Laman

new post

zzz

Sabtu, 17 September 2016

TT1 A 3b BELAJAR ILMU-ILMU UMUM QUR’AN : AL-GHOZIYAH AYAT 17-20



BELAJAR ILMU-ILMU UMUM
QUR’AN : AL-GHOZIYAH AYAT 17-20 


Khairul Rohman
(2021114140)
Kelas A
 
FAKULTAS PENDIDIKAN
JURUSAN TABIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN) PEKALONGAN
 2016



KATA PENGANTAR


Dengan nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang, penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah swt. Karena atas rahmat, dan hidayanyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Begitupula shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad saw beserta sahabat, keluarga dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sedikit mengalami kesulitan dan rintangan, namun berkat bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, sehingga kesulitan-kesulitan tersebut bisa teratasi dengan baik. Dengan demikian penulis lewat lembaran ini hendak menyampaikan ucapan terimah kasih yang setinggi-tingginya kepada mereka, teriring doa agar segenap bantuannya dalam urusan penyelesaian makalah ini, sehingga bernilai ibadah disisi Allah swt.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses akhir dari segalanya, melainkan langkah awal yang masih memerlukan banyak koreksi, olehnya itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Amin.









        BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Al- Qur’an meupakan salah satu wahyu yang berupa kitab suci yang diturunkan allah kepada Nabi Muhammmad Saw. Al-Qur’an yang berupa kalam Allah ini merupakan kitab atau wahyu yang istimewa dibandingkan dengan wahyu-wahyu yang lainnya. Bahkan salah satu keistimewaannya adalah tidak ada satu bacaan-pun sejak peradaban baca tulis dikenal lima ribu tahun yang lalu, yang dibaca baik oleh orang yang mengerti artinya, maupun oleh orang yang tidak mengerti artinya. Di samping itu, al-Qur’an merupakan sumber pokok ajaran Islam dan sebagai petunjuk ke jalan yang benar untuk totalitas umat manusia yang tujuan utamanya mengantarkan manusia kepada suatu kehidupan yang membahagiakannya untuk kehidupan sekarang dan juga esok di akhirat.
Abdurrahman Soleh Abdullah menjelaskan bahwa, al-Qur’an memberikan pandangan yang mengacu kepada kehidupan di dunia ini, maka asas-asas dasarnya harus memberi petunjuk kepada pendidikan Islam. Seseorang tidak mungkin dapat berbicara tentang pendidikan Islam bila tanpa mengambil al-Qur’an sebagai satu-satunya rujukan. Di samping itu juga Nashr Hamid Abu Zaid mengatakan bahwa “al-Qur’an adalah laut, pantainya adalah ilmu-ilmu kulit dan cangkang, dan kedalamannya adalah lapisan tertinggi dari ilmu-ilmu inti.” Maka dari itu, dalam al-Qur’an terdapat dorongan-dorongan atau motivasi agar manusia mencari ilmu atau memperdalam pengetahuannya.
Di samping al-Qur’an, hadits juga menguraikan mengenai perintah agar manusia selalu melakukan pendidikan dan menuntut ilmu untuk mengembangkan pengetahuannya. Banyak hadits yang menerangkan mengenai hal tersebut.










BAB II

PEMBAHASAN
1.      TEORI
A.Pengertian

أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ  وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ  وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ.
“Makaapakah mereka tidak memperhatikan unta bagaiman dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggalkan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (AlGhasyiyah[88]:17-20)
Surah Al-Ghosyiyah termasuk kedalam surah Makiyah.Adapun jumlah ayatnya sebanyak 26 ayat.Dalam ayat ini berbicara mengenai Al-Ghasyiyah (hari kiamat).Dalam keterangan ayat Allah SWT membagi umat manusia dihari kiamat nanti terbagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok yang akan masuk surge dan kelompok yang akan masuk neraka .
Kamudian pandangan manusia akan dihadapkan untuk melihat keberbagai tanda dan bukti kekuasaan Allah SWT .kamu dia pandangan manusia ituberlalume lewati Nabi Muhammad, dan teringatlah akan keterangannya  yang menyatakan bahwa :”Tempat Kembali ituhanya Allah SWT”.
Kata أَفَلَا يَنْظُرُونَitu jika diartikan kedalam istilah bahasa Indonesia adalah: Apakah mereka tidak melihat ?sementara ,kedalam bahasa ilmiahnya adalah : Apakah mereka melakukan penelitian (observasi) dan sejenisnya[6]
Dalam hal ini menjadi tidak aneh, apakah mereka itu melupakan sehingga tidak melihat bagaimana unta itu diciptakan. Unta itu diciptakan tanpa ada contoh sebelumnya.Dengan demikian, Allah sebagai mana penciptaannya adalah pasti Dia Maha Mengetahui dan Melihat.tidak kahengkau melihat leher leher danbetapa panjangnya leher itu, kemudian lihatkah kakinya yang mampu berjalan digurun pasir  yang sangat luas, kemudian tidak melihat kempisnya yang mampu menampung persediaan air untuk beberapa hari lamanya. Atau apakah tidak pernah melihat bagaimana langit beserta isinya bagaimana langit ditinggikan beserta isinya danbagaimana langit ditinggikan serta planet-planet  yang digantungkan dilangit dengan putaran dan perjalanan yang begitu cepat dan  keras[1]. Atau tidak kah melihat melihat gunung-gunung tersebut ditancapkan laksana pelita yang dapat  member petunjuk bagi orang-orang yang sedang bepergian orang yang takut dapat menyadarkan diri padanya. Demikian pula orang-orang yang sedang berlibur.Demikian pula orang-orang  yang sedang berlibur.Atau tidakkah mereka dapat  melihat bagaimana itu dihamparkan dan menjadi sumber bagi kehidupan manusia.
Dengan demikian maka keseluruhan dari unta,gunung, langit dan bumi meruoakan satu kesatuan yang utuh yang berada pada satu sistem. Hal itulah terpenting yang dilihat oleh Nabi Muhammad SAW sebagai penuntun yang diseur oleh Al-Quran yang menunjukkan kepada adanya Allah Yang Memiliki Kuasa terhadap segala sesuatu.Dengan demikian, maka Allah SWT menyeru ;Wahai Muhammad ajak lah manusia itu untuk melakukan penelitian terhadap segala sesuatu  yang dimiliki Allah sehingga mereka dapat menggunakan akal pikirannya.
Disamping itu, janganlah engkau berputus asa lantaran mereka tidak mendengarkan dan mengikuti perintahmu, karena engkau hanya sebagai pemberi peringatan semata.Pada hari itu mereka tidak ada sesuatu yang mengusainya kecuali itu hanyalah Allah Sang Pemilik hati mereka.Dialah yang akan memberi mereka keimanan. Jika mereka menolak seruan atau ajakanmu, maka kamu tidak mempunyai tanggung jawab apapun terhadap diri mereka di akhirat nanti.Dengan demikian, kamu tidak akan mempertanggung jawab kan dosa orang-orang yang menentang dan menolak seruanmu, maka sepenuh nyahanya Allah yang akan memberisika kepada mereka dengan siksaan yang amat pedih, karena hanya kepada-Nyalah mereka itu akan kembali dan hanya kepada-Nyalah mereka itu akan dihisab atas perbuatan yang telah dilakukannya. [2]
    KANDUNGAN SURAT AL-GHASYIYAH AYAT 17 SAMPAI 20
Dalam kandungan ayat ini Allah SWT mengajak orang-orang yang meragukan kekuasaannya untuk memperhatikan alam raya. Allah berfirman maka apakah mereka tidak memperhatikan bukti kuasa allah yang terbentang di alam raya ini, antara lain kepada unta yang menjadi kendaraan dan bahan pangan mereka bagaimana ia diciptakan oleh Allah dengan sanngat mengagumkan? dan apakah mereka tidak merenungkan tentang langit yang demikian luas dan yang selalu mereka saksikan bagaimana ia ditinggikan tanpa ada cagak yang menopangnya? Dan juga gunung-gunung yang demikian tegar dan mereka bias daki bagaimana ia ditergakkan?Dan bumi tempat kediaman mereka dan yang tercipta bulat bagaiman ia dihamparkan?
Penggunaan kata illa/kepada yang digandeng dengan kata yanzhurun/melihat aatau memperhatikan, untuk mendorong setiap orang melihat sampai batas ahkir yang dituunjuk oleh kata ila itu dalam hal ini unta. Sehingga pandangan perhatian bnar-benar menyeluruh, sempurna dan mantap agar dapat menarik darinya sebanyak mungkin bukti tentang kuasa allah da kehebatan ciptaannya.

a.       ASBABUN-NUZUL
Asbabun_Nuzul ayat 17 Surat Al-Ghasyiyah
Qatadarah Ra. Menegaskan, bahwa ayat ini diturunkan berenaan dengan kaum musyrik yang, tatkala allah menjelaskan cirri-ciri dan kenikmatan surge, merassa takjub dan heran (hr. ibnu jarir dan ibnu abi hatim. Lihat qurthubi: 10/7499 dan addarul mantsur 6/383)

b.      PENDAPAT ULAMA’
Dalam tafsir Al-Munthakh yang disusun oleh satu tim yang terdiri dari beberapa pakar mesir, ayat-ayat diatas dikomentari antara lain sebagai berikut: penciptaan unta yang sungguh sangtat luar biasa menunjukkan kekuasaan allah dan merupakan sesuatu yang perlu kita renungkan.dari bentuk lahirnya, seperti kita ketehui, unta benar-benar memiliki potensi untuk menjadi kendaraan di wilayah gurun pasir. Matanya terletak pada bagian kepala yang agak tinggi dan agak ke belakang, ditambah dengan dua lapis bulu mata yang melindunginya dari pasir dan kotoran. Begitu pula dengan kedua lubang hidung dan telinga yang dikelilingi dengan rambut untuk maksud yang sama. Maka apabila badai pasir bertiup kencang, kedua lubang hidung itu akan tertutup dan kedua telinganya akan melipat ke tubuhnya, meski bentuknya kecil dan hamper tak terlihat.








Sedangkan kakinya yang panjag adalah untuk membatu mempercepat geraknya, seimbang dengan lehernya yang panjag pula. telapak kakinya yang lebar seperti sepatu berguna untuk memudahkannya dalam berjalan di atas pasir yang lembut unta juga mempunyai daging tebal di bawah dadanya dan bantalan-bantalan pada persendian kakinya yang memungkinkannya untuk duduk di atas tanah yang keras dan panas. Pada sisi-sisi ekornya yang panjang terdapat bulu yang melindungi bagian-bagian belakang yang lembut dari segala macam kotoran. Dan masih banyak lagi keistimewaanyang dimiliki oleh hewan yang satu ini. Salah satunya adalah dapat bertahan hingga 2 bulan tanpa minum air pada musim dingin [3]












                             Bab III
                Kesimpulan

Dengan ayat-ayat ini terbuktilah tentang tingginya nilai membaca, menulis dan berilmu pengetahuan Manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena “iqra`” haruslah dengan “bismi rabbika”, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam.

demikian juaga ayat yang surat al-ghasiyah, dimana allah mengajak orang yang ingkar terhadap kuasanya untuk berfikir menmikirkan ciptaan-ciptaan allah yang sangat luar biasa yakni, bagaiman seokor unta yang mempunyai keistimewaan yang sangat mengagumkan
yang menjadi kendaraan bagi manusia, dan bahan pangan mereka,  bagaimana ia diciptakan oleh allah dengan sanngat mengagumkan. Dan mereka (orang-orang yang ingkar terhadap kekuasaan allah ) untuk merenungkan tentang langit yang demikian luas dan yang selalu mereka saksikan bagaimana ia ditinggika tanpa ada cagak yang menopangnya? Dan juga gunung-gunung yang demikian tegar dan mreka bias daki bagaimana ia ditergakkan? Dan bumi tempat kediaman mereka dan yang tercipta bulat bagaiman ia dihamparkan?










Daftar Pustaka

Nanang, Gojali, Tafsir Hadis , Pendidikan, Bandung:Lingkar Selatan 2013
Muhammad Yusuf,Kadar. Tafsir Tarbawi, Pesan-pesan Al-Qu’an, Tentang Pendidikan
Dr, Hamka,Tafsir Tarbawi Al-azhar  (jakarta: PT  pustaka panjimas , 1982)






















                                                                  BAB IV
                                                     PROFIL PRIBADI

https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/13335740_1286174364745854_689351826985509173_n.jpg?oh=494d5acb6a1bca699288ffef4ee9b447&oe=58415458

Nama                                                       : Khairul rohman
Tempat, tanggal lahir                              : Pekalongan,21 September 1996
Alamat                                                    : Kradenan gg 2 ,Buaran pekalogan
Riwayat pendidikan                                : MII Pringlangu
                                                                   MTSs Hidayatul Athfal
                                                                   MAS Hidayatul Athfal

Dan sekarang saya masih belajar di IAIN pekalongan Mahasiswa Semester  lima. Anak ke-2 dari 3 bersaudara




[1] Nanang, Gojali, Tafsir Hadis , Pendidikan, Bandung:Lingkar Selatan 2013

[2] Muhammad Yusuf,Kadar. Tafsir Tarbawi, Pesan-pesan Al-Qu’an, Tentang Pendidikan

[3] Dr, Hamka,Tafsir Tarbawi Al-azhar  (jakarta: PT  pustaka panjimas , 1982)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar