Laman

new post

zzz

Sabtu, 02 September 2017

SBM B A-3 "Tugas dan Peran Guru"

MAKNA DAN HAKIKAT GURU
"Tugas dan Peran Guru"

Maestia Putri (2023116012)

PGMI (B)
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2017





KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa halangan apapun.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Stategi Belajar Mengajar serta guna menambah pengetahuan dalam bidang tersebut. Dalam makalah ini saya membahas tenteng Makna dan Hakikat Guru dengan Sub Tema Tugas dan Peran Guru.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan demi menambah motivasi penulis. Akhir kata terimakasih atas segenap perhatiannya. Serta mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan.
Wassalamu’alikum. Wr. Wb.






BAB I
PENDAHULUAN

Definisi yang kita kenal sehari-hari adalah bahwa guru merupakan orang yang digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki karisma atau wibawa hingga perlu ditiru dan diteladani. Makna dan Hakikat guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatau jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakaukan oleh sembarangan orang di luar bidang pendidikan. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Guru dalam melaksanakan perannya, yaitu sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, administrator, yang harus melayani peserta didik dilandasi dengan kesadaran, keyakinan, kedisplinan dan danggung jawab.
Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pembelajaran. Oleh karena itu, Makna dan Hakikat Guru dengan Sub Tema Tugas dan Peran Guru perlu dikaji karena untuk mengetahui bahwa guru memiliki tugas dan perannya masing-masing sebagai seorang pendidik untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa serta kewajiban seorang guru adalah mewujudkan manusia yang baik.
 





BAB II
PEMBAHASAN
A. Tugas Guru
Guru adalah figur seorang pemimpin guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bangi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun didrinya dan membangun bangsa dan negara.
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataanya masih dilakukan oleh orang di luar kependidikan.
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.
Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru. Sisi ini tidak bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dengan kehidupan di masyarakat dengan interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik. Dengan begitu anak didik dididik agar mempunyai sifat kesetiakawanan sosial. Guru harus menempatkan didri sebagai orang tua kedua. Dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung/wali anak didik dalam jangka waktu tertentu. Untuk itu pemahaman terhadap jiwa dan watak anak didik diperlukan agar dapat dengan mudah memahami jiwa dan watak anak didik. Begitulah tugas guru sebagai orang tua kedua, setelah orang tua didik di dalam keluarga di rumah.
Di bidang kemasyarakatan merupakan tugas guru yang juga tidak kalah pentingnya. Pada bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara indonesia yang bermoral pancasila memang tidak dapat dipungkiri bila guru memdidik anak didik sama halnya guru mencerdaskan bangsa Indonesia.
Sejak dulu sampai sekarang guru menjadi panutan masyarakat guru tidak hanya diperlukan oleh para murid diruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang kehidupan masyarakat. Tampaknnya masyarakat menundudkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat, yakni di depan memberi suri tauladan, ditengah-tengah membangaun dan di belakang memberikan dorongan dan motivasi.
Kedudukan guru yang demikian itu senantiasa relevan dengan perkembangan zaman dan sampai kapanpun diperlukan. Kedudukan seperti itu merupakan penghargaan masyarakat yang tidak kecil artinya bagi para guru, sekaligus merupakan tantangan yang  menuntut prestise dan prestasi yang senantiasa terpuji dn teruji dari setiap guru, bukan saja di depan kelas, tidak saja di batas-batas pagar sekolah, tetapi juga di tengah-tengah masyarakat.
Bila dipahami, maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat bahkan bila dirinci lebih jauh, tugas guru dalam mendidik anak didik bertugas untuk :
1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
2. Membentuk kepribadian anak yang humoris, sesuai cita-cita dan dasar negara kita pancasila.
3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-Undang Pendidikan yang merupakan Keputusan MPR No. 11 Tahun 1983.
4. Sebagai perantara dalam belajar.
5. Guru adalah sebagai pembimbing.
6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
7. Guru sebagai penegak disiplin.
8. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi.
9. Guru sebagai administrator dan menejer.
10. Guru sebagai perencanaan kurikulum.
11. Guru sebagai pemimpin.
12. Guru sebagai sponsor anak-anak.
Dengan meneliti poin-poin tersebut, itulah bahwa tugas guru tidak ringan. Profesi guru harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga dapat menunaikan tugas dengan baik, dan ikhlas. Guru harus mendapatkan haknya secara proporsional dengan gaji yang patut diperjuangkan melebihi profesi-profesi lainnya, sehingga keinginan peningkatan kopetensi guru dan kualitas belajar anak didik bukan hanya sebuah slogan di atas kertas.


B. Peran Guru
Guru dalam melaksanakan perannya, yaitu sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, administrator, harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi dengan kesadaran, keyakinan, kedisiplinan, dan tanggung jawab secara optimal sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siswa siswi optimal, baik fisik maupun psikhis.
Kinerja guru dalam melayani peserta didik dapat tergambarkan dalam rumusan SERVICER, yaitu kepanjangan dari :
1. Smile and Simpathy
Guru dalam menjalankan tugasnya secara sadar harus mempresentasikan wajah dengan penuh senyum sebgai wujud simpati dan sambutan hangat terhadap peserta didik sehingga siswa merasa betah untuk melakukan proses pembelajaran.
2. Empathy and Enthusiasm
Guru dalam menjalankan tugasnya harus memiliki pribadi merasakan dan melayani apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran, serta dalam hidupnya dengan penuh antusias berusaha sekuat tenaga untuk meralisasikan potensi yang dimiliki peserta didik peserta didik seoptimal mungkin.
3. Respect and Recovery
Guru dalam menjalankan tugas harus menaruh hormat dan menghargai (respect) terhadap peserta didik dengan setulus hati sehingga menjadi kesan yang mendalam dan sekaligus merupakan daya pikat di hati peserta didik. Peserta didik dengan perlakuan oleh guru yang manusiawi, guru harus menjadi obat mujarab bagi pemulihan ( recovery) peserta didik untuk kembali belajar dengan penuh gairah dan kesungguhan.
4. Vision and Victory
Guru dalam menjalankan tugasnya harus mnunjukan komitmen terhadap masa depan siswa yang lebih baik (visioner) dan memberikan keuntungan (victory) atau nilai tambah bagi kehidupannya secara tunggal komparartif dan kompetitif.
5. Initiative, Impresive, dan Inovatif
Guru dalam menjalankan tugasnya harus dapat membangun prakarsa (inisiative) dengan penuh kesan positif (impresive) di hati para peserta didik sehimgga peserta didik merasa betah dan bebas untuk melahirkan berbagai gagasan yang cemerlang sebagai wujud adanya dorongan untuk melakukan inovasu secara berkelanjutab dalam proses pembelajaran.
6. Care and Cooperative
Guru dalam menjalankan tugasnya harus dapat mengayomi sebagai wujud kepedulian kepada peserta didik, yang dilakukan secara kooperatif dengan sesama guru, kepa;a sekolah, pesera didik sesuai dengan setandar norma yang berlaku delam lingkungannya serta mampu hidup berselancar dalam kesemrawutanbatau lebih jauh mampu menyelam dalam kesemprawutan.
7. Empowering and Enjoying
Guru dalam menjalankan tugasnya harus mampu memberdayakan (empowering) potensi peserta didik sesuai dengan kecerdasannya, bakat, dan minatnya sehingga pesera didik merasa senang (enjoying) dengan penuh kesadaran, komitmen, dan rasa tanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efejtif, inovatif, dan menyenangkan. Prases pembelajaran dengan rasa senang dapat menjadi solusi dalam mengoptimalkan prestasi beljar siswa, dan dapat menghindari terjadinya prestasi belajar siswa di bawah kemampuannya.
8. Result Oriented
Guru dalam melaksanakan tugasnya harus ditujukan kepada pencapaian tujuan pembelajaran, baik yang tertuang dalam kopetensi dasar, standar kopetensi, indikator belajar, Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), maupun dalam Standar Kopetensi Lulusan (SKL).
Banyak peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah terjunkan diri menjadi guru. Beberapa peran akan dijelaskan di bawah ini.
a. Guru sebagai Sumber Belajar
Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan pengusaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehimgga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya.
b. Guru sebagai Fasilator
Sebagai fasilator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan yang tidak menyenangkan, suasana ruang yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas, sehimgga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik.
c. Guru sebagai Pengelola
Sebagai pegelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolahan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.
d. Guru sebagai Demonstrator
Peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dalam memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan sikap-sikap terpuji. Dalam setiap aspek kehidupan, guru merupakan sosok ideal bagi setiap siswa, dalam konteks ini guru berperan sebagai modal dan teladan bagi setiap siswa. Kedua, guru harus dapat menunjukkan bagaiman caranya agar setiap materi pelajaran bila lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu, sebagai demonsrator srat kaitannya dengan pengaturan strategi pembelajaran yang lebih efektif.
e. Guru sebagai Pembimbing
Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada beberapa hal yang harus dimiliki, diantaranya: Pertama, guru harus memiiki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya, pemahaman tentang gay dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak. Pemahaman ini sangat penting artinya, sebab akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka. Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan dan kopetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran.
f. Guru sebagai Motivator
Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehungga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Guru dituntut kreatif membangkitakan motivasi belajar siswa.
g. Guru sebagai Evaluator
Guru berperan untuk mengumpulkan data atau infprmasi tentang keberasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap meteri kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.







BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru adalah figur seorang pemimpin guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bangi agama, nusa, dan bangsa. Guru memiliki banyak tugas, yakni tugas dalam bidang profesi tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Guru dalam melaksanakan perannya, yaitu sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, administrator, harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi dengan kesadaran, keyakinan, kedisiplinan, dan tanggung jawab secara optimal sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siswa siswi optimal, baik fisik maupun psikhis.











Daftar Pustaka
Djamarah, Bahri. Syaiful. 2002. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nanafiah, Nanang. Dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Refika Aditama.
Sabri, Ahmad. 2005. Startegi Belajar Mengajar dan Micra Teaching, Ciputat: PT Ciputat Press.
Sanjaya, Vina. 2006. Strategi Dalam Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Gruop.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.












B. Pofil
 Maestia Putri lahir di Pemalang Jawa Tengah pada tanggal 3 Agustus 1998. Pernah menempuh pendidikan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) Kendalsari Petarukan, SDN 3 Kendalsari, SMP N 3 Petarukan, SMK Darul Amanah Sukorejo Kendal. Melanjutkan ke perguruan tinggi negri di Pekalongan berbasis Agama Islam pada tahun 2016, STAIN pekalongan yang sekarang sudah menjadi Institut Agama Islam Negri atau  yang sering di sebut dengan IAIN pekalonagan sedang berusaha untuk menyelesaikan kuliahnya untuk menjadi Sarjana Pendidikan.
C. Cover


Tidak ada komentar:

Posting Komentar