OBJEK
PENDIDIKAN TAK LANGSUNG
“MASYARAKAT
SEBAGAI OBJEK PENDIDIKAN”
QS.AL-MU’MINUN
AYAT 96
M. Khaerul Umam
NIM. (2117321)
Kelas: E
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Puji syukur kepada sang ilahi robbi yang mana atas berkat
dan Rahmat-Nyalah kami menyelesaikan makalah dengan judul Objek Pendidikan
Tidak Langsung “Kelompok Masyarakat
Sebagai Objek Pendidikan”.Ini dapat diselesikan. Tak lupa sholawat
serta salam marilah kita curahkan kepada Guru besar kita yakni Nabi Muhammad
saw, para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini merupakan slah satu syarat untuk memenuhi
tugas akhir mata kuliah Tafsir Tarbawi, pada program Studi Pendididkan Agama
Islam di Institut Agama Islam Negeri Pekalongan (IAIN Pekalongan).Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu dalam
pembuatan makalah ini,terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Muhammad
Ghufron.MSI, selakau dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi
2. Ibu khusnul
petugas perpustakaan.
Saya sebagai penulis meminta maaf atas segala kesalahan
dan kekurangan dalam penulisan makalah ini.Dan semoga dengan makalah ini
pembaca mendapatkan ilmu yang bermanfaat.Saya sebagai penulis menerima kritik
dan saran yang bersifat membangun. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan
setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu melimpahkan kasih
sayang-Nya untuk kita semua. Amin.
Pekalongan, 9 November 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada
peserta didik guna menumbuhkan dan mengembangkan jasmani maupun rohani secara
optimal untuk mencapai tingkat kedewasaan. Pendidikan dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu pendidikan formal dan informal.Pendidikan formal yaitu suatu pendidikan yang mengajarkan
pengetahuan umum dan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat terprogram,
terstruktur dan berlangsung di persekolahan dalam rangka mempersiapkan anak
untuk pekerjaan pekerjaan tertentu. Sedangkan pendidikan informal yaitu
pendidikan yang bersifat tidak terprogram, tidak struktur dan berlangsung
kapanpun dan dimanapun dalam rangka mempersiapkan anak untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu. Selanjutnya, berbicara tentang pendidikan yaitu berbicara tentang
bagaimana bentuk karakter manusia bagaimanapun caranya menjadi apa yang
diinginkan. Sedangkan karakter akan terbentuk oleh berbagai faktor yang ada,
dan di antaranya adalah lingkungannya. Setiap orang memiliki karakter yang
berbeda, disebabkan oleh karena mereka tumbuh di lingkungan sangat berpengaruh
pada pendidikan seseorang. Adapun lingkungan pendidikan dibagi menjadi tiga
yaitu lingkungan pendidikan keluarga,sekolah dan masyarakat.
2.
Judul Makalah
Untuk memenuhi
tugas makalah mata kuliah Tafsir Tarbawi, dalam hal ini pemakalah membahas
tentang "objek Pendidikan 'Tak langsung' (masyarakat sebagai objek
pendidikan) Q.S al-mu'minun ayat 96" sesuai dengan tugas yang telah di
amanahkan.
3.
Nash dan arti Al Quran surah al-mu'minun ayat 96
ادفع بالتى هى احسن السيئة نحن اعلم بما
يصفون
Artinya:"
tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui
apa yang mereka sifatkan.
Allah berfirman dalam surat Al-mu'minun ayat 96( tolaklah kejahatan
itu dengan cara yang lebih baik). Di Terangkan pengertian dari ayat ini adalah:
Tolaklah keburukan Jika datang kepadamu dengan pembahasan yang lebih baik,
yakni membalas keburukan dengan kebaikan, dosa dengan memaafkan, kemarahan
dengan kesabaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Masyarakat
Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang ketiga. Para pendidik
umumnya pendapat bahwa lapangan pendidikan yang mempengaruhi pendidikan anak
didik adalah keluarga, kelembagaan pendidikan, dan lingkungan masyarakat.
Keserasian antara dampak yang positif bagi perkembangan anak, termasuk dalam
pembentukan jiwa keagamaan mereka.
Selanjutnya, karena asuhan terdapat pertumbuhan anak harus
berlangsung secara teratur terus- menerus. Oleh karena itu lingkungan
masyarakat akan memberi dampak dalam pembentukan pertumbuhan itu. Jika
pertumbuhan fisik akan berhenti saat anak mencapai usia dewasa, namun
pertumbuhan psikis akan berlangsung seumur hidup. Dalam kaitan ini pula
terlihat besarnya pengaruh masyarakat terhadap pertumbuhan jiwa keagamaan
sebagai bagian dari aspek kepribadian yang terintegrasi dalam pertumbuhan psikis. Jiwa keagamaan yang
memuat norma-norma kesopanan tidak akan dapat dikuasai hanya dengan mengenal
saja. Menurut Emenson, norma norma kesopanan pula pada orang lain.
Dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat
diartikan bahwa pembentukan nilai-nilai kesopanan atau nilai-nilai yang
berkaitan dengan aspek aspek spiritual akan lebih efektif jika seseorang berada
dalam lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.
Di lingkungan masyarakat santri barangkali
akan lebih memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan dibandingkan dengan
masyarakat yang memiliki ikatan yang longgar tetapi norma-norma keagamaan. Dengan demikian, fungsi dan peran masyarakat dalam pembentukan jiwa
keagamaan akan sangat tergantung dari seberapa jauh masyarakat tersebut
menjunjung norma-norma keagamaan itu sendiri. Kami lebih mengetahui dari
siapapun apa yang mereka sifat kan terhadap diri kami, agama yang kami
syariatkan terhadap dirimu.[1]
B.
Dalil Masyarakat
sebagai objek pendidikan
ادفع بالتي هي احسن السيئة نحن اعلم بما يصفون
Artinya:”Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang
lebih baik. Kamai lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan.”
1)
Tafsir al-misbah
Disini Allah berfirman:Hendaklah engkau melanjutkan dakwah dan
menghadapi para pendurhaka itu. dengan tabah dan Simpatik. Tolaklah dengan
cara, ucapan ,perbuatan dan sikap yang lebih baik keburukan mereka itu
antara lain dengan berbuatan baik semampumu kepada mereka, atau dengan tidak menggapai
ejekan dan cemooh mereka. Kami lebih mengetahui dari siapapun apa yang mereka
sifatkan terhadap diri kami, agama yang kami syariatkan terhadap dirimu. Kalu
kami berkehendak, niscaya kami berkehendak, niscaya kami langsung menjatuhkan
sanksi terhadap mereka,tetapi itu kami tidak lakukan.Kendati demikian
,penganiayaan mereka tidak akan kami berikan, karena itu pula jangan dan jangan
juga risau.[2]
2)
Tafsir
Al-Maraghi
Tolaklah kejahatan darimu dengan perbuatan
yang lebih baik, dengan memaafkan kejahilan mereka,bersabar atas penganiayaan
dan pendustaan mereka terhadap ajaran yang kamu bawah kepada mereka dari sisi Tuhanmu,sesungguhnya kami
lebih mengetahui tentang apa yang mereka sifatkan,kedustaan yang mereka
ada-adakan terhadap kami, dan perkataan buruk yang mereka lontarkan tentang
dirimu, kemudian kami memberi balasan kepada mereka atas semua yang mereka
katakan itu. Oleh sebab itu hendaklah perkataan mereka itu tidak membuatmu bersedih hati dan bersabarlah dengan
kesabaran yang baik.
Senada dengan ayat tersebut, ialah firman
allah:
ادفع بالتي هي احسن فاذاالذي بينك بينه عداوة
كانه ولي حميم
“Tolaklah(kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.”(Q.S Fusilat;34)
Diriwayatkan, bahwa Anas ra. Berkata tentang
ayat ini;Seseorang berkata kepada saudaranya tentang sesuatau yang tidak ada
padatnya, maka saudaranya itu berkata,”Jika kamu berdusta maka aku memohon agar
Allah mengampunimu,tetapi jika kamu benar maka kau memohon agar Allah
mengampuniku”.
Demikianlah, hendaknya kaum mu’minin berdoa,
karena setan tidak akan sampai kepada mereka kecuali dengan salah satu di
antara kedua jalan ini. Jika hamaba kembali dan berserah diri kepada Allah,
serta memohon agar dia melindunginya dari setan-setan, niscaya hatinya akan
selalu tanggap dan ingat kepada Allah dalam segala perbuatan yang dia kerjakan atau tinggalkan, karena hal
itu akan mendorongnya untuk selalu taat dan meninggalkan maksiat.
Rasulullah saw,telah memohon perlindungan
kepada Allah agar tidak kedatangan setan-setan dalam perbuatan apa pun yang dia
kerjakan,terutama ketika mengerjakan sholat, membaca Al-Qur’an dan kedatangan
ajal.[3]
3)
Tafsir Al Azhar
Kemudian di ayat 96 Allah memberi tuntunan kepada RasulNya
supaya menangkis dan menolak segala sifat jahat yang dilakukan mereka dengan
cara yang baik.Betapa pun kejahatan mereka,sampai mereka mengatakan bahwa Tuhan
beranak. Allah berserikat dengan tuhan yang lain, namun Tuhan lebih tahu keadaan
mereka yang sebenarnya.[4]
4)
Tafsir Jalalain
(Tolaklah dengan menampilkan hal yang lebih
baik) yaitu budi pekerti yang baik, bersikap lapang dada dan berpaling dari
yang kafir (hal yang buruk itu)
perlakukan mereka yang menyakitkan
terhadap dirimu.Ayat ini diturunkan sebelum ada perintah untuk berperang. (kami
lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan)
kedustaan dan buat-buatan mereka,maka kelak kami akan membalasnya kepada
mereka.[5]
C.
Membangun
Masyarakat Madani
Masyarakat
madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antarakebebasan individu dengan kesetabilan masyarakat.
Secara harfiah, civil society itu sendiri adalah terjemahan dari istilah latin,
civislis societis yang pengertiannya mengacu kepada gejala budaya perorangan
dan masyarakat. Civil Society disebutnya
sebagai sebuah masyarakat politik yang memiliki kode hukum sebagai dasar
pengaturan hidup.
Secara
historis, bangunan masyarakat madani atau civil society di kalangan umat Islam
Indonesia telah terbentuk dalam wujudnya yang paling primer, yaitu dalam bentuk
pengelompokan sosial yang kaut, yang dilandasi rasa saling memiliki yang kokoh
sehingga mampu menciptakan solidaritas sosialnya sendiri.[6]
D.
Aplikasi dalam
kehidupan
Tidak seorang pun yang tidak di upayakan oleh
setan untuk dirayu dan di ganggunya, karena itu semua manusia,termasuk Nabi
Muhammad saw,dianjurkan untuk berlindung kepada allah swt. Keterpeliharaan para
nabi dri melakukan pelanggaran tidak mengurungkan niat setan untuk menggangu,
walaupun dia selalu gagal, karena pemeliharaan Allah swt. Dan kuatnya
pertahanan mereka. Begitu juga kepada manusia,setan selalu berupaya menggangu
manusia untuk melakukan perbuatan yang tercela,bermaksiat,berbohong, dan lain
sebagainya agar setan merasa senang. Akan tetapi jika keimanan seseorng kuat
maka upaya apa saja yang dilakukan setan untuk merayau manusia akan gagal,
karena terpeliharanya keimanan seseorang tersebut.
E.
Aspek Tarbawi
ü
Membalas keburukan dengan kebaik merupakan
akhlak terpuji yang diperintahkan
ü
Membalas keburukan dengan kebaikan dapat
mengantarkan pelakunya (Orang yang memusuhi) menjadi sahabat dekatnya.
ü
Kita harus senantiasa taat dan berserah diri
kepada Allah sat.Karena Allah maha mengetahui atas segala hal.
ü
Senantiasa mendoakan untuk kebaikan orang
lain.
ü
Dalam surat ini Allah memberi petunjuk
bagaimana menghadapi orang-orang yang berlakau menganiaya kita, yaitu dengan
jalan kebaikan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembentukan
nilai-nilai kesopanan atau nilai_nilai yang berkaitan dengan aspek-aspek
spritual akan lebih efektif jika seseorang berada dalam lingkungan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Seperti halnya didalam masyarakat yang
menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam sehingga dapat membentuk karakter
anak sesuai dengan nilai religius. Selain itu didalam pendidikan
masyarakat,anak belajar untuk memiliki rasa tanggung jawab dan toleransi
terhadap norma-norma yang berada di lingkungan masyarakat yang ditinggalinya,
sehingga anak tidak bersikap seenaknya sendiri. Anak belajar bahwa dia tidak
hidup sendiri dilingkungan tersebut, tetapi juga dia harus bisa berbagi dan
tolong menolong terhadap sesama ciptaan Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi. Ahmad Mushthafa. 1985. Tafsir Al-maraghi, (Semarang: PT. Karya
Toha Putra Semarang)
Hamka. 2003. Tafsir
Al-Azhar, (Jakarta:PT Pustaka Panjimas)
Imam
Jalalud-din As-Suyuthi, Imam Jalalud-din Al-Mahalliy. 1990Tafsir Jalalain,(Bandung:Sinar
Baru)
Jalaluddin. 2001.
Psikologi Agama, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada)
Shihab Quraish.
2002. Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta:Lentera Hati)
BIODATA
NAMA: Muhammad Khaerul Umam (Umam)
Tempat,tanggal
lahir: Pekalongan, 13 Desember 1997
Alamat: Pabean Pekalongan ,Kec.Pekalongan Utara Rt:006
Rw:013
Riwayat
Pendidikan
TK: MUSLIMAT NU
PABEAN
MI: MSI 12
PABEAN
SMP: WAHID
HASYIM PEKALONGAN
SMA: HASYIM
ASY’ARI PEKALONGAN
KULIA: IAIN
PEKALONGAN (Masih dalam proses)
[5] Imam
Jalalud-din Al-Mahalliy Imam Jalalud-din As-Suyuthi,Tafsir Jalalain,(Bandung:Sinar Baru,1990),h.1440-1441
Tidak ada komentar:
Posting Komentar