EVALUASI DAN FEEDBACK
DALAM BELAJAR MENGAJAR
Kelas : H
JURUSAN TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugasnya dalam pembuatan makalah tentang “Evaluasi dan Feedback dalam Proses Belajar Mengajar” yang digunakan sebagai salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar yang disampaikan oleh dosen pengampu Bapak Muhammad Hufron, M.S.I.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, khususnya untuk kedua orang tua, dosen pengampu serta teman-teman. Semoga makalah ini bisa membantu bagi siapa saja yang membutuhkan sedikit pengetahuan tentang “Evaluasi dan Feedback dalam Proses Belajar Mengajar”.
Namun demikian, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk kedepannya. Terima kasih.
Pekalongan, 1 November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan yang hendak dicapai disekolah mempunyai kaitan dengan materi yang hendak diberikan dan dengan metode belajar mengajar yang dipakai guru dan siswa dalam melakukan atau menerima materi, sejauh mana keberhasilan guru memberikan materi dan sejauh mana siswa menyerap materi yang disajikan itu dapat diperoleh informasinya melalui evaluasi.
Evaluasi yang baik harus didasarkan atas tujuan yang ditetapkan oleh guru kemudian benar-benar diusahakan pencapaiannya oleh guru dan siswa. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai evaluasi dan umpan balik yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat evaluasi dan feedback dalam proses belajar mengajar?
2. Berapa macam cara melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar?
3. Apakah cara dan kegunaan feedback dalam proses belajar mengajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Evaluasi dan Feedback dalam Proses Belajar Mengajar
1. Hakikat Evaluasi
Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation” berarti penilaian atau penaksiran. Evaluasi menurut istilah merupakan kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek yang menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.
Evaluasi menurut Kouriski adalah the act determining the degree to which an individual or group possesses certain attribute (tindakan tentang penetapan derajat penguasaan atribut tertentu oleh individu atau kelompok). Sedangkan menurut Sudirman N, evaluasi adalah suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu.
Evaluasi harus dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana, sesuai dengan hasil kemajuan belajar yang ditujukan oleh anak didik.
Jadi evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga nilai berdasarkan kriteria tertentu, untuk mendapatkan penilaian yang meyakinkan dan objektif dimulai dari informasi-informasi kuantitatif dan kualitatif.
2. Hakikat Feedback
Feedback atau umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil belajarnya. Umpan balik hanya dapat berfungsi memperbaiki belajar siswa dalam kondisi tertentu. Hanya menyajikan tes dan memberikan serta menyampaikan skor kepada siswa tidak terlalu mempengaruhi penampilan siswa. Baru bermanfaat apabila guru bersama siswa menelaah kembali jawaban-jawaban tes, baik yang dijawab benar maupun salah oleh siswa dan diberikan kesempatan memperbaiki jawabannya yang salah.
Kondisi atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap belajar siswa. Berikut ini beberapa ketentuan mengenai umpan balik:
a. Umpan balik tidak mempermudah belajar jika:
1. Siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal, seperti: “menyontek”.
2. Bahan yang hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa.
b. Umpan balik membantu dan mempermudah belajar apabila dipenuhi syarat-syarat berikut ini:
1. Mengkonfirmasikan jawaban-jawaban benar yang diberikan siswa dan menyampaikan kepadanya seberapa jauh dia mengerti materi belajar yang disajikan.
2. Mengidentifikasikan kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruh siswa memperbaiki sendiri.
Jadi umpan balik adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi.
B. Macam-macam Cara Evaluasi
1. Tes Penempatan (Placement Test)
Tes ini dijadikan pada awal tahun pelajaran untuk mengukur kesiapan siswa dan mengetahui tingkat pengetahuan yang telah dicapai sehubungan dengan pelajaran yang akan disajikan. Dengan demikian siswa dapat ditempatkan pada kelompok yang sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimilki. Tentu saja hal ini tidak berlaku untuk sistem klasikal seperti yang dilaksanakan di Indonesia. Hanya dapat diterapkan pada sekolah yang menggunakan sistem individual.
Hal ini biasanya disusun dengan ruang lingkup yang luas dan memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi agar dapat membedakan antara siswa yang telah atau yang belum menguasai pelajaran. Tes semacam ini dibuat dengan mengacu pada norma. Tes yang mengacu pada norma itu disebut tes acuan norma (Norm Referenced Test).
2. Tes Formatif (formative test)
Tes jenis ini disajikan ditengah program pengajaran untuk memantau (memonitor) kemajuan belajar siswa dengan memberikan umpan balik, baik kepada siswa meupun kepada guru. Berdasarkan hasil tes itu guru dan siswa dapat mengetahui apa yang masih perlu untuk dijelaskan kembali agar materi pelajaran dapat dikuasai lebih baik. Siswa dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih belum dikuasainya agar dapat mengupayakan perbaikannya. Guru dapat melihat bagaimana yang umumnya belum dikuasai siswa sehingga dapat mengupayakan penjelasan yang lebih baik dan luas agar bahan tersebut dapat dikuasai siswa. Tes ini umumnya mengacu pada kriteria. Oleh karena itu disebut sebagai tes acuan kriteria (criterion referenced test).
3. Tes Diagnostik (diagnostic test)
Tes ini bertujuan untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa untuk mengupayakan perbaikannya. Sepintas lalu tampaknya sepeti tes formatif, namun penyesuaiannya sangat berbada dari tes formatif atau jenis tes lainnya. Karena tujuannya adalah untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa, maka harus terlebih dahulu diketahui bagian mana dari pengajaran yang memberikan kesulitan belajar pada siswa. Berarti harus terlebih dahulu disajikan tes formatif untuk mengetahui ada tidaknya bagian yang belum dikuasai siswa. Baru setelah diketahui bagaimana yang belum dikuasai siswa, dapat dibuat butir-butir soal yang lebih memusat pada bagian itu sehingga daat dipakai untuk mendeteksi bagian-bagian mana dari pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang belum dikuasai. Untuk tiap unit dalam pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang belum dikuasai itu dibuatkan beberapa soal yang tingkat kesukarannya relatif rendah. Tujuannya adalah agar dapat diperoleh informasi bahwa unit tertentu belum dikuasai sehingga soalnya tidak dapat dijawab meskipun soal-soal itu umumnya mudah. Atas dasar informasi semacam ini guru dapat mengupayakan perbaikannya.
4. Tes Sumatif (summative test)
Tes jenis ini biasanya diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir tahun ajaran atau akhir suatu jenjang pendidikan, meskipun maknanya teah diperluas untuk dipakai pada tes akhir caturwulan atau semester, dan bahkan pada tes akhir pokok bahasan. Dalam maknanya sebagai tes akhir tahun ajaran atau akhir suatu jenjang pendidikan, maka tes ini dimaksudkan untuk memberikan nilai yang menjadi dasar mennentukan kelulusan dan pemberian sertifikat bagi yang telah menyelesaikan pelajaran dengan hasil baik. Karena tes ini umumnya merupakan tes akhir tahun atau tes akhir jenjang pendidikan maka ruang lingkupnya pun sangat luas, meliputi seluruh bahan yang telah disajikan sepanjang tahun atau sepanjang jenjang pendidikan. Tingkat kesukaran soalnya pun bervariasi.
C. Cara dan Kegunaan Feedback dalam Proses Belajar Mengajar
1) Cara Feedback dalam Belajar Mengajar
Untuk mendapatkan umpan balik dalam proses belajar mengajar dari peserta didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap peserta didik sebagai makhluk individual. Berikut ini adalah cara feedback dalam proses belajar mengajar:
a. Memancing apersepsi peserta didik
Peserta didik adalah makhluk individual yang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan apersepsi yang dipunyai oleh anak. Dengan demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran.
b. Memanfaatkan taktik alat bantu yang akseptabel
Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Untuk guru yang kurang terbiasa berbicara dan kurang pandai memilih kata-kata, akan kesulitan dalam menyampaikan bahan ajar kepada anak didik. Sehingga diperlukan sebuah alat bantu yang berguna untuk membantu memperjelas isi dari bahan ajar. Dengan demikian, kehadiran alat bantu akan membantu para guru dalam menyampaikan bahan pelajaran.
Penggunaan alat bantu tidak hanya berlaku untuk peserta didik ditingkat SD, tetapi dapat juga digunakan oleh jenjang pendidikan yang tinggi pula yaitu SMP dan SMA. Tetapi alat bantu ini banyak digunakan ditingakat SD. Dengan demikian, alat bantu yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai taktik yang tepat untuk meningkatkan perhatian peserta didikterhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Umpan balikpun terjadi dengan seiring dengan proses belajar peserta didk yang berkelanjutan.
c. Memilih bentuk motivasi yang akurat
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan anak didik. Untuk anak didik bergairah belajar guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Tapi sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul, karena berbagai faktor penyebabnya. Salah satunya adalah masalah motivasi.
Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik. Anak didik datang kesekolah bukan untuk bermain saja, melainkan untuk belajar demi masa depan. Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu:
1. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
2. Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pelajaran.
3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik dikemudian hari.
4. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
5. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok.
6. Menggunakan metode yang bervariasi.
Kemudian ada beberapa motivasi yang harus disampaikan guru untuk mempertahankan peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan, yaitu:
1. Memberi angka
2. Memberi hadiah
3. Memberi pujian
4. Memberi tugas
5. Memberi ulangan
6. Memberi hukuman
7. Mengetahui hasil
d. Menggunakan metode yang bervariasi
Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang digunakan tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki penggunaan sebuah metode yang sesuai. Penggunaan metode akan menghasilkan kemampuan yang sesuai dengan karakteristik anak didik. Dengan penggunaan metode yang menarik akan menggairahkan belajar anak didik.
2) Kegunaan Feedback dalam Proses Belajar Mengajar
Feedback atau umpan balik memiliki tiga fungsi utama, yaitu informasional, motivasional dan komunikasional.
a. Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilaian atau hasil belajar siswa diperiksa menurut kriteria tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu. Hasil tes itu, dengan demikian memberikan informasi tentang sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam proses atau kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.
Informasi yang diberikan dalam umpan balik dibedakan atas lima tingkat, yakni:
1. Tidak ada umpan balik
2. Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benar jawaban yang diberikan siswa (knowledge of result)
3. Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benarnya jawaban ditambah dengan menunjukkan jawaban yang benar (knowledge of the correct response)
4. knowledge of the correct response + penjelasan
5. knowledge of the correct response + pengajaran tambahan
b. Fungsi Motivasional
Dengan pemberian umpan balik, maka tes sekaligus pula berfungsi sebagai motivator bagi para siswa untuk belajar. Sayangnya ada guru yang memanfaatkan hasil tes lebih sebagai senjata untuk menghukum siswa daripada sebagai kekuatan konstruktif untuk membina dan mengembangkan siswa.
Guru-guru berfikir dan berharap bahwa dengan menggunakan tes sebagai ancaman, mereka akan dapat meningkatkan kesungguhan pada siswa. Untuk itu sering mereka sajikan tes dadakan yang dianggap dapat memotivasi siswauntuk belajar sehingga selalu siap menerima tes sebagai kriteria keberhasilan anak didiknya disekolah.
Hal-hal semacam ini justru menimbulkan kecemasan pada siswa pada saat mengerjakan soal-soal tes, sehingga menghasilkan nilai kurang dari yang dapat dicapai siswa apabila tidak dibawah tekanan mental semacam itu. Padahal tes harus dipandang dalam kesatuan integral dengan tujuan instruksional dan dengan proses belajar mengajar dan sebagai mekanisme untuk memberikan umpan balik kepada siswa.
c. Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa dan bersama siswa membicarakan upaya peningkatan atau perbaikannya. Dengan demikian, melalui umpan balik siswa mengetahui letak kelemahannya dan sendiri atau bersama guru bereaksi terhadap hasil tersebut.
Sudah diterangkan di atas bahwa umpan balik adalah upaya peningkatan atau perbaikan belajar siswa. Siswa yang sudah memperoleh nilai baik dalam evaluasi diharapkan dapat berusaha meningkatkan pengetahuan mengenai materi yang dievaluasi. Upaya yang dimaksudkan adalah pengayaan sebaliknya, siswa yang memperoleh nilai kurang atau tidak baik diharapkan dapat berusaha memperbaiki belajarnya untuk dapat meningkatkan pengetahuannya mengenai materi yang dievaluasi. Upaya yang dimaksud adalah perbaikan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation” berarti penilaian atau penaksiran. Evaluasi menurut istilah merupakan kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek yang menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan. Sedangkan Feedback atau umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil belajarnya. Dan ada juga cara dan kegunaan evaluasi serta umpan balik dalam proses belajar mengajar yang tersusun secara rapi dan sesuai dengan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Aswan Zain dan Saiful Bahri Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mustakim, Zaenal. 2015. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: Stain Pekalongan Press.
Suke Silverius. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo.
PROFIL PENULIS
Nama: Yunia Istiqomah
TTL: 15 Juni 1996
Alamat: Bangun Sari Timur Rt. IV Rw.VI Proyonanggan Tengah Batang, Kec. Batang, Kab. Batang.
Imam Suyuti, itulah nama yang diberikan orangtua tercinta kepada anak yang lahir 21 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 15 Agustus 1995 di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Saya suka dengan filsafat, tasawuf, dan sastra. Saat ini saya memasuki semester ke enam dalam jurusan Tarbiyah prodi PAI. Selain itu saya juga sedang berjuang menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Al Masyhad Manba'ul Falah Wali Sampang, Sampangan, Pekalongan.
Nama : Wahyuni Nafisah
Alamat : Balapulang Wetan Tegal
Jurusan : Tarbiyah
Prodi : PAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar