Laman

new post

zzz

Kamis, 19 Oktober 2017

sbm B 8-c Metode Pembelajaran Inkonvensional

Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran Inkonvensional

      Dwi af’ida fitriani
NIM. 2023116132

KELAS B
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017



Kata pengantar

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah menganugrahkan akal dan kemampuan dalam menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar yang berjudul “metode pembelajran inkonvensional”.
Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis mengalami beberapa kesulitan seperti dalam mencar sumber data yang sesuai dengan tema. Semua ini tidak akan terlaksana dengan baik, apabila tidak adabantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, saya selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusnan makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu , penulis mengharapkan kritik, dan saran yang bersifat konstruktif.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi  para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khusunya.



Pemalang, 16 Oktober 2017
Penulis  
                                                                                   



BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema
Metode pembelajaran
B. Sub tema
Metode pembelajaran inkonvensional
C. Penting dikaji
Mengapa penting dikaji? Karena metode pembelajaran merupakan cara menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk terciptanya tujuan yang telah ditetapan. Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-uaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga pencapain tujuan pengajaran diperleh secara optimal. Dalam mengajar hendaknya guru mmenggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran menarik perhatian peserta didik, selain itu penggunaan metode yang bervariasi juga eharusnya disesuaikan dengan kondisi psikologis peserta didik, oleh karna itu guru dituntut untuk memliki kompetensi dalam pemilihan metode yang tepat dalam mengajar.












BAB II
PEMBAHASAN
Metode Belajar Mengajar Inkonvensional
Metode Inkonvensional adalah suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan yang masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru ahli yang menanganinya.
Metode mengajar inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengeahuan dan teknologi modern, seperti metode pengajaran modul , pengajaran pengajaran berprogam pengajaran unit, metode CBSA dan lain sebagainnya.
Metode pengajaran  modul
Modul adalah suau proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematik, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peseta didik, disertai dengan pedoman pengunaannya untuk para guru. Dalam formatnya modul meliputi: pendahuuan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalamn belajar,sumber belajar, dan tes akhir.
Untuk guru insiator hendaknya memperhatikan format tersebut apabila menggunakan modul dalam pengajarannya. Guru perlu apresiasi dalam pendahuluan, perlu adanya tes awal sebagai persiapan belajar siswa, pelaksanaan pengajaran yang interaktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, sumber berlajar meliputi berbagai macam, dan dilaksanakan tes akhir untuk mengetahui sejauh mana siswa menerima dan memahami pelajarn yang disampaikan guru.
Kelebihan dan kekurangan motode pengajaran modul:
Ø Kelebihan metode pengajran modul:
Dapat belajar sesuai dengan kesanggupan dan sesuai waktu yang digunakan mereka .
Dapat belajar sesuai dengan cara dan teknik masing-masing.
Memberikan peluang yang luas untuk memperbaiki kesalahan dengan remidial dan banyaknya ulangan.
Siswa dapat belajar sesuai dengan topik yang diminati.
Ø Kekurangan metode pengajaran modul:
Kesulitan bagi siswa
Belajar sendiri dengan modul memerlukan disiplin yang tinggi. Siswa harus sanggup mengatur watu, memaksa diri untuk belajar, dan kuat terhadap gangguan-gangguan linkungan dan teman-teman bermain.
Kebiasaan siswa belajar secara tatap muka dikelas melalui guru yang cenderung membuat mereka menjadi pasif,akan tetapi mengalami kesulitan-kesulitanberalih kepada situasi baru yang sangat berbeda dengan pengajarn dikelas yang menunut siswa banyak belajar secara aktif dan mandiri.
Kesulitan bagi guru
Guru mendapat kesulitan dalam menyiapkan modul sebab tidak semua guru dapat modul yang memenuhi persyaratan. Modul yang baik memerluka keahlihan dan kerampilan yang profesional, disampng penyusunannya memerlukan waktu yang cukup lama.
Guru akan dihadapkan pada hal-hal biasa yang terjadi dalam pengajaran konvensinal, sehingga menjadi pertanyaan bagi siswa-siswa ,terutama menyangkutfase kseseluruhan materi yang disampaikan.
Guru sulit mengontrol aktifitas siswa dengan seketikadan tidak dapat mengendalikan sebagaimana dalam pemeblajaran sistem konvensional.
Metode pengajaran berprogam
Metode pengajaran berprogram adalah metode pengajaran yang memungkinkan siswa untuk mempelajari materi tertentu, terbagi atas bagian-bagian kecil yang dirangkaikan secara berurutan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Dalam pengajaran ini siswa mempelajari sendiri-sendiri uraian tertulis, kemudian memberikan jawaban atas pertanyaan , dan atas jawaban tersebut siswa segera mendapat umpan balik.
Sebagai contoh metode ini adalah penggajaran dengan menggunakan alat tape recorder, film, radio, omputer, internet,dan lain-lainnya. Namun demikian, bukan berarti guru tidak berfungsi, alat tersebut hanya sebagai pembantu guru untuk lebih mudah dan cepat memahamkan siswanya. Disinilah guru inisiator hendaknya melegkapi diri dengan media pembelajran yang reprensentatif.
Kelebihan dan kekurangan metode berprogram:
Ø Kelebihan metode pengajaran berprogram:
Melatih anak untuk berbuat mandiri dan bertanggung jawa sendiri.
Penguasaan materi, siswa,suatu orientasi dan motivasi dapat mempelajari secara bebas baik dalam seting pendidikan formal maupun non formal.
Belajar lebih berkualitas bagi siswa karena kemajuan secara individu terkontrol dengan baik.
Anak-anak dapat belajar sesuai kemampuanya, karena setiap pelajar menghadapi alat secara individual.
Ø Kekurangan metiode pengajaran berprogram:
Proses belajar seperti ini sangat sulit untuk membentuk kepribadian yang bulat.
Membutuhkan biaya yang mahal untuk kebutuhan alat-alat mengajar.
Susah utuk menyusun program, apalagi program dari setiap mata pelajaran.
Metode pengajaran unit (proyek)
Metode ini juga disebut metode proyek yang memberi makna bahwa metode pengajaran unit adalah suatu sistem pengajran yang berpusat pada suatu masalah dan dipecahkan secara keseluruhan sehingga mempunyai arti. dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode ini memunyai kriteria; adanya tujuan yang luas dan menyeluruh, perencanaan bersama, berpusat pada suatu masalah, dan berpusat pada siswa.
Depdikenes (2003:7) menegaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek/tugas terstruktu merupakan pendekatan pembelajaran yang membutuhkan suatu pembelajaran komperhensip dimana lingkungan belajar siswa didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi suatu  pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya.
Pengajar terlebih dahulu menetukan suatu pokok masalah kemudian murid mengerjakannya. Disitu pengjar bertindak sebagai pengawas, sedangkan murid harus mencari hal yang dapat mereka ketahi dari pokok masalah itu. Secara bersama-sama murid menyusun tata kerja yang diperlukan, mencari sumber-sumber keterangan membagi tugas dan mengerjakanya. Dengan tugas seperti itu dimaksudkan agar murid mendalami sejauh mungkin pokok masalah yang disodorkan. Hasil nyata dari studi semacam ini kemudia dituangkan dalam laporan tertulis, atau mungkin disampaikan dalam suatu wawancara atau presentasi.
Kelebihan dan kekurangan metode unit (proyek):
Ø Kelebihan metode unit :
Dapat merobak pola pikir peserta didik dari yang sepit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang, serta memecahkan masalah  yang dihadapi dalam kehidupan.
Melali metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis , serta berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Ø Kekurangan metode unit :
Kurikulum yang berlaku dinegara kita saat ini baik secara vertikal maupu horizontal belum menunjang pelaksanaan metode ini.
Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ni susah serta memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk melakukan hal ini.
Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik disertai dengan kucukupan fasilitas, dan memilki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pook unit yang dibahas.
Metode CBSA (cara belajar siswa aktif)
Metode CBSA adalah metode pengajaran yang menuntut keaktifan dan paisipasi subyek didik seoptimal mungkin sehingga mampu mengubah tingkah lakunya secaralebih efektif dan efesien. Dalam metode ini guru tidak boleh menganggap siswanya sebagai anak kecil yang tidak bisa mandiri, akan tetapi guru sebagai mitra siswa untuk bersama-sama aktif dalam proses pembelajaran.
Gibbs 1972 diikuiti E. Mulyasa menyatakan bahwa untu merealisasikan peningkatan keaktifan belajar siswa perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Dikembangkan rasa percaya diri kepada para peserta didik,dan mengurangi rasa takut.
Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi iliah secara bebas dan terarah.
Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya.
Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam pemebelajaran secara keseluruhan.
Kelebihan dan kekurangan metode CBSA (cara belajar siswa aktif) :
Ø Kelebihan metode CBSA :
Guru tidak lagi hanya menuangkan semua informasi yang dimilikinya kepada peserta didik. Tetapi disini guru memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menemukan fakta dan informasi kemudian mengolah dan mengembangkannya. Peserta didik lebih menghayati hal-hal yang dipelajari melalui percobaan ataupun praktek langsung, melalui pengalaman terhadap kenyataan langsung dilingkungannya, melalui perlakuan terhadap benda-benda nyata, melalui kegiatan membaca dan menyimak atau melalui penugasan dan melakukan kegiatan tertentu. melalui CBSA, pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap nilai dapat dipadukan dalam kegiatan belajar-mengajar.
Ø Kekurangan metode CBSA :
Kekurangan dari metode  CBSA adalah ternyata di dalam penerapannya sering terjadi guru membiarkan peserta didik belajar sendiri atau mengerjakan tugas yang telah diberikannya sementara guru bersantai- santai yang akhirnya peserta didik pun terlantar tanpa bimbingan gurunya.
Metode berbasis masalah (problem-based learning)
Bern dan Erickson (2001:5) menegaskan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah denga mengintregasikan berbagai konsep dan ketrampilan dan berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi mengumpulkan dan  menyatukan informasi dan mempresentaskan penemuan.
Dewasa ini model pebelajran ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pemebelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situas masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Pemebelajaran berbasis masalah dikembangkan teutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfiir, pemecahan masalah, dan ketrampilan intelektual; belajar tentang berbagai peran orang dewasa dengan melibatkan diri dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri.
Kelebihan dan kekurangan metode berbasis masalah:
Ø Kelebihan metode berbasis masalah:
Realistis dengan kehidpan siswa
Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa
Memupuk sifat inkuiri siswa
Memupuk kemampuan problem solving (memecahkan masalah)
Ø Kekurangan metode berbasis masalah:
Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks
Sulitnya mencari problem yang relevan
Sering terjadi miss-konsepsi
Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan.
Beberapa Contoh  Meode Inkonvensonal
1. Kartu sortir (card sort)
Ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat,fakta tentang suatu objek atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu memberikan energi kepada kelas yang telah letih.
2. Tim Quiz (team quiz)  
Teknik ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik untuk apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.
3. Poin kaunterpoin
Kegiatan ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks. Format tersebutmirip dengan sebuah pendebatan namun kurang formal dan berjalan lebih cepat.
4. Belajar melalui jigso (jigsaw learning)
Jigsaw learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke kelompok” dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat disingkat atau dipotongdan disaat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain.
5. Peta pikiran
Pemetaan pemkiran adalah cara kratif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilka ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan peserta didik membuat peta pikiran, memudahkan mereka untuk mengientifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.





BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode mengajar inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengeahuan dan teknologi modern, seperti metode pengajaran modul , pengajaran pengajaran berprogam pengajaran unit, metode CBSA dan lain sebagainnya.
1. Metode pengajaran  modul
Modul adalah suau proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematik, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peseta didik, disertai dengan pedoman pengunaannya untuk para guru.
2. Metode pengajaran berprogram adalah metode pengajaran yang memungkinkan siswa untuk mempelajari materi tertentu, terbagi atas bagian-bagian kecil yang dirangkaikan secara berurutan untuk mencapai tujuan tertentu pula.
3. metode pengajaran unit adalah suatu sistem pengajran yang berpusat pada suatu masalah dan dipecahkan secara keseluruhan sehingga mempunyai arti.
4. Metode CBSA adalah metode pengajaran yang menuntut keaktifan dan paisipasi subyek didik seoptimal mungkin sehingga mampu mengubah tingkah lakunya secaralebih efektif dan efesien.
5. Metode berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah denga mengintregasikan berbagai konsep dan ketrampilan dan berbagai disiplin ilmu.



DAFTAR PUSTAKA

Mustakim Zaenal .2017. Strategi dan Metode Pembelajran. Pekalongan IAIN Press.
Komalasari Kokom .2010. Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung:PT Refika Aditama.
Rooijakkers Ad.  1980. Mengajar dengan sukses. Jakarta:PT Gramedia .
Hamdayama Jumanta.2016. Metodologi pengajaran .Jakara:PT Bumi Aksara.
Ibnu Badar Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progesif,Dan Kontekstual . Jakarta:Prenadamedia Group.
Usman M. Basyruddin. 2002. Metodologi pembelajaran agama islam. Jakarta:Ciputat Press.
Fathurrohman, pupuh. Sutikno,Sobry. 2007.Strategi Belajar Mengajar. Bandung. PT Refika Aditama.





Biografi penulis


Nama : Dwi Af’ida fitriani
Nim    : 2023116132
Prodi  : PGMI
TTL    : PEMALANG, 5 Februari 1998
Alamat: Ds. Jatirejo RT 04 RW 08 ,Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang .
Riwayat pendidikan : 1.  SD N 03 KEBAGUSAN
                              2. SMP N 2 AMPELGADING
                              3. SMA N 1 PETARUKAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar