PRINSIP ETOS KERJA
“SIANG HARI UNTUK MENCARI KARUNIA ALLAH”
QS, Ar-Ruum ayat 23
Ama Maemunah (2021115122)
Kelas B
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN / JURUSAN PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah swt Yang Maha
Kuasa dan berkat Rahman dan Rahim-Nya penulis dapat membuat makalah ini dengan tema
“Prinsip Etos Kerja” yang berjudul “Siang Hari Untuk Mencari Karunia Allah” .
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw, semoga
kelak mendapat syafaat di yaumul qiyamah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangundemi kesempurnaan penulisan
makalah ini.
Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah yang
bersangkutan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan dapat menambah wawasan kita dalam mempelajarinya serta dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Pekalongan, 16 Maret 2017
Penulis,
Ama
Maemunah
NIM. 2021115122
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sungguh Allah tidaklah
menciptakan jin dan manusia di muka bumi ini yaitu kecuali untuk mengabdi
kepadanya dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya. Dan telah banyak bukti yang menunjukkan akan kekuasaa-Nya namun
sedikit sekali bagi hambanya yang berbakti kepadanya dikarenakan mereka lalai
akan kenikmatan duniawi mereka, padahal apabila mereka mengetahui akan
kenikmatan yang hakiki itu sungguh mereka tidaklah akan melakukan seperti yang
mereka lakukan saat ini.
Namun dalam makalah ini
kami akan membahas tentang firman Allah yang menunjukkan bukti-bukti akan
kebesaranNya yaitu Al-Qur’an surat Ar-ruum ayat 23. Iapun menciptakan malam untuk beristirahat dan
sian untuk mencari nafkah.
B.
Judul dan Nash QS. Ar-Rum ayat 23
وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ
بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ
لَآيَاتٍ لِقَوْم يَسْمَعُونَ
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu
di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang mendengarkan”.
C.
Arti penting dikaji
Surat ini
penting untuk dikaji karena Allah memberikan nikmat dan karunia kepada makhluk-Nya
yaitu nikmat siang hari untuk bekerja dan malam hari untuk tidur. Supaya kamu
bisa membagi anatara waktu bekerja dan tidur yang cukup. Sebagai makhluk Allah
kita harus berusaha mencari rezeki sebanyak-banyaknya dengan jalan yang benar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
1.
Pengertian Bekerja
Bekerja berasal dari kata kerja yang berarti mencari rezeki.
Kerja adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Dalam melakukan
aktifitas kerja setiap orang melakukannya dengan menggunakan berbagai potensi
yang dimiliki berupa potensi fisik maupun rohani. Fisik terdiri dari panca
indera disertai tangan dan badan. Sedangkan potensi rohani berupa akal, hati,
insting, naluri,kesungguhan, kesabaran, dan sifat psikologis lainnya yang
mendukung aktifitas bekerja.
Seperti
dalam hadits :
عن رفا عة بن
رافع ان النبي صلي الله عليه ؤسلم سئل اي الكسب اطيب؟ قال: عمل الر جل بيده وكل
بيع مبرور (روه البزار وصحه الحا كم)
Artinya:
“Dari Rifa’at bin Rafi’ (diriwayatkan) bahwaNabi Muhammad SAW, (pernah) ditanya
apa pekerjaan yang paling baik? Nabi menjawab: (pekerjaan yang paling baik
adalah) usaha seseorang yang diperoleh dari hasil tangannya sendiri dan setiap
jual beli yang jujur. ( HR. Al-bazar dan dishahihkan oleh hakim).[1]
2.
Bekerja atau beramal menurut Al-Qur’an
Pendidikan
Al-Qur’an menekankan benar-benar pada amal shaleh. “amal shaleh” disebutkan
berulang kali di berpuluh-puluh ayat Al-Qur’an. Amal shaleh adalah buah iman,
akhlak, dan ilmu apabila semuanya itu tidak bisa menunjang amal saleh.
Al-Qur’an menyuruh manusia beramal shaleh disegala bidang.
Seperti
pada firman Allah (QS. At-Taubah: 105) :
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰعَالِمِ
الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya : “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.[2]
b. Tafsir dari buku
1. Tafsir Al-Lubab
وَمِنْ
آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۚ
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
Ayat 23 ini
menyebut tanda kekuasaan-Nya yang lain, yaitu tidur, yang pada umumnya terjadi
di waktu malam tanpa ada yang mampu melawan bila gejala tidur mengunjungi serta
tidak pula dapat mengundangnya walau sangat menginginkannya. Jika tidur atas
kehendak Allah swt. Enggan mengunjungi termasuk juga diantara tanda-tanda-Nya,
lanjut ayat ini, usaha manusia pada umumnya disiang hari mencari sebagian dari
karunia-Nya. Sungguh yang pada demikian itu, tutup ayat ini, benar-benar
terdapat bukti-bukti bagi kaum yang mendengarkan.[3]
2. Tafsir Al-Mishbah
Penciptaan
langit dan bumi itu dengan sistem yang ditetapkannya melahirkan malam dan
siang. Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya yang berkaitan dengan
malam dan siang, adalah tidur di malam dan siang tanpa mampu melawan
bila gejala tidur mengunjungimu serta tidak pula dapat mengundangnya walau engkau
sangat menginginkan tidur jika ia atas kehendak Kami- enggan mengunjungimu. Dan
diantara tanda-tanda-Nya yang lain adalah usaha kamu baik malam maupun
siang mencari sebagian dari Karunia-Nya. Sesungguhnya yang demikian itu
benar-benar terdapat bukti-bukti bagi kaumyang mendengarkan.
Sementara
ulama memahami ayat diatas diatas dalam arti Diantara tanda-tanda-Nya adalah
tidur kamu diwaktu malam dan usaha kamu mencari rejeki di waktu siang. Ini
sejalan dengan banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah
menjadikan malam untuk beristirahat dan siang untuk mencari rezekinya (QS.
An-Naba [78]: 10-11). (11) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (10) وَجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًا
Artinya :”Dan Kami jadikan
malam sebagai pakaian, Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.”
Memang, secara umum malam untuk tidur dan siang untuk bekerja.
Tetapi pemahaman ini tidak harus selalu demikian. Tidak ada halangan memahami
ayat-ayat diatas sesuai bunyi. Apalagi dewasa ini, malam telah menjadi waktu
tidur sekaligus untuk mencari rezeki dan siang digunakan untuk kedua tujuan
tersebut. [4]
3. tafsir Ibnu
Katsir
وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ
بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ
لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
Firman Allah
Ta’ala, “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu pada malam hari
dan siang hari serta usahamu mencari sebagian dan karunia-Nya.” Di antara tanda
kebesaran Allah ialah karakteristikmalam yang dapat digunakan untuk
beristirahat dan diam, dan menjadikan siang hari sebagai ajang untuk menyebar,
berusaha mencari penghidupan dan bepergian. “Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan,” yakni
menyadari kemudian pengetahuan tentang ayat ini diambil manfaatnya sehingga
dapat menunjukkan mereka kepada yang mengadakan tanda kebesaran itu.[5]
c.
Aplikasi Dalam Kehidupan
Dalam hal ini sebagai manusia harus bekerja keras untuk menafkahi
orang-orang disekitarnya. Mencari rezeki disiang hari sangat dianjurkan dan
beristirahat pada malam hari. Agar mendapatkan karunia Allah swt. Dan sebagai
makhluk Allah kita harus bersyukur dengan apa yang telah diberikan rezeki-Nya
kepada kita agar kita ditambah nikmat-Nya.
d.
Aspek Tarbawi
1.
Senantiasa bekerja untuk mendapatkan rezeki dari Allah swt.
2.
Kita sebagai makhluk Allah harus terus bersyukur dan beramal shaleh
3.
Karunia yang diberikan Allah kepada kita atas apa yang kita
dapatkan untuk menafkahi anak-anakmu dan istri-istrimu
4.
Bersikap optimis dan tidak berprasangka buruk terhadap karunia yang
diberikan Allah kepada kita.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa kerja adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah.
Dalam melakukan aktifitas kerja setiap orang melakukannya dengan menggunakan
berbagai potensi yang dimiliki berupa potensi fisik maupun rohani.
Pendidikan
Al-Qur’an menekankan benar-benar pada amal shaleh. “amal shaleh” disebutkan
berulang kali di berpuluh-puluh ayat Al-Qur’an. Amal shaleh adalah buah iman,
akhlak, dan ilmu apabila semuanya itu tidak bisa menunjang amal saleh.
DAFTAR PUSTAKA
Bariyah, Oneng Nurul. 2008. Materi Hadits, Jakarta: Kalam
Mulia.
Rofiq, Ahmad. 1986. Filsafat Pendidikan Dalam Al-Qur’an. Surabaya:
PT. Bina Ilmu.
Syihab, M. Quraish. 2012. Al-Lubab. Jakarta: Lentera Hati.
Syihab, M. Quaisy. 2004. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera
Hati.
Ar-rifa’i, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i. 2006. Ringkasan Tafsir Ibnu
Katsir. Jakarta: Gema Insani Press.
Biodata Penulis,
Nama : Ama Maemunah
TTL :
Pemalang, 02 Juli 1997
Alamat : Taman Asri Blok A5
no.6 Pemalang
Riwayat pendidikan : 1.
SD Negeri 01 Wanarejan Pemalang
2. MTsN Pemalang
3. Madrasah Aliyah
Negeri Pemalang
[5] Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Ringkasan
Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press, 2006), hlm.760
Tidak ada komentar:
Posting Komentar