Laman

new post

zzz

Senin, 20 Februari 2017

tt2 a2d Dihiasi Kesenangan Duniawi, QS. Ali Imran, 3 : 14-15

VISI MISI MANUSIA
Dihiasi Kesenangan Duniawi, QS. Ali Imran, 3 : 14-15


Hanif Aulia Maghfiroh 2021115085
Kelas A
  
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN

2017



KATA PENGANTAR

   Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul Visi Misi Manusia dengan pembahasan  Dihiasi Kesenangan Dunia. Selama pembuatan makalah pun kami juga mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu kami haturkan banyak terima kasih kepada :
1.      Bpk. Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M.Ag., selaku Rektor IAIN Pekalongan
2.      Bpk. Dr. M. Sugeng Sholehuddin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah & Ilmu Keguruan IAIN Pekalongan
3.      Bpk. Dr. H. Salafudin, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4.      Bpk. Muhammad Hufron, M.S.I, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Tafsir Tarbawi II
5.      Orang tua (Bapak dan Ibu) yang sudah mendukung saya dalam mengikuti perkuliahan di IAIN Pekalongan
6.      Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
       Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.


Pekalongan,   Februari 2017



Hanif Aulia Maghfiroh
2021115085



BAB  I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Allah yang memiliki nafsu atau syahwat. Syahwat yang dimiliki manusia itu meliputi kecintaannya kepada duniawi. Manusia cenderung lupa akan kehidupan masa depan karena nafsunya yang besar untuk mengejar duniawi saja. Hawa nafsu memang cenderung mengajak ke arah maksiat, kesia-siaan dan condong untuk memuaskan diri pada kehidupan duniawi. Allah sendiri selalu menekankan terhadap hamba-Nya agar takut kepada-Nya dan tidak memperturutkan hawa nafsu. Mengacu dari maksud tersebut, maka hati manusia akan memiliki dua motivasi. Terkadang ia lebih condong pada dorongan yang pertama dan kadang terdorong oleh motivasi yang kedua. Itulah ujian dan tantangan yang harus dihadapi setiap insan di dunia ini. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai macam macam syahwat yang dimiliki oleh manusia serta apa-apa yang lebih baik dari segala syahwat itu.

B.  Judul Makalah
Pada makalah ini akan membahas tentang Visi Misi Manusia. Adapun mengenai tema di dalamnya adalah  “Dihiasi Kesenangan Dunia” sebagaimana tercantum di dalam QS. Ali Imran:14-15

C.  Nash Dan Terjemahannya
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّشَّهَوَاتِ مِنَ النَّسَاءِ وَالْبَنِيْنَ وَالقَنَاطِيْرِ المُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّ هَبِ وَالْفضَّةِ وَالْخَلِيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَاٰ بِ﴿١٤﴾ قُلْ اَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ ذٰلِكُمْ لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتٌ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَاَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّرِضْوَانٌ مِنَ اللهِ وَاللهُ بَصِيْرٌ بِالْعِبَادِ ﴿١٥﴾
Artinya:
(14) Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada aneka syahwat, yaitu wanita-wanita, anak-anak lelaki, harta yang tiak lagi terbilang lagi berlipat ganda dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.
(15) Katakanlah, “inginkah kuberitahukan kepada kamu yang lebih baik dari yang demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertaqwa, pada sisi Tuhan mereka, ada surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal di dalamnya. Dan mereka (dianugerahi) pasangan-pasangan yang disucikan serta keridhaan yang sangat besar bersumber dari Allah. Allah maha melihat hamba-hambanya. (Ali Imran:14-15)

D. Arti Penting Pengkajian Materi
     Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 14-15 ini penting untuk dikaji karena menjelaskan mengenai kecintaan manusia akan berbagai syahwat. Syahwat disini adalah kecintaan manusia terhadap berbagai perhiasan dunia. Pembahasan ini sangatlah penting agar manusia tidak terus menerus mengejar nafsu dunia dan melupakan akhiratnya. Karena sesungguhnya ada yang lebih baik dari perhiasan dunia, yaitu syurga yang didalamnya penuh dengan kenikmatan yang


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Teori
Syahwat atau nafsu adalah kecenderungan hati yang sulit terbendung kepada sesuatu yang bersifat inderawi atau material.[1] Tujuan dari nafsu adalah keyakinan, dan hiasan nafsu adalah keridhaan. Hawa nafsu sebagai sumber dan pendorong segala keinginan pada diri manusia dalam memunculkan keinginan manusia sehingga membuatnya yakin akan hal itu, dan dalam mencapainya dilakukan sesuai dengan jalan-Nya agar mencapai keridhaan dari Allah.[2] Apabila seseorang dapat mengendalikan nafsunya, maka fikirannya akan tertuntun, perkataannya terpimpin kepada kebaikan sehingga kebaikan yang hakikilah yang dicapai dalam hidupnya. Membahas tentang nafsu, manusia dibedakan menjadi dua golongan. Pertama, golongan yang terkalahkan oleh nafsunya, sehingga setiap perilakunya dikendalikan nafsunya. Kedua, golongan yang mampu mengekang, bahkan mengalahkan nafsunya, maka tunduklah nafsu itu pada perintahnya. Dalam al-Qur'an, kata syahwat disebut dalam berbagai kata bentukannya sebanyak tiga belas kali, lima kali di antaranya dalam bentuk masdar, yakni dua kali dalam bentuk mufrad dan tiga kali dalam bentuk jama'.[3]
B.  Tafsir Surat Ali Imran: 14-15
1.      Tafsir al- Misbah
-     Ayat 14
Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada aneka syahwat, yakni aneka keinginan. Ayat ini tidak menjelaskan siapa yang menjadikan indah hal-hal yang disebut oleh ayat ini. Yang diperindah adalah kecintaan kepada aneka syahwat. Syahwat adalah kecenderungan hati yang sulit dibendung kepada sesuatu yang bersifat inderawi, material.
Hal-hal yang dicintai adalah keinginan terhadap wanita-wanita, anak-anak lelaki, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Bahwa manusia yang dimaksud dalam ayat ini adalah semua putra-putri Adam apalagi yang dewasa baik pria maupun wanita. Ayat ini tidak menyebut anak-anak perempuan sebagai salah satu yang dicintai oleh manusia, karena wanita telah disebut sebelumnya sebagai salah satu yang dicintai oleh manusia, demikian juga tidak disebut kecintaan kepada lelaki, karena anak-anak lelaki telah disebut sebagai salah satu yang dicintai oleh mereka. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa ayat tersebut menyatakan Dijadikan indah bagi manusia seluruhnya, kecintaan kepada aneka syahwat, yaitu wanita-wanita bagi pria, dan pria-pria bagi wanita, serta anak lelaki dan anak perempuan.
Dijadikan indah juga bagi manusia, kecintaan kepada harta yang tidak terbilang lagi berlipat ganda. Dengan memperhatikan ayat ini dapat tergambar, betapa kecintaan manusia terhadap harta. Selanjutnya, binatang ternak pun merupakan salah satu yang dicintai manusia. Binatang ternak yang dimaksud adalah sapi, kambing, domba dan unta, baik jantan maupun betina.
Yang terakhir disebut oleh ayat ini adalah sawah ladang. Ini dijadikan yang terakhir karena untuk memilikinya diperlukan usaha ekstra dari manusia, bukan seperti emas, perak, dll.
-          Ayat 15
Inginkah kuberitahukan kepada kamu. Berita yang akan disampaikan itu adalah berita yang penting, bukan kabar biasa. Berita penting itu ialah sesuatu yang lebih baik dari yang demikian itu, yakni seperti apa yang telah disebutkan dalam ayat 14, yaitu lawan jenis, anak, dan aneka harta. Hal-hal yang disebut pada ayat yang lalu itu sebenarnya baik, ia baik karena Allah yang menghiaskannya dalam diri manusia. Tetapi ada yang lebih baik dari itu, yaitu apa yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, yakni yang menggunakan naluri kecintaan yang melekat pada dirinya sesuai dengan cara dan tujuan yang digariskan Allah. Untuk merkea, pada sisi Tuhan, Yang mendidik dan memelihara mereka, ada surga yang mengalir sungai sungai di bawahnya; sehingga mereka tidak perlu bersusah payah mengairinya, bahkan di dalam surga itu tersedia berbagai macam hal yang tidak pernah terlihat keadaannya oleh mata, tidak juga terdengar beritanya oleh telinga, atau terlintas imajinasinya; disamping tempat tinggal yang nyaman itu, dan mereka juga dianugerahi pasangan-pasangan yang disucikan dari segala macam kekotoran jasmani dan rohani, kenikmatan tersebut yaitu keridhaan yang amat besar yang bersumber dari Allah. Anugerah tersebut sangat wajar karena Allah maha melihat hamba-hambanya.[4]
2.      Tafsir al- Azhar
-          Ayat 14
Pada pangkal surat Ali Imran ayat 14, terdapat tiga kata. Pertama, Zuyyina yang artinya diperhiaskan. Maksudnya, segala barang yang diingini itu ada baiknya dan ada buruknya, tetapi apabila keinginan itu telah timbul, yang kelihatan hanya eloknya saja dan lupa akan buruk dan susahnya. Kata kedua ialah Hubb , artinya kesukaan atau cinta.  Kata ketiga ialah Syahwat, yaitu keinginan yang menimbulkan selera yang menarik nafsu untuk mempunyainya. Maka disebutlah di sini enam macam hal yang manusia sangat menyukainya karena ingin mempunyai dan menguasainya, sehingga yang nampak oleh manusia hanya keuntungannya saja, sehingga manusia tidak memperdulikan kesusahan untuk mencintainya. Enam macam yang sangat disukai manusia itu diantaranya, wanita-wanita, anak-anak lelaki, harta yang banyak misalnya dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang.
-          Ayat 15
   Katakanlah, “inginkah kuberitahukan kepada kamu yang lebih baik dari yang demikian itu?”
Yang lebih dari perempuan, anak-anak, emas-perak, kuda kendaraan, binatang ternak, dan sawah ladang itu?
Ada surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal di dalamnya. Dan mereka (dianugerahi) pasangan-pasangan yang disucikan.
Semuanya itu beribu kali lebih baik daripada yang dihiaskan kepada kamu dari yang enam perkara itu. Dibandingkan dengan yang akan kamu terima kelak, belum ada arti sepeserpun apa yang kamu jadikan perhiasan dunia dari ke enam perkara itu. Perlu diingat, segala kekayaan yang di kejar di dunia ini, sebagian besar hanyalah perhiasan yang nampak oleh orang luar, tetapi menggelisahkan dirimu sendiri. Banyak orang yang terlupa akan kesenangan dunia sehingga melupakan akhiratnya. Maka sebagi kunci, atau intisari dari syurga, atau martabat yang di atas sekali dalam syurga itu ditetapkan lagi oleh Allah, dan keridha’an pada Allah inilah yang sebenarnya menjadi puncak nikmat di akhirat, yaitu syurga.[5]
3.      Tafsir Jalalain
(Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada aneka syahwat), yakni barang yang diingini serta digandrungi nafsu, sebagai cobaan dari Allah atau perdaya dari setan. (Yaitu wanita-wanita, anak-anak lelaki, harta yang tiak lagi terbilang lagi berlipat ganda) yang berlimpah dan telah terkumpul (dari jenis emas, perak, kuda pilihan), atau baik (binatang ternak), yakni unta dan kambing,  (dan sawah ladang) atau tanam-tanaman. (Itulah) yakni yang sudah dusebutkan tadi (kesenangan hidup di dunia), di dunia manusia hidup bersenang senang dengan hartanya, tetapi kemudian lenyap atau pergi,  (dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik) yakni surga, sehingga itulah yang seharusnya menjadi idaman bukan yang lain.
(Katakanlah) hai Muhammad kepada kaummu,  (inginkah kuberitahukan kepada kamu yang lebih baik dari yang demikian itu?) Yakni yang disebutkan beberapa syahwat tadi, adapun pertanyaan disini merupakan pengukuhan. (Untuk orang-orang yang bertaqwa), yang menjaga diri dari kemusyrikan (pada sisi Tuhan mereka) menjadi khabar, sedangkan mubtadanya (ada surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal) artinya ditakdirkan kekal di dalamnya jika mereka memasukinya (dan mereka dianugerahi pasangan-pasangan yang disucikan) dari haid dan lainnya yang dianggap kotor (serta keridhaan) artinya keridhaan yang banyak (dari Allah dan Allah maha melihat hamba-hambanya), mereka akan dibalas menurut amal masing masing.[6]

C.    Aplikasi  Dalam Kehidupan Sehari-hari
Manusia sebagai makhluk Allah yang memiliki nafsu harus bisa mengontrol dan mengarahkan nafsunya kepada jalan Allah agar tidak terjerumus terhadap kecintaan duniawi yang berlebihan. Karena sesungguhnya ada yang lebih baik dari sekedar kecintaan duniawi, yaitu syurga yang disediakan untuk orang-orang yang  menggunakan naluri kecintaan yang melekat pada dirinya sesuai dengan naluri yang digariskan Allah.

D.    Aspek Tarbawi
1.      Manusia adalah makhluk Allah yang memiliki nafsu
2.      Nafsu harus digunakan sebagaimana yang digariskan oleh Allah, serta sesuai dengan tujuan-Nya agar tidak terperdaya oleh nafsu yang diperindah oleh setan.
3.      Sifat zuhud dalam hal ini harus diterapkan agar kita tidak terus menerus mengejar dunia.
4.      Kita harus senantiasa bersyukur terhadap Allah.
5.      Kebahagiaan yang kekal adalah kebahagiaan di akhirat
BAB III
PENUTUP

1.        Simpulan
Surat Ali Imran ayat 14-15 ini menjelaskan tentang kecintaan manusia akan beberapa nafsu atau syahwat. Syahwat adalah kecenderungan hati yang sulit terbendung kepada sesuatu yang bersifat inderawi, material. Kecintaan akan syahwat tersebut bisa jadi bukan merupakan dorongan hati yang sulit atau tidak terbendung.
Kecintaan akan syahwat  itu meliputi kecintaan akan wanita, anak-anak lelaki, harta dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Seringkali manusia terlena akan kecintaan dunia, hingga sibuk mencari perhiasan dunia dan melupakan akhiratnya. Padahal sebenarnya ada yang lebih baik dari enam kecintaan dunia yang telah disebutkan itu, yaitu surga. Surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan mereka kekal di dalamnya. Mereka juga dianugerahi pasangan-pasangan yang benar-benar suci. Namun, surga ini disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, yaitu yang menggunakan syahwat yang melekat pada dirinya sesuai dengan cara dan tujuan yang digariskan Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mahally, Imam Jalaludin & Imam Jalaludin As-Suyuti. Tafsir Jalalain. 2009. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Hamka. Tafsir Al-azhar. 1982. Jakarta:Panji masyarakat
Hamka. Tasawuf Modern.1990. Jakarta: Pustaka Panjimas
Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah. 2002. Jakarta: Lentera Hati
http://hakamabbas.blogspot.co.id/2014/10/makna-syahwat.html
































                                                      PROFIL PENULIS          




A.      Biodata Pribadi
Nama Lengkap                : Hanif Aulia Maghfiroh
Tempat, Tanggal Lahir    : Pemalang, 30 November 1996
Jenis Kelamin                  : Perempuan
Agama                             : Islam
Kebangsaan                     : Indonesia
Status                              : Belum Menikah
Alamat                             : Jl. Surotani I, Rt 09/ Rw 03, Desa Gedeg, Kec. Comal, Kab. Pemalang
No Hp                             : 083839425250
Email / Facebook             : hanif.aulia74@yahoo.com / Hanif Aulia Abdan

B.       Riwayat Pendidikan
SD/MI                             : SD Negeri 02 Gedeg             2003 – 2009
SMP/MTs                        : SMP Negeri 1 Comal             2009 – 2012
SMA/SMK/MA              : SMA Negeri 1 Comal            2012 – 2015
Perguruan Tinggi             : STAIN/IAIN Pekalongan     2015 – sekarang


[1] Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 25
[2] Hamka, Tasawuf Modern, (Jakarta: Pustaka Pnjimas, 1990), hlm. 241
[3] http://hakamabbas.blogspot.co.id/2014/10/makna-syahwat.html
[4] Quraish Shihab, Op.,Cit, hlm. 25-34
[5] Hamka,Tafsir Al-azhar(Jakarta:Panji masyarakat,1982),hlm.145-153
[6] Imam Jalaludin al-Mahally & Imam Jalaludin As-Suyuti, Tafsir Jalalain (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009) hlm. 187-195

Tidak ada komentar:

Posting Komentar