Tafsir Tarbawi
PENDIDIKAN MENTAL RELIGIUS
“Dirikan Shalat dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar”
KHOIRUL HIDAYAT
(2021114036)
KELAS H
JURUSAN TARBIYAH (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dirikanlah Shalat dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar”. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sahabatnya, keluarganya, serta segala umatnya hingga yaumil akhir. Makalah ini disusun guna menambah wawasan pengetahuan mengenai penafsiran Q.S Luqman ayat 31:17. Makalah ini disajikan sebagai bahan materi dalam diskusi mata kuliah Tafsir Tarbawi II STAIN Pekalongan.
Penulis menyadari bahwa kemampuan dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Penulis sudah berusaha dan mencoba mengembangkan dari beberapa referensi mengenai sumber ajaran yang saling berkaitan. Apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan dan pembahasannya maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman. Amin yaa robbal ‘alamin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama (Islam). Shalat harus di dirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan kewajiban yang harus di laksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Jika kita tidak mau melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, maka Allah SWT tidak akan memberi pahala dan kemudahan dalam menjalani hidup di dunia maupun di akhirat. Selain itu, Allah SWT jga tidak akan mengabulkan segala doa kita. Jadi hendaklah kita beramar ma’ruf (menyuruh berbuat baik) dan ber-nahi munkar (melarang berbuat jahat). Amar ma'ruf nahi munkar dilakukan sesuai kemampuan, yaitu dengan tangan (kekuasaan) jika dia adalah penguasa/punya jabatan, dengan lisan atau minimal membencinya dalam hati atas kemungkaran yang ada, dikatakan bahwa ini adalah selemah-lemahnya iman seorang mukmin.
B. Inti Hadits
Inti dari Q.S Al-Luqman ayat 17 berisi tentang nasehat Luqman kepada anaknya untuk mendirikan shalat dan mengerjakan hal-hal yang baik dan mencegah perbuatan yang mungkar (Amr Ma’ruf Nahi Munkar), selain itu Luqman juga berwasiat agar senantiasa bersabar ketika musibah menimpa.
Dengan kata lain, ayat ini berisi tentang himbauan kepada manusia untuk selalu mengerjakan shalat, karena shalat merupakan suatu kewajiban yang harus di kerjakan oleh setiap muslim, mencegah perbuatan munkar dan selalu bersabar ketika sedang mendapat cobaan atau musibah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Judul
Allah SWT menegaskan bahwa ibadah adalah suatu tuntutan yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim khususnya shalat. Shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.Luqman berwasiat kepada anaknya, “Hai anakku, dirikanlah shalat dan laksanakannya tepat waktunya sesuai dengan ketentuan-ketentuannya, syarat-syaratnya dan rukun-rukunnya, lakukanlah amar ma’ruf nahi munkar sekuat tenagamu dan bersabarlah atas gangguan dan rintangan yang engkau hadapi selagi engkau melaksanakan tugas amar ma’ruf nahi munkar itu. Empat modal hidup bagi manusia yaitu dirikan shalat, berbuat baik, mencegah perbuatan jahat (munkar) dan selalu sabar ketika mendapat musibah. Ini sekaligus juga menjadi modal bagi kita semua, selain untuk memperkuat pribadi dan meneguhkan hubungan dengan Allah, untuk memperdalam rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat dan perlindungan-Nya yang selalu kita terima, dirikanlah shalat. Karena dengan shalat kita melatih lidah, hati dan seluruh anggota badan selalu ingat kepada Tuhan.
Dalam agama Islam telah ditentukan bahwa kewajiban mengerjakan shalat itu sekurang-kurangnya lima kali sehari semalam, dan tidak boleh kurang, tetapi jika lebih di bolehkan. Dengan mengerjakan shalat, kita akan mendapat kekuatan pribadi, lahir dan batin,moral dan mental. Selain itu ketika akan mengerjakan shalat dianjurkan untuk berjamaah, disisi lain pahala shalat dengan berjamaah itu 27 dari pada shalat sendirian. Bahkan Imam Ahmad bin Hanbal, mengatakan bahwa shalat itu wajib berjamaah, walaupun hanya dua orang. Orang yang telah teguh dan kokoh pribadinya karena ibadat terutama shalat, dia akan berani ber-Amar Ma’ruf Nahi Munkar sekedar ilmu dan kesanggupan yang ada padanya. .
Amar Ma’ruf Nahi Munkar menurut bahasa yaitu menyuruh kepada kebaikan, mencegah dari kejahatan, sedangkan menurut istilah adalah sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat. Ada juga yang mengatakan Ma'ruf itu adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Apabila sudah berani menegur mana yang salah, mencegah yang munkar, haruslah diketahui bahwa akan ada orang yang tidak senang ditegur atau jika ditegur mereka marah, jika seperti itu harus tabah dan sabar. Jika kita ingin menjadi manusia yang berarti dalam pergaulan hidup di masyarakat atau di dunia ini, kita harus selalu senantiasa mengajak atau menganjurkan untuk berbuat baik dan mencegah dari kejahatan.
B. Hadits/Ayat Pendukung
1. Q.S Al Baqarah:43
(#qßJŠÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨“9$# (#qãèx.ö‘$#ur yìtB tûüÏèÏ.º§9$# ÇÍÌÈ
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.
2. Q.S An Nisa’:103
#sŒÎ*sù ÞOçFøŠŸÒs% no4qn=¢Á9$# (#rãà2øŒ$$sù ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4’n?tãur öNà6Î/qãZã_ 4 #sŒÎ*sù öNçGYtRù'yJôÛ$# (#qßJŠÏ%r'sù no4qn=¢Á9$# 4 ¨bÎ) no4qn=¢Á9$# ôMtR%x. ’n?tã šúüÏZÏB÷sßJø9$# $Y7»tFÏ. $Y?qè%öq¨B ÇÊÉÌÈ
Artinya: ”Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
3. Q.S Ali Imran:104
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããô‰tƒ ’n<Î) ÎŽösƒø:$# tbrããBù'tƒur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztƒur Ç`tã Ìs3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.”
4. Hadist tentang perintah untuk melaksanakan shalat
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص. مُرُوْا صِبْيَانَكُم بِالصَّلاَةِ لِسَبْعِ سِنِيْنَ وَ اضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا لِعَشْرِ سِنِيْنَ وَ فَرّقُوْا بَيْنَهُمْ فِى اْلمَضَاجِعِ. احمد و ابو داود، فى نيل الاوطار
Artinya: “Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari datuknya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah anak-anak kecilmu melakukan shalat pada (usia) tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila lalai) atasnya pada (usia) sepuluh tahun, dan pisahkanlah mereka pada tempat-tempat tidur”. [HR. Ahmad dan Abu Dawud, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 348]
C. Teori Pengembangan
1. Ayat dan Terjemah
¢Óo_ç6»tƒ ÉOÏ%r& no4qn=¢Á9$# öãBù&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ tm÷R$#ur Ç`tã Ìs3ZßJø9$# ÷ŽÉ9ô¹$#ur 4’n?tã !$tB y7t/$|¹r& ( ¨bÎ) y7Ï9ºsŒ ô`ÏB ÇP÷“tã Í‘qãBW{$# ÇÊÐÈ
Artinya : “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
2. Penafsiran Ayat
a. Tafsir Jalalain
¢Óo_ç6»tƒ) ÉOÏ%r& no4qn=¢Á9$# öãBù&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ tm÷R$#ur Ç`tã Ìs3ZßJø9$# ÷ŽÉ9ô¹$#ur 4’n?tã !$tB y7t/$|¹r& ( )
“Wahai anakku, dirikanlah shalat, menyuruhlah berbuat baik, melaranglah berbuat mungkar, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu” dari sebab menyuruh dan melarang itu. ) y7Ï9ºsŒ¨bÎ) ) “Sesungguhnya hal itu” yang disebut itu ( ‘qãBW{$#ÇP÷“tã`ÏB) Í”termasuk perkara yang ditekankan”. Yakni perkara yang ditekankan karena hukumnya wajib.
b. Tafsir Al-Misbah
Pertama: Firman Allah SWT, (يبُنَيَّ اقِمِ الصَّلَوةَ )"Hai anakku, dirikanlah shalat." Luqman berwasiat kepada anaknya dengan ketaatan-ketaatan paling besar, yaitu shalat, menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar. Tentu saja maksudnya setelah dia sendiri melaksanakannya dan menjauhi yang munkar. Inilah ketaatan dan keutamaan paling utama.
Kedua: Firman Allah SWT, (وَاصْبِرْعَلَمَااَصَابَكَ) Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu," mengandung anjuran untuk merubah kemungkaran sekalipun mendapatkan kemudharatan. Ini mengisyaratkan bahwa orang yang merubah terkadang akan disakiti. Ini semua hanya sebatas kemampuan dan kekuatan sempurna hanya milik Allah SWT.
Ketiga: Firman Allah SWT, ( أِنَّ ذَلِكَ مِنْ اْلأُمُورِ ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." Ibnu Abbas RA berkata, "Di antara hakikat keimanan adalah bersabar atas segala yang tidak diinginkan."
Ada yang berpendapat bahwa mendirikan shalat, menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Demikian pendapat yang dikatakan oleh Ibnu Juraij. Bisa juga maksudnya adalah termasuk akhlak mulia dan hal-hal yang mesti dilakukan oleh orang-orang yang menjalani lorong keselamatan. Namun perkataan Ibnu Juraij lebih tepat.
D. Aplikasi dalam Kehidupan
Dalam surat Al-Luqman ayat 17, Al Hajâji mengungkapkan tentang hasil yang akan digapai dari ibadah shalat dalam dunia pendidikan yaitu bahwa shalat akan membersihkan badan dan menghilangkan segala kotoran selain itu juga membersihkan iman yang melakukannya.
Shalat juga membersihkan hati, dan menguatkan hati yang mana dengan kebersihan hati ini akan membuat jiwa menjadi lebih nyaman dan segar dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt. Tuntunan mendirikan shalat yang dinasehatkan Luqman kepada anaknya hendaklah menjadi contoh dan dilaksanakan oleh para orang tua dan pendidik (guru). Selain perintah shalat, nilai pendidikan selanjutnya adalah nasehat Luqman kepada anaknya tentang Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, Untuk menjalankan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar ini membutuhkan stamina yang kuat, sebab mengandung resiko yang besar. Oleh karena itu, Ibnu Katsir memberikan solusi yaitu sesuai dengan kesanggupan untuk bersabar terhadap apa yang akan menimpa manusia dalam upaya menyerukan agama Allah SWT. Sebab orang yang menyeru kepada jalan Allah pasti mendapat gangguan. Kesabaran dalam menghadapi gangguan manusia haruslah dimiliki oleh para penyeru agama Allah SWT.
Mengenai Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar Muhammad al Sayyîd al Jalinad dalam kitab Al Amru bi al Ma`ruf wa al Nahyu’an al Munkar li Syaikh al Islam Taqiy al Dîn Abu al Abbâs Ahmad Ibnu Taimiyah, mengatakan bahwa kewajiban bagi setiap orang untuk melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar yang sangat penting demi keselamatan masyarakat. Perkara Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar harus sesuai dengan apa yang dituntunkan Allah Swt bukan sebaliknya. Perintah untuk menyuruh mengerjakan yang baik dan cegahlah dari perbuatan yang mungkar ini hendaklah diajarkan kepada anak dan murid sejak usia dini seperti halnya yang dilakukan Luqman kepada anaknya. Karena dengan penanaman ini, murid akan mempunyai kekuatan diri yaitu rasa percaya diri untuk selalu berbuat baik kepada sesama teman dalam hal berbuat baik dan mengingatkan teman mereka apabila mereka berbuat yang tidak baik. Oleh karena itu peran orang tua dan pendidik (guru) hendaklah mengajarkan para murid untuk selalu berperan aktif dalam hal kebaikan ini baik di sekolah maupun di rumah atau di lingkungan masyarakat yang luas pada umumnya.
E. Aspek Tarbawi
1. Ada empat modal hidup bagi manusia yaitu dirikan shalat, berbuat baik, mencegah perbuatan jahat (munkar) dan selalu sabar ketika mendapat musibah.
2. Pelajaran Ibadah hendaknya diberikan kepada anak sejak usia dini.
3. Shalat akan membersihkan badan dan menghilangkan segala kotoran selain itu juga membersihkan iman yang melakukannya. Shalat juga membersihkan hati, dan menguatkan hati yang mana dengan kebersihan hati ini akan membuat jiwa menjadi lebih nyaman dan segar dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Membiasakan anak shalat sejak dini adalah hal yang mutlak dilakukan oleh orang tua demikian juga menanamkan budaya dan adat istiadat masyarakat yang tidak bertentangan dengan ajaran agama, sabar, tabah, santun, rendah hati.
5. Peran orang tua dan pendidik (guru) hendaklah mengajarkan anak untuk selalu berperan aktif dalam hal kebaikan ini, baik di sekolah maupun di rumah atau di lingkungan masyarakat yang luas pada umumnya.
6. Jalankanlah atau laksanakanlah Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar yaitu sesuai dengan kesanggupan dan bersabar terhadap apa yang akan menimpa manusia dalam upaya menyerukan agama Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa shalat adalah suatu kewajiban yang harus dijalankan atau di kerjakan oleh setiap muslim. Selain itu, shalat juga merupakan rukun Islam yang ke-dua dan shalat merupakan amal ibadah yang akan diperhitungkan pertama kali ketika di akhirat nanti. Dan orang yang mengerjakan shalat semata-mata hanya karena Allah SWT, niscaya hatinya akan akan selalu merasa tenang, tentram, badan dan pikirannya pun akan bersih.
Selanjutnya, seorang muslim itu juga dituntut harus selalu berbuat baik (ma’ruf) dan sekaligus mengajak orang lain untuk berbuat baik juga. Selain itu seorang muslim juga harus berani mencegah perbuatan yang kurang baik (munkar) sesuai dengan kemampuannya dan selalu sabar ketika sesuatu menimpanya. Jadi orang tua dan pendidik (guru) hendaklah mengajarkan para anak untuk selalu berperan aktif dalam hal kebaikan ini baik di rumah maupun di sekolah atau di lingkungan masyarakat yang luas pada umumnya. Dan kedua hal tersebut hendaknya diajarkan sedini mungkin. Karena dengan mengajarkan sejak usia dini itu, anak akan lebih mudah untuk menerima semua yang diajarkan oleh seseorang di sekitar mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka. 2002. Tafsir Al Ahzar Juz XXI. Jakarta: PT PUSTAKA PANJIMAS.
Muhammad, Al-Jalaludin. 2011. Tafsir Jalalain. Surabaya: Pustaka ELBA
Rifa’i, Moh. 1976. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Salim Bahreisy,dkk. 1990. Tafsir Ibnu Katsir Jilid VI. Surabaya: PT Bina Ilmu.
BIOGRAFI PENULIS
v Nama : Khoirul Hidayat
v NIM : 2021114036
v Tempat, Tanggal Lahir : Batang, 19 Mei 1996
v Alamat : Ds. Subah, Kec. Subah, Kab. Batang
v Riwayat Pendidikan : TK Al-Ikhlas – Subah
MII – Subah
SMP Islam Subhannah – Subah
MA Subhannah – Subah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar