Laman

new post

zzz

Jumat, 26 Oktober 2018

TT L H3 SUBJEK PENDIDIKAN MAJAZI “Nabi Sebagai Suri Tauladan”


SUBJEK PENDIDIKAN MAJAZI
“Nabi Sebagai Suri Tauladan”
(Q.S. Al-Ahzab,33:21)
Niqotun Ni’mah
NIM. (2117347) 
Kelas : L

JURUSAN PAI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSITTUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018




KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah swt. Atas izin-Nya makalah yang berjudul Subjek Pendidikan Majaziini dapat diselesaikan. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw.,sahabatnya, keluarganya, dan umatnya hingga akhir zaman.
            Makalahini disusun guna memenuhi tugas matakuliah Tafsir Tarbawi. Makalah ini menjelaskan tentang Suri Tauladan Nabi. Hal ini di maksudkan untuk mengetaui, Dalil, dan tafsir penjelasan QS. Al-Ahzab .
Penulis sudah berusaha untuk menyusun makalah ini selengkap mungkin. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam penyusunan makalah. Penulis juga menerima saran dan kritik dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah mendatang. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
           








            Pekalongan, Oktober 2018
                                                           





DAFTAR ISI
Judul ........................................................................................................... 1
Kata Pengantar............................................................................................... 2
Daftar Isi........................................................................................................ 3
BABI  PENDAHULUAN............................................................................. 4
A.      Latar Belakang Masalah................................................................................. 4
B.       Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
C.       MetodePemecahanMasalah............................................................................ 5
D.      Sistematika Penulisan Makalah...................................................................... 5
BAB II  PEMBAHASAN............................................................................. 6
A.     Q.S. Al-Ahzab ,33 :21.................................................................................... 6
B.      Tafsir dan Penjelasan Q.S Al-Ahzab 33, ayat 21........................................ 7-9
BABIIIPENUTUP....................................................................................... 10
A.    Aspek Tarbawi............................................................................................... 10
B.      Kesimpulan................................................................................................... 10
C.   Saran-saran................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTKA.................................................................... 12
Profil............................................................................................ 13









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sejak remaja rosullullah SAW memperlihatkan budi pekerti yang baik, sopan dan di percaya. Perilaku dan kepribadiannya menjadi buah bibir masyarakat quraisy. Karena budi yang mulia itulah, Beliau di gelar oleh masyarakat Al-Amin artinya dapat di percaya. Ketika usia dua belas tahun Muhammad ikut pamanya abu thalib berdagang ke syam (Syria). Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seseorang pendeta nasrani yang bernama buhaira. Setelah pendeta itu menatap wajah serta memperhatikan penampilan Muhammad, dia melihat ada tanda-tanda kerosulan pada diri beliau. Oleh karena itu pendeta buhaira berpesan kepada abu thalib agar menjaga keponakanya baik-baik sebab pada suatu saat beliau akan di angkat menjadi rosulullah, sebagai mana telah dijanjikan allah kepada Nabi Isa dalam kitab injil.
            Setelah beliau resmi di angkat sebagai rosul allah SWT semakin bertambah kejujuran, kebenarian, serta keteguhan hatinya. Akhlak beliau semakin sempurna, karena memang beliau diutus allah SWT untuk menyempurnakan akhlak serta keteladanan oleh umatnya. Nabi Muhammad adalah nabi dan utusan allah yang terakhir nabi Muhammad mempunyai misi menyempurnakan akhlak dan ajaran-ajaran nabi dan utusan terdahulu,
            Dalam dakwah menyebarluaskan ajaran islam bagi umatnya benar-benar menjadi contoh dalam cara dan keteguhan hatinya. Pada permulaan wahyu di turunkan allah SWT, rosululloh SAW berdakwh dengan dari rumah kerumah, perseorangan (dawatul afrad)

B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.
1.      Apa dalil Nabi sebagai suri tauladan
2.      Bagaimana tafsir dan penjelasan Q.s. Al- Ahzab 33:21

C.  MetodePemecahanMasalah
            Metodepemecahanmasalah yang dilakukanmelaluistudiliteratur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.

D.  Sitematika Penulisan Makalah
            Makalah ini ditulis dalam 3 bagian,  meliputi:
Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari: latarbelakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sitematika penulisan makalah
Bab II, pembahasan
Bab III, bagian penutup yang terdiridari Aspek Tarbawi, simpulandan saran-saran










BAB II
PEMBAHASAN
A.    . QS. Al-Ahzab (33) ayat 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرً
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Tauladan adalah tindakan atau setiap sesuatu yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang melakukan atau mewujudkannya, sehingga orang yang di ikuti di sebut dengan Teladan.[1]
Adapun sifat-sifat rasulullah SAW menggambarkan akhlak mulia diwarnai oleh akhlak alquran dan sangatlah patutu dijadikan sebagai contoh yang baik bagi kita, diantaranya sifatnya adalah :
1.    Sidiq (Benar)
Para Rosul Allah dn Nabi Muhammad s.a.w mempunyai sifat sidiq yang membawa kebenaran. Orang yang membawa kebenaran tentunya ia besifat sidiq sehingga apa yang disampaikan dapat diterima. Oleh karena iru dengan sifat ini ramai masyarakat jahilayah menerima Islam.

2.     Tabligh (Meyampaikan)
Seorangrasulullahdiperintahkanuntukmenyamoaikansemuawahyu di terimadariallah. Walaupuniaharusmenghadapihalangandanrintangan yang berat, rasulullah SAW harusmenyampaikanseluruhajaran Allah swt.  
    
3.     Amanah (Dapatdipercaya)
Amanah secara umum berarti bertanggung jawab terhadap apa yang dibawanya, menepati janji, melaksanakan perintah, menunaikan keadilan memberikan hokum yang sesuai dan dapat menjalankan sesuatu yang disepakatinya.seorang rasul harus dapat dipercaya untuk menyampaikan seluruh pesan yang diperintahkan oleh allah swt, tanpa ditambahi dan dikurangi sedikit pun. Hal inidimaksudkantidaklain agar umatmanusiamemahamidengansaksamawahyu yang diturunkanmelaluirasulnyatersebut. Padadasarnya modal utamahubunganantar personal adalahkepercayaan.  
4.     Fathanah (cerdas/cerdik)
Seorangrasulharuslahcerdikdanbijaksanakarenadengankeduahaltersebutlahiadapatmemimpindanmembimbingumatdenganbaik. Fathanahjugabisadiartikandenganbijaksanasemuasikapdanperbuatannya.
Kecerdasanrasulullahdapatdilihatbagaimanarasulmenyusundakwahdanstrategi-strategiberperangketempatlainnya.Diantaranyarasuladalahmempunyaipandanganbahwaislamakanmenaklukanmekkahdanmenaklukankhaibar.[2]

B.     Tafsir dan Penjelasan Qs. Al-Ahzab (33) ayat 21
1.      Tafsir Al Azhar Juz XXI
“sesungguhnya adalah bagi kamu pada Rosulullah itu  teladan yang baik “ (Pangkal ayat 21). Memang ada orang yang bergoncang fikirannya, berpenyakit jiwanya, pengecut, munafik, tidak berani bertangung jawab, bersedia- sedia  dari lari jadi Badwi kembali ke dusun-dusun, tenggelam dalam ketakutan melihat dari jauh betapa besar jumlah musuh yang akan menyerbu. Tetapi masih ada lagi orang-orang yang  mempunyai pendirian tetap, yang tidak putus harapan, tidak kehilangan akal. Sebab mereka melihat sikap dan tingkah laku pemimpin besar mereka sendiri, Rosululah s.a.w. [3]
2.      Tafsir Ibnu Katsir
Ayat yang mulia ini merupakan prinsip utama dalam meneladani Rasulullah saw. Baik dalam ucapan, perbuatan, maupun perilakunya. Ayat ini merupakan perintah Allah kepada manusia agar meneladani Rasulullah S.a.w. Dalam peristiwa Al-Ahzab, yaitu meneladani kesabaran, upaya, dan penantiannya atas jalan keluar yang di berikan oleh Allah. Semoga shalawat dan salam Allah senantiasa dilimpahkan kepadanya hingga hari kiamat. Karena itu, Allah berfiman kepada orang-orang yang hatinya kalut dan guncang dalam peristiwa al-Ahzab “sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu “maksudnya, mengapa kamu tidak mengikuti dan meneladani perilaku Rasulullah Saw.? Karena itu Allah berfirman, “yaitu bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan hari Kiamat. Dan dia banyak mengingat Allah.
Kemudian Allah memberitahukan ihwan hamba-hamba-Nya yang beriman dan membenarkan janji-Nya, “dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu mereka berkata. “inilah yang di janjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.” Yakni ujian dan cobaan Allah ini akan membuahkan pertolongan yang dekat sebagaimana telah di janjikan-Nya. Karena itu Allah berfirman dan benarlah Allah Tdan Rasul-Nya.”  [4]


3.      Tafsir Al-Maraghi
Sesungguhnya norma-norma yang tinggi dan teladan yang baik itu telah di hadapkan kalian, seandainya kalian menghendakinya. Yaitu hendaknya kalian mencontoh Rasulullah s.a.w di dalam amal perbuatannya. Dan hendaknya kalian berjalan sesuai dengan petunjuknya, seandainya kalian benar-benar menghendaki pahala dari Allah serta takut akan adzab-Nya di hari semua orang memikirkan dirinya sendiri dan pelindung serta penolong di tiadakan, kecuali hanya amal saleh yang telah dilakukan seseorang, (pada hari kiamat). Dan adalah kalian orang-orang yang selalu ingat kepada Allah dengan ingatan yang banyak, maka sesungguhnya ingat kepada Allah itu seharusnya membimbing kamu untuk taat kepadanya dan mencontoh perbuatan-perbuatan Rasulnya.[5]
Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat 21 yaitu :
a.       Sosok Nabi Muhammad s.a.w. dan kepribadian beliau merupakan teladan bagi umat Islam. Dalam soal agam, keteladan itu merupakan kewajiban. Selama tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu khusus buat beliau atau tidak wajib. Sedang dalam soal-soal keduniaan, maka ia merupakan anjuran yang pelaksanaannya terpulang kepada para pakar dibidang masing-masing.
b.      Dalam diri Nabi Muhammad s.a.w terhimpun secara sempurna segala sifat terpuji dalam aneka tipe dan kecenderungan manusia; pemikir, pekerja, seniman, dan yang berkonsentrasi di dalam ibadah. Apapun tipe kepribadian seseorang, maka ia dapat menemukan teladan yang baik dari sisi sosok Nabi agung itu.[6]

BAB III
PENUTUP


A.    Aspek Tarbawi
1.      Dijadikan Nabi Muhammad sebagai sentral suri tauladan dalam segala hal terutama dalam soal agama dan berakhlaq.
2.      Seorang Guru harus bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya dan masyarakat sekitar.
3.      Seorang guru harus memiliki karakter pemikir, pekerja, multitalent, dan taat beribadah.
4.      Orang yang mengharap rahmat dan kebaikan dihari kiamat sudah sepatutnya mengikuti suri tauladan Rosullullah dan banyak berzikir kepada Allah.

B.     Kesimpulan
Tauladan adalah tindakan atau setiap sesuatu yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang melakukan atau mewujudkannya, sehingga orang yang di ikuti di sebut dengan Teladan. Adapun sifat-sifat Rosulullah yaitu : Shidiq, Amanah,Tabliq, Fathanah.
Dari ketiga tafsir diatas  berintikan mengenai perintah untuk menjadikan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai pusat rujukan utama dalam kesuri tauladanan baik itu dari segi agama, akhlaq, cara hidup, semagat, maupun kearifan beliau. Selain itu juga agar kita banyak berzikir kepada Allah SWT.
Pelajaran yang dipetik dari surat Al-Ahzab ayat 21 adalah :
1.      Sosok Nabi Muhammad s.a.w dan kepribadian beliau merupakan teladan bagi umat islam.
2.      Dari diri Nabi Muhammad s.a.w. terhimpun secara sempurna segala sifat terpuji dalam aneka tipe dan kecenderungan manusia.
C.    Saran
            Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan akalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA


Hamka , Tafsir Al-Azhar Juz XXI,( Jakarta: Pustaka Panji Mas. 2002).

Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib.1989.RingkasanTafsirIbnuKatsir. Jakarta: GemaInsani Press.
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. 1992. TerjemahTafsir Al-Maraghi. Semarang: PT. KaryaToha Putra.
Shihab,M.Quraish.2012. AL Lubab. Tangerang: Lentera Hati.

PROFIL





                                                                                                                



NAMA     : NIQOTUN NI’MAH
ALAMAT : KERTIJAYAN GANG 2 BUARAN PEKALONGAN
TTL          : PEKALONGAN, 04 JUNI 1998
RIWAYAT PENDIDIKAN  : 
Ø  TK YAROHIS SIMBANG WETAN
Ø  MIS KERTIJAYAN
Ø  MTS S  SIMBANG KULON
Ø  MAS SIMBANG KULON
Ø  IAIN PEKALONGAN (MASIH DALAM PELAKSANAAN)
~MOTTO HIDUP~
SABAR ADALAH KUNCI DARI KESUKSESAN
MAN JADDA WAJADDA                                                                   



[1]http://keluargaumarfauzi.blogspot.co.id/2013/01/uswatun-hasanah.html, diakses  pada 25 Oktober 2018 pukul 15.07 WIB


[3]Hamka , Tafsir Al-Azhar Juz XXI,( Jakarta: Pustaka Panji Mas. 2002). Hal. 223.
[4]Muhammad NasibAr-Rifa’i,.RingkasanTafsirIbnuKatsir. (Jakarta: GemaInsani Press.1989).

[5]Ahmad Mustafa .Al-Maraghi,.TerjemahTafsir Al-Maraghi.(Semarang: PT. KaryaToha Putra,1992)
[6]M Quraish Syihab, Al- Lubab,( Tangerang : Lentera Hati. 2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar