Tafsir Tarbawi
Awali Semua Aktifitas atas Nama Allah (QS. Al-‘Alaq, 96: 1-5) dan
Hukum Kekekalan Aksi-Reaksi Amal (QS. Al-Isra’, 17: 7)
Amalia Riskiyati
(2021114275)
Kelas : PAI H
JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan Mental pada poin Mengawali Aktivitas Dengan Menyebut Nama Allah Dan Adanya Hukum Kekekalan Aksi-Reaksi Amal” ini dengan baik.
Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Tafsir Tarbawi tentang “Pendidikan Mental pada poin Mengawali Aktivitas Dengan Menyebut Nama Allah Dan Adanya Hukum Kekekalan Aksi-Reaksi Amal”. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tujuan dari tafsir dari QS. Al-alaq ayat 1-5 dan QS. Al-Israa ayat 7.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya lebih baik. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat.Akhir kata penulis ucapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Pekalongan, 26 Maret 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan Allah, dengan kemampuan berpikir, sebagaimana sudah diketahui manusia diciptakan untukmenjadi hamba yang tunduk dan taat beribadah kepada Allah. Seorang manusia mempunyai naluri dalam melakukan suatu kegiatan didunia, dan apabila ia selalu dekat kepada Allah, maka ia akan selalu mengingat Allah, serta akan menyebut nama-Nya sebelum melakukan kegiatan
Tidak hanya itu, manusia setelah mengetahui ilmu agama Islam, fungsi manusia tidak terhenti pada hal itu saja, Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia.Dan sebagaimanusiadianjurkansenantiasaberamal / bersodaqohuntukmembantusesamamanusia dalam hal tolong-menolong. Sesuatu yang di amalkan oleh seseorang maka, akan kembali lagi pada orang tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Awali Semua Aktifitas atas Nama Allah?
2. Bagaimana Tafsir QS. Al-‘Alaq, 96: 1-5?
3. Apa yang dimaksud dengan Hukum Kekekalan Aksi-Reaksi Amal?
4. Bagaimana Tafsir QS. Al-Isra’, 17: 7 ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Awali Semua Aktifitas atas Nama Allah
Dalam segala kehidupan manusia yang selalu beraktifitas misalnya dalam hal pekerjaan, mereka yang selalu mengingat nama Allah, akan mengawali semua aktifitasnya dengan bacaan basmalah. Sedangkan kegunaan basmalah itu sendiri seperti pada awal melakukan perbuatan, mengucapkan dalil dalam khutbah, sebelum berwudlu dan sebelum membaca Al-Quran, kecuali pada QS. AT-Taubah.
Allah memulai kitab-Nya dengan Basmalah dan memerintahkan Nabi-Nya sejak dini, yakni pada wahyu pertama, untuk melakukan pembacaan dan semua aktifitas dengan nama Allah, iqra’ bismi rabbika, maka tidak keliru jika dikatakan bahwa basmallah merupakan pesan pertama Allah kepada manusia agar memulai setiap aktifitasnya dengan menyebut nama Allah. Dengan demikian, kalimat tersebut merupakan doa atau pernyataan dari pekerjaan atas nama Allah
Ø Awali Semua Aktifitas atas Nama Allah (QS. Al-‘Alaq, 96: 1-5)
Artinya:
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
Ø Azbabul Nuzul surat Al- Alaq
Surat Al-Alaq merupakan surat Makkiyah. Jumlah ayatnya 17 buah dan merupakan ayat-ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Surat ini disepakati turun di mekah sebelum Nabi berhijrah, bahkan hampir semua ulama sepakat bahwa wahyu Al-Quran pertama adalah 5 ayat dari surat ini. Tema utaman dalam surat ini adalah pengajaran kepada Nabi Muhammad Saw. Serta penjelasan tetang Allah dalam sifat perbuatan-Nya, dan bahwa Dia adalah sumber pengetahuan.
Dalam beberapa Hadits menerangkan bahwa Nabi Muhammmad Saw. Pergi ke gua Hira dan beribadah ditempat itu beberapa malam lamanya. Kemudian beliau pulang kerumah Istrinya Khadijah, lalu ia membekali dengan beka yang cukup sampai beliau diberi wahyu. Selama beliau berada di gua Hira beliau bertemu malaikat Jibril seraya berkata : “Bacalah..!”. “saya tidak dapat membaca” jawab beliau. Lalu Jibril memegang kedua kalinya dan mendekap rapat-rapat sampai beliau kepayahan. Lalu melepaskannya seraya berkata : “Bacalah” “saya tidak dapat membaca” Lalu Jibril memegang ketiga kalinya dan mendekap rapat-rapat sampai beliau kepayahan sekali, sambil berkata “iqro bismirabbikal ladzi kholaqa sampai maa lam ya’lam (ayat 1-5).
Kata perawi hadits: beliau segera kembali ke rumah dengan gemeteran dan kedinginan serta menceritakan hal ini kepada Khadijah tentang semua hal ini. Setelah itu khadijah membawa beliau pergi kerumah saudaranya anak paman Waraqah, yang lama telah memelukk agama Nasrani. Nabi Muhammad menceritakannya kepada Waraqah. Ternyata hal tersebut sama yang dialami oleh Nabi Isa as dalam mengajarkan wahyu dari Allah, memang banyak rintangan yang mengahadangnya dari kaumnya.
Ø Penjelasan Tafsir
a. Tafsir Maraghi
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan
Menjelaskan bahwa Allah (Tuhan yang menciptakan dan mengadakan alam) ini adalah kuasa menjadikan kamu pandai membaca, walaupun kamu tidak belajar dahulu.
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Menjelaskan bahwa Allah adalah dzat yang kuasa menciptakan segumpal darah menjadi manusia hidup yang dapat berpikir dan menguasai seluruh makhluk bumi adalah kuasa pula menjadikan Nabi Muhammad Saw. Bisa membaca sekalipun tidak pernah belajar membaca dan menulis.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
Perintah membaca ini diulang-ulang, karena membaca dapat dicapai oleh seseorang dengan cara mengulang-ulang dan dibiasakan. Dan Tuhanmu Maha pemurah terhadap setiap orang yang mengharapkan pemberian. Oleh karena itu niscaya mudah bagi Allah melimpahkan kenikmatan dapat membaca Al-Quran kepadamu.
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
Tuhan melukiskan diri bahwa Dia menciptakan manusia dari segumpal darah, mengajarkan dengan perantara kalam adalah untuk menjelaskan tingkah laku manusia ini bahwa Dia menciptkannya dari benda yang hina (segumpal darah) lalu menjadi manusia yang sempurna, supaya dapat mengakui hakekat sesuatu.
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Allah yang mengajarkan kepada manusia seluruh ilmuyang dapat digunakan kesenangan dan membedakan dirinya dari hewan, yang tadinya manusia tidak dapat mengetahui apa-apa. Demikian ini juga ayat ini menunjukan bahwa Allah Swt. Telah menciptakan manusia hidup dan berpikir berasal dari yang tiada dan tidak dapat berbicara, tiada bentuk dan rupa, mengajarkan pengetahuan yang utama yaitu tulis baca, dan memberikan kepada manusia itu Ilmu yang dahulunya tidak diketahui sedikitpun.
b. Tafsir Al-Misbah
Kataاقرأ) )iqra’ terambil dari kata kerja قرأ))qara’a yang pada mulanya berarti menghimpun. Muhammad Abduh memahami perintah membaca disini bukan sebagai beban atau tugas yang harus dilaksanakan (amr taklifi) sehingga membutuhkan objek, tetapi ia adalah (amr takwimi) yang mewujudkan kemampuan membaca secara aktual pada diri Nabi Muhammad SAW. Pendapat ini dihadang oleh kenyataan bahwa setelah turunnya perintah ini pun Nabi Muhammad SAW. Masih tetap dinamai Al-Quran sebagai seorang ummy (tidak pandai membaca dan menulis). Dari sini dapat disimpulkan bahwa karena kata iqra’ digunakan untuk membaca, menelaah, menyampaikan dan lain sebagainya, dan karena objeknya bersifat umum, maka objek kata tersebut mencangkup segala yang dapat terjangkau, baik ia merupakan bacaan suci yang bersumber dari Tuhan maupun bukan, baik ia menyangkut ayat-ayat yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Huruf (ب) ba’ pada kata بسم))bismi atau mulabasah sehingga dengan demikian ayat tersebut berarti bacalah. Syekh Abdul Halim Mahmud (mantan tertinggi pemimpin Al-Azhar Mesir) yang menulis bukunya , Al-Quran fi syahr Al-Quran bahwa: dengan kalimat iqra bismirabbik, Al-Quran tidak sekedar memerintahkan untuk membaca tetapi “membaca” adalah lambang dari segala yang dilaukan manusia, baik yang sifatnya aktif maupun pasif. Kata رَبّ)) kata rab apabila berdiri sendiri ini diartikan dengan Tuhan yang tentunya antara lain karena Dialah yang melakukan tarbiyah pendidikan yang pada khakekatnya adalah pengembangan
B. Definisi Hukum Kekekalan Aksi-Reaksi Amal
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat.Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Setiap amal saleh yang diberikan kepada orang lain, maka Allah akan mengembalikannya kembali, melebihi apa yang ia amalkan (berikan). Entah pengembaliannya dalam waktu lama ataupun sebaliknya, dan apa itu saat hidup didunia ataupun nanti diakhirat.
Ø Hukum Kekekalan Aksi-Reaksi Amal (QS. Al-Isra’, 17: 7)
Artinya:
7. jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk kedalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis- habisnya apa saja yang mereka kuasai.
Ø Penjelasan Tafsir
Allah Swt. Berfirman bahwa Dia telah menetapkan ketetapan terhadap bani Israil dan diberitahukannya kepada mereka dalam kitab Taurat, bahwa mereka akan membuat kerusakan dan kerusuhan dimuka bumi ini dua kali dan akan menyombongkan diri serta bersikap sewenang-wenang dengan mengada-adakan penindasan dan kezaliman terhadap sesama manusia. Dan apabila datang saat hukuman Allah terhadap kejahatan pertama yang telah mereka lakukan dan dilakukannya kedua kalinya, maka hukuman itu akan berupa datangnya musuh bagi mereka, menguasai negri mereka dan berkeliharan di tengah-tengah mereka tanpa menghiraukan dan mempedulikan seorangpun diantara mereka. Dan pastilah hukum yang dijanjikan Allah itu terlaksana.
Menurut Ibnu Abbas dan Qatadah, bahwa mereka adalah jalur dan bala tentaranya yang datang menguasai dan menduduki negeri mereka. Lain orang berkata bahwa mereka itu adalah Bukhtunasshar raja Babilun yang pernah menguasai Syam (Mesopotamia).
Allah berfirman jika kamu berbuat baik, maka akibatnya akan menjadi baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat kejahatan,mka akibatnya yang jahat akan menimpa dirimu sendiri. Dan apabila dtang saat hukuman Allah atas kejahatan yang kedua kalinya, Allah berfiman selanjutnya, maka akan didatangkan orang-orang yang kejam yang akan menundukan mereka, menyuramkan wajah-wajah mereka, memasuki masjid Baitil Maqdis sebagaimana telah dimasuki pertama kalinya dan akan membinasakan dan menghancurkan apa yang tampak didepan mereka seburuk-buruk penghancuran.
Disetengah riwayat, bahwa sepagi itu termenung-menung beiau, kemudian dimulainya saja dahulu menceritakan tentang Isra’ dan belum diceritakannya tentang Mi’raj yang sama dialaminya di malam itu. Abu Jahl bermaksud untuk mengumpulkan orang Quraisy untuk mendengara cerita Muhammad Saw yang dia tidak percaya itu, dan Nabipun ingin orang berkumpul mendengar apa yang diceritakannya itu. Apa yang dialaminya itu dismpaikannya. Setelah orang berkumpul Abu Jahl berkata; “,, Mulailah!! Orang Quraisy berkumpul dibalairung mereka. “Ceritakanlah kepada mereka apa yang engkau ceritakan kepadaku tadi.”
Lalu Rasulullah menceritakan Saw. Apa yang dilihatnya, bahwa ia tadi di Baitil Maqdis, sembahyang disana. Mendengar itu ada orag Quraisy bertepuk tangan, dan ada yang bersiul, sebagai berita yang mencemooh dan berita yang tidak masuk akal mereka itu. Dan pecahlah kabar diseluruh Mekah. Maka ada orang datang kepada Abu Bakar menceritakan apa yang dikhabarkan Nabi itu. Maka kata Abu Bakar: “kamu dustakanlah itu!” kemudian dia temui Rasulullah, banyak musyrikin Quraisy mengiringkan. Ditanyanya sekali lagi dan dijawab oleh beliau dihadapan mereka. Ketika ditanyakan bagaimana rupa Baitul Maqdis, beliau menjawab dengan tepat. (kisah sanggahan Abu Jahal dan imam Abu Bakar ini keterangan Ibnu Katsir dalam kitabnya Al- Bidayah Wan Nihayah, juzu’ 3 halaman 113). Orang Quraisy sampai bertanya: “kalau benar engkau baru saja kembali dari Baitul Maqdis, adakah engkau liat di jalan irr (rombongan) kafilah perniagaan kami? Berapa ekor untanya dan betapa keadaanya? Dengan tegas beliau menjawab rombongan itu sekarang tengah menuju pulang, sekian banyak orang dan sekian banyak untanya; hari ini ketika matahari terbit sampailah rombongan itu. Unta yang dimuka sekali putih warnanya. Demikian penjelasan beliau secara terperinci.Maka pada hari beliau tentukan itu ada mereka pergi menuggu keluar kota. Ada yang berkata ; “mana dia?” matahari sudah terbit. Meraka belum nampak!” tiba- tiba berkata temannya “itu dia, sudah datang! Dimuka sekali unta putih!”
Ø Aspek Tarbawi QS. Al-Alaq ayat 1-5
1. Allah memperkenalkan dirinya kapada Nabi saw. Dengan mengawali namanya yaitu pada bacaan basmalah.
2. Allah akan selalu mengingat hambanya, ketika hambanya selalu mengingatnya dalam melakukan aktifitas segala sesuatu
3. Keberkahan akan mengaliri seseorang yang melakukan aktifitas dengan menyebut nama Allah.
Ø Aspek Tarbawi QS. Al-Isra’ ayat 7
1. Segala sesuatu perbuatan baik atau buruk kepada orang lain akan kembali lagi kepada orang yang melakukannya.
2. Anjuran untuk senantiasa bersedeqah atau beramal dan membantu orang lain.
3. Segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah, maka sesuatu itu tidak dapat di ubah-ubah.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Allah memulai kitab-Nya dengan Basmalah dan memerintahkan Nabi-Nya sejak dini, yakni pada wahyu pertama, untuk melakukan pembacaan dan semua aktifitas dengan nama Allah, iqra’ bismi rabbika, maka tidak keliru jika dikatakan bahwa basmallah merupakan pesan pertama Allah kepada manusia agar memulai setiap aktifitasnya dengan menyebut nama Allah
Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Setiap amal saleh yang diberikan kepada orang lain, maka Allah akan mengembalikannya kembali, melebihi apa yang ia amalkan (berikan).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa.1986. Tarjamah Tafsir Al-Maraghi.Yogyakarta: Percetakan PD. Hidayat.
Shihab, Quraish. 2005. Tafsir Al- Misbah Jus Amma.Jakarta :Lentera Hati.
Bahreisy,Salim. 1990. Terjemah singkat Tafsir Ibnu Katsier jilid V.Surabaya: PT Bina Ilmu Offset.
Malik, Abdul. 1982. Tafsir Al-Azhar prof Hamka Juz XV.Surabaya: PT BINA Ilmu OFFSET.
TENTANG PENULIS
Ø Nama : Amalia Riskiyati
Ø Nim : 2021114275
Ø Ttl : Pekalongan, 06 Juni 1996
Ø Alamat : Ds. Delegtukang Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan
Ø Motivasi : Hidup Damai dan Bahagia Dengan Sebuah Senyuman, Dzikir, Pikir dan Takwa.
Ø Visi dan Misi : Menjadi Orang Yang Berguna Dalam Masyarakat Dan Mampu Mengubah Peradaban Islam Menjadi Lebih Baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar