Laman

new post

zzz

Selasa, 07 Oktober 2014

SBM - C - 4 : MEDIA BELAJAR MENGAJAR


MAKALAH
MEDIA BELAJAR MENGAJAR

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah           :  Strategi Belajar Mengajar

Disusun Oleh :

                                                 Frida Amriza                           20211120
                                                 Yuyun Ernawati                       20211120
                                                 Inarotul Izzah                          2021112095
                                                 Wahdaniyah                            2021112104

Kelas :  C

JURUSAN TARBIYAH/PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014



PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar ini terjadi karena adanya interaksi antar seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri atas guru, murid, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran, dan berbagai sumber belajar dan fasilitas.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertututp kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.









PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MEDIA
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini , guru , buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagi alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
AECT (Association of Education and Commuication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Dengan inilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media pengajaran digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pendengar, bahan pengajaran (instructional material), komunikasi pandang-dengar (audio visual communication), teknologi pendidikan (educational technology) alat peraga dan media penjelas.[1]
Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Jadi dapat di pahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.[2]
B.     CIRI-CIRI MEDIA PENGAJARAN
Gerlach dan Ely mengemukakan 3 ciri media yang merupakan prtunjuk mengapa media di gunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efesien) dalam melakukannya. Ciri tersebut antara lain:
a.       Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksikan suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat di urut atau disusun kembali dengan media seperti fotografi, vidio, tape, disket komputer dab film. Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa baik secara perorangan atau kelompok.
b.      Ciri Manipulatif
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi   tersebut  disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman vidio.





c.       Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama dengan kejadian itu.
                        Jerold Kemp pribadi mengemukakan beberapa faktor yang merupakan karakteristik dari media, antara lain:
1.      Kemampuan dalam menyajikan gambar (presntation)
2.      Faktor ukuran (size); besar atau kecil
3.      Faktor warna; hitam putih atau berwarna
4.      Faktor gerak; diam atau bergerak
5.      Faktor bahasa; tertulis atau lisan
6.      Faktor keterkaitan antara gambar dan suara
Dengan melihat ciri-ciri diatas, akhirnya menuntut pendidik untuk selektif dalam memilih media sehingga efektifitas penggunaan media akan tercapai.[3]
C.    KEDUDUKAN MEDIA PENGAJARAN
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.[4]



Peranan media dalam proses pengajaran dapat ditempatkan sebagai:
a.       Alat untuk memeperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran.
b.      Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.
c.       Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa  baik individual maupun kelompok. Dengan demikian akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan mengajrnya.
Sungguhpun demikian ,  media sebagai alat dan sumber pengajaran tidak bisa sepenuhnya menggantikan guru, artinya media tanpa guru suatu hal yang mustahil dapat meningkatkan kualitas pengajaran. Harus diingat pula bahwa media adalah alat dan saran untuk mencapai tujuan pengajaran, serta media bukanlah tujuan.[5]
D.    KLASIFIKASI DAN MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari mana melihatnya:
a.       Dilihat dari sifatnya:
1.      Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, seperti radio dan rekaman suara.
2.      Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja tidak mengandung unsur suara. Seperti film slide, foto, lukisan, gambar, dan lain-lain.
3.      Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, seperti video, slide suara, dan lain sebagainya.
b.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya:
1.      Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi
2.      Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film, vidio dan lain sebagainya.
c.       Dillihat dari cara atau teknik pemakaiannya:
1.      Media yang diproyeksikan seperti film, slide, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, OHP.
2.      Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.[6]

E.     FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kenudian peristiwa itu dapat disimpan dan digunakan manakala diperlukan.
2.      Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu.
Melalui media pembelajaran guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Misalkan untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia dapat disajikan melalui film.


3.      Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dapat menembah motivasi bbelajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.
            Dari beberapa fungsi diatas, maka media pembelajaran mempunyai nilai praktis sebagai berikut:
a.       Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa
b.      Media dapat mengatasi batas ruang kelas
c.       Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dan lingkungan
d.      Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan
e.       Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat
f.       Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik
g.      Media dapat membangkitkan keinginan baru
h.      Media dapat menontrol kecepatan belajar siswa
i.        Media dapat memberikan pengalaman menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai yang abstrak.[7]

F.     KRITERIA MEMILIH MEDIA PENGAJARAN
Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteriakriteria sebagai berikut:
a.       Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapakan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisiskan unsur pamahamn, aplikasi, analisis, sintesis, lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran.
b.      Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi dapat sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
c.       Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis biasanya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal.
d.      Ketrampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa bila guru tidak dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
e.       Tersedia waktu untuk menggunaknnya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
f.       Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung didalamanya dapat dipahami oleh para siswa. Menyajikan grafik yang berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk gambar atau poster. Demikian juga diagram yang menjelaskan alur hubungan suatu konsep atau prinsip hanya bisa dilaaukan bagi siswa yang telah mamiliki kadar berpikir yang tinggi.[8]




KESIMPULAN

Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Jadi dapat di pahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adlah komponen integral dari sistem pembelajaran
Ciri media pengajaran:
a.       Ciri fiksatif
b.      Ciri manipulatif
c.       Ciri distributif
Klasifikasi media pembelajaran: dilihat dari sifatnya, dilihat dari kemampuan jangkauannya, dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya. Fungsi media pembelajaran:
a.       Menangkap objek atau peristiwa tertentu
b.      Memenipulasi keadaan peristiwa, atau objek tertentu
c.       Menembah motivasi siswa
Dalam media pembelajaran guru harus jeli dan pandai memilih media mana yang paling cocok dan efesien digunakan untuk siswanya agar proses pembelajaran dapat belangsung dengan baik sehingga tujuab pembelajaran pun akan tercapai.


DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Arsyad. 2000. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Djamrah, Syaiful Bahri dan Aswan Zuhri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mustakim, Zaenal. 2013. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Press.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan. Jakarta: kencana Prenada Media.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.



[1] Azhar Arsyad, Media Pengajaran, cet. 2, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 3-4.
[2] Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zuhri, Strategi Belajar Mengajar, cet. 1, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 136-137.
[3] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, cet.3. (Pekalongan: STAIN Press,2013), hlm. 154-155.
[4] Daryanto, Media Pembelajaran, cet. 1, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hlm. 7.
[5] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, cet. 9, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), hlm. 6-7.
[6] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorienasi Standar Proses Pendidikan, cet. 3, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007), hlm. 172-173.
[7] Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 170-172.
[8] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Op. Cit., hlm. 4-5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar