Laman

new post

zzz

Jumat, 30 Maret 2012

D7-39 Ana Shofiana


MAKALAH
“BAHASA MANUSIA”

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah              :     Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu      :     Muhammad Ghufron,M.S.I




STAIN_1
 










Disusun oleh :
ANA SHOFIANA
2021110176

Kelas : D


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012

BAB 1
PENDAHULUAN

“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang muslim”. Rasulullah memerintahkan kepada orang muslim agar menuntut ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu umum. Rasulullah juga memerintahkan kepada umatnya untuk belajar bahasa, bahasa apa saja yang ada di dunia ini.
Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Tanpa mengetahui bahasa kita tidak dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang lain. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas hadits tentang bahasa manusia.  Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.




















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Teks Hadits Tentang Bahasa Manusia
عن زيدبن ثابت قال : أمرني رسول الله صلى الله عليه وسلم أن أتعلم له كلمات من كتاب يهود قال أني والله ما أمن يهود على كتا بي قال فما مر بي نصف شهر حتى تعلمته له قال فلما تعلته كا ن اذا كتب الى يهود كتبت اليهم واذا كتبوا اليه قرات له كتابهم (رواه الترمذي)
B.       Terjemah
Dari Zaid bin Tsabit berkata : “Rasulullah memerintahkan aku agar belajar untuk beliau bahasa kitab orang Yahudi dan beliau bersabda : “Sesungguhnya aku demi Allah, aku tidak merasa aman kepada orang Yahudi terhadap suratku (baik dalam membacanya maupun menulisnya)”. Dia berkata : “Maka tidak lewat setengah bulan aku belajar sehingga selesai aku mempelajarinya untuk beliau”, dia berkata : “Ketika aku selesai mempelajarinya, maka apabila beliau berkirim surat kepada golongan Yahudi, maka aku menulis kepada mereka dan apabila mereka berkirim surat kepada beliau, maka aku membaca surat mereka untuk beliau”.[1]

C.      Mufrodat
Terjemah
Mufrodat
Rasulullah memerintahkan
أمرني رسول الله صلعم
aku agar belajar untuk beliau
أن أتعلم له
bahasa kitab orang Yahudi
كلمات من كتاب يهود
aku tidak merasa aman kepada orang Yahudi
ما أمن يهود
terhadap suratku
على كتا بي
Maka tidak lewat setengah bulan aku belajar
فما مر بي نصف شهر
sehingga selesai aku mempelajarinya untuk beliau
حتى تعلمته
D.      Biografi Zaid bin Tsabit
Zaid bin Tsabit an-Najjari al-Anshari (612 - 637/15 H), (Bahasa Arab: زيدبن ثابت), atau yang lebih dikenal dengan nama Zaid bin Tsabit, adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW dan merupakan penulis wahyu dan surat-surat Rasulullah SAW.
Zaid bin Tsabit merupakan keturunan Bani Khazraj, yang mulai tinggal bersama Muhammad ketika ia hijrah ke Madinah. Ketika berusia 11 tahun, Zaid bin Tsabit dikabarkan telah dapat menghafal 11 surah Al-Quran. Zaid bin Tsabit turut serta bersama Muhammad dalam perperangan Khandaq dan peperangan-peperangan lainnya. Dalam peperangan Tabuk, Muhammad menyerahkan bendera Bani Najjar yang sebelumnya dibawa oleh Umarah kepada Zaid bin Tsabit. Ketika Umarah bertanya kepada Rasulullah SAW, ia berkata: "Al-Quran harus diutamakan, sedang Zaid lebih banyak menghafal Al-Quran daripada engkau."
Zaid bin Tsabit telah meriwayatkan 92 hadist, yang 5 daripadanya disepakati bersama oleh Iman Bukhari dan Imam Muslim. Bukhari juga meriwayatkan 4 hadist yang lainnya bersumberkan dari Zaid bin Tsabit, sementara Muslim meriwayatkan satu hadist lainnya yang bersumberkan dari Zaid bin Tsabit. Zaid bin Tsabit diakui sebagai ulama di Madinah yang keahliannya meliputi bidang fiqih, fatwa dan faraidh (waris).
Zaid bin Tsabit diangkat menjadi bendahara pada zaman pemerintahan Khalifah Abu Bakar dan Khalifah Umar. Ketika pemerintahan Khalifah Utsman, Zaid bin Tsabit diangkat menjadi pengurus Baitul Maal. Umar dan Utsman juga mengangkat Zaid bin Tsabit sebagai pemegang jabatan khalifah sementara ketika mereka menunaikan ibadah haji.
Ia wafat di Madinah pada tahun 45 H dalam usia 56 tahun (dalam riwayat lain ia wafat tahun 51 H atau 52 H).[2]

E.       Keterangan Hadits
Suyaniyah dengan dhomahnya sin dan sukunnya ro’ adalah bahasa kitab Injil dan Ibroniyah adalah bahasa kitab taurat, perkataan Nabi di dalam alasan beliau adalah karena beliau khawatir dengan orang Yahudi dalam penambahan dan pengurangan baik dalam bacaannya maupun dalam tulisannya. Dalam hadits ini dapat disimpulkan bahwa mempelajari bahasa adalah suatu yang mubah, seperti dalam firman Allah : “Dan sebagian dari tanda kekuasaan Allah adalah penciptaan langit dan bumi dan adanya perbedaan lisan-lisanmu. Tapi jika dengan satu alasan yang tepat yaitu bahwa mempelajari bahasa umat lain tersebut menimbulkan faidah maka disunahkan sebagaimana faidah dari hadits ini.[3]
Hadits ini menceritakan tentang  kisah Zaid ibn Tsabit, bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepadanya untuk mempelajari bahasa Ibrani guna menerjemahkan surat orang-orang Yahudi. Zaid berkata dengan nada semangat: ”Demi Allah, sesungguhnya akan kubuktikan kepada orang-orang Yahudi bahwa aku mampu menguasai bahasa mereka.” Zaid melanjutkan: “setengah bulan berikutnya aku mempelajarinya untuk Nabi SAW dengan tekun dan setelah aku menguasainya, maka aku menjadi juru tulis Nabi SAW apabila beliau berkirim surat kepada mereka, akulah yang menuliskannya, dan apabila beliau menerima surat dari mereka, akulah yang membacakan dan yang menerjemahkannya untuk Nabi SAW.
Dan juga bahwa Rasulullah SAW telah menyuruh Zaid bin Tsabit belajar bahasa Suryani. Dalam Hadis ini Nabi SAW menganjurkan Zaid ibn Tsabit untuk mempelajari bahasa Suryani. Muncul sebuah pertanyaan, kenapa Nabi SAW menganjurkan sahabat dan sekretaris beliau tersebut mempelajari bahasa Suryani? Dari sejarah peradaban dapat diketahui bahwa, banyak ilmu-ilmu Yunani telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryani itu tersebut.[4]

F.       Aspek Tarbawi
Hadits tersebut menjelaskan tentang keutamaan menuntut ilmu, disamping belajar ilmu agama juga belajar ilmu umum. Ilmu adalah suatu keistimewaan pada manusia yang menyebabkan manusia lebih unggul dari makhluk yang lain. Sejak diciptakan manusia telah mempunyai potensi berilmu dan mengembangkan ilmunya atas izin Allah.[5] Manusia didunia ini mempunyai tugas sebagai khalifah, manusia telah dibekali akal oleh Allah untuk bisa sebaik-baiknya memanfaatkan alam raya ini untuk kesejahteraan hidupnya dan juga untuk kesejahteraan kehidupan makhluk Allah yang lain. Untuk dapat memanfaatkan potensi akal, pendidikan perlu untuk mengembangkan akalnya. Manusia dapat mengembangkan ilmunya tentang dunia ini dengan cara melalui pendidikan umum dan tidak hanya pendidikan umum tetapi pendidikan Islam juga sangat penting.   
Pendidikan umum adalah pendidikan yang menunjang manusia untuk mempelajari apa yang ada didunia ini untuk dimanfaatkan dan digunakan sebaik-baiknya untuk kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Sedangkan Pendidikan Islam yang intinnya bertujuan untuk membentuk pribadi seseorang menjadi pribadi yang mendidik akhlak agar sesuai dengan akhlak dan kepribadian yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW, dan sebagai jalan dalam proses penghambaan kepada Allah SWT.[6]




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan dari isi hadits di atas adalah bahwa Rasulullah bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepadanya untuk mempelajari bahasa Ibrani guna menerjemahkan surat orang-orang Yahudi. Dan juga bahwa Rasulullah SAW telah menyuruh Zaid bin Tsabit belajar bahasa Suryani
Dari sejarah peradaban dapat diketahui bahwa, banyak ilmu-ilmu Yunani telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryani itu tersebut.




























DAFTAR PUSTAKA


Ali, Muhammad Daud. 1998. Pendidikan agama Islam. Jakarta: PT.Raja Gravindo Persada
An Nahlawi, Abdurrahman. 1996. Pendidikan Islam di rumah Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press
Ustman, Abdurrahman Muhammad. 1283. Tukhwatul Ahwadi Syarah Jami’u turmudzi Jilid 7. Darul Fitri
Zuhri, Muhammad, dkk. 1992. Terjemah Sunan At Tirmidzi IV. Semarang: CV. Asy Syifa
http://id.wikipedia.org/wiki/Zaid_bin_Tsabit





























[1] Moh. Zuhri, dkk, Terjemah Sunan At Tirmidzi IV, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1992), hlm.337
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Zaid_bin_Tsabit

[3] Abdurrahman Muhammad Ustman, Tukhwatul Ahwadi Syarah Jami’u turmudzi, (Darul Fitri, 1283) Jilid 7, hlm. 497-498
[4]   Abd. Mukti, 2008, hlm 91
[5] Muhammad Daud Ali, Pendidikan agama Islam, (Jakarta:PT.Raja Gravindo Persada,1998),hlm.383-385
[6] Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di rumah Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta:Gema Insani Press,1996), hlm.116-117

18 komentar:

  1. nama : nisa'ul muslimah
    nim : 2021110151
    kelas: D

    seberapa pentingkah bahasa asing dalam pengembangan ilmu pengetahuan? tolong anda jelaskan dan berikan contohnya?..........

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya bahasa asing itu penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan karena sesungguhnya mempelajari bahasa umat lain itu akan menimbulkan faidah maka disunahkan sebagaimana faidah dari hadits ini.
      Misalnya dalam mepelajari bahasa Inggris untuk menerjemahkan buku-buku yang berbahasa Inggris, karena banyak buku-buku yang menggunakan bahasa Inggris. Maka untuk mengetahui isi dari buku itu, kita harus memahami dulu bahasanya.

      Hapus
  2. Nama: M. Iqbal
    Nim : 202 111 0170
    Kelas: D
    p: Mengapa Rasulullah Saw menyuruh Zaid untuk mempelajari bahasa kitab Yahudi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena Zaid disuruh Nabi SAW untuk melihat isi kitab Yahudi dan NAsrani, apakah isi kitab itu sudah ada yang penyimpangan atau tidak dan agar ZAid bisa mengtahui apa yang telah dirubah dan diganti dari isi kitab tersebut.

      Hapus
    2. thanks so much, atas jawabannya,lalu bagaimana Apabila ada seorang muslim yg mempelajari kitab yahudi ataupun nasrani yang niatnya untuk mencari-cari kelemahan umat yahudi ataupun nasrani tersebut?

      Hapus
    3. you are welcome,

      menurut saya, seorang muslim yang mempelajari kitab Yahudi yang niatnya untuk mencari kelemahan umat Yahudi itu tidak apa-apa asalkan disertai dengan niat memperkuat iman kepada Allah agar tidak terjerumus untuk masuk ke umat Yahudi. atau untuk menambah pengetahuan saja. bukan dengan niat untuk memerangi mereka.

      Hapus
  3. nama:muhammad nursalam
    nim:2021110182
    kelas D
    Bagaimnakah hukum mempelajari ilmu asing?adakah ilmu asing yg diwajibkan?
    kemudian adakah kewajiban mempelajari ilmu agama?ilmu yang bagaimnakah yg wajib dalam agama?dan seberapa wajibkah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib, baik ilmu agama ataupun ilmu umum. Jadi menurut saya mempelajari ilmu asing juga termasuk wajib hukumnya.
      Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa mencari ilmu itu wajib hukumnya (طلب العلم فريضة)  yang dimaksud di situ adalah ilmu agama. Fudhail bin Iyadh seorang sufi abad kedelapan mengatakan, “Setiap perilaku yang wajib bagimu, maka memiliki ilmu tentangnya juga wajib” Misalnya, kalau shalat itu wajib, maka ilmu tata cara shalat,  wudhu dan bersuci juga wajib.
      Tentu saja, tidak semua ilmu agama harus dipelajari oleh setiap individu muslim yang tidak berniat menjadi seorang ulama. Setidaknya ada dua ilmu agama dasar yang harus diketahui oleh setiap muslim:
      Pertama,  ilmu aqidah (ideologi) Islam. Adalah ilmu yang membahas tentangrukun Islam dan rukun iman.
      Kedua, ilmu fiqih (syariah) atau hukum Islam adalah ilmu yang membahas secara teknis tata cara berpeperilaku. Baik dalam bentuk ibadah kepada Allah seperti shalat, haji, puasa, zakat, dan lain-lain. Serta ilmu berinteraksi antar-manusia seperti dalam soal jual beli.

      Hapus
  4. NAMA: M SYAUQIL MALIK
    KELAD: D
    NIM: 2021110180


    Apa hubunganya antara judul hadits dengan aspek tarbawi yang anda paparkan??????bagaimana menanggulangi realita sekarang banyak orang yang tidak mau menggunakan akal mereka secara maksimal???????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya, maksud dari judul “bahasa manusia” yaitu bahwa di dunia ini ada beberapa bahasa yang digunakan oleh manusia. Dan Rasul pun menganjurkan kepada umat Islam untuk mempelajari bahasa-bahasa manusia tersebut. Hubungannya dengan aspek tarbawi adalah bahwa Rasulullah juga menyuruh umat Islam untuk tidak hanya mempelajari agama saja, namun ilmu umum pun juga diankurkan untuk dipelajari.
      Memang zaman sekrang mayoritas orang tidak mau menggunakan akal mereka secara maksimal, mereka inginnya hanya yang instan-instan saja karena mengikuti perkembangan teknologi juga. Menurut saya untuk menanggulangi hal tersebut, sebagai calon pendidik kita harus membentuk karakter pribadi yang baik, berakhlaqul karimah dan mampu menggunakan akal kita dengan sebaik-baiknya, dimulai dari diri kita dulu. Kemudian setelah kita jadi pendidik, maka kita tanamkan karakter-karakter itu kepada siswa-siswa kita agar mereka juga mampu menggunakan akalnya dengan baik.

      Hapus
  5. Nama : Saefurrahman Wahid
    kelas : D
    Nim : 2021110161
    Allah dalam berbicara kepada manuisa memakai bahasa apa...?? jlaskan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak ada yg mengerti bahasa yg digunakan allah & para malaikat
      tuhan berbicara kepada hambanya, nabinya, rasulnya memakai bahasa yg dimengerti mereka
      lalu hambanya, nabinya, rasulnya menuliskan memakai bahasa yg mereka mengerti

      tuhan berbicara kepada hambanya tidak berteriak kayak manuisia, tetapi dengan melalui pengilhaman dalam roh manusia itu

      jadi tuhan menciptakan semua bahasa sama baiknya, sama indahnya, karena itu tuhan mengerti semua bahasa di dunia

      Hapus
  6. Nama : Dewi Shofiana
    Kelas : D
    NIM : 2021110164

    Bagaimana cara menyeimbangkan antara ilmu umum dan ilmu islam untuk bisa sebaik-baiknya memanfaatkan alam raya ini untuk kesejahteraan hidupnya dan juga untuk kesejahteraan kehidupan makhluk Allah yang lain ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya, dengan cara selalu mengingat Allah dimanapun kita berada dan dalam keadaan apapun, sehingga dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan dalam memanfaatkan alam raya ini, kita akan berpedoman pada hukum-hukum Islam. oleh karena itu, maka kesejahteraan kehidupan pun akan tercipta.

      Hapus
  7. nama : asmaul fauziah
    kelas : D
    nim : 2021110165
    dalam menuntut ilmu kan di harapkan agar ilmu itu bermanfaat, nah kategori/kriteria ilmu bermanfaat itu apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kriteria ilmu yang bermanfaat di dalam diri seseorang:

      1. Menghasilkan rasa takut dan cinta kepada Allah.
      2. Menjadikan hati tunduk atau khusyuk kepada Allah dan merasa hina di hadapan-Nya dan selalu bersikap tawaduk.
      3. Membuat jiwa selalu merasa cukup (qanaah) dengan hal-hal yang halal walaupun sedikit yang itu merupakan bagian dari dunia.
      4. Menumbuhkan rasa zuhud terhadap dunia.
      5. Senantiasa didengar doanya.
      6. Ilmu itu senantiasa berada di hatinya.
      7. Menganggap bahwa dirinya tidak memiliki sesuatu dan kedudukan.
      8. Menjadikannya benci akan tazkiah dan pujian.
      9. Selalu mengharapkan akhirat.
      10. Menunjukkan kepadanya agar lari dan menjauhi dunia. Yang paling menggiurkan dari dunia adalah kepemimpinan, kemasyhuran dan pujian.
      11. Tidak mengatakan bahwa dia itu memiliki ilmu dan tidak mengatakan bahwa orang lain itu bodoh, kecuali terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah dan ahlussunnah. Sesungguhnya dia mengatakan hal itu karena hak-hak Allah, bukan untuk kepentingan pribadinya.
      12. Berbaik sangka terhadap ulama-ulama salaf (terdahulu) dan berburuk sangka pada dirinya.
      13. Mengakui keutamaan-keutamaan orang-orang yang terdahulu di dalam ilmu dan merasa tidak bisa menyaingi martabat mereka.
      14. Sedikit berbicara karena takut jika terjadi kesalahan dan tidak berbicara kecuali dengan ilmu. Sesungguhnhya, sedikitnya perkataan-perkataan yang dinukil dari orang-orang yang terdahulu bukanlah karena mereka tidak mampu untuk berbicara, tetapi karena mereka memiliki sifat wara’ dan takut pada Allah Taala.

      Hapus
  8. nama : zulfa nufitriana
    kelas : D

    sebenernya perbedaan antara bahasa ibrani dan suryani itu apa???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahasa Ibrani adalah sebuah bahasa Semitik dari cabang rumpun bahasa Afro-Asia yang merupakan bahasa resmi Israel, dan dituturkan sebagian orang Yahudi di seluruh dunia. Secara kultural, bahasa ini dianggap sebagai bahasa orang Yahudi, meskipun bahasa ini juga dipergunakan oleh kelompok-kelompok non-Yahudi, seperti orang Samaria. Bahasa Ibrani hampir punah sebagai bahasa yang dituturkan pada Abad Kuno, namun terus digunakan sebagai bahasa liturgi Yudaisme dan bahasa sastra serta hanya dipakai untuk mempelajari Alkitab dan Mishnah saja. Tetapi pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, bahasa ini lahir kembali menjadi sebuah bahasa sejati dengan para penuturnya. Bahasa ini lalu menggantikan bahasa Arab, bahasa Ladino, bahasa Yiddish dan lain sebagainya sebagai bahasa utama kaum Yahudi sedunia dan di negara Israel kemudian hari.
      Bahasa Ibrani merupakan salah satu dari dua bahasa resmi Israel. Bahasa resmi lainnya adalah bahasa Arab. Dalam bahasa Ibrani sendiri, bahasa ini disebut עברית, atau I'vrit (lafaz: [ivr\it] atau [ibr\it]).
      Bahasa Ibrani mirip sekali dengan bahasa Aram dan juga masih mirip dengan bahasa Arab. Bahkan kosakata Ibrani modern, banyak pula meminjam dari bahasa Arab.
      “Bahasa Ibrani adalah cabang dari bahasa Kanaan dan Amorit, atau lebih tepat Kanaan dan Amorit adalah dialek-dialek nenek moyang yang melalui ercampuran keduanya pertumbuhan bahasa Ibrani dapat dijelaskan.”(Interpreter’s Dictionary of the Bible, vol.2, 552).
      Bahasa Ibrani (Israel) dan Moabit (Yordan) bisa disebut dialek Kanaan Selatan sedangkan Fenisia (Libanon) bisa disebut dialek Kanaan Utara. Bahasa Kanaan dekat berhubungan dengan Aram dan juga dengan bahasa Arab Selatan-Tengah dalam kadar lebih sedikit. Manakala dialek Kanaan lain telah punah, bahasa Ibrani terus hidup. Ibrani berkembang sebagai bahasa tuturan di Israel dari abad ke-10 SM hingga masa sebelum Zaman Bizantium pada abad ke-3 atau ke-4 Masehi. Selepas itu bahasa Ibrani diteruskan sebagai bahasa kesusasteraan hingga Era Moden sebagai bahasa tuturan pada abad ke-19.
      Bahasa Ibrani mengalami lima tahap perkembangan yang utama[3], yaitu:
      1. Ibrani Kuno (sebelum 500 SM)
      2. Ibrani Kitab Suci (~500-200 SM; mis. di kitab Ezra, Nehemia, Ester)
      3. Ibrani Mishnah (~200 SM - 600 M; mis. gulungan naskah Qumran)
      4. Ibrani Para Rabi (~600-1800 M)
      5. Ibrani Modern (abad ke-20 hingga sekarang)
      Bahasa Suryani atau bahasa Suriah (dalam bahasa Inggris: Syriac language) adalah sebuah bahasa Aram Timur yang pernah dipertuturkan di sebagian besar wilayah Bulan Sabit Subur. Namun secara luas definisi bahasa Suryani ialah semua bahasa Aram Timur yang dipertuturkan oleh bermacam-macam komunitas Kristen di Timur Tengah.
      Bahasa Suryani ditulis dengan Abjad Suryani.
      Bahasa Suryani bukan Bahasa Arab dialek Suriah, meski bahasa Suryani memengaruhi bahasa Arab.

      Hapus