STRATEGI
PEMBELAJARAN
“MACAM-MACAM STRATEGI
PEMBELAJARAN”
Nur Afifi 2023116114
KELAS A
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah,
serta karunia, dan pertolongan nya. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang bertema “Strategi Pembelajaran” dengan sub tema “Macam-macam Strategi Pembelajaran”. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga
kita semua mendapatkan syafaatnya di hari kiamat. Amin yaa
rabbal alamin
Tak
lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ghufron selaku dosen pengampu
mata kuliah “STRATEGI BELAJAR MENGAJAR” yang telah memberikan bimbingan kepada
kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang
secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan kontribusi dan
partisipasinya.
Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat kepada pembaca. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena
itu kami menerima segala kritik, saran, dan masukan agar dapat menyempurnakan
pembuatan makalah kami selanjutnya. Terimakasih
Pekalongan, 28 September 2017
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
Tema
Strategi Pembelajaran
Sub
Tema
Macam-macam Strategi Pembelajaran
Mengapa
penting untuk dikaji?
Strategi pembelajaran dengan sub tema Macam-macam strategi
pembelajaran penting dikaji karena
merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah pembelajaran. Yang mana hal
tersebut penting bagi kita sebagai calon guru untuk mengetahui strategi pembelajaran yang cocok untuk anak
didik dan bertujuan agar guru mengetahui macam-macam strategi pembelajaran
sehingga dalam proses belajar lebih cepat dipahami oleh peserta didiknya agar
peserta didik lebih efektif dan kondusif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah strategi (strategy) berasal
dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda,
strategos merupakan gabungan kata stratos (militer) dengan
“ego” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan).
Dengan demikian strategi adalah
suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan
kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuh kegiatan, siapa yang
terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang
kegiatan.
Secara sederhana, istilah
pembelajaran (instructions) bermakna sebagai upaya untuk
mebelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan
berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah
direncanakan.
Pembelajaran merupakan proses utama
yang diselenggarakan dalam kehidupan di sekolah sehingga antara guru
yang mengajar dan anak didik yang belajar dituntut untuk provit tertentu.[1]
Strategi pembelajaran adalah
pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum
dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan
dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu.
B.
Macam –
macam Strategi Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori
a.
Pengertian strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan strategi
proses penyampaian materi secara verbal dari guru terhadap siswa dengan maksud
agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Strategi
pembelajaran ekspositori sering juga disebut strategi pembelajaran
langsung (direct instructions), sebab materi pelajaran langsung
diberikan guru, dan guru mengolah secara tuntas pesan tersebut selanjutnya
siswa dituntut untuk menguasai materi tersebut. Dengan demikian, dalam strategi
ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi dan lebih menekankan
kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and
talk”.[2]
b.
Prinsip-prinsip penggunaan
strategi pembelajaran ekspositori adalah
1)
Berorientasi
pada tujuan
Langkah guru untuk membina suasana
pembelajaran yang responsif, agar tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara
jelas, teramati dan terukur.
2)
Prinsip
komunikasi
Proses penyampaian materi dari guru
kepada peserta didik agar peserta didik dapat menangkap setiap materi pelajaran
yang disampaikan.
3)
Prinsip
kesiapan
Peserta didik harus siap menerima
informasi dan guru harus memposisikan keadaan peserta didik agar peserta didik
siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikis.
4)
Prinsip berkelanjutan
Guru harus dapat mendorong peserta
didik untuk mampu mencari, menemukan dan menambah wawasan materi pelajaran yang
didapat dengan yang baru ia dapatkan agar lebih lanjut dan berhasil.
c.
Langkah-langkah dalam
penerapan strategi ekspositori adalah
1)
Persiapan
Guru harus mempersiapkan peserta
didik untuk menerima pealajaran.
2)
Penyajian
Penyampaian materi pelajaran sesuai
persiapan yang telah dilakukan.
3)
Menghubungkan
Langkah menghubungkan materi
pelajaran dengan pengalaman peserta didik dengan menangkap pengetahuan yang
telah dimilikinya
4)
Menyimpulkan
Tahapan peserta didik untuk memahami
inti sari dari proses penyajian
5)
Penerapan/aplikasi
Langkah unjuk kemampuan peserta
didik setelah mereka menyimak penjelasan guru.
d.
Kelebihan strategi
ekspositori yaitu
1) Guru dapat mengontrol
urutan dan keluasan materi pembelajaran. Dengan demikian, ia dapat mengetahui
sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2) Sangat efektif apabila
materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara waktu yang
dimiliki terbatas.
3) Selain siswa dapat
mendengar melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus
melihat atau mengobservasi.
4) Strategi pembelajaran
ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
e. Kelemahan strategi ekspositori yaitu
1) Strategi ini hanya
mungkin dapat dilaksanakan terhadap siswa yang mempunyai kemampuan mendengar
dan menyimak secara baik.
2) Karena strategi ini
lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan
siswa dalam hal kemampuan sosialisasi dan komunikasi.
3) Gaya komunikasi
strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk
mengontrol pemahaman siswa tentang materi pembelajaran akan sangat terbatas.[3]
2. Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah
a.
Pengertian strategi pembelajaran
berbasis masalah adalahrangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyelesaian masalah yang diselesaikan secara ilmiah.
b.
Langkah-langkah dalam penerapan strategi
pembelajaran berbasis masalah adalah
1)
Merumuskan
masalah
Langkah peserta didik menentukan
masalah yang akan di pecahkan
2)
Menganalisis
masalah
Langkah peserta didik meninjau
masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang
3)
Merumuskan
hipotesis
Langkah peserta didik merumuskan
berbagai kemungkinan pemecahan masalah sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya
4)
Mengumpulkan
data
Langkah peserta didik mencari dan
menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
5)
Menguji
hipotesis
Langkah peserta didik mengambil atau
merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan atau penolakan hipotesis yang
diajukan
6)
Merumuskan
rekomendasi pemecahan masalah.[4]
c.
Kelebihan strategi pembelajaran
berbasis masalah yaitu:
1)
Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
2)
Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan.
c. Kelemahanstrategi pembelajaran berbasis masalah yaitu:
1) Manakala siswa
tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
2) Keberhasilan
strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan. Tanpa pemahaman mengapa
mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.[5]
3. Strategi Pembelajaran Kontekstual
a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan
pada keterkaitan antar materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata,
sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil
belajar dalam kehidupan sehari-hari.
b. Langkah-langkah dalam
penerapan strategi Pembelajara Kontekstual
adalah
1) Pendahuluan
a) Guru menjelaskan kompetensi dan prosedur materi
pelajaran yang akan di pelajari, siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan tiap
kelompok ditugaskan melakukan observasi untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan di
tempat-tempat tersebut, guru melakukan tanya jawab seputar tugas yang harus
dikerjakan oleh setiap siswa.
2) Inti
a) Siswa mencatat hal-hal
yang mereka temukan di tempat tempat dengan alat observasi yang sebelumnya
mereka tentukan.
b) Siswa mendiskusikan
hasil temuan mereka sesuai dengan kelompok masing-masing.
c) Setiap kelompok
melaporkan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain
3) Penutup
a) Dengan bantuan guru
siswa membuat kesimpulan hasil observasi seputar masalah
b) Guru menugaskan siswa
untuk membuat karya tulis tenta
c) ng pengalaman mereka
sesuai observasi yang dilakukannya.[6]
c. Kelebihan strategi kontekstual
1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya
siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi
siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang
dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah
dilupakan.
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan
penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran
konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya
sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar
melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.
d. Kelemahan strategi kontekstual
1)
Diperlukan
waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Kontekstual berlangsung.
2) Guru
lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam CTL, guru tidak lagi berperan
sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim
yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi
siswa.[7]
4.
Strategi
Pembelajaran Inkuiri
a.
Pengertian lnkuiri
yang dalam bahasa lnggris “inquiry” berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Strategi inkuiri berarti suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri.
c. Prinsip-prinsip penggunaan
strategi pembelajaran inkuiri adalah
1) Berorientasi pada pengembangan
intelektual
Berorientasi pada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar untuk pengembangan kemampuan berfikir peserta
didik
2) Prinsip interaksi
Interaksi peserta didik dengan guru
bahkan interaksi peserta didik dengan lingkungan
3) Prinsip bertanya
Guru sebagai penanya karena
kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan, pada dasarnya sudah merupakan
sebagian proses berfikir
4) Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat
sejumlah fakta, tetapi juga merupakan proses berfikir untuk mengembangkan
potensi seluruh otak secara maksimal
5) Prinsip keterbukaan
Pembelajaran
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenarannya.
c. Langkah-langkah dalam
penerapan strategi inkuiri adalah
1) Orientasi
Langkah untuk membina suasana
pembelajaran yang responsif.
2) Merumuskan masalah
Langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka – teki.
3) Merumuskan hipotesis
Jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji.
4) Mengumpulkan data
Aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5) Menguji hipotesis
Proses menetukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data.
6) Merumuskan kesimpulan
Proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasrkan hasil pengujian hipotesis.[8]
d. Kelebihan strategi inkuiri yaitu
1) menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara imbang, sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
2) Dapat memberikan ruang
kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri.
3) Dapat melayani
kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
e. Kekurangan strategi inkuiri yaitu
1) Akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan peserta didik.
2) Sulit dalam
merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam
belajar.
3) Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehinggan guru sering
sulit untuk menyesuaikan dengan waktu yang telah di tentukan.[9]
1. Strategi Pembelajaran
Afektif
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Afektif adalah strategi yang bukan hanya bertujuan
untuk mencapai pendidikan kognitif saja, melainkan juga sikap dan ketrampilan
afektif yang berhubungan dengan volume
yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam.
Strategi pembelajaran aktif adalah strategi pembelajarn pembentukan sikap,
moral atau karakter peserta didik melalui semua mata pelajaran.Kemampuan aspek
afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berupa tanggung jawab,
kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang
dan kemampuan mengendalikan diri.
b.
Hakikat
Pendidikan Nilai dan Sikap
Sikap (afektif) erat kaitanya dengan nilai yang dimiliki oleh
seseorang, oleh karenanya pendidikan sikap pada dasarnya adalah pendidikan
nilai.pendidikan nilai pada dasarnya proses penanaman perilaku kepada peserta
didik yang diharapkan kepada siswa dapat berperilaku sesuai dengan pandangan
yang dianggap baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
1)
Normativist : Kepatuhan yang terdapat pada norma-norma hukum.
2)
Integralist : Kepatuhan yang didasarkan pada kesadaran dan
pertimbangan-pertimbangan yang rasional.
3)
Fenomalist : Kepatuhan berdasarkan suara hati atau sekedar basa-basi.
4)
Hedonist : Kepatuhan berdasarkan diri sendiri.
c. Proses Pembentukan Sikap
1) Pola pembiasaan
Dalam
proses pembelajaran di sekolah, baik secara di sadari maupun tidak, guru dapat
menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan
2)
Modeling
pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses pencontoaan.
Salah satu karakteristik anak didik yang sedang berkembang adalah keinginan
untuk melakukan peniruan (imitasi).
c.
Kelebihan strategi
pembelajaran afektif
1)
Mengembangkan
potensi peserta didik dalam hal nilai dan sikap.
2)
Peserta didik
akan lebih mengetahui mana yang hal yang baik dan mana yang tidak baik.
d.
Kelemahan strategi
pembelajaran afektif
1)
Sulitnya
melakukan kontrol karena banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
sikap seseorang. Pengembangan kemampuan sikap baik melalui proses pembiasaan
maupun modeling bukan hanya ditentukan oleh faktor guru, akan tetapi juga
faktor-faktor lain terutama faktor lingkungan.[10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
strategi adalah
suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan
kegiatan atau tindakan. Macam-macam strategi pembelajaran :
1. Strategi pembelajaran Ekspositori
2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
3. Strategi pembelajaran komtekstual (Contextual
teachig learning)
4. Strategi pembelajaran inquiry
5. Strategi pembelajaran afektif
Dari beberapa macam-macam strategi diatas dapat di simpulkan Suatu
strategi belajar mengajar yang baik dan berhasil untuk mencapai tujuan
pengajaran bagi sekelompok siswa, belum tentu dapat berhasil untuk kelompok
siswa pada situasi dan kondisi tertentu. Dengan demikian tidak ada strategi
belajar mengajar umum yang dapat dipakai untuk mencapai semua tujuan
pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran, Bandung: Rosdakarya Offset.
Rusmono. 2012.Strategi Pembelajaran dengan Problem Based
Learning itu perlu, Bogor: Ghalia lndonesia.
Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran , Yogyakarta:
Matagraf.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nunuk Suryani dan Leo Agung S. 2012. Strategi Belajar – Mengajar ,
Yogyakarta: Ombak.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno. 2014.Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: Refika Aditama..
LAMPIRAN
[2]Rusmono, Strategi
Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu perlu (Bogor: Ghalia
lndonesia, 2012), hlm. 66.
[3]Ibid., hlm.
217-221.
[4]Zaenal
Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Yogyakarta: Matagraf, 2017),
hlm. 109.
[5]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm.
220-221.
[6]Nunuk Suryani dan Leo
Agung S, Strategi Belajar – Mengajar(Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm.
117-118.
[7]Abdul Majid,
op.cit., hlm. 228.
[8]Pupuh
Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya:
Refika Aditama, 2014), hlm. 32.
[9]Wina Sanjaya, loc.cit., hlm. 198-208.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar