Laman

new post

zzz

Selasa, 25 Oktober 2016

sbm H 7 MANAJEMEN KELAS

MANAJEMEN KELAS

 Intan R. A. Khusna A. N.

Fajar Hudananto

Kelas: H

JURUSAN TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016




KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Menejemen Kelas. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sahabatnya, keluarganya, serta segala umat-Nya hingga yaumil akhir.
Makalah ini disusun guna menambah wawasan pengetahuan secara detail. membahas tentang memahami manajemen kelas yang menjadi pokok bahasan. Makalah ini disajikan sebagai bahan materi dalam diskusi matakuliah Strategi Belajar Mengajar, kelas H.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, meskipun tidak komprehensif. Penulis menyadari bahwa kemampuan dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis sudah berusaha dan mencoba mengembangkan dari beberapa referensi mengenai materi tersebut. Apabila dalam penulisan makalah ini ada kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan dan pembahasannya maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca.
Akhir kata, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Amin Yaa Robbal ‘Alamin.




Pekalongan, 14 Oktober 2016

  Penulis



DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR……………………………………………...…………….i
DAFTAR ISI…………………..…………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang…………………………………………………………….1
B.    Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C.    Metode Pemecahan………………………………………………………..2
D.    Sistematika Penulisan Makalah………………………………………...…2

BAB II PEMBAHASAAN
A.    Pengertian Manajemen Kelas..………………………….............…….…..3
B.    Fungsi dan Tujuan Manajemen Kelas ....………………..………………..4
C.    Faktor-faktor Penghambat dan Masalah-masalah Manajemen Kelas...…..5
D.    Prosedur Manajemen Kelas.....……………….…………..............…….8
E.     Prinsip-prinsip dalam Manajemen Kelas....................................................9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………....10
Daftar Pustaka…………………………….………………………….......11


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Guru memiliki andil yang sngat besr terhadap keberhsilan pembelajaran di sekolahan. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengjar dan kegiatan mengelola kelas, kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proes mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa. Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas.
Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat aturan kelompok yang produktif. Di kelaslah segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan bagi, professional, dan harus terus-menerus.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini sebagai berikut:
1.     Apa pengertian manajemen kelas?
2.     Apa fungsi dan tujuan manajemen kelas?
3.     Bagaimana faktor-faktor penghambat dan masalah-masalah dalam manajemen kelas?
4.     Bagaimana prosedur manajemen kelas?
5.     Apa prinsip-prinsip dalam manajemen?
C.  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis akan memaparkan beberapa tujuan penulisan makalah sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui pengertian manajemen kelas
2.     Untuk mengetahui fungsi dan tujuan manajemen kelas
3.     Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan masalah-masalah dalam manajemen kelas.
4.     Untuk mengetahui apa yang dimaksud prosedur manajemen kelas
5.     Untuk mengetahui apa yang dimaksud prinsip-prinsip dalam manajemen kelas.

D.    Metode Penulisan
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literature atau metode kajian pustaka, menggunakan beberapa referensi buku dan dari referensi lain yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan tema yang akan dibahas, melakukan perumusan masalah, penentuan tujuan penulisan, serta perumusan masalah dengan mengkaji sumber-sumber yang ada.

E.    Sistematika Penulisan
Makalah ini ditulis dalam tiga bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB  I       Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan  penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB  II      Pembahasan, meliputi: Pengertian manajemen kelas, fungsi dan tujuan manajemen kelas, faktor yang menghambat dan masalahh-masalah dalam manajemen kelas, prosedur manajemen kelas, prinsip-prinsip manajmen kelas.
BAB  III    Penutup, meliputi : Kesimpulan dan Saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen dari kata “Management”, diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelas adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.
Made Pidarta mengatakan, pengelolan kelas adalah proses seleksi dan penggunan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Ini berarti guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sisitem atau organisasi kelas. Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuaan, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individu. Maka agar member dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru.
Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari dan bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Jadi pengelolaan kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.[1]
Sangatlah penting membangun lingkungan ruang kelas seimbang dimana siswa dapat belajar dengan baik. Untuk mendapatkan hal ini, guru harus memelihara elemn-elemn tertentu yaitu: lingkungan ruang kelas, gaya kepemimpinan, peraturan-peraturan harian, dan hubungan dengan siswa.[2]
Didalam proses belajar mengajar terdapat dua masalah yang menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu masalah pengajaran (instructional problem) dan masalah manajemen kelas (classroom management). Pengajaran dan manajemen kelas adalah dua kegiatan yang saling terkait, namun dapat dibedakan. Kalau pengajaran mencangkup semua kegiatanyang secara langsung misalnya seperti tercapainnya tujuan-tujuan khusus pengajaran, menyusun rencana pelajaran, member informasi, bertanya, menilai dan sebagainya. Maka manajemen kelas lebih merujuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bgi terjadinya proses belajar.
Untuk memperjelas pengertian manajemen kelas, Cooper J.M dalam bukunya “Classroom Teaching Skills” mengutip lima defenisi, yaitu :
1.     Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memepertahankan ketertiban suasana kelas.
2.     Manajemen kelas ialah seperangkat kegiatan memaksimalkan kebebasan siswa.
3.     Manajeman kelas ialah seperangkat kegiatan untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
Dalam kaitan ini, bahwa manajeman kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang di inginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak di inginkan, mengembangkan hubungan interpersonal, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan produktif. [3]

B.    Fungsi dan Tujuan Manajemen Kelas
1.     Fungsi Manajemen Kelas
Manajemen kelas berfungsi sebagai berikut :
1)     Memberikan fasilitas dan kelengkapan untuk segala macam tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat berkerja sama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja dan dapat mengubah kondisi kelas.
2)     Memelihara agar tugas itu dapat berjalan lancara.[4]
Fungsi tersebut dapat dijabarkn beberapa tugas yang harus dilakukan oleh guru dalam kegiatan manajemen kelas:
a.      Membantu pembentukan kelompok
b.     Membantu kerja sama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi
c.      Mengubah kondisi kelas. [5]

2.     Tujuan Manajemen Kelas
Adapun tujuan dari manajemen kelas adalah sebagai penyedia fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas.[6] Sedangkan tujuan manajemen kelas :
1)     Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, sebgai lingkungna pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampun mereka semakimal mungkin;
2)     Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran;
3)     Menyediakan dan mengatur fasilitas serta media pembelajaran sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan interaksi mereka dlam kelas;
4)     Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, bdaya dn sifat-sifat individunya. [7]

C.    Faktor-faktor Penghambat dan Masalah-masalah dalam Manajemen Kelas
Dalam pelaksanaan manajemen kelas akan ditemui berbagai faktor penghambat, yaitu :
1.     Faktor Guru
Dalam manajemen kelas guru pun dapat merupakan faktor penghambat dalam melaksanakan penciptaan suasana yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar. Faktor yang menghambat yang datang nya dari guru dapat berupa :
a)     Tipe kepemimpinan guru yang otoriter.
b)     Format belajar mengajar yang monoton.
c)     Kepribadian guru.
d)     Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku siswa dan latar belakangnya.
e)     Terbatasnya pengetahun guru tentang masalah manajemen dan pendekatan manajemen baik yang siftanya teoritis maupun pengalaman praktis.
2.     Faktor siswa
Siswa dalam kelas dapat dianggap sebagai individu dalam suatu mayarakat kecil yaitu kelas dan sekolah. Mereka harus tahu hak-haknya sebagai bagian dari satu kesatuan msyarkat, di samping itu mereka juga harus tahu kan kewajibannya dan keharusan menghormati hak-hak orang lain yaitu temen-temen sekelasnnya.
3.     Faktor keluarga
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat terbentuk berdsarkan sukarela dan cinta yang asasi antara dua subjek manusia (suami-istri). Motivasi pengabdian keluarga (orangtua) ini semata-mata demi cinta kasih yang bersifat kodrati. Keluarga dan sekolah merupakan dua jalan yang mempunyai satu tujuan dalam pendidikan seorang anak. Tingkah laku nakal dalam kelas merupakan perncerminan keadaan keluaragannya.
4.     Faktor Fasilitas
merupakan pembatasan dalam manajemen jelas, yang meliputi besar kelas, besr ruangan kelas dan keterbatasan alat belajar. Ruang kelas yang kecil dibandingakan dengan jumlah siswa untuk bergerak dalam kelas merupakan salah satu problem yang terjadi pada menejemen kelas. Demikian juga jumlah buku yang kurang data alat lainnya dengan jumlah siswa yang membutuhkan juga akan menimbulkan masalah dalam manajemen kelas. [8]
Adapun beberpa masalah dalam pengelolaan kelas, menurut Made Pidarta masalah-msalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku anak didik adalah :
a)     Kurangnya kesatuan, misalnya dengan adanya pertentangan jenis kelamin.
b)     Tidak ada standar perilaku dalam berkerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, pergi kesana ke mari, dan sebagainnya.
c)     Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga yang alat-alat belajarnya kurang, kekurangan uang, dan lain-lain.
d)     Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru dan sebagainnya.[9]

D.    Prosedur Manajemen Kelas
Pengertian prosedur manajemen kelas sukar dipisahkan dengan pengertian dari manajemen kelas. Karen manajemen kelas adalah pekerjaannya, sedangkan prosedur manajemen kelas adalah langkah-langkah bagaimana pekerjaan itu dikerjakan.
Pentingnya menciptakan prosedur untuk memperlancar tugas akademik di kelas. Prosedur yang paling penting anda kembangkan adalah bagaimana anda merespon ketika siswa bertindak dengan cara yang mengganggu lingkungan belajar dan melanggar hak orang lain. Satu cara untuk menunjukkan siswa bahwa anda mampu dan peduli dengan mereka adalah kemampuan anda menanggapi secara efektif  gangguan siswa terhadap lingkungan belajar.[10]
Dengan demikian maka prosedur manajemen kelas merupkan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melakukkan perkerjan manajemen kelas itu dengan baik. Adapun prosedur manajemen kelas dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu :
1.     Prosedur manajemen kelas dimensi pencegah (preventif)
Dimensi prosedur pencegahan merupakan langkah-langkah yang harus diambil oleh guru dalam rangka mengatur siswa, perlatan, atau format belajar mengajar yang mendukung berlangsungnny proses belajr mengajar. Dengan demikian prosedur mnjemen penceghan ini merupakan langkah-langkah yamg harus direncnakan guru, sehingga tercipta suatu struktur kondisi yang kondusif baik untuk jangka pendek mupun jangka panjang.
Menurut Mulyani Sumatri (1999) dalam mengembangkan keterampilan mnajemen siswa yang bersifat preventif, guru dapat menggunakan kemampuaannya dengan cara sebagai berikut :
a.      Menunjukkan sikap tanggap, dalam tugs mengajarnya guru harus terlibat secara fisik maupun mental dalam arti guru selalu memiliki waktu untuk semua perilaku peserta didik, baik peserta didik yang mempunyai perilaku positif maupun perilaku yang bersifat negatif.
b.     Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas, petunjuk ini dapat dilakukan untuk materi yang disampaikan, tugas yang diberikan dan perilaku-perilaku perserta didik lainnya yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung pada pelajaran.
c.      Menegur, teguran pesert didik bila merek menunjukkn perilaku yang menympang atau mengganggu. Sampaikan tegurn itu dengan tegas dan jelas tertuju pada perilaku yang mengganggu menghindarkan ejekan dan peringatan kasar dan menyakitkan.
2.     Prosedur manajemen kelas dimensi penyembuhan (kuratif)
Prosedur mnajemen dimensi kurati adalah langkah-langkah tindakan penyembuhan terhadap tingkah laku menyimpang yang dapat mengganggu kondisi-kondisi optimal dan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
Johar Purnama (2000) mengemukkan langkah-langkah sebagai berikut :
a.      Mengidentifikasi masalah siswa, guru dapat mengenal masalah-masalah pengelolan kelas yang timbul dalam kelas. Berdasarkan masalah tersebut guru dapat mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengethui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpngan tersebut.
b.     Menganalisis masalah, pada lngkah ini guru menganalisis penyimpangan pesert didik dan menyimpulakn latar belakang dari penyimpangan tersebut.
c.      Menilai alternativ-alternativ pemecahan, pada  langkah ini guru menilai dan memilih alternativ pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam menanggulangi masalah.
d.          Mendaptkan balikan (feed-back), pada langkah ini guru melaksanakan monitor dengan tujuan menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan untuk mencapai sasaran sesuai dengan yang direncanakan. [11]
E.    Prinsip-prinsip dalam Manajemen Kelas
“Secara umum faktor yang mempengaruhi manajemen kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa.” (Djamarah 2006:184). Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
Djamarah (2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut.
1.     Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2.     Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3.     Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.     Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
5.     Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
6.     Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.[12]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengelolan kelas adalah proses seleksi dan penggunan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari dan bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Untuk member dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru. Ini berarti guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sisitem atau organisasi kelas.
Adapun fungsi dan tujuan dalam manajemen kelas untuk memberikan fasilitas dan kelengkapan segala tugas, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat berkerja sama dengan kelompok atau kelas dan membantu prosedur kerja dan dapat mengubah kondisi kelas. Sedangkan tujuan dari manajemen kelas adalah sebagai penyedia fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas.
Prosedur manajemen kelas merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melakukkan perkerjan manajemen kelas itu dengan baik Sedangakan faktor yang mempengaruhi manajemen kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa.

B.    Saran-saran
Dengan demikian diharapkan hasil dari paparan makalah kami dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan apabila ada kesalah dalam penulisan dengan senang hati mendapakan kritik dan saranya.


C.     

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Bahri Syaiful. 2000. GURU DAN ANAK DIDIDK DALAM INTERAKSI EDUKATIF. Jakarta: PT. Rieneka Cipta
Mulyadi. 2009. CLASSROOM MANAGEMENT. Malang: UIN-Malang Press.
Mustakim, Zaenal. 2015. STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Irawati, Intan. 2012. MANAJEMEN KELAS KOMPREHENSIF. Jakarta: Kencana.
Wahyuni, Siti. 2011. GURU DAN KELAS CERMELANG MENGHIDUPKAN DAN MENINGKATKAN PENGAJARAN DI DALAM KELAS . Jakarta: PT INDEK.




PROFIL DIRI


1.     Nama Lengkap                : Intan Rizka Agustia
NIM                                  : 2021 114 210
Tempat Tanggal Lahir    : Pekalongan, 17 Agustus 1996
Alamat                              : Pekalongan, Krapyak lor Stembok.
Email                                : Intanrizkaagustia17@gmail.com




2.     Nama Lengkap                : Khusna Ainun Ni’mah
NIM                                  : 2021114208
Tempat Tanggal Lahir    : Pekalongan 13 Agustus 1996
Alamat                              : Watusalam Buaran
Email                                : nanazifana@gmail.com






3.     Nama Lengkap                : Fajar Hudananto
NIM                                  : 2021114211
Tempat Tanggal Lahir    : Batang, 23 Oktober 1995
Alamat                              : Perum Korpri RT. 02, RW. 04
Email                                : FajarHudananto95@gmail.com





[1] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Dididk dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2000), hlm. 172-173.
[2] Siti Wahyuni,  Guru dan Kelas Cermelang Menghidupkan dan Meningkatkan Pengajaran di dalam Kelas, (Jakarta: PT Indek, 2011), hlm: 39.
[3] Dr. H. Mulyadi, Classroom Management, (Malang: UIN-Malang Press, 2009), hlm. 1-3
[4] Ibid., Mulyadi, hlm. 4-5.
[5] Zaenal Mustakim, STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2015), hlm. 203.
[6] Ibid., Zaenal Mustakim, hlm. 203.
[7]Ibid., Mulyadi, hlm. 4-5.
[8]. Ibid. Mulyadi, hlm: 6-11
[9]. Op, Cit. Syaiful Bahri Djamarah, hlm: 173.
[10] Intan Irawati, Manajemen Kelas Komprehensif, (Jakarta: KENCANA, 2012), hlm: 343.
[11]. Op, Cit. Mulyadi, hlm: 16-26.
[12]. Op, Cit., Zaenal Mustakim, hlm. 209-210.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar