TUJUAN PENDIDIKAN
KHUSUS
“SIFAT-SIFAT ORANG
MUKMIN”
Afifah Dyah Setyowati (2021115104)
Kelas C
FAKULTAS TARBIYAH / PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji Allah SWT
saya panjatkan seraya memohon pertolongan dan hidayah kepada-Nya. Shalawat dan
salam saya haturkan kepada Rasulullah Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam
sebagai pelita penerang, uswatun khasanah dan sebagai khatam al-anbiya wa
al-mursalin.
Penulis bersyukur kepada Illahi Rabbi yang telah memberikan hidayah serta
taufiq-Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul TUJUAN
PENDIDIKAN KHUSUS “ SIFAT-SIFAT ORANG MUKMIN” guna memenuhi tugas tafsir tarbawi I
telah terselesaikan.
Ucapan terima
kasih penulis sampaikan pula kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini baik moril maupun materil diantaranya kepada IAIN
Pekalongan , dosen pemgampu mata kuliah tafsir tarbawi I, kedua orang tua serta
rekan-rekan.
Kemudian kritik pembaca terhadap
makalah ini sangat diharapkan. Kritik tersebut penulis terima sebagai bahan
perbaikan pembuatan makalah selanjutnya. Akhirnya saran dari semua pihak akan
penulis terima dengan baik, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pekalongan, Oktober 2016
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’an
merupakan pedoman hidup bagi umat manusia hingga hari Kiamat. Diturunkan oleh
Allah SWT melalui malaikat Jibril dan disampaikan kepada Nabi akhir zaman, Nabi
Muhammad SAW. Al-Qur’an senantiasa dijaga kemurnian isinya oleh Allah, dan
tiada keraguan sedikit pun didalamnya. Didalamnya mengandung berbagai ilmu
sebagai tuntunan umat manusia dalam kehidupan dunia sampai akhirat kelak.
Al-Qur’an memuat hukum-hukum serta mengisahkan suri tauladan yang baik melalui
kisah-kisah nabi yang dapat kita ambil nilai-nilai positifnya.
Salah satu
surat yaitu Surat Al-Fath mengisahkan beberapa sifat dari orang mukmin. Dapat
menjadi tuntunan serta dorongan untuk kita sebagai umat Islam untuk menuju
kesempurnaan seorang mukmin sejati. Sehubungan dengan hal tersebut, makalah ini
berusaha memaparkan mengenai sifat-sifat orang mukimin.
B.
Judul
Makalah
Makalah ini penulis beri judul “Tujuan
Pedidikan Khusus (Sifat-Sifat Orang Mukmin)” sesuai tugas yang diterima
penulis.
C.
Nash dan Arti Al-Qur’an Surat Al-Fath ayat 29
مُّحَمَّدٌ
رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ
بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ
وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ
مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ
شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ
الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Artinya:
“Muhammad itu
adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat
mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala
yang besar.”
D.
Urgensi Pembahasan
Dalam Al-Qur’an surat Al-Fath sudah sagat jelas diterangkan bahwa
sifat seorang mukmin diantaranya sangat menentang, bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka. Kemudian mereka mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Pengkajian materi
tersebut sangat penting dilakukan karena sebagai ummat Islam penting bagi kita
untuk mengetahui arti esensial dari beriman kemudian berproses sebagai orang
mukmin. Selain itu ,kita dapat termotivasi dan senantiasa berkaca diri untuk
menjadi mukmin sejati, melalui sifat-sifat orang mukmin yang telah dijelaskan
dalam surat tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Meskipun iman merupakan keyakinan teguh yang tak dicampuri
kebimbangan bahwa Allah SWT ada dan Dia mengutus rasul-rasul-Nya serta
menurunkan kitab suci kepada mereka untuk membimbing umat manusia dan
mengarahkan mereka pada jalan petunjuk yang jika diikuti dengan konsisten akan
membawa keselamatan bagi mereka dihari perhitungan disamping mewujudkan kebahagiaan
didunia ini, namun keimanan ini belum sempurna kecuali jika diiringi dengan
aktualisasi perintah Allah dalam bentuk menunaikan shalat, membayar zakat, dan
ibadah-ibadah lain.
Selain itu, keimanan ini juga belum sempurna kecuali jika
pemiliknya menentang hawa nafsunya, lalu menjauhi segala perilaku nista dan
menghiasi diri dengan segala perilaku utama. Iman memiliki pengaruh besar dalam
hati orang mukmin. Ia menuntun seseorang untuk meneladani Rasulullah SAW dalam
menghiasi diri dengan akhlak yang luhur dan mulia. Hal itu merupakan buah
kecintaan (mahabbah) pada Allah dan Rasul-Nya yang mewujudkan kesempurnaan
iman.[1]
1.
Pengertian Orang Mukmin
Orang mukmin ialah orang yang taat kepada Allah swt dengan
sebenar-benarnya. Dalam ari senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Dan berjihad dengan harta, jiwa mereka pada jalan Allah swt.
2.
Sifat-sifat orang mukmin
a.
Orang mukmin apabila disebut nama Allah swt dan mendengar ayat-ayat
Al-Qur’an gemetar hatinya dan bertambah besar imannya kepada Allah
b.
Orang mukmin selalu tolong menolong dan beramal sholeh
Orang
mukmin baik laki-laki maupun perempuan, menjadi penolong bagi siapapun yang
membutuhkan. Dan berbuat kebaikan serta mencegah kemungkaran.
c.
Menyerahkan segala urusan dan bersandar kepada Allah semata
d.
Orang mukmin memiliki rasa takut dalam hatinya . Hanya orang yang
beriman jika disebutkan nama Allah muncul rasa takut dalam hatinya. Rasa takut
sebagai bentuk mengagungkan Allah.[2]
Seorang mukmin sejati dengan demikian akan menjauhkan diri dari
berbagai kenistaan dan dosa sebab ia meyakini dengan keyakinan yang teguh bahwa
Allah SWT Maha Memperhatikan dirinya dalam segala situasi dan kondisinya.
Seorang mukmin sejati meyakini bahwa Allah SWT mengetahui segala yang terjadi
di semesta raya ini, termasuk apa yang bergejolak dalam diri manusia dalam
bentuk hasrat atau kecenderungan dan apa terkandung dalam pikiran.[3]
B.
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Fath : 29
Terdapat
beberapa tafsir mengenai Qur’an surat Al-Fath ayat 29, diantaranya :
1.
Tafsir Al-Azhar
“Muhammad adalah utusan Allah!” (pangkal ayat 29). Lantaran
persaudaraan yang rapat maka timbullah persatuan sikap dan perangai, yaitu:
“Dan orang-orang ada besertanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
sayang-menyayangi diantara sesama meraka.” Begitu lah sikap hidup dari ummat
yang telah mengaku tidak ada Tuham melainkan Allah dan Muhammad Rasulullah itu.
Dia sesama sendiri, bersatu akidah, bersatu pandangan hidup adalah
cinta-mencintai seberat seringan, sehina semalu, seberat sama dipikul, ringan
sama dijinjing dengan sesama beriman. Lalu sambung ayat selanjutnya: ”Engkau
lihat mereka itu ruku’, sujud mengharapkan karunia dari Allah dan ridhaNya.
Nampak tertonjol sifat Mu’min yang ketiga yaitu mereka selalu
memperkokoh iman yang telah tumbuh dalam dada dengan memperkuat ibadat, ruku’
dan sujud, sembahyang dengan khusyu’, tidak ada yang meraka harapkan dari yang
lain, kecuali semata-mata dari Tuhan. Maka bertambah kuat ibadahnya yang
demikian, niscaya bertambah kuat pulalah hubungan dan kasih sayang diantara
satu samal lain dan bertambah pula keras disiplin mereka menghadapi musuhnya
Lalu ditunjukkan lagi tanda yang istimewa pada orang-orang beriman
itu:”Ada tanda-tanda mereka pada wajah-wajah mereka dari sebab bekas sujud.”
Wajah mereka bersinar , tidak cemberut, tidak beringis, melainkan memancarkan
kejernihan selalu. Di waktu sujud itu insaflah dia akan kerendahan dirinya
dihadapan Ketinggian dan Kemuliaan Allah.
Demikianlah perumpamaan mereka mereka di dalam Taurat, bahwa pada
wajah mereka bersinarlah wajah yang jernih berseri dari sebab bekas sujud
mereka kepada Tuhan. Kemudian itu selanjutnya berkata pula ayat: “Dan
perumpamaan mereka didalam Injil: laksana tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka
bertumbuhlah dia kian besar.
Ujung ayat ini mengandung harapan yang besar bagi orang yang selama
ini telah kena bujukan, rayuan, tipuan dan paksaan agar ,menukar agamanya yang
hak dengan batil, jika mereka insaf dan taubat, bahwa taubat mereka akan
diterima. Tauhid dan Akidah, Iman dan Takwa dan tidak ada tempat berlindung
selain dari Allah, itulah pegangan manusia yang sejati dan pokok pendirian
demikianlah jualah manusia akan kembali.[4]
2.
Tafsir Al-Luba^b
Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah swt yang diutus membawa
rahmat bagi seluruh alam. Adapun orang-orang yang bersama dengan beliau, yakni
sahabat-sahabat Nabi serta pengikut-pengikut setian beliau, maka mereka itu
adalah orang-orang yang bersikap keras, yakni tegas, tidak berbasa-basi yang
mengorbankan aqidah, terhadap orang-orang kafir, tanpa keluar dari koridor
rahmat risalah ini. Walau mereka memiliki sikap tegas, namun-lanjut ayat ini:
Mereka berkasihsayang antar sesama kaum beriman. Engkau siapa pun engkau,
dimana dan kapan pun, akan selalu melihat mereka ruku’ dan sujud. Itu mereka
lakukan dengan tulus ikhlas, demi mencari dengan sungguh-sungguh karunia Allah
swt. Dan keridhaan-Nya yang agung. Tanda-tanda yang tidak pernah luput dari
mereka selalu tampak pada wajah mereka berupa cahayadari bekas sujud, yakni
yang menghasilkan wibawa, penghormatan, dan kekaguman siapapun yang melihat
mereka.
Sifat-sifat mereka yang demikian agung yang luhur itulah tertaktub
dalam Taurat, yakin kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Musa as. Sedangkan
sifat-sifat mereka yang mengagumkan yang tertaktub dalam Injil, Nabi Isa as.,
adalah seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, lalu tunas itu menjadikan
tanaman itu kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus diatas pokoknya, tanaman
itu menyenangkan hati penanam-penanamnya. Demikian itulah kedaan orang-orang
Mukmin pengikut Nabi Muhammad saw. Dengan sifat-sifat itu, Allah swt. Pada
akhirnya menjengkelkan hati orang-orang kafir, yakni dengan pertumbuhan,
perkembangan, dan penambahan jumlah dan kekuatan kaum Muslim. Allah swt.
Menjanjikan untuk orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh
diantara mereka yang bersama Nabi Muhammad serta siapa pun yang mengikuti cara
hidup mereka menjanjikan bagi mereka semua ampunan dan pahala yang besar.[5]
3.
Tafsir Al-Maraghi
Setelah Allah menyebutkan bahwa Dia mengutus rasul-Nya dengan
membawa petunjuk dan agama Islam, supaya Dia meluhurkan derajat agama tersebut
atas semua agama-agama yang lain, maka dilanjutkan dengan menerangkan ihwal
rasul dan umat yang kepada mereka ia diutus. Allah menggambarkan mereka dengan
sifat-sifat yang seluruhnya terpuji dan merupakan peringatan bagi generasi
sesudah mereka dan sifat-sifat itulah mereka dapat menguasai bangsa-bangsa lain
dan memiliki negeri-negeri mereka, bahkan menggenggam tampuk kepemimpinan
seluruh dunia. Yaitu :
1.
Bahwa mereka bersikap keras terhadap siapapun yang menentang
agama-Nya, dan mengajak bermusuhan, dan bersifat belas kasih terhadap sesama
mereka.
2.
Bahwa mereka menjadikan shalat dan keikhlasan kepada Allah sebagai
kebiasaan mereka pada kebanyakan waktu
3.
Bahwa mereka dengan amal mereka mengharapkan pahala dari Tuhan
mereka dan kedekatan di sisi-Nya serta keridhaan dari-Nya
4.
Bahwa mereka mempunyai tanda yang dengan itu mereka mudah dikenal.
Yakni bahwa mereka bercahaya pada wajah mereka, khusyu’ dan tunduk yang bisa
dikenali oleh orang yang cerdas
5.
Bahwa Injil mengumpamakan keadaan mereka dengan mengatakan, akan
muncul suatu kaum yang akan tumbuh bagaikan tumbuhnya tanaman, mereka menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran.[6]
C. Aplikasi dalam
Kehidupan
1. Senantiasa ikhlas dan
khusyu’ dalam melaksanakan ibadah
2. Berusaha menjadi
pribadi yang berbelas kasih, saling tolong menolog terhadap sesama
3. Selalu berdzikir kepada
Allah
4. Senantiasa berusaha
meningkatkan keimanan dengan cara-cara yang baik
5. Beramal shaleh semata
mata mengharap keridhaan Allah
6. Menerapkan suri
tauladan yang diberikan oelh Nabi Muhammad SAW sebagai bekal berproses menjadi mukmin
sejati
D. Aspek Tarbawi
1. Sifat Nabi Muhammad saw
dan orang-orang mukmin yang ada bersamanya sebagai umat yang belas kasih dan
bersikap tegas
2. Sikap keras terhadap
yang kafir bukan berarti kejam, melampaui batas kemanusiaan. Sifat ini lebih
banyak diperagakan oleh kaum beriman pada saat perang atau dalam penegakan
hukum. Di sisi lain, kata kafir tidak selalu digunakan Al-Qur’an dalam arti
non-Muslim, tetapi siapapun yang melakukan aktivitas yang bertentangan dengan
tujuan dan nilai-nilai agama.
3. Janji untuk orang-orang
mukmin dan ancaman terhadap orang-orang kafir dan munafik
4. Janji Allah kepada
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh bahwa mereka akan mendapat ampunan
dan pahala yang besar
5. Bekas sujud yang
terlihat pada wajah orang-orang Mukmin bukan dalam arti bekas yang terlihat di
dahi seseorang yang boleh jadi akibat seringnya dahi tersebut bersentuhan degan
benda keras. Bekas sujud yang dimaksud adalah waibawa, karisma, kekhusyukan
sehingga yang melihatnya tergugah untuk kagum dan berdzikir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman merupakan keyakinan teguh yang tak dicampuri kebimbangan bahwa
Allah SWT ada dan Dia mengutus rasul-rasul-Nya serta menurunkan kitab suci
kepada mereka untuk membimbing umat manusia. Orang mukmin ialah orang yang taat
kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya. Dalam ari senantiasa menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan berjihad dengan harta, jiwa mereka
pada jalan Allah.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Fath sudah sagat jelas diterangkan bahwa
sifat seorang mukmin diantaranya sangat menentang, bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka. Kemudian mereka mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. 1986. Terjemah Al-Maraghi. Semarang:
Toha Putra.
Hajjaj,
Muhammad Fauqi. 2013. Tasawuf Islam & Akhlak. Jakarta: AMZAH.
Hamka.
2003. Tafsir Al-Azhar Juz XXVI. Jakarta:Pustaka Panji Mas.
Shihab,M
Quraish. 2012. AL-LUBAB (Makna,
Tujuan dan Pelajaran dari Surah-surah Al-Qur;an). Tangerang: Lentera Hati.
.
PROFIL PENULIS
Nama : AFIFAH DYAH SETYOWATI
Tempat, tanggal
Lahir : Batang, 30 Desember 1997
Alamat : Jl.
Gajah Mada, Gg. Srigunting,
Dk. Bangunsari Timur RT 03 / RW 06,
Proyonanggan Tengah Batang.
Riwayat
Pendidikan :
Ø
SDN
Proyonanggan 12 Batang
Ø SMP
Negeri 2 Batang
Ø SMK
Negeri 1 Batang
Ø IAIN
Pekalongan
Status :
Mahasiswa IAIN Pekalongan
[1] Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam & Akhlak, (Jakarta:
AMZAH, 2013), hlm .229-230
[2] Ikhwan,Orang Mukmin dan Pengertian Mukmin http://ikhwan-perbaungan,blogspot.co.id.
Diakses pada tanggal 28 September 2016, pukul 19.25 WIB
[3] Muhammad Fauqi Hajjaj,Op.,Cit,hlm.227
[4] Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz XXVI,(Jakarta:Pustaka Panji Mas,
2003),hlm.175-178
[5] M.Quraish Shihab, AL-LUBAB (Makna, Tujuan dan Pelajaran dari
Surah-surah Al-Qur;an), (Tangerang: Lentera Hati, 2012)Cet.I, hlm.717
[6] Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah
Al-Maraghi,(Semarang:Toha Putra, 1986),hlm.194
Tidak ada komentar:
Posting Komentar