PERADABAN MASA TIGA DINASTI BESAR
"TURKI USMANI, SAFAWIYAH DAN MUGHOL"
Dody
prayogo
Krisna. Megandira
Kelas B
JURUSAN SYARIAH / HES
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2016
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah.
Umat
Islam disepanjang sejarah, selalu berupaya melakukan peran-peran aktif dalam
kehidupan social, politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lain atas nama
agama. Seperti peran nabi Muhammad di Madinah dalam pembinaan msasyarakat yang
majemuk, sumbangan Bani Umayyah di Spanyol terhadap perkembangan sains di
Eropa, peran Bani Abbas di Baghdad dalam menumbuhkan tradisi intelektual, dan
di masa modern bangsa-bangsa Muslim berjuang melawan colonial dan musuh-musuh
peradaban kemanusiaan seperti yang sekarang terjadi. Fakta historis ini
membedakan ummat Islam dengan ummat agama lainnya yang cendrung membatasi agama
dari keterlibatan langsung dengan permasalahan-permasalahan social, khususnya
politik.[1]
Salah
satu kekayaan pranata politik Islam yang belum ada tandingannya dalam sejarah
umat manusia kapanpun adalah sistem kekhalifahan (Khilafah).Kaum Muslimin
pernah memiliki suatu daerah kekuasaan yang sangat luas membentang dari Iran di
Timur sampai Spanyol di Barat, dan dari Ethiopia di Selatan sampai Turki di
Utara. Beberapa paradigma historis Islam yang turut mendukung perluasan wilayah
Islam ini adalah :Spiritual, Kultural dan Land Reform. [2]
Ketiga
prinsip atau pendekatan Islamisasi ini bergerak di bawah satu institusi yang
menjadi kekhasan keunggulan politik Islam dan berjasa menyatukan wilayah yang
demikian luas di bawah dinasti Umayyah dan Abbasiyah yaitu sistem Khilafah yang
dipimpin oleh seorang Khalifah.Karena keunggulannya ini, lembaga khilafah telah
menjadi kebanggaan umat Islam ketika mengenang sejarah mereka pada zaman
kejayaannya.[3]
Pasca
runtuhnya dua kekuatan besar Islam, Daulat Abbasiyah dan Daulat Umaiyah.Islam
mengalami kemunduran dalam berbagai hal sehingga Islam tumbuh secara
terkotak-kotak.Hal ini di karenakan pada masa tersebut banyak muncul
kerajaan-kerajaan kecil dengan sistem pemerintahan yang independent. Di sisi
lain ekspansi bangsa mongolia terhadap wilayah Islam terus berlanjut dengan
membawa dampak kehancuran terhadap peradaban Islam, hingga muncullah masa tiga
kerajaan besar sebagai kekuatan baru Islam yaitu Kerajaan Syafawiyah di Persia,
Turki Usmani di Turki dan Kerajaan Mughol di India[4]. Ketiga kerajaan ini perlu
dibahas lebih lanjut untuk mengetahui perkembangan politik di dunia Islam.
B. Rumusan
Masalah
Dari
uraian latar belakang masalah diatas dapat maka dapat dirumuskan beberapa pokok
masalah yang berkaitan dengan tiga kerajaan besar yaitu:
- Bagaimanakah latar belakang berdirinya tiga kerajaan besar tersebut yaitu Syafawiyah, Turki Usmani dan Mughol?
- Apa saja kontribusinya di dunia Islam?
- Apa yang menyebabkan keruntuhan ketiga kerajaan tersebut?
II. MASA TIGA KERAJAAN BESAR
A.
KERAJAAN SYAFAWIYAH di PERSIA
1.
Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Syafawiyah.
Daulah
Syafawiyah berasal dari sebuah gerakan tarekat yang didirikan oleh Syekh Ishak
Syafiuddin (1252-1334) yang berpusat di Ardabil, sebuah kota di Azerbijan.
Tarekat Safawiyah ini didirikan bersamaan dengan berdirinya kerajaan Usmani di
Turki.[5]
Sebagai
pendiri kerajaan, Safiuddin dikenal sebagai pribadi yang agamis.Ia merupakan
keturunan Musa al-Kazhim yang terkenal sebagai imam Syi’ah yang keenam. Setelah
ia berguru dengan Syaikh Taj al-Din Ibrahim Zahidi dan menjadi menantunya, ia
mendirikan tarekat Safawiyah pada tahun 1301 M. Pada mulanya gerakan tasawuf
Safawiyah ini bertujuan untuk memerangi orang-orang ingkar dan golongan Ahl al-Bid’ah
Namun pada perkembangannya, gerakan tasawuf berubah menjadi gerakan
keagamaan yang mempunyai pengaruh besar.[6]
Selama
periode Syafawiyah di Persia, persaingan antara Turki dan Persia semakin nyata
untuk mendapatkan kekuasaan.Namun demikian Ismail merasa bahwa saingan terberat
adalah Sultan Turki Utsmani, Salim 1. Penyebab ketegangan antara kedua penguasa
Muslim (Salim: Sunni dan Ismail: Syi’ah) berasal dari kebencian Salim dan
ajaran Syi’ah yang ada didaerah kekuasaannya. Fanatisme Salim membuatnya
membunuh 40.000 orang yang dicurigai dan didakwa telah mengingkari ajaran
Sunni.[7]
Ketegangan
kedua penguasa ini berakhir pada peperangan Chalddiran, Tibriz (6 september
1514M). Persia dipimpin oleh Shakh Ismail menjalankan perang dengan turki, sang
shakh mengadakan persahabatan dengan Portugis yang ada di India untuk menyerbu
Turki dan Mesir dan akhirnya shah dapat mempertahankan Persia.[8]
2.
Kesultanan Kerajaan Syafawiyah.
Pada
1524, shah Ismail wafat.Wilayah kekuasaannya meliputi daerah utara Tranxsosiana
sampai teluk Persia di wilayah selatan.Afganistan dibagian Timur hingga
dibagian Barat sungai Eufrat.Setelah ituShah Tamasp putranya diangkat menjadi
raja.Pada tahun 1554 M. Dia menjadi penguasa yang paling lama berkuasa di
kerajaan Syafawiyah. Setelah ia meninggal dunia, terjadilah benturan antara
pangeran syafawi dengan Suku Kijilbash.Tetapi yang paling dekat dengannya
adalah anak ke-limanya yaitu Pangeran Haedar Mirza, kedekatan ini yang
membuatnya mengumumkan dirinya menjadi pangeran, inilah yang membuat orang
Kijilbash menjadi keberatan, akhirnya Haedar Mirza terbunuh.[9]
Kamudian
naiklah Ismail Mirza sebagai pangeran yang terkenal sangat kejam dan rakus pada
tahun 1576. Dia membunuh delapan pangeran dan lima belas keluarga kerajaan.
Pada saat kematiannya rakyat merasa senang karena terbebas dari kediktatorannya.
Kemudian Ia digantikan oleh Muhammad Mirza (anak sulung dari Shah Thamasp) yang
dijuluki dengan Shah Muhammad Khuda Bandah. Pada periode ini tidak ada kemajuan
yang berarti.
Setelah
periode ini naiklah Shah Abbas yang pada saat itu berusia enam belas tahun.Ia
sangat terkenal dan berhasil menarik simpati rakayatnya dan Ia berhasil
menstabilkan kondisi pemerintahan. Abbas I menempuh langka yaitu:
- Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qizibasy atas Kerajaan Safawi dengan cara membentuk pasukan baru yang terdiri atas budak-budak.
- Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani.[10]
Pada
periode ini kamjuan ilmu politik dan ekonomi sangat pesat.Salah satu bukti
kamjuannya adalah bangunan Cahel Sultun yang terdiri atas empat puluh
pilar yang kokoh, disanalah kerajaan Syafawiyah. Disisi lain puisi dan filsafat
juga mendapatkan perhatian pada periode ini. Lembaga-lembaga pendidikan Syi’ah
juga berkembang dengan subur.Banyak sekolah yang dibangun oleh kerajaan
Syafawiyah di Isfahan, Siraj dan Mushad.[11]
Hancurnya
Syafawiyah dimulai sejak wafatnya Abbas I, tetapi kehancuran total mulai
terlihat ketika Khalifah Sulaiman berkuasa. Ia balas dendam karena rezim Syi’ah
melakukan pemerasan dan penindasan terhadap rakyat, termasuk pemaksaan terhadap
ulama dari golongan Sunni agar menerima ajaran Syi’ah. Dan puncak kehancurannya
teradi saat kekuasaan Shah Sultan Husein II.[12]
Pemimpin
selanjutnya adalah Karim Khan yang merupakan pimpinan koalisi kelompok kesukuan
Zand di Iran Barat. Rezim ini berlangsung secara efektif dari tahun
1750-1779.Selama periode ini Iran berada dibawah dominasi ekonomi dan politik
dari kekuatan Barat, khusunya Inggris dan Rusia.Campur tangan bangsa-bangsa Eropa
terhadap Iran datang dalam bentuk penaklukkan dan pengukuhan pengaruh mereka
melalui persaingan antar kekuatan Eropa terutama Inggris dan Rusia.
Pada
1925, muncullah Dinasti Pahlevi yang dipimpin oleh Reza Khan setelah
mengusir Ahmad Ali Shah penguasa dari Dinasti Qajar. Kemudian dia secara resmi
memakai mahkota Iran.Pada masa inilah Iran mengalami kemajuan yang cukup pesat
di berbagai bidang, kemudian dia mengangkat puteranya yang bernama Muhammad
Reza sebagai shah-e-Iran. Pada masa ini ia berhasil menasionalisasikan Anglo
Iranian Oil Company menjadi milik Iran pada tahun 1951, melalui pengesahan
di parlemen. Kekuasaannya lama sampai pada akhirnya muncullah revolusi Iran
yang dipimpin oleh Ayatullah Khomaini.
3.
Kemajuan Peradaban Islam di Persia
Kebudayaan
dan peradaban memiliki arti yang hampir sama tetapi terdapat perbedaan dalam
hal perwujudannya. Demikian juga dengan kemajuan peradaban Islam di Persia.[13] Keberhasilan raja Abbas I
dalam merebut kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh kerajaan lain
pada masa raja-raja sebelumnya menjadi tolak ukur kemajuan peradaban Islam di
Persia khususnya dalam bidang politik. Selain kemajuan di bidang politik, raja
Abbas I juga telah membawa peradaban Islam menuju masa keemasan di bidang yang
lainnya seperti ekonomi, ilmu pengetahuan dan pembangunan.
Di
bidang ekonomi, raja Abbas I berhasil mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pusat
perdagangan yang berada pada jalur penghubung antara Timur dan Barat.Sedangkan
di dunia IPTEK, Persia masa itu berhasil melahirkan ilmuwan-ilmuwan handal
seperti Baha al-Din al-Syaerazi, Sadar al-Din al-Syaerazi (filosof) dan
Muhammad Baqir Ibn Muhammad Damad yang pernah mengadakan observasi mengenai
kehidupan lebah-lebah.[14]
Pada
masa kejayaan ini kerajaan telah berhasil menciptakan Isfahan, ibu kota
kerajaan, menjadi kota yang sangat indah. Di kota tersebut berdiri
bangunan-bangunan besar lagi indah, seperti masjid-masjid, rumah sakit-rumah
sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan Istana Chihil
Sutun. Pada pintu masjid ini terdapat lapisan perak yang membuat masjid ini
terlihat begitu megah.[15]
4.
Kemunduran dan Kehancuran.
Sepeninggal
Abbas I Syafawi dipimpin oleh Sultan-Sultan yang tidak mampu mempertahankan
kemajuan Syafawi. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor yang antara lain
sebagai berikut:
- Ketegangan dan konflik dengan Turki Usmani yang keberadaannya jauh lebih besar dan kuat daripada Syafawi.[16]
- Keadaan para sultan yang lemah dan tidak efektif memimpin. Abbas II adalah raja yang gemar minum-minuman keras demikian juga sultan-sultan setelahnya yang memaksakan kehendak terhadap rakyatnya sehingga banyak pemberontakan yang menyebabkan kerajaan runtuh.
- Kelemahan para sultan ditambah dengan melemahnya semangat pasukan budak-budak yang direkrut Abbas I, membuat Syafawi semakin.
- Dekadensi moral khusunya dilingkungan Istana juga menyebabkan merosotnya pamor Syafawi dimata rakyatnya.
B. KERAJAAN
TURKI USMANI
1.
Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Usmaniyah
Kerajaan
Turki Usmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari wilayah
Asia Tengah yang termasuk suku kayi. Ketika bangsa Mongol menyerang dunia
Islam, pimpinan suku kayi yaitu Sulaiman Syah, mengajak anggota sukunya untuk
menghindari serbuan bangsa Mongol dan lari kebarat[17] Bangsa Turki sangat rajin dan pintar berperang sehingga
dalam waktu yang relative singkat bangsa Turki mampu membangun sebuah kekuasaan
politik yang besar.
Pada
saat bangsa Mongol (sebelum Islam) dan orang Kristen, ingin menghapus Islam
dari muka bumi, orang Turki Usmani muncul sebagai pembela dan pelindung Islam,
bahkan mereka membawa panji-panji Islam sampai ke daratan Eropa. Saat Mongol
menyerang Sultan Alaudin di Anggara (sekarang Angkara), al-Tugril membantunya
mengusir Mongol, dan sebagai balas jasanya Alaudin memberikan daerah Iski Shahr
dan sekitarnya kepada al-Tugril.[18]
Al-Tugril
mendirikan Ibu Kota yang bernama Sugut.Disanalah lahir puteranya yang pertama
bernama Usman pada tahun 1258 M. kemudian al-Tugril meninggal dunia pada tahun
1288 M. sejak itulah Usman mendeklarasikan dirinya sebagai Sultan dan
berdirilah Dinasti Turki Usmani. Usman memindahkan ibu kota ke Yeniy. Pada 1300
M sultan Alaudin meninggal, maka Usman mengumumkan dirinya sebagai pemimpin
yang berkuasa penuh.
2.
Kesultanan Turki Usmani.
Raja-raja
Turki Usmani bergelar Sultan dan khalifah sekaligus.Mereka mendapatkan
kekuasaan secara turun-temurun walaupun tidak harus putra pertama yang menjadi
pengganti sultan terdahulu.[19]
Setelah
Usman meninggal pada tahun 1326 M, kemudian Ia digantikan oleh puteranya yang
bernama Orkhan (Urkhan). Pada periode ini tentara Islam pertama kali masuk ke
Eropa karena Orkhan berhasil membentuk tiga pasukan utama tentaranya yang
terdiri dari: Sipahi (tentara regular), Hazab (terntara ireguler)
yang digaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang (Mal Al-Ganimah). Ketiga
yaitu tentara Jenisari yang direkrut pada saat berumur dua belas.Karena
tentara tersebut menyalah gunakan kekuatan mereka, sehinga pada masa Sultan
Mahmud II berkuasa tentara ini dibubarkan (1969: 117).
Setelah
itu Sultan Mahmud digantikan oleh puteranya yang bernama Murad I yang berhasil
menaklukkan banyak daerah seperti Adrionopol, Masedonia, Bulgaria, Serbia dan
Asia Kecil. Namun yang paling monumental adalah penaklukkan di Kosovo (1389 M)
sehingga daerah tersebut selama lima ratus tahun dikuasai oleh pemerintahan
Turki Usmani. Walaupun banyak menghadapi peperangan Sultan Murad I tidak pernah
terkalahkan, sehingga ia dijuluki Alexander pada Abad pertengahan.[20]
Setelah
itu Murad digantikan oleh puteranya yang bernama Bayazid yang terkenal dengan
julukan Ildrim/Eldream (kilat).Bayazid dengan cepat menaklukkan
daerah-daerah sekitar dan memperluas wilayahnya sampai ke Eropa.Sepeninggal
Bayazid Turki Usmani mulai mengalami kemunduran. Selanjutnya Turki Usmani
dipimpin oleh Muhammad yang berhasil mengmbalikan Turki Usmani seperti sedia
kala, dia berhasil menstabilkan Turki Usmani dan atas keberhasilannya ini para
sejarawan mensejajarkannya dengan Umar II dari dinasti Umayyah.[21]
Setelah
Muhammad meninggal, ia digantikan oleh Murad II yang berhasil mengembalikan
citra Murad I, yaitu dengan kembali merebut daerah-daerah kekuasaan di Eropa
(Kosovo) yang sempat lepas setelah Bayazid meninggal. Dia juga seorang penguasa
yang saleh dan dicintai oleh rakyatnya, juga seorang yang sabar, cerdas dan
berjiwa besar dan ahli ketatanegaraan.
3.
Perluasan Wilayah dan Puncak Kekuasaan
Penaklukkan
Konstantinopel oleh Kesultanan Utsmaniyah pada 29 Mei tahun 1453 saat dipimpin
oleh Muhammad II atau yang dalam sejarah lebih dikenal dengan nama Muhammad
al-Fatih mengukuhkan status kesultanan tersebut sebagai kekuatan besar di Eropa
Tenggara dan Mediterania Timur.[22]
Pada
masa ini Kesultanan Utsmaniyah memasuki periode penaklukkan dan perluasan
wilayah, memperluas wilayahnya sampai ke Eropa dan Afrika Utara di bidang
kelautan, angkatan laut Utsmaniyah mengukuhkan kesultanan sebagai kekuatan
dagang yang kuat. Perekonomian kesultanan juga mengalami kemajuan berkat
kontrol wilayah jalur perdagangan antara Eropa dan Asia.Pada saat itulah
kehancuran bagi Bizantium yang sudah berkuasa sebelum masa Nabi. Sultan
Muhammad al-Fatih juga berhasil menaklukkan Venish, Italy, Rhodos dan
Cremia yang terkenal dengan Konstantinopel II.[23]
Al-Fatih
juga menetapkan undang-undang baru dalam Islam yang disahkan dalam Qanun
Namah yaitu membunuh saudara kandung, termasuk keponakan, paman dan
keluarga dekat yang dianggap bersaing dalam perebutan kekuasaan- adalah Halal,
dengan alasan untuk tetap menjaga keutuhan Negara dan wilayahnya tidak
terpecah-pecah. Fatwa tersebut disahkan oleh Syaikh al-Islam. Setelah
Fatih meninggal, ia digantikan oleh puteranya yang bernama Bayazid II, kemudian
dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Salim I, ia terkenal sebagai penguasa
yang sangat kejam. Dalam sejarah Eropa, ia dikenal sebagai Salim The Grim. Sebelum
menjadi Sultan ia melawan ayahnya dan melakukan pembunuhan terhadap saudaranya
yang bersaing merebut tahta dan kekuasaan. Ia menaklukkan Asia Kecil, Persia,
Kaldrin dan Mesir dan juga berhasil menaklukkan Sultan Mamluk (1517 M). Ia juga
memindahkan Khalifah Bani Abbas ke Konstantinopel dan merebut gelar saklar
dengan cara paksa. Dengan pemindahan jabatan sacral dari Kairo ke
Konstantinopel, maka sejak itu nama kota tersebut berubah menjadi Istambul.
Sejak
saat itu dalam sejarah Islam terdapat dua jabatan penting yang dukuasai oleh
seorang penguasa, yaitu sebagai Sultan untuk kekuasaan Turki dan sebagai
khalifah bagi seluruh dunia Islam. Sepeninggal Salim I, ia digantikan Sulaiman
Agung 1520-1566 M, ia merupakan penguasa Usmani yang berhasil membawa kejayaan
Islam. Ia dijuluki sebagai Sulaiman Al-Qanuni. Sulaiman merupakan pemimpin yang
paling terkenal di kalangan Turki Usmani dan pada awal abad ke-16 ia adalah
kepala Negara yang paling terkenal di dunia. Sulaiman juga berhasil
menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Turki.[24]
Bahkan
pada saat terjadi pertentangan antara protestan dan katolik di Eropa, sebagian
diantara mereka meminta suaka politik kepada Khalifah Sulaiman. Setelah
Sulaiman, kerajaan Turki Usmani mengalami kemunduran.[25]
4.
Runtuhnya Khilafah Turki Utsmani.
Sejak
tahun 1920, Mustafa Kemal PashamenjadikanAnkara sebagai pusat aktivitas politiknya.
Setelah menguasai Istambul,
Inggris menciptakan kevakuman politik, dengan menawan banyak
pejabat negara dan menutup kantor-kantor dengan paksa sehingga bantuan kholifah
dan pemerintahannya mandeg.Instabilitas terjadi di dalam negeri, sementara
opini umum menyudutkan kholifah dan memihak kaum nasionalis. Situasi ini
dimanfaatkan Mustafa Kemal Pasha untuk membentuk Dewan Perwakilan Nasional, dan
ia menobatkan diri sebagai ketuanya. Sehingga ada 2 pemerintahan; pemerintahan
khilafah di Istambul dan pemerintahan Dewan Perwakilan Nasional di Ankara.[26]
Setelah
resmi dipilih jadi ketua parlemen,
Pasha mengumumkan kebijakannya, yaitu mengubah sistem khilafah dengan republik
yang dipimpin seorang presiden
yang dipilih lewat Pemilu. Tanggal 29 November1923, ia dipilih parlemen sebagai presiden pertama Turki.
Kemal mengeluarkan ancaman bahwa penentang sistem republik ialah pengkhianat
bangsa dan ia melakukan teror untuk mempertahankan sistem pemerintahannya.
Kholifah digambarkan sebagai sekutu asing yang harus dienyahkan.[27]
C.
KERAJAAN MUGHAL DI INDIA
1.
Latar Belakang Berdirnya Kerajaan Mughol
Kerajaan
Mughal patut untuk dimasukkan ke dalam salah satu kerajaan terkuat di
India.Latar belakang sejarah berdirinya kerajaan Mughal berawal dari ekspansi
yang dilakukan oleh Zahirudin Muhammad dikenal dengan Babur yang berarti
singa, salah satu cucu dari timur lank.Kemenangan Babur atas ekspansi di
wilayah Samarkand tidak lepas dari adanya dukungan dan bantuan dari kerajaan
Safawi.Sehingga dalam beberapa peperangan kerajaan Mughal selalu mendapatkan
kemenangan.[28]
Pada
saat ayahnya Umar Shekh Mirza meninggal dunia pada Juni 1494 M Babur yang
ketika itu baru berumur sebelas tahun langsung diangkat menjadi penguasa
Fargana. Walaupun ia masih muda, tapi semangatnya matang, hal ini terbukti pada
tahun 1496, dia berusaha menaklukkan Samarkhan walaupun belum berhasil, namun
dalam serangan berikutnya pada 1497, Samarkhan dapat ditaklukkan. Pada 1525 M,
Babur meneruskan perjalanannya menuju Punjab, dan dalam pertempuran tersebut
Punjabpun dapat ditaklukkannya, ini merupakan kesempatan baik bagi Babur untuk
mengadakan serangan ke Delhi, dimana pada waktu itu Sultan Ibrahim Lodi sedang
berselisih dengan pamannya, Alam pada 21 April 1526 M, terjadilah peperangan yang
dahsyat di panipat, Sultan Ibrahim dengan gigih mempertahankan negeri bersama
100.000orang tentara dan 1000 kendaraan Gajah. Namun Babur mampu memenangkan
pertempuran karena ia menggunakan senjata api nerupa Meriam, dan akhirnya
Sultan Ibrahim Lodi gugur bersama 25.000 pasukannya.[29]
Dengan
ditaklukkannya Sultan Ibrahim, maka ini merupakan kesempatan untuk Babur untuk
mendirikan kerajaan Mughal di India. Selain itu anaknya yang bernama Humayun
disuruh untuk menaklukkan kota terbesar kedua di India yaitu Agra, serta
kota-kota penting lainnya, Babur juga berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan
lain yang terdapat dianak benua India, termasuk juga kerajaan-kerajaan Hindu.
Dibawah pimpinan Amir Mahmud beserta 100.000 pasukan Islam memporak-porandakan
pasukan Hindu di Khanwa.Raja dari kerajaan Hindu yaitu Rana Sangga, mati
terbunuh dalam peristiwa yang terjadi pada tahun 1527.
2.
Kesultanan Kerajaan Mughal
Setelah
Babur menikmati usahanya membangun kerajaan Mughal selama lima tahun, karena ia
wafat pada tahun 1530 M, kemudian pemerintahan diteruskan oleh puteranya yang
bernama Humayun. Pada pemerintahannya ia terlibat dalam beberapa peperangan
diantaranya pada tahun 1535 M di Baksardekat Barnasmelawan pasukan Sher Khan.
Humayun kalah dalam pertempuran tersebut.Pada pertempuran kedua Humayun
mengalami kekalahan yang serupa sehingga harta rampasan perang dikuasai oleh
Sher Khan, sedangkan pasukan yang mati dalam pertempuran dibuang
kesungai.karena kalah akhirnya Humayun melarikan diri. Dalam pelariannya ia
sempat menikah dengan putrid Hamidah Banu Begumdan lahirlah puteranya yang
bernama Akbar Agung pada 23 November 1542. Ia berusaha mengkonsoloidasi
sisa-sisa pasukannya. Humayun menghadap Sultan Syafawiyah yang bernama Sheh
Thamasp untuk meminta bantuan.Setelah disetujui, iapun mempu menaklukkan
Kandahar dan Kabul.[30]
Sementara
itu setelah Shekh Khan (yang berhasil mengalahkan Humayun) meninggal pada tahun
1545 M, anak-anaknya tidak dapat memlihara pusaka kerajaan yang telah
diwariskan.Mereka saling berebut kekuasaan sehingga kekuatan Negara menjadi
pecah.Kesempatan inilah yang dimanfaatkan oleh Humayyun untuk merebut kembali
kekuasaan yang sempat terampas darinya.Oleh karena itu pada November 1555 M
Lahore dapat ditaklukkan.Ia pun melanjutkan perjalanan menuju Delhi. Ditengah
perjalanan ia dihadang oleh pasukan Iskandar Shah, akan tetapi Humayyun dan
pasukannya dapat melumpuhkannya dan Delhipun dapat direbut kembali. Namun tidak
berselang lama Humayun wafat, tepatnya pada tanggal 24 januari 1556 M.
Setelah
Humayun wafat, ia digantikan oleh puteranya yang bernama Muhammad, yang diberi
gelar Abu Fath Jalaluddin dan yang paling terkenal adalah Sultan Akbar Agung.
Ia menjadi raja terbesar diantara raja-raja Mughal di India. Kekuasaannya
melingkupi seluruh wilayah anak benua India. Pada awal pemerintahanya, ia
diserang oleh sisa-sisa kerajaan Afgan yang masih berkuasa di Bihar, Ayudhiya,
dan Bangla dibawah pimpinan Adil Khan. Namun akhirnya ia dapat dikalahkan oleh
pasukan Akbar Agung dan mengaku tunduk padanya.[31]
Patut
dicatat dalam sejarah, bahwa Sultan Akbar Agung dikenal sebagai pribadi yang
Jenius, bijaksana, ahli berperang dan administrator Negara yang ulung, selain
itu juga ia dikenal sebagai tokoh Ilmu Perbandingan Agama. Prestasi ini
disebabkan karena pemikirannya dalam konsep Dien-e-Ilah yang mengandung
berbagai anasir dari berbagai unsure agama, yaitu Hindu, Budha, Jaina, Islam,
Parsi, dan Kristen.Inti dari konsep ajaran tersebut adalah, bahwa agama
merupakan gejala dari rasa tunduk kepada satu zat yang Maha Kuasa. Menurut
Sultan Akbar, agama-agama tersebut pada hakekatnya adlah satu. Oleh karena itu
perlu dicari jalan kesatuan inti agama, dan ia membuat agama baru yang
disebutnya sebagai Dien-e-Ilah (1582 M). selain itu ia juga mengajarkan
ajaran yang disebut Sulh-e-Kul yang memiliki arti perdamaian universal.[32]
Setelah
Sultan Akbar wafat, puteranya Sultan Salim diangkat menjadi penggantinya, yang
dijuluki dengan gelar Jahanggir.Bersama kematian Sultan Akbar maka ajaran Dien-e-Ilah
dihilangkan atau dilarang, karena pada prinsipnya sebagian besar ummat
Islam menolak ajaran tersebut.Jahanggir merupakan raja pelukis dari para
pelukis karena karya lukisannya sangat bagus dan luar biasa.Jahanggir menikah
dengan putri Persia yang bernama Mahruun Nisa’, setelah menjadi permaisuri diberi
gelar Nurjannah yang berarti cahaya dunia (250-251). Karena kecintaannya
terhadap permaisuri, ia terlena. Sang istri mulai mencampuri urusan kenegaraan,
akibatnya kewibawaan dari Sultan Salim mulai luntur.Terjadilah pemberontakan
yang dilakukan oleh puteranya sendiri yang bernama Khurram.Ia dipenjarakan
sampai menemui ajalnya.
Prestasi
lain yang dicapainya adalah penerapan bahasa Urdu sebagai satu bahasa resmi
Negara sebagai akomodasi dari berbagai bahasa termasuk Sanksekerta dan parkit
sebagai bahasa masyarakat umum, bahasa Turki untuk kalangan Istana, bahasa
Persi untuk pejabat kantor dan bahasa Arab untuk kalangan agamawan.
Setelah
Jahanggir wafat, kerajaan diperebutkan oleh kedua puteranya yaitu Shah Jahan
dan Asaf Khan.Perselisihan tersebut akhirnya dimenangkan oleh Shah Jahan (1628
M) yang kemudian diberikan gelar Abul Muzaffar Sahabuddin Muhammad Sahib Qiran-e-Sani,
sedangkan saudaranya ditangkap dan dipenjarakan, dan matanya dibutakan. Pada
waktu ia menjadi raja Shah Jahan telah menikah dengan Mumtaz Mahal, dan dari
pernikahannya tersebut, ia dikaruniai enam anak, yaitu 2 orang laki-laki dan 4
orang perempuan.[33]
Shah
Jahan mampu menaklukkan Galkon, Bidar dan Baijapur dengan dibantu oleh
puteranya.Namun akhirnya terjadi perselisihan diantara putera-puteranya untuk
menggantikan kedudukannya. Aurangzeb dapat mengalahkan saudaranya, dia membujuk
ayahnya agar diizinkan masuk ke istana dengan membawa bala tentaranya dan
berjanji untuk tidak akan mengganggu kedudukan ayahnya, tetapi Aurangzeb
mengingkari janjinya, dia melumpuhkan ayahnya dan memenjarakan ayahnya,
sebagaimana Shah Jahan memenjarakan Jahanggir (156 M). pada masa
pemerintahannya Shah Jahan meninggalkan hasil kebudayaan yang memiliki nilai
artistic yang sangat tinggi yaitu Taj Mahal yang ia persembahkan kepada
permaisurinya, disana pula akhirnya ia dimakamkan oleh puteranya. Hal ini
mengingatkan akan kisah Abdurrahman III di Andalusia yang membangun Qashr
Az-Zahra untuk mengabdikan cintanya kepada istrinya Fatimah Az-Zahra.[34]
Aurangzeb
termasuk berhasil dalam menjalankan pemerintahan, karena dia mampu memberikan
corak keislaman di tengah-tengah masyarkat Hindu.Aurangzeb mengajak rakyatnya
untuk masuk Islam.Ia memerintahkan untuk menanam arca-arca Hindu dibawah
jalan-jalan menuju Masjid agar orang Islam setiao harinya menginjak arca-arca
tersebut. Kebijakan Aurangzeb itu banyak menuai kritik dari kalangan Hindu,
diantaranya kerajaan Rajput yang pada awalnya mendukung kerajaan Mughal tapi
kemudian menentanganya.Tindakannya yang sewenang-wenang itu pula yang akhirnya
membawa kerajaan Mughal mengalami kemunduran.
3.
Kemajuan di Bidang Peradaban.
Kebijakan-kebijakan
dalam pengembangan kebudayaan ditampakkan adanya bentuk perpaduan antara unsure
Islam dan Hindu. Bentuk perpaduan ini dapat dilihat secara jelas pada
arsitektur dan lukisan dan beberapa benteng Istana di Ajmer, Agra, Allahabad,
Lahore dan Fathepur Sikri dan juga terlihat pada bentuk motif lonceng dan
sejumlah sarana lainnya. Kubah yang lahir dari tradisi arsitektur Muslim
dipakai baik untuk Masjid maupun Kuil.[35]
Perekonomian
Mughal mengandalkan sector Pertanian dan industry, system pertanian dibangun,
dimana petani tigkat bawah bertanggung jawab atas tanah garapan yang disebut Deh.Antara
pemerintah dan petani dihubungkan dengan seorang Muqaddam. Hasil pertanian yang
melimpah ruah mampu mensuplai kebutuhan bahan baku bagi pabrik-pabrik
pengolahan. Kerajinan tenun berkembang menjadi pabrik tekstil di zaman
Aurangzeb.Ia mengekspor tenun, rempah-rempah, opium, gula, bubuk sodium dll ke
pasar Eropa.[36]
Bidang
seni syair dan seni arsitektur berkembang pesat.Terdapat seorang penyair Istana
terkenal yang bernama Malik Muhammad Jayazi, yang menulis karya agung yang berjudul
Padmavat.Bangunan yang negah dan indah yang merupakan peninggalan Mughal
yang sampai sekarang ada yaitu Istana Fathur Sikri, Lahore, Villa, Tajmahal,
dan Masjid Agung Delhi.Sedangkan bahasa Urdu meningkat menjadi bahasa
literature menggantikan bahasa Persi yang semula dipakai dikalangan Istana
sultan-sultan di Delhi.Diantara penulis pertama dalam bahasa Urdu adalah
Mazhar, Sauda, Dard dan Mir.
4.
Kemunduran dan Kehancuran.
Setelah
Aurangzeb wafat, raja-raja berikutnya mulai lemah.Kerajaan Mughal dan rajanya
tidak lebih hanya sebagai symbol dan lambing belaka, bahkan raja digaji oleh
colonial Inggris yang datang dan tinggal didalam Istana. Akhirnya raja terakhir
Bahadur Shah memimpin pemberotakan melawan Inggris namun gagal, bahkan ia
tertangkap dan disiksa secara keji, lalu dibuang ke Rangon (Myanmar) pada tahun
1862. Dengan demikian maka tamatlah riwayat Kerajaan Islam Mughal di India,
setelah beraba-abad lamanya mengalami kejayaan.Peninggalannya yang paling
berharga adalah bangunan Istana Taj Mahal dan Masjid yang indah.Mereka juga
membantu penyebaran ajaran agama Islam di anak benua India.[37]
Banyak
factor penyebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Mughol antara lain adalah:
Pertama,
perebutan kekuasaan antara
keluarga.Hampi semua keturunan Babur umumya mempunyai watak yang keras da
ambisius.Semua berebut kekuasaan sehingga terjadi perang saudara.
Kedua,
pemberontakan oleh Ummat Hindu yang
pada saat itu mayoritas, sedangkan Islam merupakan minoritas karena penguasa
yang terakhir memimpin melakukan pendekatan masuknya Islam lebih kepada jalur
politik bukan pada jalur dakwah cultural.Sehingga membuat sebagian garis keras
orang-orang Hindu tidak senang dan berontak.Sehingga pemberontakan demi
pemberontakan tidak dapat dielakkan lagi.[38]
Ketiga,
Serangan dari pihak atau kekuatan
luar.Serangan dari luar semula dilakukan oleh kerajaan Syafawi di Persia,
kemudian dilanjutkan dengan serangan dari Afganishtan.Pangkal perselisihan
antara Mughal dan Syafawi adalah karena rebutan daerah Kandahar.
Keempat,
kelemahan ekonomi.Kemunduran politik
Mughal sangat menguntungkan bangsa-bangsa barat untuk menguasai jalur
perdagangan.
BAB III
PENUTUP
Dinasti Usmani di Turki merupakan kerajaan Islam yang
berkuasa cukup lama hamper 7 abad lamanya (1290-1924 M) dan merupakan kerajaan
besar. Kerajaan Usmani didirikan oleh Usman I putra Ertoghul bangsa Turki dari
kabilah Oghus yang mula-mula mendiami daerah Mongol dan daerah utara Cina.
Dinasti Safawiyah di Persia berkuasa antara tahun 1502 -
1722 M. dinasti Safawiyah merupakan Kerajaan Islam di Persia yang cukup
besar.Sebagai salah satu dari tiga kerajaan besar, Dinasti Safawiyah mencapai
puncak kemajuan yang cukup berarti, tidak hanya terbatas dalam bidang politik
tetapi kemajuan dalam berbagai bidang.
Kerajaan Mughol di India merupakan salah satu kerajaan
Islam terbesar di dunia yang tidak dapat dihilangkan dalam lintasan sejarah
peradapan umat Islam. Pendiri kerajaan ini adalah Zahiruddin Muhammad, dikenal
dengan Babur yang berarti singa (Ali, 1980: 178). Ia adalah putra Umar Syaih
seorang penguasa di negeri Farghanah (Asia Tengah) keturunan langsung dari
Miranshah, putera ketiga dari Timur Lang, sementara itu ibunya merupakan
keturunan Chagtai putera Chengis. DAFTAR PUSTAKA
Ali, K, 2003, Sejarah Islam
dari awal hingga runtuhnya Dinasti Usmani, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.
Ash-Shalabi, Ali Muhammad, 2011,Bangkit
dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, Jakarta: Pustak Al-Kautsar.
Amin, Samsul Munir, 2010, Sejarah
Peradaban Islam, Jakarta: Amzah.
Karim, M. Abdul, 2007,Sejarah
Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Mughni, Syafiq A., 1997, Sejarah
Kebudayaan Islam di Turki, Jakarta: Logos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar