Laman

new post

zzz

Jumat, 15 September 2017

SBM G 3-D “USWAH (TELADAN)”

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
“USWAH (TELADAN)”

Dian Ekawatul Khasanah
( 2021115135 ) 
Kelas G


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘Alamiin
Segala  puji bagi Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Rasa syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tidak terhitung jumlahnya.salah satunya adalah nikmat yang diberikan kepada penulis yaitu bimbingan, petunjuk dan kemudahan-Nya  sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Sholawat serta salam juga tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, begitu pula kepada keluarganya serta para sahabatnya. Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis,dosen pengampu mata kuliah strategi belajar mengajar serta teman-teman semua yang telah memberikan kontribusi sehingga tersusunlah makalah ini yang bertemakan “Keterampilan Dasar Mengajar” dengan sub tema “ Uswah/Teladan”
Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat  banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini dimasa mendatang.

                                                                                       Penulis,
(Dian Ekawatul Khasanah)





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Tema 
Keterampilan dasar mengajar
B.     Sub Tema
Uswah (Teladan)
C.     Arti penting di kaji
Tema ini sangat penting untuk dikaji, bagi mahasiswa calon guru PAI itu sangat perlu karena seorang guru itu harus memberikan uswah atau teladan yang baik kepada peserta didiknya dengan baik. Hal ini juga diperintahkan oleh Allah dalam Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah” dan dipraktekkan oleh Rasulullah Saw baik di dalam rumah tangganya, mengajarkan ilmunya baik di majelis-majelis pengajian kepada isteri, anak-anaknya dan sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya yang berupa perkataan, perbuatan dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu seorang guru itu harus mengajarkan atau mencontohkan perkataan, perbuatan dan perilakunya baik sebagai orang tua dirumah, guru PAI maupun guru yang lainnya di dalam kelas maupun diluar kelas, agar peserta didik itu mempraktekkan yang diperintahkan Allah dan sunah-sunah Nabi Muhammad Saw dengan baik.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Uswah
Kata keteladanan dalam bahasa arab diungkapkan dengan kata uswah, uswah diartikan sebagai teladan.[1] Pengertian keteladanan dalam kamus besar bahasa indonesia bahwa kata keteladanan mempunyai akar kata teladan yaitu perbuatan yang patut ditiru dan dicontoh. Jadi keteladan adalah hal-hal yang dapat ditiru dan dicontoh. Uswah merupakan cara dakwah yang paling efektif.[2]
Pemberian contoh teladan yang baik terhadap anak didik, terutama anak-anak yang belum mampu berfikir kritis akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku mere dalam perbuatan sehari-hari atau dalam mengerjakan suatu tugas pekerjaan yang sulit. Guru sebagai pembawa adan engamal nilai-nilai agama, kultur dan ilmu pengetahuan akan memperoleh keaktifan dalam mendidik anak bila menerapkan contoh yang baik, terutama dalam pendidikan akhlaq dan agama serta mental anak didik.[3] 
Konsep keteladanan ini sudah diberikan dengan cara Allah mengutus Nabi Muhammad Saw untuk menjadi panutan yang baik bagi umat islam sepanjang sejarah dan bagi semua manusia disetiap masa dan tempat. Beliau bagaikan lampu terang dan bulan petunjuk jalan. Keteladanan ini herus senantiasa dipupuk, dipelihara dan dijaga oleh para pengembang risalah seperti guru. Guru bagaikan naskah asli yang hendak dikopi oleh para peserta didiknya.

B.     Suri Teladan Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib
Kesanggupan mengenal Allah adalah kesanggupan paling awal dari manusia. Ketika Rasulullah bersama Siti Khadijah mengerjakan sholat, Sayyidina Ali yang masih kecil datang dan menunggu sampai selesai, untuk kemudian menanyakn, “ Apakah yang sedang anda lakukan?” dan Rasulullah menjawab, “kami sedang menyembah Allah, Tuhan pencipta seisinya ini.” Lalu Ali spontan menyatakan ingin bergabung. Hal ini menunjukkan bahwa keteladanan dan kecintaan yang kita pancarkan kepada anak, serta modal kedekatan yang kita bina dengannya, akan membawa mereka mempercayai pada kebenaran perilaku, sikap dan tindakan kita. Dengan demikian, menabung kedekatan dengan kedekatan dan cinta kasih dengan anak, akan memudahkan kita nantinya membawa mereka pada kebaikan-kebaikan.[4]
C.     Guru sebagai Uswah/ teladan
Guru sebagi teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola. Seluruh kehidupannya adalah figur paripurna. Sedikit saja guru berbuat yang tidak atau kurang baik, akan mengurangi kewibawaannya dan kharisma pun secara perlahan lebur dari jati diri. Karena itu, kepribadian adalah masalah yang sangat sensitif sekali.[5]
Tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru shubungan itu, beberapa hal di bawah ini perlu mendapat perhatian dan bila perlu didiskusikan para guru:
1.      Sikap dasar : postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-masalah penting, seperti keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran, hubungan antar manusia, agama, pekerjaan, permainan dan diri.
2.      Bicara dan gaya bicara: penggunaan bahasa sebagai alat berpikir
3.      Kebiasaan bekerja: gaya yang dipakai olh seseorang dalam bekerja yang mewarnai khidupannya.
4.      Sikap melalui pengalaman dan kesalahan: pengertian hubungan antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinnya menggelak dari kesalahan.
5.      Pakaian:  merupakan perlengkapan pribadi yang amat penting dan menampakkan ekspresi seluruh kepribadian.
6.      Hubungan kemanusiaan: diwujudkan dalam semua pergaulan manusia, intelektual, moral, keindahan terutama bagaimana berperilaku.
7.      Proses berfikir: cara yang digunakan oleh pikiran dalam menghadapi dan memecahkan masalah
8.      Perilaku neourotis: suatu pertahanan yang digubakan  untuk mlindungi diri dan bisa juga untuk menyakiti orang lain.
9.      Selera: pilhan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki pribadi yang bersangkutan.
10.  Keputusan:keterampilan rasional dan intuitif yang dipergunakan untuk menilai setiap situasi.
11.  Kesehatan: kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang merefleksikan kekuatan, perspektif , sikap tenang, antusias dan semangat hidup.
12.  Gaya hidup secara umum: apa yang dipercaya orang oleh seseorang tentang setiap aspek kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan ini.[6]
Berikut adalah beberapa cara dan atau juga sebagai teladan dimana guru dapat mengomunikasikan keterampilan- keterampilan hidup kepada para peserta didiknya:
1.      Keterampilan hidup yang mencerminkan moral dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari di dalam kelas mauun diluar kelas.
2.      Keterampilan hidup yang mencerminkan budaya kerja
3.      Keterampilan hidup yang mencerminkan sikap-sikap
Semakin banyak guru berbicara mengenai keterampila hidup dalam ruamg lingkup kehidupan siswa serta masa depannya, semakin baik siswa memahami keterampilan tersebut.
4.      Mengajarkan sikap sopan santun kepada peserta didiknya
5.      Mengajarkan bagaimana menyapa orang lain
6.      Mengajarkan bagaimana cara menanggapi jawaban “Tidak”.[7]

D.    Kriteria guru teladan
Kriteria- kriteria seorang pendidik teladan menurut Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Saw adalah sebagi berikut:
1.      Ketaqwaan
2.      Selalu mendoakan anak
3.      Lemah lembut dalam bermuammalah dengan anak
4.      Menjauhi sifat kasar dalam bermuammalah
5.      Berhati penyayang
6.      Pemaaf dan tenang
7.      Menjauhi sikap marah.[8]



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari isi pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya keteladanan yang baik, maka akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya; dan memang sebenarnyalah bahwa dengan adanya contoh ucapan, perbuatan dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun, maka hal itu merupakan suatu amaliyah yang paling penting dan paling berkesan, baik pendidikan anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.


















DAFTAR PUSTAKA
Al Maghribi,  Al-Maghribi Bin As Said. 2004. Kaifa Waladan Penerjemah Zaenal Abidin. Jakarta: Darul Haq.

 Arifin, M. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Jakarta: Bali Pustaka.

Isjoni. 2009. Guru Sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Majid, Abdul. 2013.  Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mc Donald, Emma S dan Dyan M. Hershman. 2011. Guru Dan Kelas Cemerlang. Jakarta: PT Indeks.
Mustakim, Zaenal. 2017.  Strategi Dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.


Sumber lain:
  http://M. artikata.blogspot.com/arti-356074-Uswah/diakses pada tanggal 17 September 2017










PROFIL


Nama   Lengkap          : Dian Ekawatul Khasanah
Nama Panggilan          : Dian
Tempat lahir                : Pekalongan
Tanggal lahir               : 19 Juni 1997
Alamat                        : Dk. Sampel Ds. Lolong kec. Karanganyar kab. Pekalongan
Riwayat pendidikan    :
1.      RA Muslimat Nu Lolong
2.      MI Islamiyah Lolong
3.      MTs Ma’arif Nu Karanganyar
4.      MA Yayasan Madrasah Islam Wonopringgo



[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bali Pustaka, 1988), hlm. 466
[2]  http://M. artikata.blogspot.com/arti-356074-Uswah/diakses pada tanggal 17 September 2017
[3]M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 212
[4] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 149-150
[5] Isjoni, Guru Sebagai Motivator Perubahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 55
[6]Zaenal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press,2017), hlm. 21-22
[7] Emma S. Mc Donald dan Dyan M. Hershman, Guru Dan Kelas Cemerlang, (Jakarta: PT Indeks, 2011), hlm. 68-74
[8] Al-Maghribi bin as Said al Maghribi, Kaifa Waladan Penerjemah Zaenal Abidin, (Jakarta: Darul Haq, 2004), hlm. 154

Tidak ada komentar:

Posting Komentar