Laman

new post

zzz

Jumat, 09 Maret 2012

C54. Dwi Arum Sari, 27. AL-QUR’AN DAN AS SUNNAH PENAFSIRAN DAN PEMAHAMAN YANG KELIRU



MAKALAH
AL-QUR’AN DAN AS SUNNAH
PENAFSIRAN DAN PEMAHAMAN YANG KELIRU
Disusun guna mmenuhi tugas
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu :M. Ghufron Dimyati, M.S.I

Di susun oleh:
Dwi Arum Sari
2021110108
Kelas C


JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012

BAB I
PENDAHULUAN

Al-qur’an dan as sunnah merupakan pedoman hidup bagi umat islam, yang mana apabila di ikuti maka umat tidak tersesat dan bahagia di dunia dan akhirat. Namun, pada masa-masa sekarang ini banyak penafsiran maupun pemahaman yang keliru yang di lakukan oleh mereka (orang-orang kafir) secara sengaja dengan tujuan menyesatkan umat islam.
Orang melayu mempunyai pepatah dalam memngungkapkan tentang buruknya akhlak perangai para penghianat dan penipu yang tidak bisa dipercaya. Di katakan yang demikian itu sebagai orang yang bermuka dua. Sejarah tentang orang yang bermuka dua ini terus menerus ada dalam sejarah kehidupan manusia,  dan lebih khusus lagi dalam sejarah kehidupan kaum muslimin.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    MATERI HADITS

عن عبد الر حمن العذ رى قا ل قا ل ر سول الله صلى الله علىه و سلم : ىر ث هذا العلم من كل خلف عد وله ينفون عنه تا ويل الجا هلين وانتحا ل المبطلين وتحريف الغالين( رواه البيهقي في السنن الكبرى)

B.     TERJEMAHAN HADITS

Dari Abdurrahman Al-Adzari berkata, Rasulullah saw bersabda :” Akan mewarisi ilmu ini dari setiap generasi, orang-orang yang terpercaya dari padanya. Mereka itu melakukan upaya membantah segala penafsiran orang-orang bodoh, dan kebohongan orang-orang sesat, serta membantah penyimpangan orang-orang yang melampaui batas.”
(HR. Baihaqi dalam sunan al-kubra jilid 10 hal 209 dari Ibrahim bin Abdurrahman  Al Adzari  )

C.    MUFRODAT

Mewarisi
يرث
Ilmu
العلم
Generasi
خلف
Orang-orang yang terpercaya
عدول
Membantah
ينفون
Penafsiran
تاويل
Orang-orang bodoh
الجاهلين
Kebohongan
انتحال
Orang-orang sesat
المبطلين
Orang-orang yang melampaui batas
الغالين

D.    BIOGRAFI PERAWI

Ibrahim bin Abdurrahman al adzari adalah seorang sahabat dari kalangan tabi’in yang sedikit meriwayatkan hadits. Riwayat hidup beliau tidak banyak diketahui, seperti yang dikatakan syamsudin adz dhahabi dalam kitabnya Mizamul I’tidal fi Naqdir Rijal.

E.     KETERANGAN HADITS
Hadits di atas menerangkan bahwa pada setiap generasi dari umat Rasulullah saw sebagian kecil dari mereka (orang muslin) yang mempunyai ilmu, mereka membantah  pemahaman dan penafsiran-penafsiran yang keliru yang sengaja di buat oleh orang-orang munafik untuk menyesatkan orang-orang islam. Banyak upaya yang mereka perbuat (orang-orang munafik) untuk mengelabuhi kaum muslim dengan penafsiran mereka yang keliru. Mereka mengatasnamakan ishlah di balik maker jahat mereka.
Ishlah itu sendiri  maknanya ialah melakukan upaya kebaikan dan perbaikan di kalangan manusia pada umumnya dan di kalangan kaum Muslimin pada khususnya. Fitrah manusia amat senang dengan apa yang dinamakan ishlah . Karena itu, setiap ada pernyataan atau simbul dan seruan ishlah , akan mendapat dukungan serta simpati dari kebanyakan orang. Dan dengan alasan inilah, orang-orang munafiq dalam upaya menutupi makar jahatnya selalu berkamuflase dengan penampilan sebagai orang-orang yang berkeinginan untuk ishlah. Allah telah menceritakan hal ini dalam firmannya Q.s Al baqoroh : 11-12
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, jangan kalian membikin kerusakan di muka bumi. Mereka (membalas nasehat itu dengan) mengatakan: Hanyalah kami ini adalah orang-orang yang mengupayakan ishlah . (Allah pun membantah pernyataan mereka dengan menyatakan:) Ketahuilah sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang membikin kerusakan di muka bumi, akan tetapi mereka tidak merasa.”
Al-Imam Ibnu Jarir At-Thabari rahimahullah menerangkan tafsir bagi ayat ini sebagai berikut: “Dan membikin kerusakan di muka bumi maknanya ialah: Melakukan padanya apa-apa yang dilarang oleh Allah dan menelantarkan apa-apa yang diperintahkan oleh-Nya untuk dijaga baik-baik. Maka yang demikian itu adalah pengrusakan yang total.” ( Tafsir At-Thabari , Al-Imam Abu Ja'far Muhammad bin Jarir At-Thabari, jilid 1 hal.159)
orang-orang munafiq itu melancarkan berbagai makarnya terhadap kaum Muslimin dengan berkamuflase sebagai orang-orang yang membikin upaya ishlah . Penampilan dua muka orang-orang munafiq itu adalah dalam rangka menipu ummat Islam, yaitu dalam rangka menutupi kejahatan mereka yang amat keji. Adapun kejahatan mereka terhadap ummat Islam dalam mendurhakai Allah dan Rasul-Nya ialah:
1.      Selalu membikin tipu daya terhadap kaum Muslimin
2.      Memperolok-olok dan merendahkan kaum Mu'minin / Muslimin, terutama kaum Mu'minin generasi Shahabat dan Tabi'in serta para Ulama' Ahlul Hadits.
3.      Menyeru manusia untuk berbuat kemungkaran dan mencegah manusia untuk berbuat kebaikan. Membangkitkan semangat manusia untuk berbuat kemungkaran dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghalangi dan menjegal segala upaya untuk berbuat kebaikan
4.      Memuji Rasulullah shallallahu `alaihi wa alihi wasallam di depan kaum Mu'minin, tetapi di belakang kaum Mu'minin, mereka mendustai dan mengkufurinya
5.      Mereka suka memperolok-olok Agama Allah dan membangun hubungan persahabatan erat dengan orang-orang kafir.
Selain dengan nama ishlah bentuk lain dari kemunafikan mereka adalah pada Perkembangan situasi dan kondisi Ummat Islam dari masa ke masa, akhirnya menampilkan kemunafikan model baru dalam menipu dan mengkhianati ummat Islam. Model baru kemunafikan tersebut adalah melalui bid'ah yang dilansir di kalangan Ummat Islam lengkap dengan syubhat dan syahwat
Syubhat itu adalah pengkaburan agama dengan cara menjungkir-balikkan keterangan agama, ketika kebodohan Ummat merajalela di kalangan mereka. Sedangkan syahwat itu adalah ambisi dan keinginan keras terhadap berbagai kepentingan dunia, sehingga karenanya hawa nafsu mendominasi akal dan pikirannya dalam memahami agama. Akibatnya keterangan agama itu difungsikan hanya menjadi pembenar terhadap segala selera hawa nafsu itu.
syubhat dan syahwat itu sebagai jalan masuk berbagai bid'ah-bid'ah di kalangan Ummat Islam dalam kehidupan beragama mereka. Dan ketika berbagai bid'ah itu bercokol di kalangan Ummat Islam, muncullah para penganut dan pembela bid'ah yang sering dinamakan ahlul bid'ah. Golongan ahlul bid'ah tersebut selalu menghadapi Ummat Islam dengan dua muka yang sering diistilah sebagai taqiyyah . Golongan ini penuh rencana jahat terhadap Ummat Islam dan amat berkepentingan untuk terjadinya perpecahan di kalangan Ummat ini, melalui penanaman semangat hizbiyyah (yakni pengelompokan kaum Muslimin yang tidak berdasarkan dalil). Golongan Ahlul Bid'ah selalu bersekongkol dengan musuh-musuh Islam untuk merendahkan dan menghinakan Ummat Islam, terutama para Ulama'nya dari kalangan Shahabat Nabi shallallahu `alaihi wa alihi wasallam , kemudian Ulama' dari kalangan Tabi'in dan Tabi'it Tabi'in, kemudian segenap Ulama' Ahlul Hadits dari masa ke masa sampai hari kiamat kelak. Para Ulama' inilah yang menjadi sasaran penghinaan dan pelecehan ahlul bid'ah. Jadi ahlul bid'ah itu adalah bentuk lain gerombolan orang-orang munafiq di zaman ini, waspadalah terhadap golongan ini dan jangan terkecoh oleh tipu muslihat mereka.
F.     ASPEK TARABWI
Dari keteranangan hadits di atas dapat di ambil beberapa aspek pendidikan di antaranya :
a.       Membantah segala bentuk penyimpangan agama Allah yang dilakukan oleh para pencoleng agama
b.      Membangkitkan kembali semangat mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an dan As-Sunnah setelah Ummat Islam keumumannya dalam keadaan menjauhi dan atau jahil tentang keduanya.
“Sesungguhnya Allah akan membangkitkan bagi ummat ini setiap seratus tahun, orang yang akan memperbaharui agama mereka.” (HR. At-Thabrani dalam Al-Mu'jamul Ausath jild 6 halaman 323 – 324, riwayat ke 6527, dari Abi Hurairah radliyallahu `anhu ).
c.       Terus-menerus istiqamah dalam melakukan perjuangan menyeru manusia kepada kebenaran dan mencegah manusia dari kemunkaran, walaupun beresiko menghadapi pengucilan dari ummatnya
seperti hadits  yang di riwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunan nya hadits ke 4341, dan Tirmidzi dalam Sunan nya hadits ke 3058, dari Abu Tsa'labah Al-Khusyani).
“Bahkan kalian terus-menerus menyeru manusia kepada kebenaran dan mencegah manusia dari kemunkaran. Sehingga engkau melihat kekikiran yang keterlaluan, dan hawa nafsu yang dituruti, dunia yang diutamakan, dan setiap orang berbangga dengan pikirannya. Bila terjadi semua itu, maka engkau harus lebih utamakan keselamatan dirimu dan orang-orang khusus bagimu, dan hati-hatilah engkau dari urusan keumuman masyarakat. Karena hidup di tengah-tengah mereka itu adalah hari-hari kesabaran. Orang yang berhasil sabar di kalangan mereka dalam terus menempuh kebenaran, adalah seperti orang yang sedang memegang bara api. Dan orang yang terus beramal (dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah) di tengah masyarakat demikian, adalah seperti orang yang mendapat pahala lima puluh kali lipat dari amalan kalian (yakni para Shahabat Nabi shallallahu `alaihi wa sallam ).

















BAB III
PENUTUP
Tipu daya terus berlangsung terhadap Ummat Islam dengan model penipuan beraneka wajah. Tentu yang ditampilkan oleh para penipu itu adalah wajah-wajah simpatik bagi keumuman orang. Dan wajah simpatik yang paling diminati oleh kebanyakan orang ialah seruan-seruan dan penampilan-penampilan untuk persatuan ummat dan ishlah di kalangan Ummat Islam.
Berbagai kejahatan dibungkus rapih dengan seruan-seruan dan penampilan-penampilan simpatik tersebut dalam rangka melancarkan berbagai makar jahat terhadap Ummat Islam. Tetapi Allah Ta`ala selalu membongkar segala makar jahat tersebut di hadapan Ummat Islam, cepat atau lambat. Allah Ta`ala akan menghinakan dan merendahkan orang-orang yang melancarkan makar jahat terhadap Dakwah Salafiyah Ahlis Sunnah wal Jama'ah, cepat atau lambat. Karena Dakwah ini adalah nasib masa depan Ummat ini di dunia dan akherat.
Maka dari itu, hati-hatilah kita dari tipu daya yang berpenampilan demikian. Jangan tersamar oleh semangat persatuan dan ishlah yang sebenarnya sebagaimana yang diajarkan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kita harus mempunyai kemampuan furqan . Yaitu kemampuan membedakan mana yang asli dengan mana yang palsu. Sebab sekarang ini banyak barang palsu yang ditawarkan kepada kita.










DAFTAR PUSTAKA

Kitab susan al kubro
http://alghuroba.org/para.php
adz dhahabi, syamsudin. Mizamul I’tidal Fi Naqdir Rijal. Beirut : Darul Kutub Al Ilmiyah. 1995.






















RESUME HADITS TARBAWI

Dari Abdurrahman Al-Adzari berkata, Rasulullah saw bersabda :” Akan mewarisi ilmu ini dari setiap generasi, orang-orang yang terpercaya dari padanya. Mereka itu melakukan upaya membantah segala penafsiran orang-orang bodoh, dan kebohongan orang-orang sesat, serta membantah penyimpangan orang-orang yang melampaui batas.”
(HR. Baihaqi dalam sunan al-kubra jilid 10 hal 209 dari Ibrahim bin Abdurrahman  Al Adzari  )
Hadits di atas menerangkan bahwa pada setiap generasi dari umat Rasulullah saw sebagian kecil dari mereka (orang muslin) yang mempunyai ilmu, mereka membantah  pemahaman dan penafsiran-penafsiran yang keliru yang sengaja di buat oleh orang-orang munafik untuk menyesatkan orang-orang islam. Banyak upaya yang mereka perbuat (orang-orang munafik) untuk mengelabuhi kaum muslim dengan penafsiran mereka yang keliru. Mereka mengatasnamakan ishlah di balik maker jahat mereka.
 Al-Imam Ibnu Jarir At-Thabari rahimahullah menerangkan tafsir bagi ayat ini sebagai berikut: “Dan membikin kerusakan di muka bumi maknanya ialah: Melakukan padanya apa-apa yang dilarang oleh Allah dan menelantarkan apa-apa yang diperintahkan oleh-Nya untuk dijaga baik-baik. Maka yang demikian itu adalah pengrusakan yang total.” ( Tafsir At-Thabari , Al-Imam Abu Ja'far Muhammad bin Jarir At-Thabari, jilid 1 hal.159).
 Dari keteranangan hadits di atas dapat di ambil beberapa aspek pendidikan di antaranya :
d.      Membantah segala bentuk penyimpangan agama Allah yang dilakukan oleh para pencoleng agama
e.       Membangkitkan kembali semangat mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an dan As-Sunnah setelah Ummat Islam keumumannya dalam keadaan menjauhi dan atau jahil tentang keduanya.
“Sesungguhnya Allah akan membangkitkan bagi ummat ini setiap seratus tahun, orang yang akan memperbaharui agama mereka.” (HR. At-Thabrani dalam Al-Mu'jamul Ausath jild 6 halaman 323 – 324, riwayat ke 6527, dari Abi Hurairah radliyallahu `anhu ).
f.       Terus-menerus istiqamah dalam melakukan perjuangan menyeru manusia kepada kebenaran dan mencegah manusia dari kemunkaran, walaupun beresiko menghadapi pengucilan dari ummatnya.
Tipu daya terus berlangsung terhadap Ummat Islam dengan model penipuan beraneka wajah. Tentu yang ditampilkan oleh para penipu itu adalah wajah-wajah simpatik bagi keumuman orang. Dan wajah simpatik yang paling diminati oleh kebanyakan orang ialah seruan-seruan dan penampilan-penampilan untuk persatuan ummat dan ishlah di kalangan Ummat Islam.
Berbagai kejahatan dibungkus rapih dengan seruan-seruan dan penampilan-penampilan simpatik tersebut dalam rangka melancarkan berbagai makar jahat terhadap Ummat Islam. Tetapi Allah Ta`ala selalu membongkar segala makar jahat tersebut di hadapan Ummat Islam, cepat atau lambat. Allah Ta`ala akan menghinakan dan merendahkan orang-orang yang melancarkan makar jahat terhadap Dakwah Salafiyah Ahlis Sunnah wal Jama'ah, cepat atau lambat. Karena Dakwah ini adalah nasib masa depan Ummat ini di dunia dan akherat.
Maka dari itu, hati-hatilah kita dari tipu daya yang berpenampilan demikian. Jangan tersamar oleh semangat persatuan dan ishlah yang sebenarnya sebagaimana yang diajarkan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kita harus mempunyai kemampuan furqan . Yaitu kemampuan membedakan mana yang asli dengan mana yang palsu. Sebab sekarang ini banyak barang palsu yang ditawarkan kepada kita.




19 komentar:

  1. istighfaroh2021110119
    Apakah anda selalu semangat mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an dan As-Sunnah???mengapa?bagaimana solusinya untuk diri sendiri dan menyadarkan saudar atau saudari kita agar mencintai belajar menfsirkan dan memahami Al-Qur'an dan sunnah?

    BalasHapus
  2. titin nur indahsari
    2021110315
    kelas C
    Maksud dari Dakwah Salafiyah Ahlis Sunnah wal Jama'ah ? Apakah dakwah2 yang ada sekarang masih bisa disebut dakwah ahlis sunnah wal jama'ah, kemudiah contoh dari tindakan makar jahat terhadap dakwah tersebut sprti apa

    BalasHapus
  3. riqoh ahmidtsani rosyada
    2021110121

    Bagaimana penjelasan muslimin yang bermukaflase yang anda maksud?
    bagaimana pendapat pemakalah yang maraknya suatu hukum dalam masyarakat yang hanya berpedoman ket dari singa podium yang kebanyakan hadits dhoif malah da yang hadits palsu? respon p yang bisa diberikan dari mahasiswa STAIN?

    BalasHapus
  4. nama : khoirunnisak
    nim : 2021110135
    kelas: C

    menurut anda, bagaimana caranya agar kita dapat menafsirkan serta memahami al-Qur'an dan as-Sunah dengan benar?? melihat pada zaman sekarang permasalah-permasalah yang muncul pun semakin beragam (masalah kontemporer). bagaimana solusinya agar kita dapat menyelesaikan permasalahan tersebut tanpa lepas dari ajaran al-Qur'an dan as-Sunah???
    mohon penjelasannya

    terimakasih

    BalasHapus
  5. Zakirotunnikmah
    2021110112
    C

    dalam aspek tarbawi yang anda simpulkan itu menyebutkan jikalu kita harus membantah para pencoleng agama?
    lha membantahnya itu dengan cara yang bagaimana?

    BalasHapus
  6. Nama ; Dzikriati solikhaha
    NIM : 2021110113
    KELAS : c

    menurut pemakalah sendiri bagaimana solusi atau caranya agar kita sebgai seorang muslim bisa terhindar dari suatu penafsiran terhadap al qur'an maupun as-sunnah yang keliru...??

    BalasHapus
  7. Nama : Puji Rahayu
    Kelas : C
    NIM : 2021110095
    Bagaimana tenggapan pemakalah ketika mendapati tentang suatu masalah yang solusinya diambil berdasarkan Al-qur'an dan sunnah namun terjadi pemahaman yang berbeda atu keliru, solusinya bagaimana dan apa pendapat yang anda sarankan.
    Terimakasih.

    BalasHapus
  8. Nama : Diah Rahmawati
    Kelas : C
    NIM : 2021110100
    Bagaimana cara kita untuk memberikan semmangat kembali dalam mempeljari al-quran maupun as-sunah sehingga nilai pendidikan yang ada didalamnya bisa terwujud diera global seperti sekarang ini yang kita ketahui sudah buruk.
    thq

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dzurrotun Nasikhah
      2021110130
      kelas : C

      bagaimana menemukan penafsiran yang benar jika terdapat dua sumber yang berbeda dan penafsirannya berbeda pula?

      Hapus
  9. ayu listiyaningrum
    2021110138
    kelas C

    dosakah jika kita keliru dalam menafsirkan pemahaman yang kita fahami?

    BalasHapus
  10. jawaban pemakalah
    untuk dzikriati sholikhah:
    menurut saya, kita sebagai seorang muslim agar dapat terhindar dri penafsiran dan pemahamn yang keliru mengenai al quran dan as sunnah maka kita perlu memiliki ilmunya (ilmu tafsir tsb). namun kita amat sadar bahwa kita tidak memiliki ilmu itu secara mendalam. jadi kita butuh bantuan orang lain, yaitu kita tanyakan kpd orang yg lebih mengerti (pham)tentang hal tsb (kyai, ulama dkk). dan kita harus selektif dlm mnerima ilmu bru terutma yng menyangkut msalah pnafsiran dan pmahaman al quran. jadi, kita tak boleh menelan mentah2 informasi bru yng kita dpat. shg dgn ikhtiar tsb smoga kita dpat terhindar dr pnafsiran n pmahaman yg keliru. aamiiiinn.....

    BalasHapus
  11. jawaban untuk zakirotun ni'mah :
    kita wajib membantah para pencoleng agma. karena mereka telah menghinakan agma, dan itu merupakan suatu bentuk kmungkaran yg besar. lalu bgmana cara kita menbantahnya spt dalam sebuah hadits di jelaskan bahwa kalau kita melihat suatu kemungkaran, maka kita wajib mencegahnya dengan tangan (perbuatan), kalau itu tidak mampu mka cegahlah dgn lisan (perkataan), dan kalau itu tidak mampu mka cegahlah dgn hati, yitu dengan cara kita mendoakannya supaya ia kembali ke jalan yang benar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk pencoleng agama pada zaman sekarang itu sering sekali bentuknya terselubung......kalau yang seperti itu bagaimana cara mencegahnya?

      Hapus
  12. jawaban untuk ayu listyaningrum :
    dosa itu urusan Allh mb,,, namun apabila dalam memahami dan mnafsirkan al quran dan as sunah kita dengan sengaja menafsirkan dengan salah dengan maksud untuk mengecoh dan menyesatkan kaum muslim maka itu merupakan dosa besar!!!!! karena mereka itu termasuk orang munafiq. naudzu billahi min dzalik..............

    BalasHapus
  13. jawaban untuk dzurotun nasikhah :
    menurut pendapat saya, ketika kita menemukan dua penafsiran yang berbeda dan sumbernya pun berbeda namun mengenai msalah yang sama, lalu jalan apa yang harus kita tempuh untuk mengetehui mana yang benar,, mka untuk kehati2an kita bisa menanyakan kpd orang lain yang lebih memahami tentang hal tsb dan mengikuti pendapat mana yang lebih banyak (jumhur ulama).

    BalasHapus
  14. jawaban untuk khairun nisa :
    mb anis...seperti jwaban saya pada pertanyaan mb inok ya,, kalau kita ingin menafsirkan al qur'an dan as sunah dengan benar (tidak keliru)maka kita harus mempunyai ilmunya. namun kita sadar ilmu kita mengenai hal tsb (pnafsiran)masih sgt cetek, shg untuk mengetahui mna pnafsiran yang benar kita belum tau. shg kita perlu bantuan orang lain yng lebih pham untuk mnafsirkannya, spt kyai ato ulama. dan kita tidak memerima begitu saja ilmu bru yang kita dapatkan tanpa mengeceknya dahulu atau dengan kata lain kita harus selektif.
    dan untuk sekarang ini banyak muncul msalah2 kontemporer yang beragam. kalau mnurut sya bagmn kita mengatasinya agar tetap dlm ajaran agm, kita harus mengerti dan memahami ajaran islam secara global, tidak hanya memahami agam secara parsial sja, shg kita dpt melihat suatu msalah benar2 menyeluruh dan tidak dri kcamata tertentu.

    BalasHapus
  15. jawaban untuk riqoh :
    yang di maksud berkamuflase di sini yaitu orang2 yang bermuka dua. mereka itu adl orang2 yg munafiq, mrk menutupi kjahatannya dengan penmpilan sbg orang2 yg mengupayakan ishlah (perbaikan) ats kaum muslimn. para penipu yg barmuka dua ini (munafiq)tidak hanya ada dri orang2 kafir sja melainkan dri klangan kaum muslim sndiri pun ada, yaitu mrk yang menjalin hubungan persahabatan erat dgn orang kafir. sebagai contoh kemunafikan mrk adalah mrk itu memuji Rasulullah di dpn kaum mu'minin namun di belakang kaum mu'minin mrk mendustainya dan mengkufurinya,,,
    lalu mengenai pertanyaan yg kedua, mnrut sya kita sbgai mhasiswa stain haruslah kritis dgn msalah2 ini, kita hrus bisa memilah smampu kita antara mana hadits yg dh'if dan mna hadits yg maudhu' dengan ilmu yng sudah kita dpt terutama stelah kita blajar mata kuliah2 tentang hadits. dengan kata lain kita tidak boleh lgsung mnerima informasi bru itu tanpa mengeceknya terlebih dahulu, spt yg sya katakan di atas.
    jawaban untuk istigfaroh :
    ya pastinya sya smangat mb dlm mempelajari al quran n as sunnah karena sya adl orang muslim, wlaupun tak bisa di pungkiri kdang rasa mlas itu dtang. namun untuk menyadarkan kmbali dri sya ataupun saudara2 sya untuk kmbali mencintai al quran, klau pendpat sya pribadi mka kita harus ada pengenalan kembali dengan al quran. dan meluangkan waktu wlaupun sdikit untuk selalu membacanya...

    BalasHapus
  16. jawaban untuk puji :
    menurut pandangan sya, ketika kita mendapati suatu permasalahan dan solusinya di ambil dari al quran n as sunnah namun terjadi pemahaman yang berbeda atau keliru maka, alangkah baiknaya sebagai kehati2an kita , karna kita merasa belum mampu menafsirkan sendiri maka spt yang sya katakan di atas kita perlu bantuan dari orang lain yang lebih phgam mengenai pnafsiran untuk mengarahkan kita kepada penafsiran ynag benar,,,,

    jawaba untuk titin nur indah :
    dakwah salafiyah ahlis sunnah wal jama'ah spaham sya yi dakwah yang di sampaikan oleh orang2 dari kalangan ahli hadits, yi mrk yg menjalani sunah nabi. dan ada sebuah penjelasan bahwa ahli hadits itu akan ada sampai hari kiamat kelak, shg menurut sya dakwah yg di sampaikan oleh para ahli hadits skarag ini tetap di sebut sbg dakwah ahlis sunnah wal jama'ah..
    kemudian cintoh dri tindakan jahat kepada dakwah ini adalah :mereka memperolok2 dan merendahkan kaum mu'minin, terutama generasi sahabat, tabi'in, serta para ulama ahlul hadits. spt yang di terangkan dalam firman Allah Q.s al baqoroh :13

    BalasHapus
  17. jawaban untuk diah rahma :
    semangat untuk mempelajari dan mengamalkan al quran mungkin skrg ini sudah mnurun, shg perlu untuk di bangkitkan ato di hidupkan kembali. kalau mnurut pandangan sya pribadi turunnya smangat dalam mempelajari atau membaca al quran di karenakan salah satu penyaebabnya adalah akan banyaknya hiburan n tontonan di televisi,,,
    knapa sya menyinpulkan demikian, krna basa kita rasakan sendiri ketika pda waktu2 sholat misalnya, tayangan di tv itu malah yang bagus2 shg kita cenderung cepat2 dalam solat karna kita keron kalau2 sampai ktinggalan program itu. maka stlah sholat selesai salam lgsung ambil posisi depan tv, bukannya untuk baca quran. maka hilanglah waktu kita untuk membaca quran. jika hal ini di teruskan otomatis lama2 kita akn asing dan bahkan tak kenal lg dgn quran,maka salah satu cara dan upaya kita gar kita kembali smangad mempelajari n membaca quran yaitu dgn mengurangi jadwal nongkrong di depan tv, dan kembali menjadikan al quran sbgai shabat kita. shgga kita dapat mengetahui apa saja nilai pendidikan yang ada di dalamnay dan bisa untuk merealisasikannya,,,,, aminddddd

    BalasHapus