahami makna Alqur’an tentunya tidak mudah, pasti kita harus mengetahui satu persatu arti dalam setiap kata yang ada dalam ayat itu sendiri. Pada dasarnya kita harus belajar terlebih dahulu bahasa arab, agar kita dapat memahami arti setiap ayat itu. Solusinya, kita terlebih dahulu mengetahui makna dari ayat ayat yang biasa kita baca, contohnya yang paling mendasar adalah surat al fatihah. Kita biasa membacanya, maka kita sebaiknya pahami arti dari ayat-ayat tersebut. Berawal dari yang biasa kita baca terlebih dahulu, baru setelah itu kita pahami ayat-ayat yang lain. Setelah kita bisa pahami ayat itu, maka kita dapat mengamalkannya sedikit demi sedikit.