KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
“USWAH (TELADAN)”
Dian
Ekawatul Khasanah
(
2021115135 )
Kelas G
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil
‘Alamiin
Segala puji bagi Allah yang
telah melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Rasa syukur kita
panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tidak terhitung
jumlahnya.salah satunya adalah nikmat yang diberikan kepada penulis yaitu
bimbingan, petunjuk dan kemudahan-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Sholawat serta salam juga tidak lupa penulis haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, begitu pula kepada keluarganya serta
para sahabatnya. Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang
tua penulis,dosen pengampu mata kuliah strategi belajar mengajar serta
teman-teman semua yang telah memberikan kontribusi sehingga tersusunlah makalah
ini yang bertemakan “Keterampilan Dasar Mengajar” dengan sub tema
“ Uswah/Teladan”
Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
memperbaiki makalah ini dimasa mendatang.
Penulis,
(Dian Ekawatul Khasanah)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Tema
Keterampilan
dasar mengajar
B.
Sub Tema
Uswah
(Teladan)
C.
Arti penting di kaji
Tema
ini sangat penting untuk dikaji, bagi mahasiswa calon guru PAI itu sangat perlu
karena seorang guru itu harus memberikan uswah atau teladan yang baik kepada
peserta didiknya dengan baik. Hal ini juga diperintahkan oleh Allah dalam
Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya “ Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
nama Allah” dan dipraktekkan oleh Rasulullah Saw baik di dalam rumah tangganya,
mengajarkan ilmunya baik di majelis-majelis pengajian kepada isteri,
anak-anaknya dan sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya yang berupa
perkataan, perbuatan dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu seorang guru itu harus mengajarkan atau mencontohkan perkataan, perbuatan
dan perilakunya baik sebagai orang tua dirumah, guru PAI maupun guru yang
lainnya di dalam kelas maupun diluar kelas, agar peserta didik itu
mempraktekkan yang diperintahkan Allah dan sunah-sunah Nabi Muhammad Saw dengan
baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Uswah
Kata keteladanan
dalam bahasa arab diungkapkan dengan kata uswah, uswah diartikan sebagai
teladan.[1]
Pengertian keteladanan dalam kamus besar bahasa indonesia bahwa kata
keteladanan mempunyai akar kata teladan yaitu perbuatan yang patut
ditiru dan dicontoh. Jadi keteladan adalah hal-hal yang dapat ditiru dan
dicontoh. Uswah merupakan cara dakwah yang paling efektif.[2]
Pemberian
contoh teladan yang baik terhadap anak didik, terutama anak-anak yang belum
mampu berfikir kritis akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku mere dalam
perbuatan sehari-hari atau dalam mengerjakan suatu tugas pekerjaan yang sulit.
Guru sebagai pembawa adan engamal nilai-nilai agama, kultur dan ilmu
pengetahuan akan memperoleh keaktifan dalam mendidik anak bila menerapkan
contoh yang baik, terutama dalam pendidikan akhlaq dan agama serta mental anak
didik.[3]
Konsep
keteladanan ini sudah diberikan dengan cara Allah mengutus Nabi Muhammad Saw
untuk menjadi panutan yang baik bagi umat islam sepanjang sejarah dan bagi
semua manusia disetiap masa dan tempat. Beliau bagaikan lampu terang dan bulan
petunjuk jalan. Keteladanan ini herus senantiasa dipupuk, dipelihara dan dijaga
oleh para pengembang risalah seperti guru. Guru bagaikan naskah asli yang
hendak dikopi oleh para peserta didiknya.
B.
Suri Teladan Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib
Kesanggupan
mengenal Allah adalah kesanggupan paling awal dari manusia. Ketika Rasulullah
bersama Siti Khadijah mengerjakan sholat, Sayyidina Ali yang masih kecil datang
dan menunggu sampai selesai, untuk kemudian menanyakn, “ Apakah yang sedang
anda lakukan?” dan Rasulullah menjawab, “kami sedang menyembah Allah, Tuhan
pencipta seisinya ini.” Lalu Ali spontan menyatakan ingin bergabung. Hal ini
menunjukkan bahwa keteladanan dan kecintaan yang kita pancarkan kepada anak,
serta modal kedekatan yang kita bina dengannya, akan membawa mereka mempercayai
pada kebenaran perilaku, sikap dan tindakan kita. Dengan demikian, menabung
kedekatan dengan kedekatan dan cinta kasih dengan anak, akan memudahkan kita
nantinya membawa mereka pada kebaikan-kebaikan.[4]
C.
Guru sebagai Uswah/ teladan
Guru sebagi
teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola.
Seluruh kehidupannya adalah figur paripurna. Sedikit saja guru berbuat yang
tidak atau kurang baik, akan mengurangi kewibawaannya dan kharisma pun secara
perlahan lebur dari jati diri. Karena itu, kepribadian adalah masalah yang
sangat sensitif sekali.[5]
Tentu
saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik
serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai
guru shubungan itu, beberapa hal di bawah ini perlu mendapat perhatian dan bila
perlu didiskusikan para guru:
1.
Sikap dasar : postur psikologis yang akan nampak dalam
masalah-masalah penting, seperti keberhasilan, kegagalan, pembelajaran,
kebenaran, hubungan antar manusia, agama, pekerjaan, permainan dan diri.
2.
Bicara dan gaya bicara: penggunaan bahasa sebagai alat berpikir
3.
Kebiasaan bekerja: gaya yang dipakai olh seseorang dalam bekerja
yang mewarnai khidupannya.
4.
Sikap melalui pengalaman dan kesalahan: pengertian hubungan antara
luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinnya menggelak dari kesalahan.
5.
Pakaian: merupakan
perlengkapan pribadi yang amat penting dan menampakkan ekspresi seluruh
kepribadian.
6.
Hubungan kemanusiaan: diwujudkan dalam semua pergaulan manusia,
intelektual, moral, keindahan terutama bagaimana berperilaku.
7.
Proses berfikir: cara yang digunakan oleh pikiran dalam menghadapi
dan memecahkan masalah
8.
Perilaku neourotis: suatu pertahanan yang digubakan untuk mlindungi diri dan bisa juga untuk
menyakiti orang lain.
9.
Selera: pilhan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang
dimiliki pribadi yang bersangkutan.
10.
Keputusan:keterampilan rasional dan intuitif yang dipergunakan
untuk menilai setiap situasi.
11.
Kesehatan: kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang merefleksikan
kekuatan, perspektif , sikap tenang, antusias dan semangat hidup.
12.
Gaya hidup secara umum: apa yang dipercaya orang oleh seseorang
tentang setiap aspek kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan ini.[6]
Berikut adalah
beberapa cara dan atau juga sebagai teladan dimana guru dapat mengomunikasikan
keterampilan- keterampilan hidup kepada para peserta didiknya:
1.
Keterampilan hidup yang mencerminkan moral dan nilai-nilai luhur
dalam kehidupan sehari-hari di dalam kelas mauun diluar kelas.
2.
Keterampilan hidup yang mencerminkan budaya kerja
3.
Keterampilan hidup yang mencerminkan sikap-sikap
Semakin banyak guru berbicara mengenai keterampila hidup dalam
ruamg lingkup kehidupan siswa serta masa depannya, semakin baik siswa memahami
keterampilan tersebut.
4.
Mengajarkan sikap sopan santun kepada peserta didiknya
5.
Mengajarkan bagaimana menyapa orang lain
6.
Mengajarkan bagaimana cara menanggapi jawaban “Tidak”.[7]
D.
Kriteria guru teladan
Kriteria-
kriteria seorang pendidik teladan menurut Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Saw
adalah sebagi berikut:
1.
Ketaqwaan
2.
Selalu mendoakan anak
3.
Lemah lembut dalam bermuammalah dengan anak
4.
Menjauhi sifat kasar dalam bermuammalah
5.
Berhati penyayang
6.
Pemaaf dan tenang
7.
Menjauhi sikap marah.[8]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
isi pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya keteladanan
yang baik, maka akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau
mengikutinya; dan memang sebenarnyalah bahwa dengan adanya contoh ucapan,
perbuatan dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun, maka hal itu
merupakan suatu amaliyah yang paling penting dan paling berkesan, baik pendidikan
anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Al
Maghribi, Al-Maghribi Bin As Said. 2004.
Kaifa Waladan Penerjemah Zaenal Abidin. Jakarta: Darul Haq.
Arifin, M. 1996. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta: Bumi Aksara
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bali Pustaka.
Isjoni. 2009.
Guru Sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Majid, Abdul.
2013. Perencanaan Pembelajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mc Donald,
Emma S dan Dyan M. Hershman. 2011. Guru Dan Kelas Cemerlang. Jakarta: PT
Indeks.
Mustakim, Zaenal.
2017. Strategi Dan Metode
Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.
Sumber lain:
http://M. artikata.blogspot.com/arti-356074-Uswah/diakses
pada tanggal 17 September 2017
PROFIL
Nama Lengkap :
Dian Ekawatul Khasanah
Nama Panggilan : Dian
Tempat lahir : Pekalongan
Tanggal lahir : 19 Juni 1997
Alamat :
Dk. Sampel Ds. Lolong kec. Karanganyar kab. Pekalongan
Riwayat
pendidikan :
1.
RA Muslimat Nu Lolong
2.
MI Islamiyah Lolong
3.
MTs Ma’arif Nu Karanganyar
4.
MA Yayasan Madrasah Islam Wonopringgo
[1] Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bali
Pustaka, 1988), hlm. 466
[3]M. Arifin,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 212
[4] Abdul Majid,
Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 149-150
[5] Isjoni, Guru
Sebagai Motivator Perubahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 55
[6]Zaenal Mustakim,
Strategi Dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press,2017),
hlm. 21-22
[7] Emma S. Mc
Donald dan Dyan M. Hershman, Guru Dan Kelas Cemerlang, (Jakarta: PT
Indeks, 2011), hlm. 68-74
[8] Al-Maghribi
bin as Said al Maghribi, Kaifa Waladan Penerjemah Zaenal Abidin,
(Jakarta: Darul Haq, 2004), hlm. 154
Tidak ada komentar:
Posting Komentar