OBYEK PENDIDIKAN “LANGSUNG”
“Keluarga Sebagai Objek Pendidikan”
Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6
Putra Rizqi Ma’ruf Fillah (2021115138)
Kelas C
JURUSAN TARBIYAH / PAI
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Allah Swt yang telah melimpah taufiq, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Keluarga
Sebagai Objek Pendidikan” dengan tepat waktu walaupun banyak kendala. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, keluarganya, dan umatnya hingga
akhir zaman
Ucapan
terima kasih penulis sampaikan pula kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam penyusunan makalah ini terutama kepada orang tua yang telah
berusaha sekuat tenaga membiayai kehidupan kita serta berkat dari do’a mereka
berdua, para dosen IAIN Pekalongan khususnya kepada bapak Muhammad Hufron
sebagai dosen pengampu mata kuliah tafsir tarbawi, serta teman-teman yang sudah
bersedia meluangkan waktunya untuk bertukar gagasan.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah semata, sehingga penulis meminta kritikan dan saran dari para
pembaca. Kritikan dan saran tersebut akan menjadi bahan perbaikan pada
pembuatan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis maupun pembaca.
Pekalongan, 8
November 2016
Putra Rizqi
Ma’ruf Fillah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari tiga hal yaitu keluarga,
sekolah dan masyarakat. Keberhasilan pendidikan pada suatu negara atau daerah
tergantung dari 3 hal tersebut. Ketiganya mesti bersinergi dalam mengelola dan
mengembangkan pendidikan. Dan setiap hal tersebut mempunyai peranan dan fungsi
yang sangat penting untuk untuk mencapai tujuan pendidikan. Namun pada bab ini
penulis tidak membicarakan ketiga hal tersebut tetapi terfokus pada salah satu
hal saja yaitu keluarga.
Keluarga merupakan awal pendidikan dari sebuah pendidikan. Dimulai
dari penanaman iman kemudian memupuk Islam. Karena dari keluargalah akan
terbentuk umat. Dan dari umat itulah akan tegak masyarakat Islam. Masyarakat
Islam ialah masyarakat yang bersama pandangan hidup, bersama penilaian terhadap
alam.
B. Judul Makalah
Judul makalah ini adalah OBYEK PENDIDIKAN “LANGSUNG” “Keluarga
Sebagai Objek Pendidikan” Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6
C. Nash dan Arti al-Qur’an Surat At- Tahrim Ayat 6
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوْا أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah )
Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan”
D. Arti Penting Kajian Materi
Penulis membuat
makalah penafsiran surat At-tahrim ayat 6 karena ayat tersebut menjelaskan
bahwa mengakui beriman saja tidaklah cukup kalau tidak memelihara diri. Kita sebagai orang beriman sepatutnya menjaga
diri kita dari siksa neraka, setelah kita mampu menjaga diri sendiri kemudian
kita dituntut menjaga seluruh anggota keluarga, isteri dan anak-anak dari
panasnya api neraka.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Teori
Keluarga merupakan
institusi pertama dan utama dalam perkembangan seorang individu. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa pembentukan kepribadian anak bermula dari lingkungan
keluarga. Salah satu bentuk tanggung jawab orang tua terhadap anak adalah
dengan mendidik anak-anaknya.
Keluarga mempunyai
tugas yang fundamental dalam mempersiapkan anak bagi peranannya dimasa depan.
Dasar-dasar perilaku, sikap hidup, dan berbagai kebiasaan ditanamkan kepada
anak sejak dalam keluarga. Semua dasar yang menjadi landasan bagi pengembangan
pribadinya itu tidak mudah berubah. Oleh karena itu perlunya diciptakan
keluarga yang baik.[1]
Keluarga sebagai
lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk
generasi muda. Keluarga juga disebut sebagai lembaga pendidikan informal.
Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang tidak diorganisasikan
secara struktural dan tidak mengenal sama sekali penjenjangan kronologis
menurut tingkatan umum maupun tingkatan ketrampilan maupun pengetahuan.[2]
B. TAFSIR (QS.
At-Tahrim:6)
1. Tafsir Al- azhar
“Wahai orang-orang yang beriman ! peliharalah diri kamu dan
keluargamu dari api neraka”. Dijelaskan bahwa semata-mata mengakui beriman saj
belumlah cukup. Iman mestilah dipelihara dan dipupuk, terutama sekali dengan
dasar iman hendaklah orang menjaga keselamatan diri dan seisi rumah tangga dari
api neraka. “yang alat penyalanya ialah manusia dan batu”. Batu-batu adalah
barang yang tidak berharga yang nampak dan tersebar di mana-mana. Pada
bukit-bukit dan munggu-munggu yang bertebaran di padang pasirterdapatlah
beronggok-ronggok batu. Batu itulah yang akan dipergunakan untuk jadi kayu api
penyalakan api neraka. Manusia yang durhaka kepada Tuhan, yang hidup di dunia
ini tiada bernilai karena telah dipenuhi dosa, sudah samalah keadaannya dengan
batu-batu yang berserakan di tengah pasir, di munggu-munggu dan dibukit-bukit
atau sungai-sungai yang mengalir itu. Gunanya hanyalah untuk menyalakan api. “
yang diatasnya ialah malaikat-malikat yang kasar lagi keras sikap. Disebut di
atasnya karena Allah memberikan kekuasaan kepada malaikat-malaikat itu menjaga
dan mengawal neraka itu, agar apinya selalu bernyala, agar alat penyalanya
selalu sedia, baik batu ataupun manusia. Sikap malaikat-malaikat pengawal dan
penjaga neraka mesti kasar, tidak ada lemah lembutnya, keras sikapnya, tidak
ada tenggang-menenggang. Karena itulah sikap yang sesuai dengan suasana api
neraka sebagai tempat yang disediakan Allah buat menghukum orang yang bersalah.
“Tidak mendurhakai Allah pada apa yang Dia perintahkan, kepada mereka dan
mereka kerjakan apa yang disuruhkan.”
Ujung ayat
tersebut menujukkan bagaimana keras disiplin dan peraturan yang dijalankan dan
dijaga oleh malaikat-malaikat itu. Nampaklah bahwa mereka semuanya hanya
semata-mata menjalankan perintah Allah dengan patuh dan setia, tidak membantah
dan tidak merubah sedikit pun.[3]
2. Tafsir Al-Maraghi
قُوْا
أَنفُسَكُمْ : jadilah dirimu itu pelindung
dari api neraka dengan meninggalkan maksiat.
وَأَهْلِيْكُمْ : membawa keluargamu kepada hal itu dengan nasehat dan pelajaran.
اَلْوَقُوْد : kayu bakar.
الْحِجَارَةُ : berhala-berhala yang disembah,
berdasarkan firman Allah Ta’ala :
إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ
دُوْنِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ
“Sesungguhnya kamu
dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan jahannam” ( Al-Anbiya’ :
98)
مَلَائِكَةٌ : para penjaga neraka yang sembilan
belas orang.
غِلَاظٌ : kesat hati dan tidak mau mengasihi
apabila mereka dimintai belas kasihan.
شِدَادٌ : kuat badan.
Penjelasan.
يآ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوْا أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
Wahai orang-orang yang
percaya kepada Allah dan rasul-Nya hendaklah sebagian dari kamu memberitahukan
kepada sebagian yang lain, apa yang dapat menjaga dirimu dari api neraka dan
menjauhkan kamu dari padanya, yaitu ketaatan kepada Allah dan menuruti segala
perintah-Nya. Dan hendaklah kamu mengajarkan kepada keluargamu perbuatan yang
dengannya mereka dapat menjaga diri mereka dari api neraka. Dan bawalah mereka
kepada yang demikian ini melalui nasehat dan pengajaran.
Telah diriwayatkan, bahwa
Umar berkata ketika turun ayat itu,” wahai Rasulullah, kita menjaga diri kita
sendiri. Tetapi bagaimanakah kiat menjaga keluarga kita? “Rasulullah Saw
menjawab, “ Kamu larang mereka mengerjakan apa yang dilarang Allah untukmu, dan
kamu perintahkan kepada mereka apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Itulah
penjagaan antara diri mereka dengan neraka.”
عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
Malaikat-malaikat itu diserahi neraka untuk mengurusnya dan menyiksa para
penghuninya. Mereka ada sembilan belas orang malaikat penjaga.
غِلَاظٌ شِدَادٌ
Mereka keras dan kasar terhadap penghuni neraka itu.
Kemudian Allah menjelaskan besarnya ketaatan mereka kepada Tuhan mereka.
Firman-Nya :
لَّا
يَعْصُوْنَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Mereka tidak menyalahi perintah-Nya tetapi mereka
menjalankan apa yang diperintahkan kepada mereka pada waktu itu juga tanpa
selang. Mereka tidak
mendahului dan tidak menunda perintah-Nya.[4]
3. Tafsir Al-Lubab
Ayat-ayat tersebut memberikan tuntunan kepada kaum beriman bahwa:
peliharalah kamu, antara lain dengan meneladani Nabi Saw, dan peliharalah juga
keluargamu, yakni pasangan, anak-anak, dan seluruh yang berada di bawah
tanggung jawab kamu, dengan membimbing dan mendidik mereka agar semuanya
terhindar dari api neraka, yang bahan bakarnya yaitu manusia-manusia yang
kafir, dan batu-batu yang dijadikan berhala. Yang menangani neraka itu dan
bertugas menyiksa penghuni-penghuni neraka adalah malaikat yang kasar
ucapannya, hati mereka tidak bisa iba, serta keras perlakuannya dalam
melaksanakan tugas penyiksaan. Mereka tidak mendurhakai Allah, menyangkut apa
yang Dia perintahkan sehingga siksa yang mereka jatuhkan, kendati mereka kasar,
tidak kurang dan tidak berlebih dari apa yang diperintahkan Allah Swt. Yakni
sesuai dengan kesalahan atau dosa-dosa dari masing-masing individu.[5]
C. Aplikasi dalam kehidupan
Dari
ayat diatas dijelaskan bahwa malaikat-malaikat penjaga neraka itu sangat keras
dan kasar. Tentunya kita sebagai muslim tidak ingin masuk ke neraka. Berikut ini
ada beberapa hal yang harus kita lakukan, antara lain:
1. Hendaklah selalu bermuhasabah terhadap apa yang kita kerjakan.
2. Selain itu kita dituntut menjauhi perkara yang dilarang oleh Allah
3. dan hendaklah kita mengajak
keluarga kita untuk melaksanakan ibadah yang Allah perintahkan seperti sholat
dan puasa
D. Aspek Tarbawi
1. kita sebagai penuntut ilmu hendaklah menanamkan ketaqwaan pada diri
kita.
2. Hendaklah dalam keluarga itu ditanamkan keimanan kepada Allah ( Tauhid)
sejak dini.
3. Dalam menuntut ilmu, hendaklah diniatkan karena Allah.
4. Selalu bermuhasabah terhadap diri kita
5. Jadikan ayat tersebut sebagai memotivasi diri kita untuk berlomba-lomba
dalam kebaikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam surat At-Tahrim ayat
6 tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai orang yang beriman diharapkan mampu
menjaga diri dari api neraka, setelah mampu maka kita dituntut menjaga keluarga
kita dari api neraka. Dengan cara menanamkan keimanan sejak dini, kemudian kita
disuruh menjauhi apa yang telah Allah larang dan mengerjakan apa yang
diperintahkan-Nya.
B. Saran
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah semata, sehingga
penulis meminta kritikan dan saran dari para pembaca. Kritikan dan saran
tersebut akan menjadi bahan perbaikan pada pembuatan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hery Noer.1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta :Indeks
Novan Ardy Wiyani dan Barnawi.2012. Ilmu Pendidikan Islam.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Al-Maraghi,Ahmad Mushthafa 1993..Tafsir Al-maraghi Juz XXVIII .Semarang: Karya Toha Putra.
Hamka. 2004.Tafsir Al Azhar Juz XXVIII. Jakarta:Pustaka
Panjimas.
Shihab. M.Quraisy.
2012, AL-LUBAB Makna,Tujuan,dan Pelajaran dari Surah-Surah al- Quran, Tanggerang:
Lentera Hati.
BIODATA
Nama
: Putra Rizqi Ma’ruf Fillah
Tempat,Tanggal Lahir : Pekalongan, 20 Maret 1996
Alamat
: Ds. Rowoyoso Kec. Wonokerto Kab. Pekalongan
RiwayatPendidikan : 1. SDN 02 Werdi
2. SMPN 2
Wonokerto
3. SMK
Muhammadiyah Kajen
4. IAIN
Pekalongan
Pengalaman Organisasi : 1.
PK IMM ( Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Buya Hamka
Status
: Mahasiswa IAIN Pekalongan
[1] Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Indeks, 1999).
hlm. 211-212
[2] Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.2012). hlm. 66.
[3] Hamka, Tafsir Al Azhar (Jakarta:Pustaka Panjimas. 2004).
hlm.309-310
[4] Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-maraghi (Semarang: Karya
Toha Putra. 1993). hlm.259-261
[5] M. Quraish Shihab, Al-Lubab, (Tangerang: Lentera Hati, 2012).
Hlm. 322-323
Tidak ada komentar:
Posting Komentar