Model Pembelajaran
“ Student Center”
M. Zainul Hasan
2023116071
KELAS A
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
Kata pengantar
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelasaikan makalah yang berjudul “student center” ini dengan
baik tanpa suatu halangan apapun. Sholawat serta salam tak lupa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kami termasuk umat beliau yang mendapat
syafaatnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam meyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya, semoga dalam makalah ini dapat menambah wawasan kepada
pembaca. Kami selaku penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam
meyelesaikan makalah dan apabila masih ditemukan kesalahan kami menerima kritik
dan saran dari pembaca. Terimaksih.
Pekalongan , 26 September 2017
Muhammad Zainul Hasan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema:
Model
pembelajaran
B. Sub
tema:
Studen
center
C. Mengapa
penting Dikaji?
Kondisi
global saat ini mengalami perubahan antara lain meningkatnya
persaingan, persyaratan kerja, perubahan orientasi membutuhkan
perlunya peningkatan kompetensi lulusan dan juga perubahan paradigma
pengetahuan tentang belajar dan mengajar berdampak pada perlunya
perubahan kurikulum, perubahan perilaku pembelajaran yang bertujuan untuk
peningkatan mutu lulusan.
Perubahan Paradigma Pembelajaran dari pengetahuan dipandang sebagai sesuatu
yang sudah jadi , yang tinggal dipindahkan (ditransfer) dari dosen ke
mahasiswa menjadi pengetahuan adalah hasil konstruksi (bentukan) atau
hasil tranformasi seseorang yang belajar dan juga perubahan paradigma
tentang belajar dari belajar adalah menerima pengetahuan (pasif-reseptif)
menjadi belajar adalah mencari dan mengkonstruksi (membentuk ) pengetahuan aktitif
dan spesifik caranya. Perubahan paradigma mengajar yang berupa penyampaian
pengetahuan menjadi membelajarkan dengan berpartisipasi dengan mahasiswa
membentuk pengetahuan dan menjalankan insrtuksi yang telah dirancang bergeser
pada paradigma menjalankan berbagai strategi untuk membantu mahasiswa
untuk dapat belajar.
Belajar yang sama dengan menerima pengetahuan dimana siswa pasif reseptif
sering dinamakan pengajaran Teacher Centered Learning (TCL). Belajar adalah
berubah dan ada nilai tambah, mencari pengetahuan dengan berbagai
strategi mahasiswa aktif dan spesifik sering dinamakan pembelajaran
Student Centered Learning (SCL).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Student Center
Pengertian student centered Learning (SCL)
adalah proses pembelajaran yang berpusat
pada siswa (learner centered)
diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun
pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran yang keterlibatan
siswa secara aktif, berarti guru tidak lagi mengambil hak seorang peserta didik
untuk belajar. Aktifitas siswa menjadi penting ditekankan karena belajar itu
pada hakikatnya adalah proses yang aktif dimana siswa menggunakan pikirannya
untuk membangun pemahaman (construcivism approach).[1]
Proses
pembelajaran yang berpusat pada siswa atau peserta didik, maka siswa memperoleh
kesempatan dan fasilitas untuk dapat membangun sendiri pengetahuannya sehingga
mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu kualitas siswa. Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa,
maka siswa diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk
memiliki daya kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri
(Karsen, 2008).
B.
Metode-metode
dalam student center
1.
Metode
diskusi
Diskusi sebagai metode pembelajaran adalah proses pelibatan dua orang
peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan
diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan
pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Manakala
salah satu diantara siswa berbicara, maka siswa-siswa lain yang menjadi bagian
dari kelompoknya aktif mendengarkan. Siapa yang berbicara terlebih dahulu dan
begitu pula yang menanggapi, tidak harus diatur terlebih dahulu. Dalam
berdiskusi, seringkali siswa saling menanggapi jawaban temannya atau
berkomentar terhadap jawaban yang diajukan siswa lain. Demikian pula mereka
kadang-kadang mengundang anggota kelompok lain untuk bicara, sebagai
narasumber. Dalam penentuan pimpinan diskusi, anggota kelompok dapat menetapkan
pemimpin diskusi mereka sendiri. Sehingga melalui metode diskusi, keaktifan
siswa sangat tinggi.[2]
2.
Metode
simulasi
Menurut
Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah satu metode pelatihan yang
memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan
yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan
peragaan memakai model statistic atau pemeran.
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.22) metode simulasi
merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi
cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan
kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan
oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar.
Dalam pembelajaran yang menggunakan metode simulasi,
siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan
berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu, dalam metode simulasi siswa
diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Tujuan Metode simulasi
1. Melatih
keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan
sehari-hari,
2. Memperoleh
pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip,
3. Melatih
memecahkan masalah,
4. Meningkatkan
keaktifan belajar,
5. Memberikan
motivasi belajar kepada siswa,
6. Melatih
siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok,
7. Menumbuhkan
daya kreatif siswa, dan
8. Melatih
siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
3.
Metode tanya
jawab
Metode Tanya jawab
adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi
kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Metode Tanya jawab adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran
dimana guru bertanya dan murid-murid menjawab bahan materi yang diperolehnya.
Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan
pelajar, bisa dalam bentuk guru bertanya dan pelajar menjawab atau dengan sebaliknya.
Metode Tanya jawab
dilakukan :
1) Sebagai ulangan pelajran yang telah diberikan.
2) Sebagai selingan dalam pembicaraan.
3) Untuk merangsang anak didik agar perhatiannya tercurah
kepada masalah yang sedang dibicarakan.
4) Untuk mengarahkan proses berfikir.
Proses Tanya jawab
terjadi apabila ada ketidak tahuan atau ketidak fahaman peserta didik akan
suatu peristiwa, adapun tujuan dari metode Tanya jawab sebagai berikut:
1) Mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana kemampuan
anak didik terhadap pelajaran yang dikuasai.
2) Membri kesempatan kepada anak didik untuk mengajukan
pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum difahami.
3) Memotivasi dan menimbulkan kompetensi belajar.
4) Melatih anak didik untuk berfikir dan berbicara secara
sitematis berdasarkan pemikiran yang orisinil.[3]
4.
Metode Kerja
Kelompok
Metode mengajar
dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu grup atau kelompok sebagai satu
kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Metode
kerja kelompok adalah format belajar mengajar yang menitikberatkan kepada
interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan
tugas-tugas belajar secara bersama-sama karena itu guru dituntut untuk
menyediakan bahan-bahan pelajaran yang sacara manipulasi mampu melibat aktifkan
anak berkerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok.
Penerapan metode
kerja kelompok menuntut guru untuk dapat me-ngelompokkan peserta didik secara
arif dan proposional. Pengelompokan peserta didik dalam suatu kelompok dapat
didasarkan pada: (a) fasilitas yang tersedia; (b) perbedaan individual dalam
minat belajar dan kemampuan belajar; (c) jenis pekerjaan yang diberikan; (d)
wilayah tempat tinggal peserta didik; (e) jenis kelamin; (f) memperbesar
partisipasi peserta didik dalam kelompok; dan (g) berdasarkan pada
lotre/random.
Selanjutnya,
pembagian kelompok sebaiknya heterogen, baik dari segi kemampuan belajar maupun
jenis kelamin agar terjadi dinamika kegiatan belajar yang lebih baik dari
kelompok tidak terkesan berat sebelah yaitu ada kelompok yang kuat dan ada
kelompok yang lemah.
Memupuk kemauan dan
kemampuan kerjasama diantara para peserta didik;
Meningkatkan keterlibatan
sosio-emosional dan intelektual para peserta didik dalam proses belajar
mengajar yang diselenggarakan dan;
Meningkatkan perhatian terhadap
proses dan hasil dari proses belajar mengajar secara berimbang.[4]
C . unsur-unsur strategi belajar
Pembuatan strategi
pembelajaranmeliputi keseluruhan penggunaan informasi yang telah anda kumpulkan
dan menghasilkan suatu rencana yang efektif untuk menyajikan pengajaran bagi
pesertadidik. Pada titik ini anak harus mampu menggabungkan pengetahuan tentang
teori dan disen pembelajaran dengan pengalaman anda mengenai peserta didik dan
tujuan pembelajaran. Membuat suatu strategi tidak benar-benar sama dengan
mengembangakan bahan ajar tujuan menciptakan strategi sebelum mengembangkan
bahan ajar adalah untuk menjelaskan bagemana kegiatan pembelajaran akan
berhubungan dengan pencapean tujuan (gagne,1988).hal ini akan memberikan rencana
yang jelas untuk mengembangkan selanjudnya. Dick dan carey menjelaskan 4 elemen strategi pembelajaran
(1) rangkean atau keurutan dan pengelompokan konten (2) komponen belajar (3)
pengelompokan peserta didik dan (4) pemilihan media dan sistem pengajar. [5]
Penutup
Kesimpulan
Student centered Learning (SCL) adalah proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner centered) diharapkan dapat
mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap
dan perilaku. Melalui proses pembelajaran yang keterlibatan siswa secara aktif,
berarti guru tidak lagi mengambil hak seorang peserta didik untuk belajar.
Metode-metode
dalam student center yaitu Metode diskusi,Metode simulasi,Metode tanya
jawab,Metode Kerja Kelompok
unsur-unsur strategi belajar
Pembuatan strategi pembelajaranmeliputi keseluruhan
penggunaan informasi yang telah anda kumpulkan dan menghasilkan suatu rencana
yang efektif untuk menyajikan pengajaran bagi pesertadidik
Daftar
pustaka
Ghufron, M.Nur.
2012. Gaya Belajar. Yogyakarta:PUSTAKA PELAJAR.
Majid, Abdul. 2013.
strategi Pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosda Karya.
Eggen, Paul. 2012.
Strategi dan Model Pembelajaran.Jakarta Barat:PT. Indeks.
Sanjaya, Wina. 2008.
Perencanaan dan Desain Pembelajaran.
Jakarta:Karisma Putra Pertama.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung:PT
Remaja Rosda Karya.
Data diri
Nama : muhammad zainul hasan
Alamat : karangdadap pagumenganmas Rt 04 Rw 02
Riwayat pendidikan
·
Ra pertiwi pagumenganmas
·
SDN pagumenganmas
·
Mts ribatul muta’allimin
·
Ma ribatul muta’allimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar