“PEMBELAJAR”
Sri Fitriyana Yulianti
(2023116042)
KELAS A
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI
(IAIN) PEKALONGAN
20017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Ketrampilan
dasar Mengajar” dengan sub tema “ Pembelajar “. Shalawat dan salam
semoga senantisa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw,
keluarga,kerabat, dan para sahabatnya.
Dalam penulisan
makalah ini, tentunya saya mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini sehingga saya dapat
memenuhi tugas saya untuk membuat dan menyelesikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas matakuliahSrategi
Belajar Mengajar. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa pembehasan mengenai
pembelajar.
Penulis
telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya,meskipun makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami mengundang para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi menambah motivasi
penulis dan agar dapat lebih baik kedepannya . Akhir kata semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua
Pekalongan,
April 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Tema
Ketrampilan Dasar Mengajar
Sub tema
Pembelajar
Pentingnya dikaji
Kebanyakan orang
belum dapat membedakan mana pengajar dan mana pembelajar. Disini saya akan
menjelaskan apa itu pengajar apa itu pembelajar. Pengajar adalah seseorang yang melakukan pengajaran yang dilaksanakan oleh mereka yang berprofesi sebagai pengjar
yang tujuannya untuk menyampaikan informasi kepada belajar. Sedangkan
pembelajar adalah orang yang melakukan pembelajaran dilaksanakan oleh mereka yang dapat membuat orang belajar
tujuanya agar terjadi belajar pada siswa/ siswi belajar. Jadi perbedaan antara
pengaja dan pembelajarr itu sudah jelas bahwa pengajar itu bisa disebut guru
dan pembelajar bisa disebut siswa.
Belajar adalah hal
yang wajib bagi kita, sampai kapanpun kita harus belajar karena dengan belajar
kita mendapatkan pengetahuan baru dan setiap aat diri dan pikiran kita selalu
diperbaruhi. Saat kita berhenti belajar di saat itulah kita menjadi tua dan
yakin kita hidup bagaikan seekor katak dalam tempurung yang tak mengetahui
apa-apa yang terjadi diluar sana.
Hidup akan menjadi
sepi tanpa adanya pengetahuan baru, pikiran akan menjadi sempit karena tidak
pernah mau belajar setiap saat. Ketajaman berpikir hanya dapat dicapai dengan
cara belajar dan mengisi otak kita dengan pengetahuan. Maka dari itu mulailah
dari sekarang untuk memeberikan waktu luang dengan membaca, karena akan
membawakanmu kebahagiaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Belajar
Istilah belajar
dan pembelajaran berasal dari bahasa Inggris learning dan instruction. Belajar
merupakan suatu proses perubahan kegiatan reaksi lingkungan. Perubahan tersebut
tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan,
sementara seseorang seperti kelelahan atau di bawah pengaruh obat-obatan.
Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan dan tingkah
laku. Perubahan itu diperoleh melalui pengalaman bukan dengan sendirinya
berubah karena kematangan atau keadaan sementara.
Belajar pada
dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berikut adanya pengalaman.
Pembentukan tingkah laku ini meliputi perubahan keterampilan,kebiasaan,
sikap,pengetahuan,pemahaman,dan apresiasi. Oleh sebab itu, belajar adalah
proses aktif, yaitu proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu. Belajar adalah suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses
berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat,mengamati,
memahami sesuatu yang dipelajari.
Menurut Klein
belajar dapat didefinisikan sebagai hasil proses eksperimental dalam perubahan
tingkah laku yang relatif permanen yang dapat diucapkan dengan pernyataan
sesaat. Winkel (2007:59) menyatakan belajar adalah suatu aktivitas mental yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.
Demikian halnya dengan Budiningsih
(2005:58) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan, yang mana siswa aktif melakukan
kegiatan, aktif berpikir,menyusun konsep, dan memberi makna tentanghal-hal yang
sedang dipelajari.[1]
Belajar mulai
dalam masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah kecil keterampilan yang sederhana, seperti memegang botol susu
dan mengenal ibunya. Selama masa kanak-kanak dan masa remaja, diperoleh
sejumlah sikap, nilai, dan keterampilan hubungan sosial, demikian pula
diperoleh kecakapan dalam berbagai mata ajaran sekolah. Dalam usia dewasa,
orang diharapkan telah mahir mengajarkan tugas-tugas pekerjaan tertentu dan
keterampilan-keterampilan fungsional yang lain.
Kemampuan orang
untuk belajar ialah ciri penting yang
membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk lain. Kemampuan belajar itu
memberikan manfaat bagi individu dan juga bagi masyarakat. Orang sebagai
individu dan masyarakat mempunyai kepentingan agar berhasil dalam mengelola
belajar. Orang-orang yang sudah terampil belajar mandiri mampu menguasai
berbagai keterampilan. Mereka juga megembangkan kemampuan berkehidupan yang
kreatif sepanjang hayat.[2]
B.
Strategi Belajar
Menurut
Weistein & Meyer, pemebelajaran yang
baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana mengigat,
bagaimana berpikir, dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri. Jadi ,
mengajarkan siswa bagaimana belajar merupakan suatu tujuan pendidikan yang
sangat penting dan menjadi tujuan utama.
Strategi belajar mengacu pada prilaku dan
proses berpikir yang digunakan oleh siswa yang memengaruhi apa yang dipelajari
termasuk proses memori dan matakognitif. Selanjutnya dikatakan
strategi-strategi belajar adalah operator-operator kognitif meliputi dan di
atas proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu
tugas( belajar).
Tujuan utama
dari strategi adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas kemauan dan kemampuan
diri sendiri atau pembelajar mendiri yang mengacu pada pembelajar yang dapat melalukan
empat hal penting yaitu secara cermat mendiagnosa suatu situasi pembelajaran
tertntu,memilih strategi belajar tertentu untuk menyelasaikan masalah belajar
tertentu yang dihadapi, memonitor keefektivan strategi yang digunakan, dan
termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar sampai masalah terselesikan.[3]
C.
Macam-Macam Strategi Belajar
Strategi
belajar dikenal dengan istilah strategi kognitif, karena menitikberatkan pada
kognisi seseorang. Strategi belajar ini dapat dibedakan menjadi empat macam.
1.
Strategi Mengulang
Ada
dua macam strategi mengulang, yaitu mengulang sederhana dan strategi mengulang
kompleks dengan cara menggaris bawahi ide-ide utama dan membuat catatan
pinggir.
2.
Strategi Elaborasi
Strategi
elaborasi dilakukan dengan menambahkan rincian sehingga informasi baru akan
menjadi lebih bernakna. Salah satu caranya dengan membuat kode.
3.
Strategi Organisasi
Strategi
organisasi melatihkan keterampilan mengorganisasikan ide-ide baru dalam
mempelajari suatu materi. Siswa perlu membuat kata-kata kunci dan membuatnya
dengan bentuk baru.
4.
Strategi Metakognitif.
Metakognitif
adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri atau berpikir
tentang kemampuan untuk menggunakan
strategi-strategi belajar tertentu dengan benar.[4]
D.
Teori Belajar dan Fungsi Belajar
Teori belajar
secara umum dapat dikelompokan menjadi empat aliran, yaitu aliran Behavioristi,
kognitivikasi, humanistik, dan sibernetik. Menurut aliran behavioristik,
belajar merupakan perubahan perilaku berdasarkan stimulus respons. Tokoh-tokoh
yang berperan antara lain Thorndike, Warton, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan
Skinner.Aliran-aliran dalam eori belajar juga memengaruhi teori pembeelajaran.
Aliran behavioristik melahirkan teori pembelajaran dengan pendekatan modifikasi
perilaku, perilaku kognitivistik melahirkan teori konstruk kognitif, yang mana
prinsip-prinsip pembelajaran harus memerhatikan perubahan kognitif internal
siswa selama terjadi proses pembelajaran. Aliran humanistik melahirkan teori
pembelajaran yang mendasarkan pada psikologi humnistik. Sementara aliran
sibernetik tampaknya melahirkan
informasi teori pemeblajaran berdasarkan analisis tugas karena
pengelolahan informasi diperlukan dalam analisis tugas, tanpa informasi yang jelas
tugas tidak akan terselesikan dengan baik.
Pengertian belajar
dikaitkan dengan pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku melalui
pengalaman dan atau proses berpikir sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Proses belajar dalam konteks pengalaman dan proses berpikir dalam mencapai tujuan
memerlukan perencanaan, karena adanya unsur kesengajaan. Dengan demikian, unsur
kesengajaan diluar individu yang belajar tersebut adalah perancangan
pembelajaran, yaitu pengajar atau ahli pemebalajaran lainnya.[5]
Fungsi belajar
menurut Patrick Suppes 1974 ada empat fungsi umum bagi teori belajar,yaitu :
1.berguna sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitian
2. memberikan suatu kerangka kerja bagi pengorganisasian
butir-butir informasi tertentu
3. mengungkapkan kekompleksan peristiwa-pwristiwa yang kelihatannya
sederhana.
4 mengorganisasikan kembali pengalaman-pengalaman sebelumnya.[6]
E.
Proses dan Kegiatan Belajar
Menurut bruner,
dalam proses belajar dapat dibedakan tiga fase atau episode,yaitu
1) Informasi
2) Transformasi
3) Evaluasi
Informasi,
dalam tiap pemebalajarn kita peroleh sejumlah informasi,ada yang menambah
pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya,
ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui
sebelumnya, misalnya bahwa tidak ada energi yang lenyap.Transformasi, informasi
itu harus dianalisis, diubah atau ditrasformasi didalam bentuk yang lebih
abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.
Dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan.Evaluasi, kemudian kita nilai
hingga manakah pengetahuan yang kita peroleh dan trasformasi itu dapat
dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.[7]
Secara khusus
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dapat dikelompokan menjadi meghafal,
menggunakan/mengaplikasi, menemukan, dan memilih. Berikut ini penjelasannya.
1)
Menghafal
Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal dan menghafal
parafrase. Menghafal verbal yaitu menghafal persis seperti apa adanya.
Sedangkan menghafal parafrase adalah materi pembelajaran yang tidak harus dihafalpersis seperti apa adanya,
tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri.
2)
Menggunakan/ mengaplikasi
Materi
pemebalajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau
diaplikasikan. Jadi, dalam proses pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan
untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasi materi yang telah dipelajari.
3)
Menemukan
Menemukan termasuk kategori keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Contohnya menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan
fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang telah dipelajari.
4)
Memilih
Memilih disini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat.
Keterampilam ini melibatkan sisi efektif atau sikap. Contohnya, memilih untuk
menyontek atau tidak menyontek tapi tidak dapat mengerjakan ujian, memilih
bermain game di saat pelajarn daripada memerhatikan tetapi ngantuk, dan
sebagainya.[8]
F.
Pengembangan Motivasi Belajar
Motivasi
belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan belajar. Pendorong
dalam arti pemeberi kekuatan yang memungkinkan perbuatan belajar dijalankan.
Pengaruh dalam arti pemberi tuntunan
kepada perbuatan belajar kearah tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan belajar,
sebagaimana telah dikemukan didepan, adalah penguasaan sesuatu kompetensi baru
untuk mengatasi masalah.
Motivasi
belajar dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik
adalah dorongan dari dalam untuk menguasi sesuatu kompetensi guna mengatasi
masalah. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan dari luar untuk menguasai sesuatu
kompetensi.
Motivasi
intrinsik ada dalam kegiatan-kegiatan tanpa paksaan, tanpa iming-iming sebagai
pendorong atau penyebab perbuatan. Sedangkan motivasi ekstrinsik mengharapkan
sesuatu reward misalnya berupa pujian.atau nilai, atau menghindari punisment
misalnya yang berupa pandangan rendah oleh orang lain.
Proses
pembelajaran dapat mengeser jenis motivasi dari motivasi intrinsik ke
ekstrinsik, atau sebaliknya. Implikasinya adalah guru harus selalu mengusahakan
agar bahan dan metode yang digunakan tetap menarik,sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar siswa. Akan tetapi bahan ajar dan metode pembelajaran hanyalah
sebagian dari faktor fisik yang dapat berpengaruh terhadap pengembangan
motivasi belajar. Masih banyak faktor yang lain , termasuk ketersedian sarana
belajar, kesempatan belajar, kemampuanbelajar, dan sebagainya.[9]
G.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut adalah sebagai berikut;
1.
Faktor dari luar
Faktor
dari luar terdiri dari dua bagian penting, yakni
a)
Faktor lingkungan
Kondisi
lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Limgkungan ini dapat
berupa lingkungan fisik/ alam dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik/ alami
termasuk di dalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara,
dan sebagainya. Lingkungan sosial baik berwujud manusia maupun hal-hal lainnya,
juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang belajar
memecahkan soal yang rumit dan membutuhkan konstrasi tinggi, akan terganggu
bila ada orang lain yang mondar-mndir didekatnya.
b)
Faktor instrumental
Adalah
faktor yang keberadaan dan penggunannya dirancangkan sesuai dengan hasil
belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah dirancang.
2.
Faktor dari dalam
Faktor
dari dalam adalah kondisi individu atau
anak yang belajar itu sendiri. Faktor individu dapat dibagi menjadi dua yaitu ;
a)
Kondisi fisiologi anak
Secara umum kondisi fisiologi anak seperti kesehatan yang prima
tidak dalam keadaan capek, tidak dalam
keadaan cacat jasmani, akan sangat membantu dalam proses dan hasil belajar.
b)
Kondisi psikologi
Pada dasarnya setiap manusia atau anak didik memiliki psikologi yang berbeda-beda( terutama dalam kadar bukan
dalam jenis), maka sudah tentu perbedaan itu sangat mempengaruhi proses dan
hasil belajar. Seperti minat yang rendah, tentu hasilnya akan lain jika
dibandingkan denan anak yang belajar dengan minat yang tinggi dan seterusnya.[10]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar
merupakan suatu proses perubahan kegiatan reaksi lingkungan. Perubahan tersebut
tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan,
sementara seseorang seperti kelelahan atau di bawah pengaruh obat-obatan.
Strategi
belajar mengacu pada prilaku dan proses berpikir yang digunakan oleh siswa yang
memengaruhi apa yang dipelajari termasuk proses memori dan matakognitif.
Dikatakan strategi-strategi belajar adalah operator-operator kognitif meliputi
dan di atas proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan
suatu tugas( belajar). Macam-macam strategi belajar meliputi strategi
mengulang, elaborasi, organisasi,metakognitif. Teori belajar sendiri meliputi
behavoristi, kognitivikasi, humanistik, dan sibernetik.
Fungsi belajar
adalah sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitian dan lain
sebagainya.Proses belaja rmeliputi informasi,trasformasi, evaluasi, sedangkan
kegiatan belajar meliputi kegiatan menghafal, menggunakan/mengaplikasikan dan
sebagainya.
Motivasi
belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan belajar. Pendorong
dalam arti pemeberi kekuatan yang memungkinkan perbuatan belajar dijalankan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah faktor dari
luar dan faktor dari dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,
Abu.1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Margaret.1994. Belajar
dan Membelajarkan.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Nasution. 1984.Berbagai
Pendekatan dalam ProsesBelajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suprihatiningrum,
Jamil. 2013.Strategi Pembelajaran.Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.
Tung,Khoe Yao.
2015.Pembelajaran dan Perkembangan Belajar. Jakarta: PT: Indeks.
PROFIL
Nama : Sri Fitriyana Yulianti
TTL : Pemalang, 18 Mei 1996
Alamat : Ds. Rowosari Dukuh Bandaran Kec.
Ulujami Kab. Pekalongan.
Riwayat
Pendidikan : - TK Muslimat Rowosari
-
SD 03 Rowosari
-
MTs Walisongo Ulujami
-
MA Ali Maksum Yogyakarta
-
IAIN Pekalongan.
[1] Jamil Suprihatiningrum, Strategi
Pembelajaran, (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), hlm.13-15.
[2]Margaret, Belajar
dan Membelajarkan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994), hlm.1.
[3]Jamil
Suprihatiningrum, Op.cit.,hlm.48-49.
[4]Jamil
Suprihatiningrum, Op.cit.,hlm. 54-56.
[5]Ibid.,hlm.15-35.
[6]Margaret, Op.Cit.,
hlm. 6.
[7]Nasution, Berbagai
Pendekatan dalam ProsesBelajar dan Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
1984), hlm. 9-10.
[8]Jamil
Suprihatiningrum, Op.cit.,hlm.36-37..
[9]Khoe Yao Tung, Pembelajaran
dan Perkembangan Belajar, (Jakarta: PT: Indeks, 2015), hlm. 17.
[10]Abu Ahmadi dan
Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
1997) hlm. 103-107.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar