Laman

new post

zzz

Senin, 02 September 2013

SBM-A,01: Hakikat, Ciri dan Komponen



MAKALAH
HAKIKAT, CIRI DAN KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR
Mata kuliah: Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu: Ghufron Dimyati, M.SI


                              Oleh:  

                                    Nur Nadhifah                                    20.22.111.004
                                    Ahmat Al-Hasyimi                           20.22.111.006
                                    Khikmatul Jannah                            20.22.111.007
                                    Nestity Sunarti                                  20.22.111.018

PBA Kelas A

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah

Kegiatan  belajar  mengajar  merupakan  suatu  proses yang penuh makna. Di dalamnya  terdapat  sejumlah  norma  untuk ditanamkan  ke dalam  ciri setiap  pribadi  anak didik. Dan juga kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang belajar dan anak didik yang belajar.  Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif  dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah doitetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.
 Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat menghantarkan anak didik ke tujuan. Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik. Suasana belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Anak didik gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing. Kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran.
 Sebagai kegiatan yang bernilai edukatif, belajar mengajar mempunyai hakikat, ciri-ciri dan komponen. Ketiga aspek ini perlu diketahui guru dan dipahami guna menunjang tugas di medan pengabdian.
Berlatarbelakang dari pentingnya hakikat, ciri-ciri dan komponen belajar mengajar bagi guru, maka perlulah kami membahas di dalam makalah ini mengenai hakikat, ciri-ciri dan komponen belajar mengajar dan hal-hal yang terkait dengannya. Dan makalah ini kami beri judul “Hakikat, Ciri-Ciri Dan Komponen Belajar Mengajar”.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah :
1. Apa hakikat belajar mengajar?
2. Apa ciri-ciri belajar mengajar?
3. Apa komponen belajar mengajar?








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Belajar Mengajar
Belajar dan mengajar adalah 2 konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek maupun sebagai obyek pembelajaran, sedangkan mengajar merupakan apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.
Dua konsep tersebut menjadi terpadu menjadi suatu kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa, pada saat pembelajaran itu berlangsung.[1] Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar.  Guru yang mengajar dan anak didik yang diajar adalah dwi tunggal dalam perpisahan raga jiwa bersatu antara guru dan anak didik. Biasanya permasalahan yang guru hadapi ketika berhadapan dengan sejumlah anak didik adalah masalah pengelolaan kelas. Inilah hakikat belajar mengajar sebagai suatu proses.[2]
Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Inilah yang merupakan sebagai inti proses pembelajaran. Perubahan tersebut bersifat intensional, positif aktif, dan efektif fungsional.[3]

B.     Ciri-Ciri Belajar Mengajar
Menurut Edi Suardi sebagai suatu proses pengaturan kegiatan belajar mengajar memiliki beberapa ciri, yaitu:
1.    Memiliki Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Secara umum kegiatan belajar mengajar harus mempunyai tujuan yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, sadar akan tujuan yang ingin dicapai dengan menempatkan peserta didik sebagai pusat perhatian.

2.      Ada suatu prosedur (jalannya interaksi)
Dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan adanya suatu prosedur yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan.

3.      Ditandai dengan aktifitas anak didik.
Aktifitas anak didik dalam hal ini baik secara fisik maupun secara mental, aktif. Jadi, tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar mengajar, kalau anak didik hanya pasif. Karena anak didiklah yang belajar, maka merekalah yang harus melakukannya.

4.      Guru berperan sebagai pembimbing.
Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motifasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar mengajar, sehingga guru adalah merupakan tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik.

5.      Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin.
Disiplin dan kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.

6.      Ada batas waktu.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistim berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu kapan tujuan itu sudah harus tercapai.

7.      Evaluasi.
Dan seluruh kegiatan di atas, masalah evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

C.    Komponen-komponen Belajar Mengajar
Sebagai suatu sistem, tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber serta evaluasi. Penjelasan dari setiap komponen tersebut adalah sebagai beirkut :
1.    Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa. Akhirnya guru tidak bisa mengabaikan masalah perumusan tujuan apabila ingin memprogramkan pengajaran.

2.      Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran, proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik. Dengan demikian, bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan adalah inti dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan pada anak didik.

3.      Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar mengajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar yang bagaimanapun, juga ditentukan dari baik atau tidaknya program pengajaran yang telah dilakukan dan akan berpengaruh terhadap tujuan yang akan dicapai.

4.      Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi pendidikan.

5.      Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran dan mempunyai fungsi yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan dan alat sebagai tujuan.[4]
Alat juga sebagai alat bantu dalam pendidikan dan pengajaran, alat material (audiovisual) mempunyai sifat sebagai berikut:
a.       Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
b.      Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
c.       Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement)/pengetahuan hasil  yang dicapai
d.      Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan)
Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa alat tidak bisa diabaikan dalam program pengelolaan pengajaran.[5]

6.      Sumber pelajaran
Belajar mengajar telah diketahui bukanlah proses dalam kehampaan, tetapi berproses dalam kemaknaan. Di dalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai sumber guna dipakai dalam proses belajar mengajar. Jadi bahan pelajaran itu diambil dari berbagai sumber. Yang dimaksud dengan sumber-sumber bahan dan belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan).
Contoh sumber diantaranya:
a.       Manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat);
b.      Buku dan perpustakaan;
c.       Mass media (majalah, surat kabar, radio, tv, internet dan lain-lain);
d.      Dalam lingkungan;
e.       Alat pelajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, papan tulis, kapur, spidol dan lain-lain );
f.       Museum (tempat penyimpanan benda-benda kuno);
g.      Aktifitas (activities) :
1)      Pengajaran berprogram,
2)      Simulasi,
3)      karyawisata,
4)      Sistim pengajaran modul.

7.      Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Dalam buku Essentials of educational evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown dikatakan bahwa “Evaluation refer to the act or rocess to determining the value of something”. Jadi menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah tindakan adalah suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat di atas, maka menurut Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. [6]Ketika evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai beirkut :
a.       Untuk memberikan umpan balik (fed back) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar, serta memperbaiki program bagi murid.
b.      Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid kepada orang tua, penentuankenaikan kelas, serta penentuan lulus tidaknya seorang murid.
c.       Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan tingkat kemampuan dan karakteristik lainnya yang dimiliki murid.
d.      Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan-kesulitan belajar yang timbul.

Adapun komponen-komponen belajar mengajar lainnya meliputi :
a.       Merencanakan yaitu mempelajari masa mendatang dan menyusun    rencana kerja.
b.      Mengorganisasikan yaitu membuat organisasi usaha, manager, tenaga kerja dan bahan.
c.       Mengkoordinasikan yaitu menyatukan dan mengkorelasikan semua kegiatan.
d.      Mengawasi dan memeriksa agar segala sesuatu dikerjakan sesuai peraturan yang digariskan dan instruksi-instruksi yang diberikan.[7]

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Belajar merupakan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek maupun sebagai obyek pembelajaran. Karena itu belajar dan mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan menyatu dalam konsep pengajaran. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa apabila hakikat belajar adalah perubahan, maka hakikat belajar mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru.

B.     Penutup
Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Mohon maaf jika ada salah dalam penulisan ataupun referensi dari kelompok kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
































DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan joko Tri Prasetyo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Bahri Jamarah, Syaiful dan Azwan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Mustaqim, Zaenal. 2011. Strategi dan metode pembelajaran. Pekalongan: Matagraf Yogyakarta.


[1] Zaenal Mustaqim, Strategi dan metode pembelajaran, (Pekalongan: Matagraf Yogyakarta. 2011) h. 48
[2] Syaiful Bahri Jamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002) h. 44-45
[3] Op.cit, h. 48
[4] Ibid, h. 50-53
[5] Op.cit, h. 55
[6] Ibid, h. 57-58
[7] Abu ahmadi dan joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005) h. 34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar