SUBJEK PENDIDIKAN MAJAZI
“Nabi Sebagai Suri Tauladan”
(Q.S. Al-Ahzab,33:21)
Niqotun Ni’mah
NIM. (2117347)
Kelas : L
JURUSAN PAI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSITTUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur ke hadirat Allah swt. Atas
izin-Nya makalah yang berjudul “Subjek Pendidikan Majazi” ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad saw.,sahabatnya, keluarganya, dan umatnya hingga akhir
zaman.
Makalahini
disusun guna memenuhi tugas matakuliah Tafsir Tarbawi. Makalah ini menjelaskan
tentang Suri Tauladan Nabi. Hal ini di maksudkan untuk mengetaui, Dalil, dan
tafsir penjelasan QS. Al-Ahzab .
Penulis sudah
berusaha untuk menyusun makalah ini selengkap mungkin. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang membantu dalam penyusunan makalah. Penulis juga
menerima saran dan kritik dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah
mendatang. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Pekalongan, Oktober 2018
DAFTAR ISI
Judul
...........................................................................................................
1
Kata Pengantar............................................................................................... 2
Daftar Isi........................................................................................................ 3
BABI PENDAHULUAN............................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
C. MetodePemecahanMasalah............................................................................ 5
D. Sistematika Penulisan Makalah...................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 6
A. Q.S. Al-Ahzab ,33 :21.................................................................................... 6
B. Tafsir dan Penjelasan Q.S Al-Ahzab 33, ayat 21........................................ 7-9
BABIIIPENUTUP....................................................................................... 10
A.
Aspek Tarbawi............................................................................................... 10
B. Kesimpulan................................................................................................... 10
C. Saran-saran.................................................................................................
11
DAFTAR
PUSTKA.................................................................... 12
Profil............................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak remaja rosullullah SAW memperlihatkan budi pekerti yang baik, sopan
dan di percaya. Perilaku dan kepribadiannya menjadi buah bibir masyarakat
quraisy. Karena budi yang mulia itulah, Beliau di gelar oleh masyarakat Al-Amin
artinya dapat di percaya. Ketika usia dua belas tahun Muhammad ikut pamanya abu
thalib berdagang ke syam (Syria). Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan
seseorang pendeta nasrani yang bernama buhaira. Setelah pendeta itu menatap
wajah serta memperhatikan penampilan Muhammad, dia melihat ada tanda-tanda
kerosulan pada diri beliau. Oleh karena itu pendeta buhaira berpesan kepada abu
thalib agar menjaga keponakanya baik-baik sebab pada suatu saat beliau akan di
angkat menjadi rosulullah, sebagai mana telah dijanjikan allah kepada Nabi Isa
dalam kitab injil.
Setelah
beliau resmi di angkat sebagai rosul allah SWT semakin bertambah kejujuran,
kebenarian, serta keteguhan hatinya. Akhlak beliau semakin sempurna, karena
memang beliau diutus allah SWT untuk menyempurnakan akhlak serta keteladanan
oleh umatnya. Nabi Muhammad adalah nabi dan utusan allah yang terakhir nabi
Muhammad mempunyai misi menyempurnakan akhlak dan ajaran-ajaran nabi dan utusan
terdahulu,
Dalam
dakwah menyebarluaskan ajaran islam bagi umatnya benar-benar menjadi contoh
dalam cara dan keteguhan hatinya. Pada permulaan wahyu di turunkan allah SWT,
rosululloh SAW berdakwh dengan dari rumah kerumah, perseorangan (dawatul afrad)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut.
1.
Apa dalil Nabi sebagai suri tauladan
2.
Bagaimana tafsir dan penjelasan Q.s. Al- Ahzab 33:21
C. MetodePemecahanMasalah
Metodepemecahanmasalah
yang dilakukanmelaluistudiliteratur/metode kajian pustaka,
yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya
yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan
masalahnya dimulai dengan menentukan
masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan
langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan
jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta
pengorganisasian jawaban permasalahan.
D. Sitematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam 3 bagian, meliputi:
Bab I, bagian pendahuluan
yang terdiri dari: latarbelakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sitematika penulisan makalah
Bab II, pembahasan
Bab III, bagian penutup yang terdiridari Aspek Tarbawi, simpulandan saran-saran
BAB II
PEMBAHASAN
A. . QS. Al-Ahzab
(33) ayat 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ
اللَّهَ كَثِيرً
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah
itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Tauladan adalah tindakan atau setiap sesuatu yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang melakukan atau mewujudkannya, sehingga orang yang di ikuti di sebut dengan Teladan.[1]
Adapun sifat-sifat rasulullah SAW menggambarkan
akhlak mulia diwarnai oleh akhlak alquran dan sangatlah patutu dijadikan
sebagai contoh yang baik bagi kita, diantaranya sifatnya adalah :
1. Sidiq (Benar)
Para Rosul Allah dn Nabi Muhammad s.a.w mempunyai
sifat sidiq yang membawa kebenaran. Orang yang membawa kebenaran tentunya ia
besifat sidiq sehingga apa yang disampaikan dapat diterima. Oleh karena iru
dengan sifat ini ramai masyarakat jahilayah menerima Islam.
2. Tabligh (Meyampaikan)
Seorangrasulullahdiperintahkanuntukmenyamoaikansemuawahyu di
terimadariallah. Walaupuniaharusmenghadapihalangandanrintangan yang berat,
rasulullah SAW harusmenyampaikanseluruhajaran Allah swt.
3. Amanah (Dapatdipercaya)
Amanah secara umum berarti bertanggung jawab
terhadap apa yang dibawanya, menepati janji, melaksanakan perintah, menunaikan
keadilan memberikan hokum yang sesuai dan dapat menjalankan sesuatu yang
disepakatinya.seorang rasul harus dapat dipercaya untuk menyampaikan seluruh
pesan yang diperintahkan oleh allah swt, tanpa ditambahi dan dikurangi sedikit
pun. Hal inidimaksudkantidaklain agar umatmanusiamemahamidengansaksamawahyu
yang diturunkanmelaluirasulnyatersebut. Padadasarnya modal utamahubunganantar
personal adalahkepercayaan.
4. Fathanah (cerdas/cerdik)
Seorangrasulharuslahcerdikdanbijaksanakarenadengankeduahaltersebutlahiadapatmemimpindanmembimbingumatdenganbaik.
Fathanahjugabisadiartikandenganbijaksanasemuasikapdanperbuatannya.
Kecerdasanrasulullahdapatdilihatbagaimanarasulmenyusundakwahdanstrategi-strategiberperangketempatlainnya.Diantaranyarasuladalahmempunyaipandanganbahwaislamakanmenaklukanmekkahdanmenaklukankhaibar.[2]
B. Tafsir dan
Penjelasan Qs. Al-Ahzab (33) ayat 21
1. Tafsir Al Azhar
Juz XXI
“sesungguhnya adalah bagi kamu pada Rosulullah itu teladan yang baik “ (Pangkal ayat 21). Memang
ada orang yang bergoncang fikirannya, berpenyakit jiwanya, pengecut, munafik,
tidak berani bertangung jawab, bersedia- sedia
dari lari jadi Badwi kembali ke dusun-dusun, tenggelam dalam ketakutan
melihat dari jauh betapa besar jumlah musuh yang akan menyerbu. Tetapi masih
ada lagi orang-orang yang mempunyai
pendirian tetap, yang tidak putus harapan, tidak kehilangan akal. Sebab mereka melihat
sikap dan tingkah laku pemimpin besar mereka sendiri, Rosululah s.a.w. [3]
2. Tafsir Ibnu
Katsir
Ayat
yang mulia ini merupakan prinsip utama dalam meneladani Rasulullah saw. Baik
dalam ucapan, perbuatan, maupun perilakunya. Ayat ini merupakan perintah Allah
kepada manusia agar meneladani Rasulullah S.a.w. Dalam peristiwa Al-Ahzab,
yaitu meneladani kesabaran, upaya, dan penantiannya atas jalan keluar yang di
berikan oleh Allah. Semoga shalawat dan salam Allah senantiasa dilimpahkan
kepadanya hingga hari kiamat. Karena itu, Allah berfiman kepada orang-orang
yang hatinya kalut dan guncang dalam peristiwa al-Ahzab “sesungguhnya telah ada
pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu “maksudnya, mengapa kamu
tidak mengikuti dan meneladani perilaku Rasulullah Saw.? Karena itu Allah
berfirman, “yaitu bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan hari Kiamat.
Dan dia banyak mengingat Allah.
Kemudian
Allah memberitahukan ihwan hamba-hamba-Nya yang beriman dan membenarkan
janji-Nya, “dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang
bersekutu itu mereka berkata. “inilah yang di janjikan Allah dan Rasul-Nya
kepada kita. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.” Yakni ujian dan cobaan Allah
ini akan membuahkan pertolongan yang dekat sebagaimana telah di janjikan-Nya.
Karena itu Allah berfirman dan benarlah Allah Tdan Rasul-Nya.” [4]
3. Tafsir Al-Maraghi
Sesungguhnya norma-norma yang tinggi dan teladan
yang baik itu telah di hadapkan kalian, seandainya kalian menghendakinya. Yaitu
hendaknya kalian mencontoh Rasulullah s.a.w di dalam amal perbuatannya. Dan
hendaknya kalian berjalan sesuai dengan petunjuknya, seandainya kalian
benar-benar menghendaki pahala dari Allah serta takut akan adzab-Nya di hari
semua orang memikirkan dirinya sendiri dan pelindung serta penolong di
tiadakan, kecuali hanya amal saleh yang telah dilakukan seseorang, (pada hari
kiamat). Dan adalah kalian orang-orang yang selalu ingat kepada Allah dengan
ingatan yang banyak, maka sesungguhnya ingat kepada Allah itu seharusnya
membimbing kamu untuk taat kepadanya dan mencontoh perbuatan-perbuatan Rasulnya.[5]
Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat 21 yaitu :
a. Sosok Nabi Muhammad s.a.w. dan kepribadian beliau
merupakan teladan bagi umat Islam. Dalam soal agam, keteladan itu merupakan
kewajiban. Selama tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu khusus buat beliau
atau tidak wajib. Sedang dalam soal-soal keduniaan, maka ia merupakan anjuran
yang pelaksanaannya terpulang kepada para pakar dibidang masing-masing.
b. Dalam diri Nabi Muhammad s.a.w terhimpun secara sempurna
segala sifat terpuji dalam aneka tipe dan kecenderungan manusia; pemikir,
pekerja, seniman, dan yang berkonsentrasi di dalam ibadah. Apapun tipe
kepribadian seseorang, maka ia dapat menemukan teladan yang baik dari sisi
sosok Nabi agung itu.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Aspek Tarbawi
1. Dijadikan Nabi Muhammad sebagai sentral suri tauladan
dalam segala hal terutama dalam soal agama dan berakhlaq.
2. Seorang Guru harus bisa menjadi suri tauladan bagi
peserta didiknya dan masyarakat sekitar.
3. Seorang guru harus memiliki karakter pemikir, pekerja,
multitalent, dan taat beribadah.
4. Orang yang mengharap rahmat dan kebaikan dihari kiamat
sudah sepatutnya mengikuti suri tauladan Rosullullah dan banyak berzikir kepada
Allah.
B. Kesimpulan
Tauladan adalah tindakan atau setiap sesuatu yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang melakukan atau mewujudkannya, sehingga orang yang di ikuti di sebut dengan Teladan.
Adapun sifat-sifat Rosulullah yaitu : Shidiq, Amanah,Tabliq, Fathanah.
Dari ketiga tafsir diatas berintikan
mengenai perintah untuk menjadikan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai pusat rujukan
utama dalam kesuri tauladanan baik itu dari segi agama, akhlaq, cara hidup,
semagat, maupun kearifan beliau. Selain itu juga agar kita banyak berzikir
kepada Allah SWT.
Pelajaran yang dipetik dari surat Al-Ahzab ayat 21 adalah :
1. Sosok Nabi
Muhammad s.a.w dan kepribadian beliau merupakan teladan bagi umat islam.
2. Dari diri Nabi
Muhammad s.a.w. terhimpun secara sempurna segala sifat terpuji dalam aneka tipe
dan kecenderungan manusia.
C. Saran
Menyadari bahwa penulis
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details
dalam menjelaskan akalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka , Tafsir Al-Azhar Juz XXI,( Jakarta: Pustaka Panji
Mas. 2002).
Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib.1989.RingkasanTafsirIbnuKatsir. Jakarta:
GemaInsani Press.
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. 1992. TerjemahTafsir Al-Maraghi. Semarang:
PT. KaryaToha Putra.
Shihab,M.Quraish.2012. AL Lubab. Tangerang:
Lentera Hati.
PROFIL
NAMA
: NIQOTUN NI’MAH
ALAMAT : KERTIJAYAN GANG 2 BUARAN PEKALONGAN
TTL
: PEKALONGAN, 04 JUNI 1998
RIWAYAT PENDIDIKAN :
Ø TK YAROHIS
SIMBANG WETAN
Ø
MIS KERTIJAYAN
Ø
MTS S
SIMBANG KULON
Ø
MAS SIMBANG KULON
Ø IAIN PEKALONGAN
(MASIH DALAM PELAKSANAAN)
~MOTTO HIDUP~
SABAR ADALAH KUNCI DARI KESUKSESAN
MAN JADDA WAJADDA
[1]http://keluargaumarfauzi.blogspot.co.id/2013/01/uswatun-hasanah.html, diakses pada 25
Oktober 2018 pukul 15.07 WIB
[2]http://ghufron-dimyati.blogspot.com/2018/10/tt-b-h3-subjek-pendidikan-majazi-nabi.html. DI Akses pada 25 Oktober 2018 Pukul 15. 12 WIB.
[3]Hamka , Tafsir Al-Azhar Juz XXI,( Jakarta:
Pustaka Panji Mas. 2002). Hal. 223.
[6]M Quraish Syihab, Al- Lubab,( Tangerang :
Lentera Hati. 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar