Hakikat Pendidikan
QS. At-Taubah, 9:122
Karimaturriza
NIM. (2418069)
Kelas A
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan sehingga kami bisa dapat menyelesaikan makalah Tafsir Tarbawi yang berjudul Hakikat Pendidikan . Sholawat dan salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak M. Hufron, M. SI, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu untuk menyelasaikan tugas makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik
makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberi masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Alhamdulillahirrobil’Alamin
Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.
Pekalongan, 26 Februari 2019
Penyusun
Halaman Judul .................................................................................................
|
i
|
Kata Pengantar ................................................................... .............................
|
ii
|
Daftar Isi ..........................................................................................................
|
iii
|
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................
|
1
|
B. Rumusan Masalah ...............................................................
|
2
|
C. Tujuan Penulisan ................................................................
|
2
|
BAB II PEMBAHASAN
| |
A. Bunyi QS. At-Taubah, 9:122 dan Terjemahannya ............
|
3
|
B. Tafsir Mufradat dari QS. At-Taubah, 9:122 .....................
|
3
|
C. Penafsiran QS. At-Taubah, 9:122 ......................................
|
4
|
D. Nilai Pendidikan yang Terkandung dalam QS. At-Taubah,
| |
9:122 .................................................................................
|
6
|
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ..............................................................................
|
8
|
B. Saran ...................................................................................
|
8
|
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
|
9
|
REFERENSI......................................................................................................
|
10
|
BIODATA PENULIS........................................................................................
|
11
|
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lebih dari ratusan bahkan ribuan judul penelitian telah mengungkap tema guru, akan tetapi dari pengukuhan pada karya-karya tersebut tidak berpengaruh secara mendalam terhadap kinerja guru selama ini. Buktinya masih banyak kita temui deretan kejadian, seperti tawuran antar pelajar, aksi balap liar, pergaulan bebas (free sex) yang tiada kontrol dan lain-lain. Jika hal semacam ini masih berlanjut mau dibawa kemana bangsa ini terlebih dunia Islam yang diturunkan sebagai rahmatalil‟alamin dan juga untuk menyempurnakan akhlak. Analisa penting atas kejadian-kejadian tersebut ialah karena makna pendidik masih dipercayai kepada seorang yang ada dalam kelas, sehingga yang didapat ialah keburukan moralitas peserta didik, Jadi pemaknaan ini tentu menjadikan kejadian yang sama akan terulang kembali, oleh sebab itu perlu ditegaskan kembali bahwa pendidik bukanlah sekedar benda hidup yang berada dalam kelas melainkan lebih dari itu, karena esensi pendidik ialah orang yang membimbing anak menuju kedewasaan, dalam kaitannya ini ialah Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, orang tua, guru dan orang lain (masyarakat).
Oleh karena itu perlu diluruskan konsep serta pengkajian ulang tentang tugas serta peran pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan, terlebih dalam membangun moralitas peserta didik yang lebih baik, sebagaimana tujuan yang telah diamanatkan undang-undang. Dan untuk mengaktualisasikannya, seorang pendidik harus memiliki tangunggjawab mengarahkan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikna Islam
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bunyi QS. At-Taubah, 9:122 dan Terjemahannya?
2. Bagaimana Tafsir Mufradat dari QS. At-Taubah, 9:122?
3. Bagaimana Penafsiran QS. At-Taubah, 9:122?
4. Apa Nilai Pendidikan yang Terkandung dalam QS. At-Taubah, 9:122?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bunyi QS. At-Taubah, 9:122 dan Terjemahannya?
2. Mengetahui Tafsir Mufradat dari QS. At-Taubah, 9:122?
3. Mengetahui Penafsiran QS. At-Taubah, 9:122?
4. Mengetahui Nilai Pendidikan yang Terkandung dalam QS. At-Taubah, 9:122?
BAB II PEMBAHASAN
A. QS. At-Taubah, 9:122 dan Terjemahannya
Artinya: tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.1
B. Tafsir Mufradat dari QS. At-Taubah, 9:122
Nafara: berangkat
Laula: kata-kata yang berarti anjuran atau dorongan melakukan sesuatu sesudah kata-kata tersebut, apabila hal itu terjadi dimasa yang akan datang. Tetapi laula juga berarti kecaman atas meninggalkan perbuatan yang telah disebutkan sesudah itu, apabula merupakan hal yang telah lewat. Apabila hal yang dimaksud merupakan perkara yang mungkin dialami, maka bisa juga laula, itu berarti perintah mengerjakannya.
Al-Firqah: kelompok besar
Ath-Thai’fah: kelompok kecil
1 Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: CV. Toha Putra, 1987), hlm. 83
Tafaqqaha: berusaha keras untuk mendalami dan memahami suatu perkara dengan susah payah untuk memperolehnya
Andzarahu: manakut-nakuti dia
Hadzirahu: berhati-hati terhadapnya
Ayat ini menerangkan dari kelengkapan dari hukum-hukum yang menyangkut perjuangan, yakni hukum mencari ilmu dan mendalami agama. Artinya bahwa pendalama ilmu agama itu merupakan cara berjuang dengan menggunakan hujjah dan penyampaian bukti-bukti, dan juga merupakan rukun terpenting dalam menyeru kepada iman dan menegakkan sendi-sendi Islam, karena perjuangan yang menggunakan pedang itu sendiri tidak disyari,atkan kecuali untuk menjadi benteng dan pagar dari dakwah tersebut, agar jangan dipermainkan oleh tangan-tangan ceroboh dari orang kafir dan munafik.2
C. Penafsiran QS. At-Taubah, 9:122
Pandangan Al-Qur‟an tentang belajar salah satunya dapat diketahui dari QS.At-Taubah, 9:122. Menurut riwayat Al-Kalabi dari Ibnu „Abbas, bahwa dia mengatakan ,” setelah Allah mengecam keras terhadap orang-orang yang tidak menyertai bala tentara atau utusan yang untuk selama-lamanya, hal itu benar-benar ia lakukan, sehingga tinggallah Rasulullah sendirian, maka turunlah QS. At-Taubah, 9:122
Anjuran yang demikian gencar, pahala yang demikian besar bagi orang yang berjihad, serta kecaman yang sebelumnya diajukan kepada yang enggan, menjadikan kaum beriman berduyun-duyun dan dengan penuh semangat maju ke medan juang. Hal yang demikian ini tidak sesuai pada
2 Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: CV. Toha Putra, 1987), hlm. 84
tempatnya karena ada area perjuangan lain yang harus dipikul.3 Ulama yang mengatakan bahwa ketika Rasul saw tiba kembali di Madinah, beliau mengutus pasukan yang terdiri dari beberapa orang ke beberapa daerah. Namun banyak sekali yang ingin terlibat dalam pasukan kecil itu sehingga jika diperturutkan, tidak akan ada yang tinggal bersama Rasul kecuali beberapa gelintir orang saja. Maka dalam hal ini ayat ini menuntun kaum muslimin untuk membagi tugas dan menyatakan: tidak sepatutnya bagi orang- orang mukmin yang selama ini dianjurkan agar bergegas menuju medan perang sehingga tidak tersisa lagi yang melaksanakan tugas-tugas yang lain.4
Ayat inilah yang menjadi pokok pedoman didalam masyarakat Islam. Yang telah digariskan oleh Rasul sendiri, diteruskan oleh khalifah-khalifah yang ada di belakang, baik Khulafaur Rasyidin maupun Bani Umayyah atau Bani Abbas yang menjadi pegangan terus menerus dari zaman ke zaman. Yaitu tentang adanya tenaga-tenaga yang dikhususkan untuk memperdalam pengertian tentang agama.5
Berkata Qatadah, “jika Rasulullah mengirim pasukan, maka hendaklah sebagian pergi ke medan perang, sedangkan sebagian lagi tinggal bersama Rasulullah saw. Untuk mempelajari dan memperdalam pengetahuan mereka tentang agama, kemudian dengan pengetahuan yang mereka peroleh itu, hendaklah mereka kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan kepada mereka.
Berkata Adh-Dhahhak, “ jika Rasulullah saw mengajak berijtihad (perang total) maka tidak boleh tinggal dibelakang kecuali mereka yang beruzur. Akan tetapi jika Rasulullah saw menyerukan sebuah “sariyah”
3 M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan, Pelajaran dari Surah-Surah Al- Qur’an, (Tangerang: Letera Hati, 2012), hlm. 600-601
4 Listiawati, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Depok: KENCANA, 2017), hlm. 167
5 Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: PT. Puskata Panjimas, 1984), hlm. 89
(perang terbatas) maka hendaklah segolongan pergi ke medan perang dan segolongan tinggal bersama Rasulullah memperdalam pengetahuannya tentang agama, untuk diajarkannya kepada kaumnya bila kembali.6
D. Nilai Pendidikan yang Terkandung dalam QS. At-Taubah, 9:122
Pendidikan dalam Islam sudah semestinya dikelola dan di manage dengan sebaik-baiknya. Manajemen pendidikan Islam merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan umat dari keterbelakangan baik secara moral, materi, dan spiritual..Dalam Islam, manajemen adalah hal yang sangat penting. Hal ini tampak dalam ungkapan bijak‟ “sesuatu yang haq yang tidak di organisir terkadang dikalahkan oleh sesuatu yang batil yang terorganisir”.7
Istilah pendidikan memiliki penyebutan yang berbeda di beberapa Negara, di Indonesia sendiri term ini lebih terkenal dengan kata “tarbiyah”, di Malaysia “ta‟dib” di timur tengah “tadris” dan “ta‟lim”. Perbadaan ini menjadi perdebatan tersendiri pada masanya, namun ada hal-hal yang fundamental untuk diketahui yaitu ayat al Quran yang menjadi dasar untuk pelaksanaan pendidikan Islam.8 Demi tercapainya yujuan pendidikan maka selanjutnya yang senantiasa harus dibenahi dan ditingkatkan potensinya ialah orang tua dan guru sebagai seorang pendidik.
Dalam QS. At-Taubah, 9:122 jelas bahwasanya kedudukan seorang pendidik sama halnya dengan seorang prajurit yang sedang berperang melawan musuh. Al Ghozali dalam kitabnya Ihya‟ulumuddin memaparkan bahwa seorang pendidik berkedudukan sangat agung karena ia mau untuk mengamalkan ilmunya (Giving knowledge) kepada orang lain, dan pengibaratan Al Ghozali dalam kitab tersebut ialah seperti minyak wangi
6H Salim Bahreisy dan H Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Jilid IV, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1988), hlm. 163-164
7Jurnal Mubtadiin, Vol. 4 No. 01 Januari-Juli 2018
8An-Nur Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015
(ex:misik) yang dapat menebarkan keharumannya kepada orang lain dan pada esensinya ia sendiri juga harum.9
9Miyah, Vol.XI No. 01 Januari Tahun 2016
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Dari pemaparan di atas penulis menyimpulkan bahwa Pelajaran yang dapat dipetik dari QS. At-Taubah, 9:122 adalah sebagai berikut:
1. Perlu pembagian tugas dan kewajiban, jangan semua anggota masyarakat menumpuk pada satu kegiatan saja sehingga kegiatan lain terabaikan
2. Menuntut ilmu, berdakwah dan mendidik merupakan kegiatan- kegaiatan yang tidak kalah pentingnya daripada berjuang di medan perang
B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.tentang pentingnya menuntut ilmu sesuai dengan QS. At-Taubah, 9:122. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi, Ahmad Mushthafa. 1987. Terjemah Tafsir Al-Maraghi.
Semarang: CV. Toha Putra.
Bahreisy, H Salim dan H Said Bahreisy. 1988. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Jilid IV. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Hamka. 1984. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: PT. Puskata Panjimas
Shihab, M. Quraish. 2012. Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan, Pelajaran dari Surah- Surah Al-Qur’a. Tangerang: Letera Hati.
Listiawati. 2017. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Depok: KENCANA. Jurnal Mubtadiin, Vol. 4 No. 01 Januari-Juli 2018
An-Nur Jurnal Studi Islam, Vol. VII No. 2 Desember 2015 Miyah, Vol.XI No. 01 Januari Tahun 2016
Biografi
Nama: Karimaturriza
Tempat, Tanggal Lahir: Pekalongan, 15 Maret 2000 Alamat: Karangdowo, Kedungwuni Pekalongan Riwayat Pendidikan:
1. RA Muslimat NU Karangdowo
2. MIWS Karangdowo 01
3. SMPN 1 Wonopringgo
4. SMAN 1 Kedungwuni Hobi: Membaca
E-mail: karimaturriza15@gmail.com
No.Hp: 085540167664
Tidak ada komentar:
Posting Komentar