Laman

new post

zzz

Sabtu, 15 November 2014

ilmu akhlak - E - 10: BERBAGAI PANDANGAN TENTANG UNIVERSALITAS DAN RELATIFITAS NORMA DALAM ETIKA



BERBAGAI PANDANGAN TENTANG UNIVERSALITAS
DAN RELATIFITAS NORMA DALAM ETIKA
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Akhlak
                                                Dosen pengampu Muhammad Ghufron M.Si
                                                   
                        Disusun oleh :
1.      Ahmad Adi Afriadi             (2021114214)
2.      Muhamad Mustaghfirin      (2021114215)
3.      Wahyu Minasari                  (2021114216)

   SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
                    (STAIN) PEKALONGAN
                                         TAHUN 2014             



Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang  Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, inayah, Taufik, dan HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan  tugas makalah  Akhlak yang berjudul “Berbagai Pandangan Universalitas dan Relativitas Norma dalam Etika” penyusunan makalah  ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah inimembantu menambah pengetahuan dan pengalamanbagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan masukan yang bersifat membangununtuk kesempurnaan makalah ini.

Pekalongan, september 2014

                                                                                    Penyusun


  


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa lepas dari norma dan etika. Norma dan etika sangat diperlukan bagi kehidupan manusia karena tanpa adanya norma dan etika dalam kehidupan manusia akan membuat rusaknya tatanan kehidupan manusia tersebut. Menyadari pentingnya penerapan ilmu akhlak dalam pembentukan kepribadian manusia, maka tidak mengherankan apabila mata pelajaran akhlak ditetapkan kepada setiap senjang pendidikan. Dalam mempelajari ilmu akhlak hendaknya kita menunjukkan hati nurani bahwa pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang tidak selaras, yang senantiasa mengandung pertentangan di dalam dirinya. Oleh karena itu norma dan etika tersebut benar benar berperan penting dalam kehidupan manusia.
B.   Rumusan masalah
Adapun sub bab yang akan kami bahas yaitu mengenai  :
a)      Apa pengertian norma ?
b)      Apa pengertian etika?
c)      Bagaimana penjelasan mengenai universalitas dan relativitas norma dalam etika.


C.   Tujuan
Mempelajari ilmu Akhlak dapat berguna secara efektif dalam upaya membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat. Diketahui bahwa manusia memilikijasmani dan rohani. Jasmani dibersihkan secara lahiriah melalui fiqig, sedangkan rohani dibersihkan secara batiniah melalui akhlak. Ilmu Akhlak bertujuan untuk memberikan pedoman atau penjelasan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia berusaha melakukanya, dan terhadap perbuatan yang buruk ia berusaha untuk menghindarinya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata perkuliahan Akhlak yang telah diberikan oleh dosen pengampu dan menjelaskan apa itu norma, etika dan bagaimana pandangan mengenai universalitas dan relativitas norma dalam etika.













   BAB II
      PEMBAHASAN
A.   Pengertian norma
Berulang kali kita memakai pengertian tentang norma, namun tanpa menunjukkan apakah yang dinamakan norma itu. Kata norma berasal dari bahasa latin “norma” yang semula bearti penyiku, suatu perkakas yang digunakan antara lain oleh tukang kayu dan dari sini memperoleh arti pedoman, ukuran, aturan, dan kebiasaan. Jadi norma adalah sesuatu yang dipakai untuk mengukur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran.[1]
B.   Pengertian etika
Teori etika adalah gambaran rasional mengenai hakikat dan dasar perbuatan dan keputusan yang benar serta prinsip prinsip yang menentukan klaim bahwa perbuatan keputusan tersebut secara moral diperintahkan dan dilarang. Oleh karena itu, penelitian etika selalu menempatkan tekanan khusus terhadap keputusan moral. Sekaligus membedakan antara baik dan buruk. Untuk lengkapnya sistem etika harus berkaitan secara memadai dengan aspek aspek penelitian moral ini dengan cara yang bermakna dan kohera.





C.   Universalitas dan relatifitas norma dalam etika
Dalam bidang etika itu sendiri secara terus menerus terjadi perdebatan yang tak pernah bisa diramalkan kapan selesainya. Sebagian mempertahankan pendapat bahwa prinsip etika bersifat umum, berlaku bagi setiap orang, setiap tempat, dan setiap waktu. Oleh sebab itu tidak dibutuhkan adanya norma yang sifatnya khusus. Sebagian lagi berpendapat bahwa walaupun norma umumitu ada dan harus ada selalu dibutuhkan norma yang sifatnya khusus.
Adanya pandangan yang berbeda ada yang menganggap, kewajiban sebagai norma tertinggi, ada yang kesenangan, perwujudan diri, kekuasaan, adat bahkan Tuhan sebagai norma tertinggi, yang semuanya masih bertentangan, telah memperkuat anggapan dan pertanyaan “di mana letak universalitas norma moral”.
Paul edward dalam encyclopedia of philosopy menggolongkan bentuk relativisme kedalam tiga macam yaitu :
1.      Relativisme Kultural.
         Seringkali dalam pertemuan kuliah dikemukakan pertanyaan oleh mahasiswa dengan disertai contoh contoh misalnya, “dikatakan hak berbicara merupakan hak yang universal, tetapi mengapa di indonesia mempunyai aturan yang berbeda dengan di Amerika Serikat”. “mengapa sampai terjadi perbedaan antara bunuh diri ditempat lain dengan harakiri di Jepang”. “bagaimana dengan kebiasaan suku eskimo yang membunuh orang tuanya yang sudah renta justru sebagai perwujudan rasa cinta dan menghormat”.
Inilah letah dari relativisme kultural, kita melihat perbedaan, tetapi sebelum melangkah lebih jauh, yang paling penting melihat kesamaan nilai dasarnya. Dalam contoh pertama diatas kesamaan nilai dasarnya terletak dalam hal kesamaan menghormati salah satu hak asasi manusia. Contoh kedua terletak dalam pengertian bahwa setiap tingkah laku perbuatan kita harus dihadapi dengan tanggung jawab dan contoh ketiga, terletak pada penghormatan dan rasa cinta kepada orang tua.[2]
2.      Relativisme normatif
Kita sering melihat sebagian orang mengaggap bahwa jika ada pernyataan norma norma moral yang sifatnya universal itulah yang memecahkan seluruh persoalan. Contoh sikap relativisme normatif
a.       Sifat jujur, merupakan prinsip mutlak, tetapi dalam kehidupan suami istri kita toh harus menyembunyikan sebagian pengalaman masa lampau demi kebahagiaan dan keutuhan rumah tangga.
b.      Kebebasan bicara, satu prinsip dalam hak asasi manusia yang bersifat umum universal.
c.       Menolong orang, perilaku tersebut adalah tindakan yang bermoral. Kita harus menafsirkan norma umum sebagai aspirasi yang meliputi dan menjiwai. Dan dalam pelaksanaannya kita memperhiyungkan syarat-syarat pendukung, mempertimbangkan kemampuan dantergantung darisituasi dan kondisi pelaksanaan.





3.      Relativisme meta etika
Tidak ada pertentangan faham mengenai nilai-nilai dasar etik ini, akan tetapi ada ketidak fahaman mengenai arti pernyataan meta etik serta pembenaranya. Norma yang merupakan perumusan dari nilai dasar moral mampu mewakili makna dari nilai dasar tersebut. Sebab terjadi dalam kenyataan, apabila nnilai dasar moral itu di rumuskan dalam norma, akan kehilangan makna yang sebenarnya. Kenyataan bahwa kita sering tidak mencapai kesepakatan pendapat dalam norma moral hanya menunjukkan bahwa kita tidak mampu menempati titik pangkal moral tersebut yang berupa :
a.       Apabila semua pihak bebas dari paksaan dan tekanan.
b.      Tidak mencari keuntungan sendiri
c.       Tidak berpihak dan berat sebelah
d.      Bersedia untuk bertindak sesuai dengan kaidah yang dapat berlaku umum
e.       Mempunyai pengertian teoritik yang jelas
f.       Mengetahui semua informasi yang bersangkutan dengan masalahnya. [3]







BAB III
       PENUTUP

A.   Kesimpulan
Akhlak merupakan tingkah laku manusia yang tamopak dan dapat di lihatpada dirinya yang di dorong oleh hati nurani, pemikiran, serta rasio. Segala macam atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari hari di sebut akhlakul kharimah. Sejarah etika. Sejarah etika sudah sering di gambarkan dan mengisi beberapa buku tebal. Namun banyak gejala menunjukkan bahwa di zaman kita minat untuk etika tidak berkurang tapi justru bertambah. Kita yakin bahwa norma moral mewajibkam kita secara obyektif. Kita ssendiri tidak menciptakan  norma itu. Norma tidak bergantung pada selera subyektif kita. Secara obyektif norma moral mengarahkan diri kepada kita. Kita harus taat pada norma moral.










Daftar pustaka
1.      DR.H.De Vos.1987.Pengantar Etika.(Yogyakarta:PT Tiara Wacana)Yogyakarta
2.      Fakhry,Majid.1996.Etika dalam Islam(Surakarta:Pustaka Pelajar bekerjasama dengan pusat study islam universitas muhamadiya)Surakarta
3.      K.Bertens.1993.Etika(Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama)Jakarta


[1] Dr.H.De Vos,Pengantar Etika(Yogyakarta:PT Tiara wacana yogya)hlm.17
[2] Zubair.achmad charis, Kuliah Etika(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada Jakarta)hlm.137
[3] Zubair.Achmad Charis,Kuliah Etika(Jakarta:PT Raya Grafindo Persada,1995),hlm.141

Tidak ada komentar:

Posting Komentar