Laman

new post

zzz

Selasa, 22 November 2016

TT1 A 12c Metode Tanya Jawab Q.S. Al-Baqarah ayat 189)



METODE PENDIDIKAN “KHUSUS”
Metode Tanya Jawab
(Q.S. Al-Baqarah ayat 189)
 

Nurul Amalliyah  (2021115364)
Kelas A

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016



KATA PENGANTAR

            Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan hidaya-Nya serta yang telah memberikan berlimpah. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi  Muhammad SAW. Syukur Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Tafsir Tarbawi” dengan membahas tentang “METODE TANYA JAWAB (QS.AL-BAQARAH:189)” dalam bentuk makalah. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh bapak Muhammad Ghufron Dimyati, M.Ag.
            Dalam menyusun makalah ini saya banyak mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari buku-buku referensi yang saya temukan dan ada juga kendala yang ada disaat pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan walaupun masih banyak kekurangan.
            Semoga makalah ini , dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca dapat memakluminya. Akhirnya kata dengan rendahan hati, kritik dan saran sangat saya harapkan demi menyempurnakan makalah ini. Sekian dan terima kasih.                                                                                     

                                                                        Pekalongan, 26 November 2016
                                               
                                                                        Penulis
                                                                        Nurul Amalliyah





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
         Metode adalah jalan yang harus kita tempuh dalam rangka memberikan sebuah pemahaman terhadap murid tentang pelajaran yang mereka pelajari. Metode sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang guru sebelum memasuki ruang belajar, dan harus dipakai oleh seorang guru. Metode sangat berpengaruh besar dalam pengajaran dengan metode nilai bisa baik atau bisa buruk, dangan metode pula pembelajaran bisa sukses atau gagal, kebanyakan seorang guru yang menguasai materi akan tetapi bisa gagal dalam pembelajaran karna ia tidak mendapatkan metode yang tepat untuk memahamkan murid.
         Oleh karena itu metode sangat berperan penting dalam pendidikan, karna metode merupakan pondasi awal untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan asas keberhasilan sebuah pembelajaran. Pada dasarnya pemerintah sudah menetapkan aturan-aturan dengan memberikan jadwal-jadwal pelajaran yang telah disepakati oleh Departemen Pendidikan dan idiologi untuk memperbaharui dunia pendidikan. Hal ini berarti pemerintah telah membatasi kebesan para pendidik untuk menyampaikan materi dengan metode mereka, akan tetapi seorang guru yang profesional akan tetap selalu berkomitmen dengan metode yang biasa ia pakai dalam memberikan keberhasilan pendidikan pada pengajarannya. Pada intinya      Apabila metode yang dipakai dengan baik maka hasilnya akan berdampak pada mutu pendidikan yang baik, namun jika metode yang dipakai tidak baik maka hasilnya pun akan berakibat pada mutu pembelajaran yang tidak akan baik juga.
Seyoyanya seorang pendidik harus memberikan perhatian penuh kepada metode baik metode secara umum maupun metode khusus dalam pengajaran agar bisa mencapai keberhasilan yang menjadi tujuan dari pendidikan. Sebagaimana seorang pendidik dituntut mengarahkan kepada pokok-pokok pengajaran yang disampaikan dengan gaya pengajaran yang lama maupun baru; agar bisa mengarahkan peserta didik dan bisa menyampaikan materinya dengan metode-metode pengajaran sehingga dapat dipahami dan dimengerti.


B.     Judul Makalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Metode Tanya Jawab” yang terdapat dalam “QS. Al-Baqarah ayat: 189”.

C.    Nash dan Terjemah

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَ اتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung” (QS. Al-Baqarah: !89)

D.    Arti Penting
Surat Al-Baqarah ayat 189 perlu untuk dikaji karena ayat tersebut mengandung makna yang sangat bermanfaat dan penting dalam pembelajaran untuk metode tanya jawab, karena dapat menambah pengalaman dan wawasan yang luas.

E.      
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori
Metode tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan belajar-mengajar melalui tanya jawa, guru memerikan petanyaan atau siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terleih dahulu pada saat mulai mengajar’ pada saat pertengahan,atau pada akhir pelajaran.[1]
Metode tanya jawab ini tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk menetapkan kadar pengetahuan setiap anak didik dalam suatu kelas, karena metode ini tidak memberi kesempatan yang sama pada setiap murid untuk menjawab pertanyaan.
Metode tanya jawab dapat dipakai oleh guru untuk menetapkan perkiraan secara umum apakah anak didik yang mendapat giliran pertanyaan sudah memahami bahan pelajaran yang diberikan.
Anak didik yang biasanya kurang mencurahkan perhatiannya terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode ceramah akan berhati-hati terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode tanya jawab. Sebab anak didik tersebuit sewaktu-waktu akan mendapatkan giliran untuk menjawab suatu pertanyaan yang akan diajukan kepadanya.
Untuk menghindari sesuatu yang dapat terjadi dalam metode tanya jawab terutama yang bersifat negatif maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Pertanyaan harus singkat, jelas, dan merangsang berfikir.
2.      Sesuai dengan kecerdasan dan kemampuan anak didik yang menerima pertanyaan.
3.      Memerlukan jawaban dalam bentuk kalimat atau uraian kecuali yang bersifat objektif tes dapat menggunakan ya atau tidak.
4.      Usahakan pertanyaan yang punya jawaban pasti bukan pertanyaan yang mempunyai jawaban beberapa alternatif.
Teknik mengajukan pertanyaan :
1.      Mula-mula diajukan kepada semua anak didik baru ditanyakan kepada anak didik tertentu.
2.      Berikan waktu untuk berfikir dan menyusun jawaban.
3.      Pertanyaan diajukan bergilir, jangan berdasarkan urutan bangku atau urutan daftar yang telah disusun (daftar hadir).

Kelemahan metode tanya jawab adalah :
1.      Waktu yang digunakan dalam pelajaran tersita dan kurang dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan yang timbul dari siswa.
2.      Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa bilamana terdapat pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenan dengan sasaran yang dibicarakan.,
3.      Jalannya pengajaran kurang dapat terkoordinir secara baik, karena timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mungkin tidak dapat dijawab secara tepat, baik oleh guru maupun oleh siswa.
Untuk menggunakan metode tanya jawab terseut perlu diperhatikan hal-hal berikut :
a.       Rumuskan  tujuan pengajaran secara spesifik yang berpangkal pada tingkah laku siswa.
b.      Guru melakukan pertanyaan dari hal-hal yang sederhana kemudian dilanjudkan kepada pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang materi yang dibicarakan[2]

B.     Tafsir Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 189

1.      Tafsir Al-Mishbah
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit, mengapa bulan pada mulanya terlihat seperti sabit, kecil, tetapi dari malam ke malam ia membesar hingga mencapai purnama, kemudian mengecil dan mengecil lagi, sampai menghilang dari pandangan? Katakanlah, “bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia, waktu dalam penggunaan Al-Qur’an adalah batas akhir peluang untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Ia adalah kadar tertantu dari masa ke masa. Dengan keadaan bulan seperti itu manusia dapat mengetahui dan merancang aktivitasnya sehingga dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang tersedia, tidak terlambat, apalagi terabaikan dengan berlalunya waktu, dan juga untuk pelaksanaan ibadah haji.
Kembali kepada pertanyaan sahabat Nabi di atas, al-Qur’an tidak menjawabnya sesuai dengan harapan mereka, tetapi memberi jawaban lain yang lebih sesuai dengan kepentingan mereka. Hal serupa banyak terjadi dengan tujuan mengingatkan padanya bahwa ada yang lebih wajar ditanyakan daripada yang diajukan. Memang Al-Qur’an adalah salah satu bentuk pendidikannya adalah mengarahkan mereka melalui jawaban-jawabannya.
Allah menegaskan bahwa, bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan ialah kebajikan orang yang bertakwa, atau kebajikan adalah siapa yang menghindar dari kebiasaan dan pertanyaan yang serupa dengan yang dinyatakan di atas dan dalam kondisi yang serupa pula. Karena itu masuklah ke rumah-rumah itu dari pimtunya. Bertakwalah kepada Allah, berarti laksanakan tuntutan-Nya sepanjang kemampuan kamu dan jauhi larangan-Nya agar kamu beruntung.[3]
2.      Tafsir Al-Azhar
Mereka bertanya kepada engkau dari hal bulan sabit. Katakanlah: dia itu adalah waktu-waktu yang ditentukan untuk manusia dan untuk haji. (pangkal ayat 189). Mereka menanyakan mengapa bulan begitu, bukan menanyakan apa yang berfaedah yang kita ambil dari keadaan bulan yang demikian. Beliau berikan jawaban yang sesuai dengan kewajiban beliau sebagai Rasul. Maka beliau katakanlah bahwasanya bulan terbit dengan keadaan yang demikian itu membawa hikmat yang penting sekali buat kita. Dengan bulan yang demikian halnya manusia dapat menentukan iddah perempuan setelah bercerai, kapan waktu puasa, sampai pada waktu hari raya dan mengeluarkan zakat sekali setahun, sampai kepada waktu mengerjakan haji.
Kemudian datanglah sambungan ayat: “dan tidaklah kebajikan itu bahwa kamu masuk ke rumah kamu dari belakangnya, tetapi yang kebajikan ialah barang siapa yang bertakwa”. Menurut penafsiran dari penafsir Abu Ubaidah bahwa sambungan ini adalah senafas dengan yang sebelumnya, yaitu kalau hendak masuk ke dalam rumahmu janganlah dari pintu belakang. Maksudnya kalau hendak menanyakan sesuatu hal kepada seseorang hendaklah piulih soal yang pantas dijawab . kalau hendak menanyakan mengapa bulan mulanya laksana sabit, lama lama penuh dan khirnya kecil sebagai sabit lagi, janganlah hal itu ditanyakan kepada Nabi, tetapi tanyakanlah pada ahli falak. Tetapi kalau ditanyakan kepada Nabi apa hikmat yang dapat diambil dari peredaran bulan demikian, akan dapatlah dijawab oleh Nabi menurut selayaknya dan dapat sepadan dengan beliau. Selanjutnya Tuhan berfirman: “Dan datanglah ke rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan takwalah kepada Allah, supaya kamu beroleh kejayaan.” (ujung ayat 189).[4]
3.      Tafsir Al-Maragi
 Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hikmah berbeda-bedanya bentuk hilal dan faedahnya. Kemudian Rasulullah menjawab hilal itu adalah tanda-tanda bagi umat manusia di dalam menentukan urusan dunia mereka. Dengan hilal tersebut mereka mengetahui waktu mana yang paling tepat untuk melakukan cocok tanam atau berdagang. Hilal juga merupakan tanda-tanda waktu ibadah. Mereka bisa mentukan bulan Ramadhan dan saat berakhirnya bulan puasa. Terutama sekali, hilal itu dipakai untuk menentukan waktu haji.
Setelah Allah memberitahukan kesalahan yang mereka lakukan, yakni dalam hal memasuki rumah dari belakang, dan dugaan mereka bahwa hal tersebut termasuk amal kebajikan yang hakiki. Kebajikan yang hakiki adalah takwa kepada Allah dengan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan maksiat dan kotor, serta menghiasi diri dengan keutamaan-keutamaan, dan mengikuti kebenaran-kebenaran dan beramal kebajikan. Datangilah rumah kalian dari depan, dan hendaklah batin kalian adalah cermin lahiriyah, dan bertakwalah kepada Allah jika kalian mengharapkan keberhasilan dalam amaliah dan mencapai tujuan yang dicita-citakan.[5]


C.    Aplikasi Surat Al-Baqarah Ayat 189 Dalam Kehidupan Sehari-hari
Ilmu sangat penting dalam kehidupan sehari – hari, karena ilmu merupakan pedoman hidup umat manusia. Kita tidak dapat melakukan sesuatu tanpa adanya ilmu, dengan adanya ilmu kita dapat mengetahui sesuatu yang tadinya belum kita ketahui. Orang yang berilmu, Insyaallah akan selamat di dunia dan di akhirat. Sedangkan, orang yang tidak berilmu adalah orang yang tidak memilki semangat dan tujuan hidup sehingga masa depannya akan menjadi suram. Ilmu Adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu agama, yang dengannya ilmu agama dapat membimbing seseorang keluar dari kebodohan, ilmu membimbing seseorang mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan ilmu yang benar tersebut seseorang akan mendapatkan tuntunan untuk menempuh jalannya menuju surga Allah Ta’ala.

D.    Aspek Tarbawi

1.      Ilmu adalah pedoman hidup manusia.
2.      Dengan menuntut ilmu kita akan menambah wawasan dan akan mendapatkan manfaat yang luar biasah.
3.      Hendaknya menuntut ilmu untuk keluar dari kebodohan.
4.      Menuntut ilmu adalah sarana untuk beribadah kepada Allah.
5.      Jika orang yang berilmu hendaklah ilmu terseut diamalkan kepada semua orang.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Metode tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan. Tafsir yang di sebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 189 adalah Tafsir Al-Maragi, Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mishbah.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 189 aplikasi dalam kehidupannya yaitu jika Ilmu sangat penting dalam kehidupan sehari – hari, karena ilmu merupakan pedoman hidup umat manusia. Kita tidak dapat melakukan sesuatu tanpa adanya ilmu, dengan adanya ilmu kita dapat mengetahui sesuatu yang tadinya belum kita ketahui. Orang yang berilmu, Insyaallah akan selamat di dunia dan di akhirat. Sedangkan, orang yang tidak berilmu adalah orang yang tidak memilki semangat dan tujuan hidup sehingga masa depannya akan menjadi suram. Ilmu Adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu agama, yang dengannya ilmu agama dapat membimbing seseorang keluar dari kebodohan, ilmu membimbing seseorang mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan ilmu yang benar tersebut seseorang akan mendapatkan tuntunan untuk menempuh jalannya menuju surga Allah Ta’ala.
Aspek tarbawi dalam ayat tersebut : Ilmu adalah pedoman hidup manusia, dengan menuntut ilmu kita akan menambah wawasan dan akan mendapatkan manfaat yang luar biasah, hendaknya menuntut ilmu untuk keluar dari kebodohan, menuntut ilmu adalah sarana untuk beribadah kepada Allah, jika orang yang berilmu hendaklah ilmu terseut diamalkan kepada semua orang.





DAFTAR PUSTAKA
Shihab, M. Quraisy. 2005 Tafsir Al-Mishbah. Tafsir al-Misbah.Tangerang: Penerbit Lentera.   Hamka.2002 Tafsir Al-Azhar Jus II. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Ahmad Mustafa Al-Maragh.1993.Tafsir Al-Maraghi. Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang.
Utsman, Basyirudin. 2002. Metedologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: PT. Intermasa.




BIODATA PENULIS

Nama : Nurul Amalliyah
TTL   : Pekalongan, 09 Juli 1997
Alamat : Ds.Sumurjomlangbogo, kec.Bojong, Kab.Pekalongan
Riwayat Pendidikan:
Ø  RA. Muslimat Sumurjomblangbogo
Ø  SD.N.03 Sumurjomblangbogo
Ø  SMP.N. 2 Bojong
Ø  SMA  PGRI 2 Kajen
Ø  IAIN Pekalongan (Masih dalam Pendidikan)






[1] Basyirudin Utsman, Metedologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Intermasa, 2002, hlm. 43
[2] Op. Cit, hlm. 44
[3] M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2005), hlm. 417-419

[4] Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar Jus II, ( Jakarta: Pustaka Panjimas, 2002 ), hlm. 148-150

[5] Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi,Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 1993), hlm. 146-151

Tidak ada komentar:

Posting Komentar