Laman

new post

zzz

Selasa, 25 Oktober 2016

tt1 D 7d Malaikat Sebagai Pendidik (QS. An-Najm, 53: 5-6)

SUBYEK PENDIDIKAN “HAKIKI”
Malaikat Sebagai Pendidik
(QS. An-Najm, 53: 5-6)

Nur Aliyah (2021115178)
 Kelas D

JURUSAN TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016




KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul QS.An-Najm, 53 ayat 5-6 tentang “Subyek Pendidikan Hakiki” (Malaikat Sebagai Pendidik) ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku Dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah memberikan tigas ini kepada saya.
      Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Malaikat Sebagai Pendidik. saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


Pekalongan,18 oktober2016
Penyusun


NurAliyah  (2021115178)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidik merupakan unsur yang sangat esensi dalam memberi bimbingan dan bantuan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaan, dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah SWT yaitu kholifah di muka bumi.
Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia di dalamnya terkandung ayat-ayat yang dapat kita gunakan sebagai pedoman hidup manusia. Diantaranya merupakan ayat-ayat  yang menggali tentang subjek pendidikan.
Untuk itu dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan sedikit tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan subjek pendidikan dengan harapan dapat lebih memahami bagaimana subjek pendidikan menurut Al-Quran.
B.    Judul

Subyek Pendidikan Hakiki “Malaikat Sebagai Pendidik”

C.    Nash dan Artinya

¼çmuH©>tã ߃Ïx© 3uqà)ø9$# ÇÎÈ   rèŒ ;o§ÏB 3uqtGó$$sù ÇÏÈ  
(5).  yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.
(6).  yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan rupa yang asli.
      D. Arti Penting Untuk Dikaji
Dalam konteks ini, mengapa sangat perlu dikaji mengenai malaikat sebagai pendidik dan penjelasannya telah ada dalam QS An-Najm ayat 5-6, seperti di atas.bahwa pendidik mempunyai derajat yang mulia, sehingga didalam hadis dijelaskan bahwa pendidik merupakan penerus para Nabi dan para Rasul, berkaitan dengan surat An-Najm ayat 5 pendidik harus mempunyai jiwa yang kuat dalam menghadapi beraneka ragam peserta didiknya terlebih pada zaman sekarang banyak problematika situasi yang dihadapi saat ini. Seperti contoh kenakalan peserta didik kepada gurunya, meremehkan gurunya, dan lebih lagi menghina gurunya.
 Selanjutnya arti penting dalam surat An-Najm ayat 6 yaitu bahwa seorang pendidik harus mempunyai intelektual yang tinggi dalam pengetahuan ilmu agama dan pengetahuan umumnya serta mempunyai kecerdasan yang kuat, disiplin ilmu dan akhlaknya, mampu menerapkan ilmu yang diajarkannya.


BAB II
    ISI
A.    Teori
1.     Pengertian malaikat
Malaikat adalah makhluk halus yang besifat cahaya, yang dapat menampakkan diri dengan berbagai bentuk yang berbeda-beda, tetapi tidak diberi sifat laki-laki atau perempuan. Tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah SWT. tidak ada satu tempat pun dilangit dan dibumi ini yang tidak terisi oleh malaikat.[1]
Malaikat bukanlah jasad yang dapat kita lihat. Karena itu, segala sesuatu yang berlaku pada jasad fisik seperti lahir, hidup, dan mati tdak berlaku bagi malaikat. Mereka adalah makhluk khas ciptaan Allah dan mempunyai berbagai sifat yang berbeda dari segenap makhluk lainnya.[2]
2.     Tugas malaikat
Malaikat mempunyai bermacam-macam tugas, mereka tidak memiliki syahwat yang dapat memperdayakan dirinya untuk tidak mengingat Allah SWT:
يُسَبِّحُونَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang. (Al 'Anbiya'[21]:20)
Diantara tugas para malaikat adalah mengatur segala urusan, menyampaikan wahyu kepada para nabi dan hamba Allah yang dikehendaki-Nya, mendoakan kaum mukmin dan memohonkan ampun,membaca shalawat bagi Nabi Muhammmad S.A.W., mencatan amal pebuatan manusia, mencabut nyawa manusia,meniup sengkakala, menjaga neraka dan menyiksa penghuninya, menjaga surga dan memberi salam penghuninya, dan lain-lain.[3]
Malaikat memiliki bentuk tersendiri dialam gaib yang mampu berubah jika mereka turun kebumi untuk menjalankan suatu tugas. Jadi, tidak ada seorang pun mengetahui bentuk asli malaikat yang diciptakan oleh Allah, kecuali jika ia adalah pemimpin para Nabi dan penutup para Rasul-Nya,serta menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta. Rasulullah SAW pernah dua kali melihat bentuk asli malaikat jibril: ketika beliau pertama kali menerima risalah islam dan ketika berada di Sidrah al- Muntaha dalam peristiwa Isra’-Mi’raj.
Adapun malaikat sebagai pendidik adalah malaikat Jibril, malaikat jibril adalah Ruh al- Amin, utusan Allah kepada rasul-rasul-Nya dan pemuka para malaikat. Jibril juga termasuk tentara Allah dan hamba-Nya, yang hanya bertindak serta turun kebumi atas perintah-Nya.[4]
3.     Definisi Pendidik dalam pendidikan Islam
Pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya,agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT. dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.  [5]
B.    Tafsir Dari Buku
1.     Tarsir Al- Azhar
“yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat”,(ayat 5).
Inilah jaminan selanjutnya tentang wahyu yanyg diterima oleh Nabi Muhammad SAW itu. Bahwasanya yang mengajarkan wahyu itu kepada beliau ialah makhluk yang sangat kuat. Ibnu katsir dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud  dengan yang sangat kuat itu ialah Malaikat Jibril.
“Yang mempunyai keteguhan”. (pangkal ayat 6). Mujahid, al-Hasan dan Ibnu Zaid memberi arti: “Yang mempunyai keteguhan.” Ibnu Abbas memberi arti: “Yang mempunyai rupa yang elok.” Qatadah memberi arti: “Yang mempunyai bentuk badan yang tinggi bagus.” Ibnu katsir ketika memberi arti berkata: “tidak ada perbedaan dalam arti yang dikemukakan itu. Karena Malaikat Jibril itu memang bagus dipandang mata dan mempunyai kekuatan luar biasa. Lanjutan ayat ialahفَاسْتَوى  (fastawaa), “yang menampakkan diri yang asli.”(ujung ayat 6).
Menurut riwayat dari Ibnu Abi Hatim yang diterimanya dari Abdullah bin Mas’ud, bahwasanya Rasulullah SAW melihat rupanya yang asli itu dua kali. Kali yang pertama ialah ketika Rasulullah SAW meminta kepada jibril supaya sudi memperlihatkan diri menurut rupanya yang asli. Permintaan itu dia kabulkan, lalu kelihatanlah dia dalam keasliannya itu memenuhi ufuk! Kali yang kedua ialah ketika dia memperlihatkan diri dalam keadaan yang asli itu, ketika jibril akan menemui beliau pergi Isra’ dan Mi’raj. Dalam pernyataan diri dari keasliannya itu, Nabi melihatnya dengan sayap yang sangat banyak, 600 (enam ratus) sayap.[6]

2.     Tafsir Al-Mishbah
Kata (علّمه) ‘allamahu/ diajarkan kepadanya bukan berarti bahwa wahyu tersebut bersumber dari malaikat Jibril. Seorang yang mengajar tidak mutlak mengajarkan sesuatu yang bersumber dari sang pengajar. Bukankah kita mengajar anak kita membaca, padahal sering kali bacaan yang diajarkan itu bukan karya kita. Menyampaikan atau menjelaskan sesuatu secara baik dan benar adalah salah satu bentuk pengajaran. Malaikat menerima wahyu dari Allah dengan tugas menyampaikannya secara baik dan benar kepada Nabi saw., dan itulah yang dimaksud dengan pengajarannya disini.
1.     Kata )مرّة( mirrah terambil dari kata (أمررت الحبل) amrartu al-habla yang berarti melilitkan tali guna menguatkan sesuatu. Kata (ذو مرّة)  dzu mirrah digunakan untuk mengambarkan kekuatan nalar dan tingginya kemampuan seseorang. dalam surat ini dijelaskan bahwa subjek pendidikan adalah malaikat Jibril
 Ada juga yang memahaminya dalam arti kekuatan fisik,akal dan nalar.[7]
3.     Tafsir Al-Qurthubi
Mengenai dua ayat tersebut, dalam Tafsir Al Qurthuby dijelaskan bahwa seluruh mufasir mengataka  شديدالقوى  adalah malaikat Jibril, kecuali Al Hasan, ia menyatakan bahwa  شديدالقوى  adalah Allah SWT. Adapun kalimat ذومرة berarti memiliki kekuatan dan kecerdasan/wawasan luas. Demikian pula yang dinyatakan oleh Ibn Katsir. Dengan merujuk kepada pendapat jumhur mufasir, ayat ini berbicara tentang Malaikat Jibril yang menjadi guru besar Nabi Muhammad SAW. Terlepas dari ikhtilaf mengenai figur yang disebut pada ayat ke lima, seluruh mufasir sepakat bahwa figur dimaksud bersifat memiliki kekuatan dalam segala dimensinya serta kecerdasan khusus. Dan dalam surat ini juga dijelaskan bahwa subjek pendidikan adalah malaikat Jibril yang mana punya potensi yang kuat yang menerima wahyu-wahyu Al-Quran untuk disampaikannya kepada nabi muhammad SAW karena bagaimanapun malaikat Jibril itu sebelum menyampaikan wahyu telah memperoleh pengajaran dari Allah dan tentunya malaikat jibril megajarkan firman Allah kepada nabi Muhammad tanpa adanya pengajaran dari Allah.[8]
C.    Aplikasi Dalam Kehidupan
Aplikasi dalam kehidupan tentang surat An-Najm ayat 5-6 adalah:
1.      bahwa seorang pendidik seyogyanya merupakan sosok yang kuat, baik dari segi fisik, mental, ekonomi, maupun intelektual.
2.     Dapat menjadi contoh dan teladan bagi murid-murid kelak.
3.     Menguasai materi yang akan diajarkan.
4.     Bersikap sewajarnya seorang guru tanpa ada sesuatu yang menyimpang.
D.    Aspek Tarbawi
Aspek tarbawi tentang surat An-Najm ayat 5-6 sebagai berikut:
1.     Pada Hakikat Malaikat Jibril adalah guru besar Nabi Muhammad SAW.
2.     dalam surat ini dijelaskan bahwa subjek pendidikan adalah malaikat Jibril.
3.     Malaikat menerima wahyu dari Allah dengan tugas menyampaikannya secara baik dan benar kepada Nabi SAW.
4.     Bahwa figur Pendidik yang dimaksud bersifat memiliki kekuatan dalam segala dimensinya serta kecerdasan khusus baik ilmu pengetahuannya serta  akhlaknya baik kepada peserta didik maupaun terhadap ilmunya.













BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Dari pemaparan makalah di atas mengenai tafsir Al-Qur’an dalam surah An-Najm ayat 5-6 bahwa Malaikat merupakan makhluk halus yang besifat cahaya, yang dapat menampakkan diri dengan berbagai bentuk yang berbeda-beda, tetapi tidak diberi sifat laki-laki atau perempuan. Tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah SWT. tidak ada satu tempat pun dilangit dan dibumi ini yang tidak terisi oleh malaikat.
Pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).
Adapun malaikat sebagai pendidik adalah malaikat Jibril, malaikat jibril adalah Ruh al- Amin, utusan Allah kepada rasul-rasul-Nya dan pemuka para malaikat. Jibril juga termasuk tentara Allah dan hamba-Nya, yang hanya bertindak serta turun kebumi atas perintah-Nya.










DAFTAR PUSTAKA

Habub Zain bin Ibrahim bin Sumaith. 1998.  Mengenal Mudah Rukun Islam, Rukun Iman, Rukun Ikhsan Secara Terpadu. Bandung : Al-bayan
Bahjat Ahmad.  1998. Mengenal Allah. Bandung : Pustaka Hidayah
Pribadhi K Endra. 2004.  makhluk halus dalam fenomena kemusyrikan. Jakarta : Salemba Diniyah
Mujib Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media
            Hamka. 2006. Tafsir Al-Azhar. Jakarta : PT. Citra Serumpun Padi
 Shihab M. Quraish. 2002.  Tafsir Al- Mishbah.  Jakarta : Lentera Hati, 2002
Al-Qurthubi Syaikh Imam. 2009. Tafsir Al-Qurthubi. Jakarta : PUSTAKA AZZAM


















PROFIL PRIBADI

Nama                             :  Nur Aliyah
Tempat, tanggal lahir     : Pabean Pekalongan, 28 Mei 199
Alamat                           :  Pabean Pekalongan, RT 05/ RW 04
Riwayat Pendidikan       :  TK MASYITHOH Pabean Pekalongan                                                                          MSI 12 Pabean Pekalongan
                                          SMP SALAFIYAH Kauman Pekalongan
                                          KEJAR PAKET C (KPC) Pabean Pekalongan
Dan Sekarang saya sedang belajar di IAIN Pekalongan, Mahasiswi semester tiga.
.





           











[1] Habub Zain bin Ibrahim bin Sumaith,  Mengenal Mudah Rukun Islam, Rukun Iman, Rukun Ikhsan Secara Terpadu (Bandung: Al-bayan, 1998) hlm. 115
[2] Ahmad Bahjat, Mengenal Allah (Bandung: Pustaka Hidayah, 1998) hlm. 71
[3] Endra K. Pribadhi, makhluk halus dalam fenomena kemusyrikan (Jakarta: Salemba Diniyah, 2004) hlm. 51-52
[4] Ahmad Bahjat, Op, Cit., hlm. 70-71
[5] Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006) hlm. 87
[6] Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar (Jakarta: PT. Citra Serumpun Padi, 2006) hlm. 93
[7] M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Mishbah  (Jakarta: Lentera Hati, 2002) hlm. 410-411
[8] Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi (Jakarta: PUSTAKA AZZAM, 2009) hlm. 366-370

Tidak ada komentar:

Posting Komentar