Laman

new post

zzz

Kamis, 04 April 2013

d8-1 suli reviana MANUSIA ASPEK FISIK DAN BIOLOGIS



MAKALAH
MANUSIA ASPEK FISIK DAN BIOLOGIS

Disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah                   :  Hadis Tarbawi II
Dosen Pengampu           :  Muhammad Ghufron, M.S.I



                                                           


Disusun oleh :
Suli Reviana                2021 111 201
Kelas D

TARBIYAH / PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013




BAB I
PENDAHULUAN
Sebagaimana kita tahu bahwa manusia merupakan makhluk Allah SWT yang sempurna dari makhluk lainnya, Entah itu dalam segi penciptaanya maupun dalam segala hal yang mana kita ketahui manusia di berikan akal serta mempunyai nafsu, dalam kaitannya proses penciptaan manusia sebenarnya sudah tercantum dalam Al-Qur’an surat Al- Mu’minun ayat 12-14 serta surat Al-Hijr. Namun dalam sebuah hadis juga di jelaskan hal yang sama.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai asal mula penciptaan manusia baik dari segi aspek fisik maupun biologis menurut hadis Rasulullah Saw, dimana akan di uraikan secara lengkap berdasarkan syarah hadisnya.















BAB II
PEMBAHASAN
A.    MATERI HADITS
Hadits 38 : Manusia: Aspek Fisik-Biologis
38- عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : حدّثنا رسول الله صلّى عليه وسلّم وهو الصّادق المصدوق قال : إنّ احدكم يجمع خلقه فى بطن امّه أربعين يومًا ثمّ يكون ععلقة مثل ذلك ثمّ يكون مضغة مثل ذلك ثمّ يبعث الله ملكًا فيعمر باربع كلمات ويقال له اكتب عمله ورزقه وأجله وشقيٌّ أو سعيد ثمّ ينفخ فيه الرّوح فإنّ الرّجل منكم ليعمل حتّى ما يكون بينه وبين الجنّة إلّا ذراعٌ فيسبق عليه كتابه فيعمل بعمل أههل النّار ويعمل حتّى ما يكون وبين النّار إلّا ذراعٌ فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنّة )رواه بخارى)
B.     TERJEMAHAN HADITS
“Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, Rasulullah menceritakan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar lagi dibenarkan, sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaanya diperut ibunya selama 40 hari. Kemudian ia menjadi segumpal darah kemudian menjadi daging sama seperti itu, kemudian Allah mengutus malaikat dan diperintahkan menulis empat kalimat. Dikatakan kepadanya: tulislah amalnya, rizkinya, dia sengsara atau bahagia. Kemudian ditiupkan ruh kepadanya. Sesungguhnya salah seorang diantara kalian melakukan amalan hingga tidak ada lagi antara dirinya dengan surga kecuali satu jengkal, namun kitabnya telah mendahuluinya lalu ia melakukan amalan penghuni neraka. Dan sesungguhnya seseorang berbuat hingga tidak ada antara dirinya dan neraka kecuali satu jengkal. Namun kitab telah mendahuluinya maka dia melakukan amalan penghuni surga.” (HR. Bukhori)




C.    ARTI MUFRODAT

Terjemahan
Ayat
Penciptanya
خلقه
Diperut
فى بطن
Segumpal darah
ععلقة
Daging
مضغة
Diperintahkan
فيعمر
Menulis
اكتب
Sengsara
شقيّ
Melakukan
يعمل
Bahagia
سعيد
Meniup
ينفخ
Mendahului
فيسبق
Sejengkal
ذراعٌ

D.    BIOGRAFI RAWI

1.      Biografi Imam Al-Bukhari
Nama asli Imam Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail. Nama lengkap Imam Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah Al- Ja’fi bin Bardzibah Al-Bukhari. Dilahirkan di Negara Bukhara hari jum’at 13 Syawal 194 H, dan meninggal dunia pada malam Idul Fitri tahun 256 H dalam usia 62 tahun kurang 13 hari.
Ayahnya adalah seorang ulama hadis yang pernah belajar dibawah bimbingan sejumlah tokoh termashur saat itu seperti Malik Ibn Anas, Hammad Ibn Zaid, dan Ibnu Mubarok. Disaat usianya belum mencapai 10 tahun, Imam Al- Bukhari telah memulai belajar hadis sehingga tidak mengherankan apabila pada usia kurang lebih 16 tahun telah berhasil menghafal  matan sekaligus rawi dari beberapa buah kitab karangan Ibnu Mubarok dan Waqi.[1]
Untuk melanjutkan pengetahuannya, Ia mengunjungi beberapa negara yang terkenal yang menjadi gedung pengetahuan dimasa itu seperti Syam, Mesir, Basrah, Kuffah, Bagdad, dan lain-lain.
Di tanah Hijaz ia berdiam 6 tahun lamanya. Dia terkenal sangat sungguh-sungguh memeriksa hadis dan menyisihkan mana di antara yang Shahih dan yang  Lemah dengan pengetahuan dan penyelidikan yang luas kepada pujangga yang tak ada bandingannya itu tentang ilmu hadis bertumpuh kepercayaan seluruh dunia islam dan meletakkan hadis yang di riwayatkannya pada derajat yang tinggi sekali.

2.      Biografi Abdullah Ibn Mas’ud
Nama lengkapnya adalah Abdullah Ibn Mas’ud Ibn Ghafil Ibn Habib Al- Hudzaly seorang sahabat nabi yang dahulu pernah bersumpah setia dengan bani zuhra. Ibu beliau bernama Ummu’ Abdillah bin Abu Daud Ibn Sau’ah yang juga memeluk agama islam dan menyertai As-Shabiqun al-Awwalun, beliau telah meriwayatkan sejumlah 848 buah hadis, Imam Bukhari dan Muslim menyepakati sejumlah 64 hadis, 21 diantaranya diriwayatkan oleh Imam Bukhari sendiri dan 35 diantaranya diriwayatkan oleh Imam Muslim.[2]
Beliau menerima langsung dari Rosul sejumlah 70 surat Al-Qur’an. Beliaulah orang yang mula-mula berani membaca Al-Qur’an dengan suara yang nyaring di hadapan orang Quraisy di Mekkah. Beliau juga ikut hijrah ke Habasyah, kemudian ke Madinah ikut serta hijrah perang badar bersama Rasulullah Saw, perang baitur ridwan  dan semua peperangan pada masa Rasul.
Setelah Nabi Saw wafat, beliau menjadi penanggung jawab baitul mal di Kuffah kemudian dating ke Madinah pada masa kekhalifahan Utsman. Beliau wafat di Madinah pada tahun 32 H dan di kebumikan di Al- Baqi’, jenazah beliau di sembahyangkan oleh Utsman.[3]


  




E.     KETERANGAN HADITS

            وهو الصادق المسدوق
Rasulullah Saw sebagai pribadi yang jujur dan dapat dipercaya dalam hal berita yang dijanjikan oleh Tuhan-Nya.
 يجمع  
Allah menciptakan sel telur yang kemudian diletakkan dan disimpan di dalam perut ibu selama 40 hari 40 malam.
ثم يكون علقة مثل ذلك
Sel telur yang telah dibuahi itu akan menjadi segumpal darah yang kenyal selama 40 hari 40 malam.
ثم يبعث الله ملك
Kalimat ini di dalam hadits Abu Dzar yang diriwayatkan oleh Imam Nawawi dan Al-Mustamalli yang artinya : “Kemudian Allah mengutus malaikat yang diwakilkan untuk berada di dalam rahim sang ibu, hal ini terjadi pada 4 tahapan, yaitu ketika susunan organ tubuh sudah mulai lengkap.”
                         فيكتب عمله,ورزقه, واجله, وشقي او سعي
Akan ditulinya ketentuan takdir untuk makhluk baru tersebut, yang sebenarnya sudah ditulis sejak zaman azali. Akan ditulis untuknya faktor-faktor apa saja yang akan menyebabkan dia mendapatkan rezeki. Juga ditetapkan apakah rezeki yang dia peroleh berstatus “Halal atau Haram dan melimpah atau pas-pasan” Ajal untuknya juga ditetapkan apakah panjang atau pendek. Amalan untuknya juga ditetapkan apakh Shahih atau sebaliknya.Begitu pula dengan nasibnya sebagai orag celaka ataupun orang yang beruntung. Semua itu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh  Allah SWT.
 ثمّ ينفخ فيه الرّوح                                                          
Ruh akan ditiupkan Allah kepada calon makhluk hidup baru tersebut, setelah organ tubuhnya lengkap.



  وان الر جل ليعمل بعمل اهل الجنة 
                         
Hal yang dimaksud dengan mengerjakan amal penduduk surga adalah menerapkan keimanan dan melakukan berbagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
   حتى ما يكون بينه وبين النار الاذراع                
Hampir saja orang tersebut masuk kedalam surga.
                                                            فيسبق عليه الكتاب      
Ketentuan Allah yang ditulis malaikat ketika dia masih berada didalam perut ibunya, sebenarnya sudah ada jauh lebih awal.                                                      
فيعمل بعمل اهل النار
Hal yang dimaksud dengan mengerjakan amal penduduk neraka adalah mengerjakan berbagai bentuk kemaksiatan dan kekufuran. Sebenarnya amal perbuatan manusia (baik yang berbentuk ketaatan ataupun kemaksiatan) hanya sebatas pertanda saja dan tidak bisa dipergunakan untk memastikan nasib pelakunya, karena nasib seseorang kembali kepada Allah yang telah ditetapkan sejak zaman azali (dahulu).[4]
Maka janganlah seseorang tertipu dengan apa yang tampak dari keadaan seseorang karena yang dinilai adalah akhirnya, jangan pula berputus asa atas keadaan seseorang karena yang dinilai akhir hayatnya.













F.     ASPEK TARBAWI
Hal-hal yang dapat kita ambil dari hadis tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Agar senantiasa mengingat Allah, karena sebagai seorang manusia kita mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban kita terutama dalam hal beribadah kepada Allah  SWT.
b.      Mengingatkan kita untuk senantiasa bersyukur terhadap nikmat yang telah di berikan oleh Allah SWT kepada kita.
c.       Dengan mengetahui tentang penciptaan manusia, di harapkan kita tidak sombong karena di hadapan Allah itu kita sama.
d.      Manusia sebagai makhluk Allah SWT yang diciptakan sempurna, seharusnya bisa mencerminkan dalam setiap perkataan maupun perbuatannya.












BAB III
PENUTUP
            Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang sempurna dalam bentuk dan rupa melalui beberapa tahapan yaitu berupa nuthfah (sperma), kemudian menjadi alaqah (segumpal daging), kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) dan juga diberikan kelebihan dan keistimewaan yang tidak diberikan kepada makhluk yang lainnya yaitu berupa akal dan pikiran. Sejak dalam perut ibunya setelah di tiupkan ruhnya juga sudah di tuliskan mengenai rezeki, amal, maupun kehidupannya.
Dengan adanya hal tersebut di harapkan manusia menyadari akan kuasa Allah SWT, kedudukan manusia didunia tidak apa-apanya di bandingkan dengan kuasa Allah SWT. Dapat menjalankan segala kewajiban serta meninggalkan larangan-Nya, hal ini juga harus patut di terapkan dalam kehidupan sehari-hari dimana sesuai dengan pencitaanya bahwa kita tahu manusia merupakan makhluk Allah yang di ciptakan dengan sempurna.











DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2003. Studi Kitab Hadis. Yogyakarta: Teras
Ash Shaddieqy, T.M. Hasbi. 1980. Sejarah dan Ilmu Pengantar. Jakarta: Bulan Bintang.
Al- Khin, M.Said dan Musthafa Dieh Al-Bagha. 2002. Al-Wafi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Soffandi, Wawan Djunaedi. 2007. Syarah Hadits Qudsi. Jakarta: Pustaka Azzam.




[1] Abdurrahman, Studi Kitab Hadis, (Yogyakarta: Teras, 2003), hlm. 45.
[2] T.M. Hasbi Ash Shaddieqy, Sejarah dan Ilmu Pengantar, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), hlm. 291
[3] Musthafa Dieh Al-Bugha dan M. Sa’id Al-Khin, Al-Wafi, (Jakarta: Puataka Al-Kautsar, 2002), hlm. 455.
[4] Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Hadits Qudsi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), hlm. 207-209.

42 komentar:

  1. Nama : Imas Anggraeni Dewi
    NIM : 2021 111 203
    kelas D

    mohon dijelaskan lagi bagian hadits yang mana yang menerangkan tentang aspek fisik dan biologis...

    dan keterangan hadits "tulislah amalnya, rizkinya, dia sengsara atau bahagia. " mengapa tidak ada ketentuan agamanya?

    tolong jelaskan jeng...
    suwun

    BalasHapus
    Balasan
    1. sami-sami jeng...
      besok lagi gag usah tanya ya?
      Mengenai hadis mana yang menerangkan tentang aspek fisik dan biologis ya diterangkan dalam hadis yang pertama donk mb…kalau kurang paham silakan dihayati sendiri..
      Memamg dalam hadits tersebut hanya diterangkan mengenai empat hal yang sudah ditetapkan sejak zaman azali, yaitu amal, riski, kesengsaraan, dan kebahagiaan. Sedangkan ketentuan agama seseorang tidak dijelaskan secara langsung dalam hadits ini, tetapi Allah SWT lah yang langsung menanyai si jabang bayi itu, ketika akan lahir di dunia. Si jabang bayi itu ditanyai “siapa Tuhan mu?” dia menjawab “Allah SWT”. Secara langsung si jabang bayi itu mengakui bahwa Islam adalah agamanya. Tetapi terkadang kenyataan setelah ia lahir di dunia itu berbeda karena agama yang dianut anak itu tergantung dari kepercayaan yang dianut oleh orang tuanya. Apakah nantinya ia akan menjadi muslim, nasrani, atau agama lainnya. Jadi ketentuan agama seseorang tidak dijelaskan dalam hadits ini, tetapi langsung ditanyai oleh Allah sebelum ia dilahirkan di dunia.

      Hapus
  2. NAMA: BADIATUL LIZA
    NIM: 2021 111 146
    KELAS: D

    Assalamu'alaikum
    mohon jelaskan kaitannya dengan isi makalah yang pertama menjelaskan bagaimana kita diciptakan dalam perut ibu (aspek biologis) dengan terjemahan selanjutnya yaitu mengenai empat ketentuan??
    teriamakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikum salam…
      Begini lho mb, sebelum manusia itu di lahirkan sejak zaman azali kan memang sudah ditentukan mengenai takdirnya,dan di dalam makalah ini kan sudah di jelaskan secara gamblang dan sejelas-jelasnya, kaitannya antara manusia itu sejak dalam perut ibunya dan mengenai 4 ketentuan itu, mohon apabila kurang jelas di baca makalahnya dahulu ya?
      Bila kurang paham, langsung menemui pemakalahnya saja…
      Terima kasih…

      Hapus
  3. Assalamu’alaikum
    Nama: Nahdiyah
    NIM: 2021 111 199
    Kelas: D
    Dalam keterangan hadits ,menyebutkan bahwa setiap orang akan dituliskan takdirnya,salah satunya adl ttg ajalnya,apakah pnjng atau pendek,,
    lha bagaimana dg doa yg mngharapkan pnjangnya umur??
    Mohon penjelasannya,,trims,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikum salam
      terima kaish atas pertanyaannya

      ajal itu memang sudag ditentukan oleh Allah dan salah satu yang tidak dapat diubah,
      menurut saya, mengenai doa panjang umur, itu adalah salah satu ikhtiar manusia, saya memandang hal tersebut sebagai arti kita mengharapkan sepanjang umur hidup kita, itu umur yang barokah.
      umur yang sepanjang hidupnya dilakukan untuk mengingat Allah dan mengerjakan sesuatu atas dasar ibadah kepada Allah..

      jadi kesimpulannya makna lain dari doa panjang umur ialah doa yang pada intinya mengharapkan umur yang diberikan kepada Allah adalah umur yang mempunyai manfaat serta selalu mengerjakan perintah Allah swt

      Hapus
    2. Sebelumnya terima kasih atas pertanyaannya..,
      Dan untuk mb imas terima kasih karena sudah membantu menjawabnya..
      Benar apa yag sudah di katakan oleh mb imas, bahwa memang benar segala sesuatu yang ada pada diri manusia itu sendiri sudah di gariskan-Nya sejak pertama kali Ia ada dalam perut ibunya, saat di tiupkannya ruhbahkan ketentuannya sudah di tetapkan oleh Allah SWT sejak zaman azali.
      Segala sesuatu yang kita minta apabila itu baik pasti InsyaAllah Allah akan mengabulkannya namun hal tersebut harus di lakukan atas dasar yang baik, apabila kita meminta panjang umur namun pada kenyataannya apabila kita sudah di beri umur panjang namun kita tetap melakukan perbuatan yang tidak baik maka hal tersebut salah besar.
      Dan seperti apa yang sudah di jelaskan di atas ketika kita meminta umur panjang maka kita harus memanfaatkannya untuk menegrjakan perintah Allah SWT.

      Hapus
  4. Nama : Susi Ernawati
    Nim : 2021 111 202
    Kelas : D
    Assalamu'alaykum Revi,,
    yang ingin saya tanyakan, seperti keterangan hadits diatas bahwa rezeki,baik mendapatkannya secara halal atau harama,dan ajal sudah tertulis, namun, seperti rezeki itu kan bisa kita mengubah mau jadi orang yang kaya atau mau menjadi orang yang miskin, nah itu bagaimana penjelasannya,
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikum salam mb susi…..
      Mengenai masalah rezeki yang kita tahu bahwa rezeki itu kan termasuk kedalam takdir mu’allaq yaitu takdir yang mungkin dapat di ubah, sedangkan ajal kan termasuk kedalam takdir muthlaq yaitu tidak dapat diubah namun meskipun demikian segala sesuatunya tergantung dari Allah itu sendiri apabila Dia berkendak maka apapun bisa terjadi.
      Untuk lebih jelasnya mengenai masalah takdir bisa di baca pada jawaban pada pertanyaannya mb arinun ilma…
      Cukup sekian…terima kasih..

      Hapus
  5. NAMA : ARINUN ILMA
    NIM : 2021 111 045
    KELAS: D

    Didalam makalah telah dijelaskan bahwa kandungan pada usia 40 hari ditiupkan ruh dan 4 perkara seperti ajal, amal dan rezekinya. jika demikian apakah baik buruknya manusia itu merupakan takdir Allah? mohon penjelasannya.
    terimakasih...:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks for your question…
      Berbicara mengenai takdir, sebelum membahasnya lebih jauh, disini saya akan memberikan sedikit pembahasan mengenai takdir itu sendiri..
      Takdir itu apa sich?
      Takdir adalah perkara yang telah diketahui dan ditentukan oleh Allah SWT dan telah dituliskan oleh al-qalam (pena) dari segala sesuatu yang akan terjadi hingga akhir zaman. Allah telah menentukan segala perkara untuk makhluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahulu (azali) dan ditentukan oleh hikmah-Nya. Tidak ada sesuatupun yang terjadi melainkan atas kehendak-Nya dan tidak ada sesuatupun yang keluar dari kehendak-Nya. Maka, semua yang terjadi dalam kehidupan seorang hamba adalah berasal dari ilmu, kekuasaan dan kehendak Allah, namun tidak terlepas dari kehendak dan usaha hamba-Nya.
      Allah SWT berfirman :
      إنا كل شىء خلقنه بقدر
      Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (Qs. Al-Qamar:49)
      وخلق كـل شىء فقدره
      “Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (Qs. Al-Furqan: 2).
      Dalam syarah kitab hadist Arbain Nawawi diterangkan bahwa takdir Allah swt itu ada empat macam yang dibagi kedalam dua kelompok besar, yakni TAKDIR MUBROM dan TAKDIR MU’ALLAQ, sebagaimana penjelasan dibawah ini:
      I. TAKDIR MUBROM (TETAP)
      1.Takdir Dalam Ilmu Alloh.
      Takdir yang ada di ilmu Allah. Takdir ini tidak mungkin dapat berubah, sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda:
      لاَيَهْلِكُ اللهُ إلاَّ هَالِكًا
      “Tiada Allah mencelakakan kecuali orang celaka, (yaitu orang yang telah ditetapkan dalam ilmu Allah Taala bahwa dia adalah orang celaka.)”
      2.Takdir Dalam Kandungan.
      Takdir dalam kandungan, yaitu malaikat diperintahkan untuk mencatat rizki, umur, pekerjaan, kecelakaan, dan kebahagiaan dari bayi yang ada dalam kandungan tersebut.
      Maka takdir ini termasuk takdir yang tak dapat dirubah sesuai kelanjutan dari hadist tersebut. Takdir ini sebetulnya termasuk takdir dari Ilmu Alloh seperti no I/1 diatas yang telah digariskan dalam tubuh sang jabang bayi. (Dalam ilmu pengetahuan Genetika modern mungkin dapat digambarkan pada unsur DNA?)
      II.TAKDIR MU’ALLAQ (TAKDIR YANG TERGANTUNG)
      1. Takdir Dalam Lauh Mahfudh.
      Takdir yang ada dalam Lauhul Mahfudh. Takdir ini mungkin dapat berubah, sebagaimana firman Allah dalam surat ar-Ra’du ayat 39 yang berbunyi:
      يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ
      “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki, dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauhul Mahfudz).”
      Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa beliau mengucapkan dalam do’anya yaitu “Ya Allah jika engkau telah menetapkan aku sebagai orang yang celaka maka hapuslah kecelakaanku, dan tulislah aku sebagai orang yang bahagia”.
      2.Takdir Yang Diikuti Sebab Akibat
      Takdir yang berupa penggiringan hal-hal yang telah ditetapkan kepada waktu-waktu Dan hal-hal yang telah ditentukan. Gambarannya: “Seandainya hambaku berdo’a atau bersilaturrahmi dan berbakti kepada kedua orang tua, maka Aku jadikan dia begini, jika dia tak berdo’a dan tidak bersilaturrahmi serta durhaka kepada kedua orang tua, maka ia Aku jadikan seperti ini..”
      Dan dari penjelasan diatas yang sangatlah panjang dan lebar ini dapat saya simpulkan bahwa apa yang baik dan buruk memang sudah di tentukan oleh Allah, namun hal itu dapat di ubah sesuai dengan keinginan dari kita sendiri yaitu dengan cara berikhtiar serta berdo’a kepada Allah.
      Terima kasih…

      Hapus
  6. nama : mirza muhammad abda
    nim : 2021 111 153
    kelas: D
    yang saya ingin tanyakan bagaimana proses biologis manusia sejak ia dalam kandungan sampai ia menjadi seorang janin..??
    dan apakah dalam pembentukan watak atau sifat itu sejak dalam kandungan atau gimana????
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali…
      Mengenai proses biologis awal mula penciptaan manusia dalam kandungan hingga menjadi janin, disini saya akan menguraikannya lebih lanjut.
      Proses penciptaan manusia ini dapat dilihat dari firman Allah dalam surat al-Taubah ayat 7-9 berikut:
      وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ . (المؤمنون : 12-14 (
      "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, pencipta yang paling baik." (QS. Al-Mukminun: 12-14)[2]
      Berdasarkan ayat di atas, dapat di jabarkan bahwa proses terbentuknya manusia terbagi menjadi tujuh tahapan:
      Pertama, manusia tercipta dari tanah. Hal ini merupakan proses terbentuknya sperma dan ovum dari suami dan istri. Sperma dan ovum ini dihasilkan dari tanah melalui makanan yang mereka konsumsi, lambat laun makanan tersebut berproses hingga pada akhirnya menghasilkan sperma dan ovum.
      Kedua, sperma dan ovum yang dihasilkan dari tanah, berada dalam tulang punggung laki-laki dan perempuan. Melalui proses pernikahan di antara keduanya (-jima') terciptalah seorang anak manusia di dalam rahim seorang perempuan tersebut. Yang mana, rahim menjadi tempat yang kokoh bagi keberlangsungan sperma.
      Ketiga, sperma suami yang telah menyatu dengan ovum istri yang dihasilkan dari persenggamahan mereka, menetap dalam rahim si istri yang kemudian berproses menjadi sebuah 'alaqah, yaitu segumpal darah yang padat (jamid).
      Keempat, dari segumpal darah yang padat tersebut kemudian berproses kembali menjadi segumpal daging. Proses perpinpadahan dari segumpal darah menjadi segumpal daging ini merupakan awal dari penciptaan manusia (khalh). Pada saat inilah, Allah mulai membentuk anggota-anggota badannya.
      Kelima, dari segumpal daging ini, Allah menjadikan tulang-belulang. Hal ini merupakan kelanjutan dari proses segumpal daging yang lama kelamaan mengeras sehingga menjadi tulang-belulang.
      Keenam, tulang-belulang ini kemudian dibungkus dengan daging. Seakan-akan daging tersebut laksana pakaian yang dapat menutupi anggota badan seseorang.
      Ketujuh, adalah menjadi makhluk yang sempurna (khalh al-akhar). Artinya, ia memiliki perbedaan yang sangat jelas dari yang sebelumnya, memiliki pendengaran, penglihatan, pengetahuan, dan lain sebagainya.
      Mengenai watak maupun sifat, menurut buku yang pernah saya baca, bahwa seorang anak yang di lahirkan akan mewarisi sebagian dari gen orang tuanya yaitu 60% dari ibunya dan 40% dari ayahnya. dan watak tersebut akan muncul juga karena factor yang mendukung seperti lingkungan tempat dimana ia tinggal. Watak juga termasuk proses pembentukan dari pribadi seseorang jadi bisa di katakan bahwa watak maupun sifat terbentuk setelah ia ada proses sosialisasi dengan lingkungan dimana ia tinggal namun juga tidak terlepas dari gen yang di bawanya sebagai warisan dari orang tuanya.

      Hapus
  7. nama: Nur Ulis Sa'adah Shofa
    NIM : 2021 111 205

    asaalamu'alaikum revi...

    di dalam makalah disebutkan bahwa takdir untuk makhluk baru tersebut, sebenarnya sudah ditulis sejak zaman azali. pertanyaannya apakah kita masih bisa merubah takdir tersebut?

    terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikum salam mb ulis…..
      Terima kasih kembali atas pertanyaannya….
      Mungkin pertanyaan mb ulis ini lumayan sedikit mirip dengan pertanyaannya mb Arinun ilma, tapi sedikit menggaris bawahi saja dan menekankan bahwa pada dasarnya manusia itu dapat merubah takdirnya, dan yang sudah di jelaskan bahwa ada beberapa takdir yang mungkin dapat di ubah dan yang dapat di ubah…mungkin berikut ini saya kasih sedikit penjelasan mengenai bagaimana cara kita dapat mengubah takdir…
      Cara yang benar dan tepat, tentu saja harus bersumber dari Pembuat takdir yang tiada lain Allah SWT melalui Al Quran dan Hadits Nabi saw.
      Dijelaskan dalam sebuah hadis dari Imam Turmudzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi SAW Bersabda :
      Yang Artinya:
      “Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”. (HR Turmudzi dan Hakim).
      Cara Mengubah Takdir:
      Yang pertama Yaitu dengan berdo’a. Dalilnya ialah hadits diatas.
      Yang kedua Yaitu Bersedekah. Rasulullah SAW pernah bersabda : “Silaturrahmi dapat memperpanjang umur dan sedekah dapat merubah taqdir yang mubram” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad).
      Yang ketiga yaitu Bertasbih. Ada hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad Ibnu Abi Waqosh, Rasulullah bersabda : “Maukah kalian Aku beritahu sesuatu do’a, yang jika kalian memanfa’atkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan itu? Para sahabat menjawab : “Ya, wahai Rasululullah, Rasul bersabda “Yaitu do’a “Dzun-Nun : “LA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADH-DHOLIMIN” (Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk diantara orang-orang yang dholim”). (H.R. Imam Ahmad, At-Turmudzi dan Al-Hakim).
      Yang keempat yaitu Bershalawat ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay Ibnu Ka’ab, bahwa ada seorang laki-laki telah mendedikasikan semua pahala sholawatnya untuk Rasulullah SAW, maka Rasul berkata kepada orang tersebut : “Jika begitu lenyaplah kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni” (H.R Imam Ahmad At-Tabroni)
      Namun pada dasarnya, sekuat apapun usaha maupun ikhtiar yang sudah kita lakukan namun hal tersebut tergantung pada kehendak dari Allah SWT…Mungkin istilahnya yaitu “Kun fayakun”. Kalau Allah tidak berkendak maka hal tersebut tidak akan terjadi…

      Hapus
  8. Nama: Nur Asfiyani
    NIM: 2021 111 200
    Kelas: D

    Apakah segala yang dilakukan oleh manusia, baik buruk itu ditentukan oleh Allah atau bisa dikatakan takdir Allah....???? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bebey atas pertanyaannya..
      Lagi-lagi pertanyaan tentang takdir dan takdir…huft
      Mengenai baik atau buruknya segala sesuatu yang di lakukan oleh manusia itu sendiri adalah merupakan sebuah proses dari takdir itu sendiri dimana tinggal manusianya itu sendiri, apakah mereka akan melakukan sesuatu yang buruk ataukah yang baik tergantung pada manusianya, sudah di jelaskan dalam hadis ini dengan terpampang nyata bahwa apabila mereka (orang-orang yang berbuat baik) maka ia tidak ada lagi dirinya dengan surga kecuali satu jengkal dan begitu pula dengan mereka (orang-orang yang berbuat buruk) maka tidak ada lagi dirinya dengan neraka kecuali satu jengkal..
      Hal tersebut kan sudah di jelaskan secara gambling dan tinggal bagaimana manusianya itu sendiri akan berbuat baik ataukah buruk, karena pada dasarnya menurut referensi yang saya baca bahwa takdir itu bisa di ubah. Namun hal tersebut juga tergantung pada kehendak Allah SWT.

      Hapus
  9. nama: shofatul jannah
    nim: 2021 111 183
    kelas: D

    dalam makalah tertulis "Juga ditetapkan apakah rezeki yang dia peroleh berstatus “Halal atau Haram dan melimpah atau pas-pasan” mohon jelaskan !!!
    terimakasi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you so much for your question mb sofatul…
      Setiap manusia yang akan di lahirkan ke dunia ini kan sudah di tentukan dan di tetapkan mengenai takdirnya ya mb dan salah satu di antaranya adalah mengenai rezeki, nah yang saya tahu selama ini rezeki itu ka nada yang di peroleh dengan cara yang halal dan ada pula yang di peroleh dengan cara yang haram, nah pada keterangan hadis ini pun sudah di jelaskan secara mendetail ya walaupun mungkin sedikit membingungkan sehingga muncul pertanyaan ini, namun pada hakikatnya segala sesuatu itu kan pasti adanya yam b, hal yang serinci ini pun sudah ditulis-Nya, sungguh Allah itu memang Maha Kuasa sehingga hal sekecil apapun sampai sudah di gariskannya, nah mungkin dengan melalui hadis ini kita dapat sedikit belajar . dan untuk lebih lanjutnya mungkin kembali pada diri masing-masing saja ya mb, dan yang perlu di ketahui bahwa ada beberapa takdir yang bisa kita ubah atas kehendak dan izin dari Allah SWT..

      Hapus
  10. WILDAN FAZA
    2021 111 206
    kelas D

    pada hadits yang berbunyi فيكتب عمله,ورزقه, واجله, وشقي او سعي
    yang saya tanyakan maksud dr "Akan ditulinya ketentuan takdir untuk makhluk baru tersebut".. mkch

    BalasHapus
    Balasan
    1. You’re Welcome……
      Mengenai hadis yang anda sebutkan di atas…penjelasannya yaitu…
      Mungkin seperti ini ya?
      Setiap makhluk yang akan di lahirkan ke dunia ini pastilah sudah di tentukan bagaimana takdir ia, seperti yang sudah di jelaskan dalam hadis dalam makalah saya bahwa ada 4 kalimat yang telah di tulis-Nya di Lahuh Mafuzh yaitu amalnya, rizkinya, dia bahagia maupun sengsara dan juga ajalnya, hal tersebut di tentukan sejak zaman azali dan merupakan ketetapan yang sudah di tentukan oleh Allah SWT.

      Hapus
  11. Kiki F. Mastriana
    2021 111 198
    D

    apa maksud dari kalimat berikut " Maka janganlah seseorang tertipu dengan apa yang tampak dari keadaan seseorang karena yang dinilai adalah akhirnya, jangan pula berputus asa atas keadaan seseorang karena yang dinilai akhir hayatnya."

    terima kasih mba sule..... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali mb kikuk…
      Maksud dari kata-kata tersebut adalah kita tidak boleh berburuk sangka dulu kepada seseorang, belum tentu orang yang keliatannya jahat ia selalu jahat dan belum tentu pula orang yang kelihatannya baik ia adalah orang yang baik, pada intinya kita tidak boleh memandang seseorang dari satu sudut pandang saja. Karena baik burukanya seseorang hanya Allah SWT yang tahu.

      Hapus
  12. nama:nur hidayah
    nim: 2021 111 145
    kelas:D

    apakah ada langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sang ibu di dalam proses mengandung sampai melahirkan? agar mendapatkan kerurunan anakyang sholeh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan agar mendapatkan anak yang soleh.
      1. Membacakan Doa. Ada berbagai cara metoda doa serta doa-doa agar mendapatkan anak sholeh yang diajarkan oleh Nabi dan juga orang-orang Sholeh dahulu yang bisa kita pelajari dan dipraktekkan. Ada Doa Nabi Zakariya yaitu yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Ali Imran : 38 yang artinya :"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa..(QS. Ali Imran (3);38 ). Kata anak yang baik mengandung makna jadikanlah anak kami yang shaleh, berakhlaq mulia, dan beradab agar sempurna nikmat dunia dan akheratnya. Ada juga doa Nabi Ibrahim yang tercantum dalam Al-Qur'an surat As Shaafaat :100 dan An Nahl : 78.
      2. Membacakan Al-Qur'an. Metoda mendidik anak semenjak dalam kandungan selanjutnya adalah dengan memperdengarkan tilawati Al-Qur'an. Diharapkan dengan anak bayi yang masih dalam kandungan dibiasakan oleh orang tuanya untuk mendengarkan tilawah Qur'an karena banyak manfaat dari mendenagrkan Al-Qur'an ini. Kita ketahui fungsi pertama yang paling banyak digunakan janin dalam kandungan adalah fungsi pendengarannya maka kita optimalkan fungsi pendengaran janin untuk terbiasa mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Selain itu dengan kita membiasakan bayi dalam kandungan memperdengarkan Al-Qur'an maka ketika sang anak memasuki masa kanak-kanak ia akan lebih mudah dalam menghafal al-Qur'an.
      3. Mengajak Berbicara. Indera pendengaran mulai berkembang pada minggu ke 8 dan selesai pembentukan pada minggu ke 24. Indera pendengaran ini juga dibantu oleh air ketuban yang merupakan penghantar suara yang baik. Janin akan mulai mendengar suara aliran darah melalui plasenta, suara denyut jantung dan suara udara dalam usus. Selain itu janin akan bereaksi terhadap suara-suara keras, bahkan bisa membuat janin terkejut melompat. Untuk itu mengajak janin berbicara dengan mengelus-elus peut terutama saat organ pendengaran mulai berfungsi baik. Ketika sang ibu mau berwudhu maka ajaklah pula sang janin berbicara dengan cara "Adik, ibu mau berwudhu karena wudhu adalah satu cara sebelum menjalankan sholat dan sholat adalah kewajiban tiap muslim untuk beribadah kepada Allah, Sang Pencipta Alam Semesta yang menciptakan segala kehidupan dunia ini termasuk ayah ibu dan juga adik" Dan biasanya respon janin dengan tendangan ke arah perut sang ibu.
      4. Menjaga Perilaku. Menjaga perilaku sangat penting dan dibutuhkan ketika masa kehamilan. Karena akhlak orang tua sangat berpengaruh terhadap akhlak anak-anaknya kelak, terutama ibu hamil. Mulai dari sikap, ucapan hingga perilaku. Menghindari hal-hal yang kurang baik tidak hanya ditekankan dalam masa kehamilan saja, namun juga sampai anak dewasa. Sebab orang tua memegang peranan yang penting dalam menanamkan perilaku dan adab serta akhlak yang baik kepada anak-anaknya. Jika orang tua berperilaku baik maka diharapkan sang anak juga meniru serta mencontoh perilaku baik dari orang tuanya.
      Selamat membaca mb’ semoga bermanfaat..

      Hapus
  13. NAMA: KHOLIS ARIFAH
    NIM: 2021 111 293
    KELAS: D

    Assalamualaikum,
    saya pernah mendengar hadits bahwa ada yang sudah ditakdirkan masuk neraka tetapi semasa hidupnya ia mengamalkan yang baik-baik,dan ada yang ditakdirkan masuk surga tetapi amalannya didunia selalu berbuat maksiat.
    bagaimana menurut pemakalah mengenai hal ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikum salam…
      Untuk lebih jelasnya mungkin anda bisa membaca pada jawaban pertanyaanan yang sudah ada, karena saya rasa pertanyaannya kurang lebih sama dengan penanya sebelum-sebelumnya, namun apabila ada yang kurang jelas bisa di tanyakan kembali….
      Yang anda tanyakan pada intinya mengenai takdir, apakah bisa di ubah atau tidak? anda bisa membacanya pada jawaban pada pertanyaannya mb arinun ilma, mengenai macam-macam takdir, berikut penjelasannya, bisakah takdir di ubah atau tidak…
      Sekian…

      Hapus
  14. awaliyah nailis saadah
    2021 111 339
    D

    yang ingin saya tanyakan, apakah dalam pembentukan watak atau karakter seseorang sudah terjadi dalam kandungan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengenai pertanyaan anda, kurang lebih sama dengan pertanyaannya mz mirza Muhammad abda,untuk itu jawabannya bisa dibaca sendiri ya?
      Namun apabila kurang paham atau jawabannya kurang puas di tanyakan kembali apa yang belum di mengerti.
      Terima kasih

      Hapus
  15. NAIS STANAUL ATHIYAH
    2021 111 280
    Bagaimana cara kita menjaga aspek fisik dan biologis yang sesuai dengan hadits diatas? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas pertanyaannya..
      Pertanyaan yang sangat simple sekali namun sedikit membingungkan bagi saya..karena saya sendiri kurang memahami apa yang di tanyakan oleh anda. Maksud dari menjaga aspek fisik dan biologis yang seperti apa yang anda tanyakan? Mohon di jelaskan kembali agar saya dapat memahami pertanyaan yang anda ajukan.

      Hapus
  16. Nur Akhadiyah
    2021 111 151
    kelas D

    dalam kalimat berikut "Sebenarnya amal perbuatan manusia (baik yang berbentuk ketaatan ataupun kemaksiatan) hanya sebatas pertanda saja dan tidak bisa dipergunakan untk memastikan nasib pelakunya, karena nasib seseorang kembali kepada Allah yang telah ditetapkan sejak zaman azali (dahulu).[4]",apa maksud kalimat tersebut mohon jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mencoba sedikit menjelaskan maksudnya adalah segala sesuatu itu kan sudah di tentukan oleh Allah (ketentuan-ketentuan) yang 4 perkara yang di sebutkan dalam makalah dan lebih tepatnya mengenai takdir seseorang, namun hal ini kan bisa di ubah atas izin dan kehendak Allah SWT dimana takdir ada yang muthlaq dan mubrom, yang mana takdir ada yang tak dapat di ubah dan tidak dapat di ubah.
      makasih

      Hapus
  17. nama : sobakha nurul khusna
    nim : 2021111222
    kelas : D

    assalamu'alaikum wr. wb
    saya ingin bertanya,
    Dalam keterangan hadits di atas,telah disebutkan bahwa setiap orang akan dituliskan takdirnya,salah satunya adl ttg ajalnya,apakah pnjng atau pendek,,
    lha bagaimana dg doa yg mngharapkan pnjangnya umur??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikum salam wr.wb
      Terima kasih atas pertanyaannya..
      Pertanyaan anda sama dengan apa yang di tanyakan oleh mb nahdiyah, oleh karena itu jawabannya bisa anda baca sendiri ya? Pada jawaban dari pertanyaannya mb nahdiyah.

      Hapus
  18. Nama: Fitri Nur Afina
    NIM: 2021 111 197
    Kelas: D

    Dalam makalah disebutkan: Amalan untuknya juga ditetapkan apakh Shahih atau sebaliknya.Begitu pula dengan nasibnya sebagai orang celaka ataupun orang yang beruntung. Semua itu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
    Apakah sifat baik atau buruk seseorang itu sudah merupakan takdir? Terimakasih ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali mb vina yang pesek :p
      Kurang lebih pertanyaan anda sama dengan pertanyaannya mb nur asfiyani untuk itu dengan segenap kelapangan hati, anda bisa membaca pada jawaban dari pertanyaannya mb yeni tersebut…
      sekian

      Hapus
  19. faisal fahmi
    2021 111 255

    menurut pemakalah, bagaimana cara agar kita bisa mengarah kepada potensi kebaikan yang ALLAH berikan, supaya dalam menjalani hidup kita tidak salah pilih???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih…
      Mungkin kita harus lebih mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT…daan juga kita lebih medekatkan diri kepada Allah serta menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

      Hapus
  20. Nama: Mushofakhah
    NIM: 2021 111 196
    Kelas: D

    Assalamu'alaikum,
    apakah beda antara takdir dengan fitrah?
    apakah dua-duanya bisa di rubah atau memang sudah ketentuan dari Allah SWT?
    terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikum salam
      Takdir adalah perkara yang telah diketahui dan ditentukan oleh Allah SWT dan telah dituliskan oleh al-qalam (pena) dari segala sesuatu yang akan terjadi hingga akhir zaman.
      Fitrah berasal dari akar kata f-t-r dalam bahasa Arab yang berarti membuka atau menguak. Fitrah sendiri mempunyai makna asal kejadian, keadaan yang suci dan kembali ke asal.
      Dalam Islam terdapat konsep bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Fitrah dalam hal ini berarti bayi dilahirkan dalam keadaan suci, tidak memiliki dosa apapun. Seseorang yang kembali kepada fitrahnya, mempunyai makna ia mencari kesucian dan keyakinannya yang asli, sebagaimana pada saat ia dilahirkan.
      Mengenai takdir, bisa di baca sendiri pada jawaban pertanyaannya mb arinun ilma, kalau fitrah menurut saya tidak dapat di ubah.

      Hapus
  21. Soraya Nailatul Izzah
    2021 111 097
    Kelas D
    tolong jelaskan mengapa "jangan berputus asa atas keadaan seseorang karena yang dinilai akhir hayatnya"?

    BalasHapus