Laman

new post

zzz

Selasa, 26 Februari 2013

c3-2 dewi suryani: rumah sbg madrasah & tenaga p...

MAKALAH
1. RUMAH SEBAGAI MADRASAH
2. MEMANFAATKAN TENAGA PENGAJAR PROFESIONAL
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi ll
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron Dimyati, M. S. I













Di Susun Oleh :

NAMA       : DEWI SURYANI
NIM            : 2021 111 093
KELAS      : C

JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2013

PENDAHULUAN
Allah menciptakan manusia pertama kali didunia berupa seorang laki-laki dan seorang perempuan yaitu Adam dan Hawa. Jadi mereka hidup sendiri didunia pada masa itu. Allah Maha kuasa menciptakan seorang anak dari Adam dan Hawa. Kemudian tercipta sebuah keluarga dari tiap-tiap orang, dari sebuah keluarga tersebut menciptakan ikatan penting orang tua dan anaknya. Orang tua itu berusaha menciptakan sebuah rumah yang nyaman bagi anaknya, sehingga dalam keluarga itu terutama orang tua harus menciptakan pendidikan yang baik dan berguna bagi anaknya. Dari lingkungan keluarga ini merupakan lingkungan pendidikan pertama dalam anak mendapatkan  didikan dan bimbingan yang baik dan berguna, karena keluaraga dalam halnya dirumah merupakan bagian dari pendidikan luar sekolah sebagai wacana  pendidikan agama dan pendidikan lain yang paling ampuh. Di keluarga ( rumah) merupakan lingkungan yang paling mendasar karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga, sehingga dalam keluarga atau orang tuanya tersebut mengajarkan pendidikan yang tidak baik maka akan menghasilkan anak yang tidak baik
Pendidikan disini juga tidak hanya dalam faktor internal tetapi juga ada faktor eksternal. Di dalam sekolah formal tersebut hanya sebagai pelengkap pendidikan bagi anak. Pendidikan ini dibagi dalam beberapa ilmu didalam dunia ini, tidak hanya pendidikan agama islam. Dalama sekolah (madrasah) formal/pendidikan formal ini membutuhkan seseorang yang bias mengamalkan, mengajarkan ilmu pendidikan yang sering disebut guru/ tenaga pengajar. Tenaga pengajar harus memiliki ilmu lebih tinggi dari anak-anak yang di didiknya sehingga anak-anak bias mengerti dengan atas amalan-amalan ilmu yang diberikan oleh tenaga pengajar. Tenaga pengajar ini juga tidak boleh menyelewengkan ajarannya yang telah dimiliki, karena tenaga pengajar ini mempunyai suatu perjanjian didalam mengajarkan pendidikan.
Sehingga dalam hal diatas tersebut bahwa rumah juga dapat dikatakan sebagai madrasah pertama bagi anak, dan dari keterangan diatas juga kita bias memanfaatkan tenaga pengajar professional disekolah yang pendidikannya lebih tinggi, dari anak-anak. Untuk mengetahui lebih jelasnya akan dibahas dan dijelaskan dalam pembahasan makalah ini.




PEMBAHASAN

A.    Hadits 12 : Rumah Sebagai Madrasah
عَثْمَانَ بِنْ اَلأرْقَمَ أنَّهُ كَا نَ يَقُوْل: أنَا ابِنْ سَبِعْ الإسْلاَمَ أسلم أبِي سَابِعْ سَبَعَة وَكَضا نَتْ دَارَهُ عَلَى الصفاوَهِىَ الدَارَالَتَى كَانَ النَبِىِ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَمَ يَكُوْنَ فِيْهَا فِىْ الإسْلاَمَ وَفِيْهَا دَعَا النَّاسِ إلَىَ الإسْلاَمَ
(رواه الحاكم فى المستدرك, باب ذكر الأر قم بن أبي الأرقم المخزومي رضي الله عنه )

B.     Terjemah

“Ustman bin Arqam berkata: saya masuk Islam usia tujuh tahun, ayah saya orang yang ke tujuh masuk Islam. Rumahnya di tanah safa dan rumah itu pernah di tempati oleh Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah dan berdo’a kepada manusia untuk masuk Islam. (HR. Al- Hakim).[1]

C.     Mufradat (Kata-Kata Penting)
أَنَا                                 : Saya
ابِنْ سَبِعْ الإسْلاَمَ                : Masuk Islam usia tujuh tahun.
أسلم أَبِيْ سَابِعْ سبعة            : Orang yang ke tujuh masuk Islam
دَارَه                               : Rumah
دَعَا                                : Berdo’a
اَلنَاس                             : Manusia

D.    Biografi Perawi
Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam
11:06 - Kamis, 14 Februari 2013
Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam Dar al-ArqamAbu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam (Bahasa Arab الأرقم بن أبي الأرقم) (673-675) adalah seorang pengusaha yang berpengaruh dari suku Makhzum dari kota Mekkah. Dalam sejarah Islam, dia orang ketujuh dari As-Sabiqun al-Awwalun. Rumahnya berlokasi di bukit Safa, di tempat inilah para pengikut Muhammad belajar tentang Islam. Sebelumnya rumah al-Arqam ini disebut Dar al-Arqam (rumah Al-Arqam) dan setelah dia memeluk Islam akhirnya disebut Dar al-Islam (Rumah Islam). Dari rumah inilah madrasah pertama kali ada. Al-Arqam juga ikut hijrah bersama dengan Muhammad ke Madinah. Pada awal penyebaran Islam, Rosulullah Saw masih menyebarkan agama secara sembunyi-sembunyi. Muhammad mulai merasa perlu mencari sebuah tempat bagi para pemeluk Islam dapat berkumpul bersama. Di tempat itu akan diajarkan kepada mereka tentang prinsip-prinsip Islam, membacakan ayat-ayat Al-Qur’an, menerangkan makna dan kandungannya, menjelaskan hukum-hukumnya dan mengajak mereka untuk melaksanakan dan mempraktikkannya. Pada akhirnya Muhammad memilih sebuah rumah di bukit Shafa milik Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Semua kegiatan itu dilakukan secara rahasia tanpa sepengetahuan siapa pun dari kalangan orang-orang kafir. Era dekad pertama dakwah Islamiah di Makkah menyaksikan dakwah dijalankan secara rahsia dan pertemuan umat Islam untuk mendengar ajaran Rasulullah dilakukan dari rumah ke rumah. Sejarah meriwayatkan rumah Arqam bin Abi Arqam sebagai tempat paling kerap pertemuan dilakukan. Kaum musyrikin Makkah tidak dpat menghidu aktiviti umat Islam di rumah ini. Sedangkan dalam waktu itu, sesiapa yang dikesan mengikuti dakwah Nabi Muhammad pasti akan diseksa oleh kaum Quraisy Makkah, terutama golongan hamba ataupun yang tidak mempunyai pelindung yang tuannya terdiri daripada bangsawan Quraisy Makkah. Rumah milik Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam ini merupakan Madrasah pertama sepanjang sejarah Islam, tempat ilmu pengetahuan dan amal saleh diajarkan secara terpadu oleh sang guru pertama, yaitu Muhammad Rasulallah Saw. Beliau sendiri yang mengajar dan mengawasi proses pendidikan disana. Akhirnya rumah Al-Arqam yang sebelumnya disebut Dar al-Arqam (rumah Al-Arqam), setelah dia memeluk Islam disebut dengan Dar al-Islam (Rumah Islam). Shafa merupakan sebuah bukit kecil yang menyambung ke bukit Abi Qubais. Di bukit ini, dulunya terdapat Darul Arqam, Darul Saib bin Abi Saib dan Darul al-Khuld yang sekarang semuanya sudah disatukan menjadi tempat sa’i. Terletak di sebelah timur Shafa, berjarak 36 meter, lokasi rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam berada, tempat berkumpul 39 Muslim awal yang berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Umar bin Khatthab kemudian menggenapi menjadi 40 orang pertama pemeluk Islam dan dakwah dilakukan secara terbuka. Dar al-Arqam - Rumah merupakan tempat pendidikan awal yang diperkenalkan ketika Islam mula berkembang di Mekah. - Rasulullah SAW menggunakan rumah Arqam bin Abi al – Arqam sebagai tempat pertemuan dan pengajaran agama secara sulit selama tiga tahun. - Bilangan kaum muslim yang hadir pada peringkat awal adalah terlau kecil tetapi semakin bertambah dari masa ke semasa yang terdiri daripada golongan bangsawan Quraisy, pedagang dan hamba sahaya. - Di Dar al-Arqam, Rasullah SAW mengajar wahyu yang telah diterima baginda kepada kaum muslim. - Memberikan penerangan serta motivasi untuk kekuatan iman mereka. - Baginda juga membimbing mereka menghafal , menghayati dan mengamalkan ayat- ayat Al-Quran yang diturunkan kepada baginda SAW. As-Sabiqun al-Awwalun yang Salaf, memiliki beberapa tugas penting yang harus diemban mereka. Tugas itu meliputi : Bertauhid (mengesakan Allah), Beriman kepada para malaikat, rasul, kitab-kitab Allah, takdir Menegakkan salat, Menunaikan zakat, Melakukan keadilan, Melakukan amal kebaikan, Meninggalkan kekejian, Meninggalkan kemungkaran, Meninggalkan kezaliman, meninggalkan penyembahan berhala, Berhala harus dihancurkan, Melarang kemusyrikan, Darah tidak ditumpahkan, Tidak ada jiwa yang harus dibunuh kecuali karena kebenaran, Jalan-jalan tetap aman, Tali silaturahmi terus dijalin, Menjunjung tinggi kesetaraan/ kemerdekaan manusia, Mencegah keburukan, Mempertahanan bela agama, Menyebarkan secara diam-diam agama yang dibawa oleh Muhammad. [2]


E.     Keterangan Hadits
أَنَا ابِنْ سَبِعْ الإِسْلاَمَ             : Saya masuk Islam tujuh tahun.
Maksudnya bahwa saya disini yaitu “Utsman bin Arqam” telah masuk Islam pada saat usia tujuh tahun.  
أسلَم أَبِي سَا بِعْ سبعة           :Orang yang ketujuh masuk Islam.
Maksud dari orang yang ketujuh masuk Islam yaitu Ayah Utsman bin Arqam termasuk sebagai orang yang ketujuh masuk Islam.
دَارَهُ                               : Rumah
Maksudnya rumah disini yaitu rumahnya Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam yang letaknya dibukit Shafa, dan rumah itu pernah ditempati oleh Nabi Muhammad SAW. Dan rumah itu merupakan tempat untuk berdakwah dan berdo’a oleh para kaum muslimin untuk masuk islam.
اَلنَاس                             : Manusia
Manusia ini maksudnya bahwa manusia adalah subjek dari tujuan berdakwah Nabi Muhammad SAW. Sehingga rasulullah akan mendapatkan seorang pengikut dari ajarannya.
Sehingga dapat diambil dari uraian sebuah hadist diatas Rumah Sebagai Madrasah yaitu bahwa Rumah itu tempat istirahat dan surga didunia ataupun tempat tinggal sedangkan Madrasah yaitu Lembaga Pendidikan.
Didalam rumah ada sebuah keluarga, dan keluarga bisa dijadikan sebagai alam pendidikan agama pertama (dasar). Seorang anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan didalam keluarga. Ini adalah tugas kodrati dari tiap-tiap manusia sebagai orang tua.
Pendidikan Agama berpangkal dalam keluarga, Anak yang masih dalam keadaan fitrah, masih menerima segala pengaruh dan cenderung kepada hal yang tertuju kepadanya, maka tidaklah heran jika anak lahir dalam keluarga Islam. Maka Anak tersebut akan cenderung memeluk Agama Islam. Sebab didikan orang tua terhadap anaknya sesuai dengan agama yang dipeluknya.[3]
F.     Aspek Tarbawi
Fungsi dan peranan penting Pendidikan Keluarga
a.       Pengalaman Pertama Masa Kanak-kanak
Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan jiwa didalam perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan keluaraga ini sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa didalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan.
b.      Menjamin Kehidupan Emosional Anak
Suasana didalam keluarga merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan simpati yang sewajarnya, suasana yang aman dan tentram, susana yang percaya mempercayai.
c.       Menanamkan Dasar Pendidikan Anak
Didalam keluarga juga merupakan penanaman, utama dasar-dasar moral bagi anak yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak.
d.      Memberikan Dasar Pendidikan Sosial
Didalam kehidupan keluarga, merupakan basis yang sangat penting dalam peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak. Sebab pada dasarnya keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari Ayah, Ibu, Anak.
e.       Peletakan Dasar-dasar Keagamaan
Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama, disamping sangat menentukan dalam menanamkan dasar-dasar moral yang tak kalah pentingnya adalah berperan besar dalam proses internasional dan transpormasi nilai-nilai keagamaan kedalam pribadi anak.[4]






















DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, 2008. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ahmadi, Abu,dkk. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Al-Hakim. 1398-1978. Al Mustradak. Jilid lll. Mesir: Beirut


























PEMBAHASAN

G.    Hadits 13: Memanfaatkan Tenaga Pengajar Profesional

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ قَالَ: قَالَ دَاوُدُ حَدَّثَنَا عِكْرِمَة عَنِ ابْنِ عَبَّسٍ قَالَ: كَانَ نَاسُ مِنَ اْلأَسْرَى يَوْمَ بَدْرٍ لَوْيَكُنْ لَهُمْ فِدَاءٌ, فَجَعَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِدَاءَهُمْ أَنْ يُعَلِّمُوْا أَوْلاَدَ اْلأَنْصَارِ الْكِتَابَةَ قَالَ: فَجَاءَ يَوْمًا غُلاَمٌ يَبْكِى إِلَى أَبِيْهِ, فَقَالَ : مَاشَأْنُكَ. قَالَ ضَرَبَنِي مُعَلِّمِي قَالَ: الخَبِيْثُ ايَطْلُبْ بِذَحْلِ بَدْرٍ وَالله ُ لاَتَلأْتِيْهِ أَبَدًا (رواه احمد فى المسند, من مسند بنى هاشم, بداية مسند عبد الله بن عباس)
H.    Terjemah
Ali bin Ashim menceritakan kepada kami, ia berkata: Daud berkata, Ikrimah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abbas ia berkata,”Ada sejumlah orang di antara tawanan perang Badar yang tidak mempunyai tebusan, lalu Rasulullah SAW menetapkan tebusan mereka dengan cara mengajarkan tulisan kepada anak-anak kaum Anshor. Suatu hari, seorang anak menemui ayahnya, sambil menangis, maka sang ayah bertanya,”Ada apa denganmu?”Anak itu menjawab, ”Pengajarku telah memukulku”. Sang ayahpun berkata, “Si buruk itu“ ia telah menuntut (balas) dengan bekas perang Badar! Demi Allah jangan lagi engkau mendatanginya.[5]

I.       Mufrodat ( Kata-Kata Penting)
نَاسُ                   : Sejumlah Orang
مِنَ اْلاَسْرَي          : Paratawanan
بَدْرٍ                    : Perang Badar
فِدَاءً                   : Tebusan
غُلاَ مً                 : Seorang Anak
يَبْكِيْ                  : Menangis
ضَرَبَنِيْ              : Memukulkan
بِذَحْلِ                  : Menuntut Balas
لاَتَأْتِيْهِ                : Jangan Lagi Mendatanginya[6]
J.      Biografi Perawi
Nama lengkapnya adalah Abdullah bai Abbas bin Abdil Mutholib al-Hosyam, beliau adalah putra dari paman Rasulullah SAW, Ayahnya bernama Al-Abbas bin Abdul Mutholib, dan Ibunya bernama Ummul Fadhl Lubabah binti al-Harits al-Hilaliyah, saudari Ummul Mukminin Maimunah permaisuri Rasul.[7]
Ibnu Abbas diberi gelar al Bahr (Lautan Ilmu) adalah karena kapasitas keilmuan. Selain itu dia juga bergelar Tarjumanul Qur’an (Penerjemah Al Qur’an). Ibnu Umar pernah berkata Abbas adalah umat Muhammad yang paling tahu tentang apa yang diturunkan kepada Muhammad dia juga diberi gelar Habr Hadzihil Ummah tinta laut ini, maksudnya orang alim dikalangan umat ini. Ketika Rasulullah SAW wafat Abdullah Ibnu Abbas berusia Lima Belas tahun. Diantara para sahabat yang berguru kepadanya ialah Ibnu Ummar, Annas bin Malik, Abu Thufail dan lain-lain. Dari kalangan Tabi’in dan anak-anak para sahabat. Diakhir hayatnya ia mengalami kebutaan. Dia wafat pada tahun 68 H/ 687 M dalam usia 71 tahun, jenazahnya disholati oleh Muhammad al-hanafiyah dan dimakamkan di Thaif.[8]
Kemudian selanjutnya Beliau dilahirkan di Makkah ketika Bani Hasyim berada di Syi’ib 3 atau 5 tahun sebelum Hijriyah, dikala Rasul wafat beliau baru berusia 13/15 tahun.

K.    Keterangan Hadist
Sanadnya Shahih. Daud adalah Ibnu Abi Hind. Hadist ini dikemukakan juga didalam Al Muntaqa (4387), Adz-Dzahl dengan fathah pada dzaal dan sukun pada haa’, adalah ats-tsa’r, yaitu al a’daawah ( permusuhan).[9]

L.     Aspek Tarbawi
Nilai-nilai yang dapat diperoleh dari hadits tentang Kependidikan diatas sebagai berikut:
1.      Seorang Guru harus mencerminkan Slogan “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.
2.      Tugas sebagai Guru harus memelihara dan menjaga KORPS Organisasi Guru (KORPRI)
3.      Seorang Guru harus berlaku adil kepada peserta didik dan tidak memandang bulu.
4.      Sebagai Guru harus mengamalkan Ilmu yang dimiliki terhadap peserta didik sesuai dengan kemampuannya.
5.      Sebagai pendidik harus berperilaku sesuai dengan UU yang berlaku di Indonesia yaitu salah satunya tentang Pendidikan.
Selain itu, tugas sebagai Guru yang profesional harus bisa lebih meningkatkan ilmi-ilmu Pengetahuan dan Seni Keterampilannya yang sesuai dengan Kemampuan sebagai seorang guru serta bidang yang ditekuni yang sesuai dengan perkembangan zaman yang modern.[10]






















DAFTAR PUSTAKA
Syaker, Syaikh Ahmad Muhammad.2007.Jakarta: Pustaka Azzam.
Al Bugha, Musthafa dan Muhyidin Mistu, 2008, Syarah Hadits arbain Imam Nawawi. Jakarta Tomur: Presta Pustaka al-Kautsar.
Al-Maliki, Muhammad Alawi.2009.Ilmu Ushul Hadist. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Al Musnad lil Iman Ahmad bin Muhammad bin Hanbal.2007.Jilid 3. Jakarta: Pustaka Azzam.
Soetjipto dan Raflis Kosasi.1999. Profesi Keguruan. Jakarta: PT Rieneka Cipta.























                                                              PENUTUP       
Dalam penjelasan makalah diatas menunjukkan bahwa rumah itu berfungsi tidak hanya melepas lelah, istirahat, tempat berteduh, berkumpul keluarga. Tetapi bisa digunakan untuk memanfaatkan yang lebih baik yaitu salah satunya untuk belajar secara informal bagi penghuninya ataupun orang lain serta anak-anak. Disini yang berperan penting itu adalah orangtua sehingga orangtua terus berperan aktif memberikan pendidikan yang baik-baik sehingga terjalin hubungan keluarga yang harmonis antara keluarga. Seorang anak akan merasa nyaman bila orangtuanya baik dalam segala hal terutama pendidikan sehingga anak tidak akan mengalami depresi bila menghadapi masalah yang dihadapinya dengan cara curhat kepada orangtua. Semoga Allah memberikan berkah dirumah itu.
Kemudian di Sekolah/Madrasah yang formal hanya sebagai tambahan untuk menuntut pendidikan yang lebih tinggi dan lengkap terutama dalam pendidikan agama, dengan cara memanfaatkan tenaga pengajar profesional. Tenaga pengajar disini harus berperan aktif dalam mengajar pada usia anak-anak yang masih dini, apabila didalam keluarganya sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tenaga pengajar harus membimbing dengan baik. Dalam kaitannya hadits pembahasan diatas bahwa seorang yang menjadi tawanan itu mempunyai pendidikan yang tinggi sehingga siapa saja bisa menjadi tenaga pengajar. Ketentuan ini telah dilakukan pada masa Rasulullah SAW yang berusaha berlaku adil oleh tawanan tersebut. Semoga Allah memberikan jalan kemudahan bagi tenaga pengajar untuk mengamalkan pendidikannya.


[1] Al-Hakim Al mustadrak jilid lll. ( Mesir: Beirut. 1398-1978 M). hlm. 502
[3] Abu Ahmadi,dkk. Ilmu Pengetahuan. ( Jakarta: PT  RINEKA CIPTA. 1999). hlm. 116-118
[4] Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. ( Jakarta: PT  Raja Grafindo  Persada),hlm 39-43
[5] Syaikh Ahmad Muhammad Syaker, Musnad Imam Ahmad jilid lll. ( Jakarta: Pustaka Azzam.2007), hlm. 30
[6] Al musnad lil imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal jilid 3.( Jakarta: Pustaka Azzam,2007), hlm. 30-31
[7] Musthofa al Bugho dan Muhyidin Mistu, Syarah Hadits arbain Imam Nawawi.( Jakarta Timur: Presta Pustaka Al-Kautsar, 2008),hlm. 470
[8] Muhammad Alawi Al-Maliki, Ilmu Ushul Hadist. ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),hlm. 212
[9] Syaikh Ahmad  Muhammad Syaker,op.cit., hlm 31
[10] Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan. ( Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 1999),hlm. 42-45.

64 komentar:

  1. Nama:Umu Aisyiatul Maqbulah
    Nim:2021 111 094

    Assalamu'alaikum
    saya ingin tanya, tenaga pengajar yang profesional kan harus memenuhi kriteria yang seperti pemakalah paparkan. Lalu bagaimana jika tenaga pengajar tersebut tidak memenuhi kriteria tersebut karena zaman sekarang banyak orang yang menjadi pendidik namun sekedar sekolah dan punya ijazah, yang sebenarnya mereka tidak punya keahlian.

    trimakasih :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr. wb

      Terima kasih atas pertanyaannya.
      Saya akan mencoba menjawab... Menurut saya bahwa kita tidak pantas untuk meniru dengan sifat pengajar yang tidak baik itu dan kita sebisa mungkin harus menjauhi jauh-jauh dari sifat pengajar itu. Apalagi kita sebagai calon pengajar yang profesional ini harus bisa menjadi contoh yang baik buat peserta didiknya. Memang sudah banyak tenaga pengajar yang tidak sesuai antara bakat dan minat yang dimilikinya serta karakteristik, mereka yang sudah terjun menjadi guru sedangkan mereka itu mempunyai bakat dan minat yang sesungguhnya tidak layak untuk menjadi guru. Mereka hanya bisa bermodalkan dengan ijazah dan bisa melanjutkan lagi sekolah yang lebih tinggi mereka yang mempunyai uang banyak ternyata bakat dan minat yang dimiliki tidak sesuai dengan profesi yang dimiliki/diterjuni...Sebagai seoranng pengajar ini sudah termasuk melanggar hak hukum bagi seorang pengajar yang profesional, seharusnya tenaga pengajar yang profesional itu dibina lagi supaya bisa sesuai dengan keahlian antara bakat dan minat yang dimilikinya itu. Jadi tergantung sifat seseorang dari pengajar itu karena berbeda sifat seseorang itu. terimakasih semoga jawaban ini bermanfaat buat saudari Umu serta audiens yang lain.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Chabibah Illiyin (2021111117)

    Assalamulaikum.....
    Pertanyaan:

    1. Dalam keterangan hadist yang pertama di sebutkan bahwa rumah merupakan surga di dunia, lalu adakah kriteria khusus yang menyebutkan bahwa rumah itu merupakan surga, atau kah semua rumah itu dikatakan surga,sedangkan kita mengetahui bahwa gambaran surga itu sendiri merupakan tempat yang penuh kebahagiaan atau kenikmatan
    2. Mohon untuk menjelaskan lagi mengenai keterangan hadis yang kedua tentang memanfaatkan tenaga pengajar profesional?

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr. Wb JWBN BIBAH
      Terimakasih buat mb bibah yang sudah bertanya...
      1. Dari pembahasan hadits yang saya bahas bahwa rumah sebagai madrasah, dan yang ditanyakan saudari bibah bahwa rumah itu merupakan surga di dunia. Rumah disini adalah surga kita di dunia tempat untuk melepas rasa lelah, beristirahat, sebagai tempat tinggal di dunia ataupun sebagai tempat bernaung dan ternyata rumah juga dapat digunakan sebagai lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat sebuah proses pembelajaran yang pastinya mempunyai tujuan masing-masing.

      Tujuan khusus bahwa rumah itu merupakan surga yaitu:
      pertama: bahwa rumah sebagai sumber ilmu, belajar itu adalah kebutuhan setiap manusia, belajar tidak identik dilakukan disekolah ataupun lembaga formal lainnya, karena belajar bisa dilakukan dimana saja, termasuk adalah salah satunya adalah di rumah dan "rumah ku itu adalah surga ku".
      kedua: bahwa rumah sebagai ibadah. Dalam hadits Rosulullah bersabda :" Terangilah rumahmu dengan sholat dan bacaan Qur'an ".
      Jadikanlah shalat sebagai tiangnya, zikir sebagai pondasinya dan bacaan Al Qur'an sebagai cahaya yang akan menerangi para penghuninya.
      ketiga: Selain rumah sebagai tempat tinggal, bahwa rumah juga dapat dijadikan sebagai tempat memperoleh pendidikan keluarga yaitu:
      - Pengalaman pertama masa kanak-kanak
      - Memantapkan kehidupan emosional anak
      - Menanamkan dasar pendidikan moral
      - Memberikan dasar pendidikan sosial
      - Peletakan dasar-dasar keagamaan
      keempat: Rumah sebagai Tempat Pendapatan
      Memanfaatkanlah rumah untuk sumber pendapatan yang halal, rumah dimanfaatkan untuk memperoleh ilmu baik agama maupun moral.
      Salah satu dari Pengertian dari Rumah Surga adalah suatu tempat tinggal bagi seseorang maupun kelompok, yang berfungsi melindungi dari sinar matahari, hujan, dan berbagai iklim yang ada.Tentunnya setiap orang ingin memiliki rumah yang nyaman untuk tempat tinggal mereka

      Hapus
    2. Rumah yang baik dan sehat adalah rumah yang memeiliki kriteria sbb:
      1. Jendela berfungsi dengan baik dengan ukuran yang memadai. Jendela ada dua sisi yang berbeda, sehingga bisa menjadi jalannya udara yang baru. Pada setiap ruangan sebaiknya dibuatkan jendela kaca yang berhubungan dengan ruang luar. Dalam menentukan letak jendela, harus diperhatikan untuk mengarah ke matahari. Cahaya matahari yang terlalu panas, gunakan kanopi jendela untuk menaungi jendela dari cahaya matahari langsung.
      2. Ventilasi udara adalah lubang penghawaan pada ruangan agar sirkulasi udara dalam ruangan menjadi baik. Minimal ventilasi udara berukuran lebih 10 persen dari luas lantai.
      3. Pencahayaan ruangan dengan standar mata normal bisa membaca tanpa sinar lampu tambahan.
      4. Lubang asap dapur lebih besar 10 persen dari luas tanah lantai.
      5. Lingkungan tidak padat penghuni luas lantai rumah per penghuni lebih besar 10 m2.
      6. Kandang hewan harus terpisah dengan rumah. Misalkan anda mempunyai ternak maka kandangnya harus terpisah dari rumah.
      7. Konstruksi rumah, bangunan permanen dengan tembok, bata plesteran, serta papan kedap air.
      8. Sanitasi yang benar.
      Sedangkan untuk memperindah rumah biasanya kita menggunakan:
      1.menggunakan cat yng kontras untuk bagian eksterior,dan warna cat yang sejuk untuk bagian interior.
      2.membuat pagar yang cantik, (selain untuk mempercantik pagar ini juga berfungsi sebagai pelindung)'
      3.membuat taman dan kebun
      4bila ukuran tanah luas dapat ditambahkan kolam renang
      kriterianya sudah saya sebutkan kurang lebih seperti itu, bahwa semua rumah tidak bisa dikatakan surga alesannya: rumah itu tergantung dengan penghuninya masing-masing digunakan untuk apa dan jika rumah itu digunakan untuk hal-hal yang negatif maka rumah tersebut tidak bisa dikatakan sebagai RUMAH MERUPAKAN SURGA...Jadilah rumah kita sebagai rumah yang membawa surga hadir setiap saat, karena didukung dengan lingkungan yang hebat dan sama karakternya.
      sekian dan terimakasih semoga jawabannya bermanfaat terutama buat penanya mb habibah dan untuk teman-teman semua yang sudah membaca makalah saya.
      2. Manfaat tenaga pengajar yang profesional saya akan mencoba menjelaskan kembali.
      Bahwa manfaat dari tenaga yang profesional disini adalah guru itu adalah sebagai panutan bagi anak didiknya sehingga guru harus bisa mengayomi, membimbing dan mendidik anak didiknya dan harus bisa menempatkan posisi dirinya seperti orang tuanya agar hubungan antar guru dan anak didik terjalin dengan baik. Seorang guru itu harus tau bahwa tugasnya sangat mulia baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. dan ini berarti segala tingkah laku harus benar-benar dijaga. KURANG LEBIHNYA SEPERTI INI...

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Nama : Elik Istikomah
    NIM : 2021 111 106

    Assalamualaikum mbak,,
    ma'af mbak mau tanya mengenai keterangan hadits yang kedua tolong di jelaskan agar mudah dipahami

    BalasHapus
  6. jati diri 2021 111 109

    assalamualaikum

    pada jaman sekarang ini guru sudahkah memenuhi kreteria seperti hadis di atas yang di sebutkan dalam aspek tarbawi,,,??
    wassalamualaikum

    maturnuwun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wassalamu'alaikum wr. wb.

      Terima kasih atas pertanyaannya, saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudara jati diri. Menurut saya guru sekarang ini tidak semuanya sudah bisa memenuhi kriteria seperti yang sudah dibahas dalam hadis, bahkan guru sekarang itu hanya bermodalkan ijazah tetapi karakteristiknya tidak sesuai dengan profesi guru yang di jalani, antara bakat dan minat yang dimiliki itu tidak sesuai dengan profesinya dan mereka itu belum sepenuhnya memenuhi kriteria dalam aspek tarbawi.

      Hapus
    2. Terimakasih atas jawabannya, lalu bagaimanakah solusi pemakalah yang diberikan kepada seorang guru agar bisa memenuhi kriteria guru yang profesional karena di Indonesia sendiri masih banyak yang hanya bermodalkan ijazah sarjananya saja tanpa memperdulikan kualitas pengajarannya, kalau seperti itu bagaimana yang akan terjadi dengan kondisi peserta didiknya?

      Hapus
    3. Solusinya menurut saya program pengadaan CPNS di indonesia tidak menerima uang suapan yang dilakukan orang dalam,,, dalam artian CPNS bener-bener murni dari hasil ujian yang diberikan tersebut dan tidak ada suapan antara orang dalam yang mengadakan program CPNS tersebut menurut saya. Karena kebanyakan di zaman sekarang ini orang yang bener-bener mempunyai potensi yang tinggi kebanyakan tidak diterima menjadi CPNS, karena mereka kalah dengan orang yang berani bermain uang suapan. Kemudian hal seperti itu perlu dicegah sejak dini.

      Hapus
  7. Fitriasih 2021111099

    Assalamualaikum..
    1. faktor-faktor apa saja yang mendukung untuk terciptanya suasana rumah sebagai madrasah?
    2. apakah rumah yang sudah menerapkan dasar-dasar pendidikan seperti yang dipaparkan dalam aspek tarbawi diatas akan menjamin anak memiliki kepribadian dan akhlak yang baik mengingat terjadi kasus bahwa rumah sudah menerapkan pendidikan tetapi diluar rumah anak berperilaku tidak mencerminkan pendidikan.bagaimana pendapat pemakalah jelaskan..terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr.wb.
      Menurut saya faktornya yaitu rumah bisa memperoleh ilmu,baik agama maupun moral, rumah sebagai sumber pendapatan, menjadikan suasana rumah aman dan nyaman karna setiap harinya rumah tersebut untuk sholat dan ngaji serta membaca Al-Qur'an
      Rumah kita sekecil apapun luas bangunan dan tanahnya, seharusnya memang memiliki kemanfaatan ibadah bagi seluruh anggota keluarga. Artinya di samping rumah itu berfungsi sebagai tempat berlindung, setiap ruangnya harus merefleksikan fungsi utamanya sebagai sarana ibadah dan pusat tarbiyah robbaniyah bagi seluruh anggotanya. Itulah rumah yang aktif dan efektif alias rumah yang tidak tidur.
      Sebaliknya, sebesar apapun rumah kita –dengan segala fasilitas yang serba glamour– jika tidak berfungsi sebagai “madrasah robbani” (pusat pendidikan) bagi seluruh anggota keluarga, rumah itu adalah rumah yang “tidur”. Rumah yang tidak berfungsi optimal sebagai pusat pendidikan yang utama dan pertama bagi seluruh anggotanya. Karena keberadaannya tidak efektif sebagai pusat pembinaan mental untuk melahirkan kader-kader Islam yang tangguh.
      Selain itu, faktor pertimbangan lain yang lazim adalah, soal lingkungan. Apakah lokasi rumah dekat sekolah, rumah sakit, pasar, pusat perbelanjaaan atau pusat keramaian? Ini barangkali yang menjadi sejumlah pertimbangan seseorang untuk menempati/ membangun rumah tinggal.

      Jarang atau sedikit barangkali, orang yang berpikir kemanfaatan rumah tinggalnya sebagai sarana tarbiyah (pendidikan). Yang berpikir fungsi rumahnya sebagai fungsi ibadah dalam arti luas. Agar setiap relung sudut rumahnya merefleksikan penghambaan sebuah keluarga pada Penciptanya. Sehinga si kepala keluarga tidak sibuk semata-mata memoles atau mengubah bentuk bangunannya. Tapi bagaimana ia merancang ruang-ruangnya dalam perspektif kemanfaatan ibadahnya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

      Hapus
    2. Seperti apa contoh rumah yang berfungsi ibadah itu? Konkritnya antara lain, misal si pemilik membuat ruang/halaman khusus –jika mampu– untuk kegiatan ibadah (semisal untuk pengajian, tempat sholat, ajang diskusi positif/rapat keluarga/sanak-saudara, tempat bermalam bagi saudara-saudaranya seiman, dan lain sebagainya). Halaman yang luas yang masih tersisa misalnya, bukan semata-mata dijadikan tempat kongkow-kongkow membicarakan bisnis. Atau tempat anak-anak mereka nongkrong main gaple, atau gitaran sembari menyetel musik-musik keras. Tapi diupayakan kelebihan ruang/tanah itu untuk sarana bermain bagi anak-anak tetangga atau siapa saja.

      Rumah juga akan bernilai ibadah, bila ornamen-ornamen yang menghiasi sudut-sudut ruangnya tidak melambangkan kemaksiatan atau kesombongan pemiliknya. Atau melambangkan simbol-simbol yang dilarang Islam, baik berupa lukisan, patung, foto atau hiasan lainnya. Misalnya memajang foto-foto, kalender, atau poster-poster tokoh-tokoh artis Barat/lokal bergaya sensual. Atau gambar-gambar cabul lainnya (na’udzu billah min dzalik).

      Sebaliknya kita hiasi ruangan tamu kita dengan cuplikan ayat Al Qur’an atau hadits yang isinya mengajak orang untuk bersegera menegakkan sholat, bersegera melakukan kebaikan, atau mengingatkan orang pada kematian. Pesan mengingat akhirat itu bisa juga kita sampaikan lewat kaset tilawah Al Qur’an atau senandung nasyid-nasyid Islami. Begitupun sekat-sekat ruangannya, sebisa mungkin ditata sedemikian rupa sehingga tidak membuat siapapun yang bertandang, bisa leluasa melihat kehidupan privasi para penghuni rumah.
      Kasus anak diluar rumah tidak sesuai dengan akhlak di dalam rumah, karena anak tersebut terpengaruh dengan gaya hidupnya dilingkungan, imannya mudah tergoyah oleh lingkungannya.
      Selain itu aspek yang tidak kalah penting untuk memfungsikan rumah sebagai pusat ibadah dan tarbiyah adalah, bagaimana membuat agenda-agenda kegiatan keluarga di dalam rumah senantiasa berorientasi pada implementasi pengabdian kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Aplikasinya tidak sulit. Misalnya sepekan sekali sehabis Maghrib sampai ‘Isya wajib tilawah Qur’an bagi seluruh anggota keluarga. Subuh tepat waktu harus menjadi agenda rutin harian. Atau jika tidak bisa, minimal sepekan sekali seluruh anggota keluarga wajib bangun solat subuh tepat waktu. Sepekan atau sebulan, atau mungkin dua bukan sekali, kita mengadakan pengajian rutin keluarga. Akan lebih baik misalnya, seluruh anggota keluarga komitmen mengadakan lomba menghafal Al Qur’an, yang wajib setor hafalannya masing-masing per pekan. Dan banyak lagi model ibadah keluarga yang bisa kita kemas dalam bentuk-bentuk atraktif lainnya. Pendek kata hari-hari dalam keluarga kita seyogyanya berjalan dan berproses secara pasti menuju pada mutu penghambaan yang kian berkualitas.

      Hal-hal di atas adalah upaya untuk memfungsikan rumah-rumah kita agar bernilai ibadah. Agar fungsinya sebagai madrasah robbbani dapat berjalan optimal. Sehingga orientasinya selalu menuju pada keta’atan bukan ma’siat kepada Allah swt. Atau setidaknya, rumah kita dapat mencegah timbulnya pikiran-pikiran negatif bagi setiap orang yang bertandang ke dalamnya.

      Idealnya, setiap Muslim mestinya mampu memanfaatkan rumahnya untuk menempa seluruh anggota keluarga agar menjadi Muslim/Muslimah yang sadar Islam. Tempat lahirnya generasi-generasi sadar ibadah, yang sadar dakwah, dan sadar berharokah untuk mengantarkan kemenangan Islam dan kaum Muslimin di setiap tempat tinggalnya.

      Mudah-mudahan kita tidak termasuk keluarga yang dicemo’oh Al Qur’an sebagai keluarga yang lalai. Yang rumah-rumah kita tak memberi kemanfaatan ibadah. Karena rumah-rumah kita tak lebih sebagai onggokan batu bata yang “tidur” laksana kuburan. Yang dari dalamnya hanya lahir generasi lalai sholat dan pengikut hawa nafsu (Q.S 19:59). Ya Allah, jangan jadikan kami termasuk keluarga yang hanya menambah panjang daftar generasi-generasi imitasi Barat yang tidak berdaya menghadapi rekayasa jahat musuh-musuh Islam!.

      Hapus
    3. Terimakasih mb dewi atas jawabanya yang panjang lebar, dan jawaban cukup mewakili atas pertanyaan yang saya tanyakan. namun ada satu yang mengganjal mengenai akhlak anak di luar rumah tidak sesuai dengan pendidikan akhlak yang sudah diterapkan didalam rumah anda menjawab karena pengaruh lingkungan di luar,lalu bagaimana upaya keluarga atau orangtua khususnya agar bisa ikut mengkontrol atau membatasi pengaruh buruk yang bisa ditimbulkan di luar lingkungan rumah?terimakasih

      Hapus
    4. pengajaran home scooling biar tdk terpengaruh oleh lingkungan luar, pengajaran ini lebih mengutamakan kemapuan anak dan membentengi tingkah laku anak terhadap lingkungan luar program ini sudah cukup sukses di jaman skrg ini. dan sudah banyak contohnya.

      Hapus
  8. Nama: Cristina mustikawati
    Nim: 2021111095

    pada hadits yang ke-2 pada Aspek Tarbawi mengenai seoarang guru harus berlaku adil kepada peserta didik dan tidak memandang bulu. yang saya tanyakan apabila ada seorang guru ada yang pilih kasih kepada anak didiknya (yang pandai) saja. bagaimana pendapat anda mengenai hal tersebut???

    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya seharusnya guru itu bukan pilih kasih terhadap siswa yang pandai saja, tetapi seorang guru itu memberi suport/dukungan kepada siswa yang pandai itu. Dengan tujuan agar siswa yang pandai itu bertambah lebih pintar lagi disekolahannya itu, dan agar tidak malas-malasan setelah bisa memenuhi kepandaiannya itu. kurang lebihnya seperti ini pendapat saya. terimakasih semoga mb kristina paham

      Hapus
  9. Aji Triyono (2021 111 104)

    Assalamualaikum.....
    Pertanyaan:
    menurut anda tenaga pengajar yang profesional itu yang seperti apa dan apa kriterianya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wassalamu'alaikum wr. wb

      Pertanyaan mas aji hampir sama dengan pertanyaannya yang tanyakan oleh mb bibah, tentang kriteria tenaga pengajar profesional. Nah menurut saya tenaga pengajar yang profesional itu antara bakat dan minat yang dimilikinya itu sudah sesuai dengan dunia guru.
      perlu kita mengkaji tentang apa sebenarnya tenaga profesional tersebut , ada baiknya kita bicarakan terlebih dahulu beberapa istilah kunci yang merupakan benang merah dalam makalah ini, yaitu kata” profesi ,profesional, profesionalisme, profesionalitas, profesionalitas”
      KARAKTERISTIK TENAGA PROFESIONAL
      Untuk lebih memantapkan pemahaman kita tentang tenaga yang “profesional”, dalam uraian-uraian berikut ini penulis mencoba menyajikan beberap karakteristik yang seharusnya ada atau di miliki oleh suatu profesi. Achmad Sanusi (1991:20) mengemukakan ciri utama suatu profesi sebagai berikut:
      1. Fungsi dan signifikansi sosial: suatu profesi merupakan suatu pekerjaan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang crucial.
      2. Keterampilan/keahlian: untuk mewujudkan fungsi ini, dituntut derajat keterampilan/keahlian tertentu
      3. Pemerolehan keterampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin, melainkan bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dan metode ilmiah
      4. Batang tubuh ilmu: suatu profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang jelas, sistematis, dan eksplisit (a systematic body of knowledge) dan bukan hanya common sense.
      5. Masa pendidikan: upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan keterampilan/keahlian tersebut membutuhkan masa latihan yang lama,
      bertahun.tahun, dan tidak cukup hanya beberapa bulan. Hal ini dilakukan pada tingkat perguruan tinggi.
      6. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional: proses pendidikan tersebut juga merupakan wahanan untuk sosialisasi nilai-nilai profesional dikalangan para siswa/mahasiswa.
      7. kode etik: dalam memberikan pelayanan kepada klien, seorang profesional berpegang teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sangsi.
      8. Kebebasan untuk memberikan judgement: anggota suatu profesi mempunyai kekbebasan untuk menetapkan judgementnya sedniri dalam menghadapi atau memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya,
      9. Tanggungjawab profesional dan otonomi: komitmen pada suatau profesi adalah menlayani klien dan masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tanggungjawab profesional harus diabdikan kepada mereka. Oleh karena itu, prasktek profesional itu otonom dari campur tangan pihak luar.
      10. Pengakuan dan imbalan: sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang lama, komitmennya dan seluruh jasa yang diberikan kepada klien, maka seorang profesional mempunyai prestise yang tinggi di mata masyarakat, dan karenanya juga imbalan yang layak.

      Hapus
  10. Puji Astuti (2021 111 103)
    assalamualaikum,,,
    salah satu kriteria guru adalah adil dan tidak memandang bulu kepada anak didiknya, lalu bagaimana kalau dizaman sekarang banyak guru yang memerhatikan anak didiknya misalnya dari segi ekonomi ataupun keluarga? mohon penjelasannya, terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wassalamu'alaikum wr. wb.
      Menurut saya dizaman yang sekarang ini ada yang mengatakan guru lebih memilih dan pandang bulu dengan orang-orang tertentu, tapi perlu diketahui lagi tugas guru itu apa sich???...
      Guru adalah pembimbing disekolahan bisa dianggap sebagai seorang ibu disekolah, mempunyai tugas wajib untuk mendidik anak-anaknya yang baik-baik. yang dipermasalahkan oleh mb puji guru memperhatikan anak didiknya dari segi ekonomi atau keluarga, Menurut saya guru yang seperti itu tidak baik dicontoh dan bekerja sebagai guru menurut saya, karna apa guru itu berarti tidak peduli dengan materi-materi yang akan diberikan kepada muridnya guru itu bearti ada maksud tujuan lain hanya ingin hal-hal yang tidak di inginkan, dan guru yang seperti itu masih perlu bimbingan dari kepala sekolah yang jabatannya lebih tinggi.
      Kurang lebihnya seperti itu semoga paham y mb puji.

      Hapus
  11. Nma : Ana Lailya
    NIM : 2021 111 121
    Assalamu'alaikum....
    Bagaimana menurut Anda tentang kepala keluarga yang gagal menjadi pemimpin yang baik untuk keluarganya, yang malah jauh dari agama dan berkelakuan buruk ? apakah rumah yang ditempati keluarga tersebut masih bisa dikatakan sebuah rumah yang dijadikan sebagai madrasah atau lembaga pendidikan informal? dan bagaimana cara mengatasi hal yang bertolak belakang tersebut? mohon penjelasannya... terima kasih....
    Wassalamu'alaikum.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr.wb.
      Menurut saya keluarga yang seperti itu masih perlu bimbingan dari orang lain, intinya dari orang yang lebih tua darinya. Kemudian rumah tersebut tetap masih bisa karena waktu dan tempat bisa diatur untuk dijadikan sebagai madrasah atau lembaga informal.Hidup itu bagaikan roda yang berputa. Kadang diatas, kadang juga dibawah. Ada saatnya manusia dilanda persoalan yang membuatnya merasakan kebuntuan dan putus asa/gagal dalam berkeluarga. Sebagai bagian dari kehidupan, hendaknya manusia bisa menyikapi dengan bijak semua kondisi yang terjadi, termasuk keadaan putus asa tersebut. Ada beberapa tips ringan bagaimana cara mengatasi rasa putus asa/gagal dalam berumah tangga saat anda mengalami kegagalan dalam melakukan suatu hal atau pekerjaan:

      1. Fahami badai pasti berlalu. Setiap ada kesulitan pasti ada kebahagiaan, setiap ada masalah pasti ada jalan keluarnya. Seberat apapun masalah yang kita hadapi sifatnya netral dan Tuhan pasti memberikan solusi dan jalan keluarnya, tergantung kita mau mencarinya atau tidak.

      2. Berpikir untuk masa depan. Lihatlah ke depan dan kembali ingat-ingatlah berbagai target, harapan, dan cita-cita yang ingin dicapai.

      3. Lihat sekitar anda. Ingatlah orang-orang tersayang di sekitar anda, ingat bagaimana mereka begitu penuh kasih sayang dan pasti tidak ingin melihat kita bersedih.

      4. Cobalah pergi ke tempat dimana terdapat beberapa orang yang kurang mampu, misalkan panti asuhan atau rumah kumuh. Renungkanlah bagaiman mungkin kita bisa menyerah pada keadaan dengan begitu mudah, sementara di tempat lain masih banyak orang yang berada pada keadaan lebih sulit.

      5. Kesuksesan bukan hanya materi. Materi memang penting dalam mengarungi hidup didunia, namun jangan jadikan tujuan utama.

      6. Pasrahkan setiap masalah pada Tuhan. Pasrahkan semua permasalahan materi setelah anda berusaha semaksimal mungkin untuk mencapainya. Dengan kepasrahan akan memperoleh energi baru untuk meraih kesusksesan.

      7. Kegagalan bukan akhir segalanya. Setiap kegagalan merupakan awal untuk meraih sebuah kesuksesan, karena kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda selama kita terus berusaha tanpa rasa putus asa.

      8. Syukuri nikmat Tuhan yang kita terima. Jangan bandingkan apa yang anda peroleh dengan nikmat yang diperoleh orang lain yang bisa menimbulkan rasa iri, dengki dan semakin menyiksa diri sendiri.

      9. Sharing permasalahan anda kepada orang-orang terdekat anda sehingga diterima saran untuk mencapai jalan keluar setiap masalah

      10. Yakinlah bahwa setelah ada kesulitan, maka aka nada sebuah titik terang yang dating, sebagaimana matahari yang akan berpijar indah setelah gelapnya malam menyergap.

      11. Bangkitkanlah kembali motivasi terbesar bagi semua usaha anda. Tiap orang pasti punya motivasi untuk bisa bertahan, entah itu orang tua, pasangan, anak, atau pun cita-cita tertentu.

      Hapus
    2. Terima kasih mbak atas jawabanya... lalu kepala keluarga tersebut punya watak yang keras bagaimana, tidak menghiraukan nasehat dari orang lain ?

      Hapus
    3. Menurut saya diberi orang ketiga yaitu kyai untuk membimbing dan mengajar kalau perlu dimasukkan ke PONPES yang baik dan bermutu.

      Hapus
  12. ida zahidah
    Nim: 2021 111 108
    adakah perbedaan pengaruhnya bagi peserta didik, jikA pengajaran pendidikannya dilakukan oleh guru profesional dan guru yang tidak profesional, mohon dijelaskan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perbedaannya terletak pada hasil yang diperoleh bagi peserta didiknya. materi yang diberikan/diajarkan oleh guru profesional akan lebih terarah dan jelas untuk dipahami, serta guru profesional itu lebih tau materi apa yang sesuai diberikan kepada peserta didiknya itu, sedangkan guru yang tidak profesional kurang lebih tidak terarah dan kurang jelas untuk dipahami, dalam halnya guru yang tidak profesional itu kurang mampu memberikan materi yang dimilikinya itu serta yang akan diberikan kepada peserta didiknya...

      Hapus
  13. RESTU NOVIANI (2021 111 091 )
    Assalamualaikum,,,,,
    saya cuma mau tanya,
    1.pendidikan yg utama adalah didalam keluarga,selain didalam keluarga menurut anda pendidikan itu dapat diperoleh dimana lagi jelaskan menurut anda
    2.arti slogan pahlawan tanpa tanda jasa apakah slogan itu hanya untuk guru saja ?? jelaskan
    trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wassalamu'alaikum wr. wb.
      1. Menurut saya pendidikan ada 2 yaitu formal dan informal, yaitu pendidikan bisa didapatkan dari keluarga yang lebih penting kemudian pendidikan bisa didapatkan dari sekolahan, lingkungan tempat tinggal dan lainnya.
      2. Menurut saya slogan " Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" itu tidak hanya guru saja tetapi jika ada tujuan tertentu ingin mendidik anak-anak didiknya dengan ikhlas ridlo karena Allah maka orang tersebut tidak akan mengharapkan imbalan sebagai tanda jasanya tersebut. jadi seperti anak-anak kuliahan ada yang kulia disambi dengan kerja seperti ngeles-ngeles anak-anak dengan tujuan anak kuliahan itu belajar mengajar untuk bekal menjadi guru setelah lulus kuliahnya nanti, seperti itu menurut saya...

      Hapus
  14. marlihatin 2021 111 123
    assalamualaikum,,,
    apa sajakah kriteria khusus agar menjadikan rumah itu sebagai madrasah yang baik, dan meliputi apa sajakah materi pembelajarannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr.wb.
      kroterianya rumah setiap harinya buat ngaji, sholat, membaca Al-Qur'an setiap hari setelah sholat. sehingga rumah akan terasa lebih nyaman dihuni. materi pembelajaran seperti bacaan tajwid, praktek sholat, hukum-hukum sholat dll...

      Hapus
  15. ULFATUL MAULA ( 2021111089)
    assalamu'alaikum mba iwi :)

    pertanyaan saya singkat saja nih. Rumah itu kan sebagai penunjang pendidikan yang pertama. lalu bagaimana jika keluarga kita atau orang tua kita itu tidak memberikan pendidikan yang baik untuk anaknya. Misal saja, saya punya seoranng teman, yang jika dilihat dari orangnya itu dia terbilang baik dan muslimah sekali. Padalah sejak kecil ia selau melihat rumahnya itu sebgai tempat judi, dll
    secara tidak langsung orang tua atau kelaurgnya kan mengajarkan tidak baik..

    nah kalau sudah begitu, apakah fungsi rumah sebagai pendidikan pertama itu, bisa menetukan perilaku seseorang ?

    terimakasih.. wassalamu'alaikum :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr.wb
      Menurut saya perilaku dan pendidikan dirumah terkadang tidak sesuai bagi seseorang, jadi watak seseorang itu tidak hampir sama persis dengan perilaku yang diajarkan dirumah, apalagi bagi anak-anak yang imannya itu mudah tergoyah dari rayuan teman-temannya.

      Hapus
    2. iya terimakasih buat jawabannya ya :)
      jadi kesimpulannya gimana mba ? apakah dalam konteks inin rumah bisa dikatakan sebagai madrasah?

      Hapus
    3. Dalam konteks ini kesimpulannya rumah itu tidak bisa dijadikan sebagai madrasah, karena sudah menjadi tempat untuk maksiat seperti yang mb ulfa katakan judi dll.

      Hapus
  16. SILFINA HAYATI
    2021111268
    C

    Assalamu’alaikum..
    Pertanyaan:
    Dari penjabaran makalah di atas dapat dikatakan bahwa “rumah” adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Namun, dalam kenyataannya banyak anak yang hanya sedikit waktu berada di dalam rumah. Jika dihitung-hitung, waktu si anak lebih banyak yang digunakan di luar rumah. Waktunya lebih banyak digunakan untuk sekolah, les, ekstrakulikuler, bermain di luar ataupun masyarakat, serta kegiatan lainnya. Dan ketika pulang ke rumah pun, si anak hanya ada sedikit waktu yang bisa digunakan untuk bersosialisasi dengan keluarganya.
    Dari penjelasan tersebut, apakah rumah bisa dikatakan sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama? Mohon jelaskan!
    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr.wb
      Rumah adalah tempat pendidikan pertama bagi anak-anak, keluarga merupakan bagian pendidikan luar sekolah sebagai salah satu wahana pendidikan agama yang paling ampuh. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena didalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan / bimbingan. Dan dapat dikatakan sebagai lingkungan yang pertama dan utama,karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga,sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga/ dirumah... Dalam hal ini rumah juga dapat dikatakan sebagai madrasah pertama bagi anak.

      Hapus
  17. Qurrotul Aini (2021 111 098)
    Assalamualaikum Wr.Wb.

    yg ign sy tnykn yt lebih utama di mana antara rumah dan masjid sebagai tempat pembelajaran?
    kemudian bagaimana kriteria yang harus dimiliki oleh guru profesional? dan bagaimana jika guru tidak profesional?

    sebagai pendidik yang baik harus sepenuhnya tertuju pada peserta didik, bagaimana jika dibagi-bagi dengan pekerjaan lain sehingga peserta didik kurang diperhatikan oleh pendidik.
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr.wb.
      Menurut saya rumah yang lebih utama untuk tempat pembelajaran, karena seorang anak lebih utama belajar dari orang tua dan tempat yang paling tepat yaitu dirumah.
      kriteria nya dibaca lagi aspek tarbawi hadits ke2 y mb aini.
      Menurut saya sebagai peserta didik itu harus bisa memposisikan situasi dan kondisi dimana pun berada, masalah disekolah ya difokuskan disekolah lalu masalah diluar sekolah juga di pending dulu supaya bisa tertuju terhadap peserta didik. kalau seperti itu berdampak pada peserta didik, jika pendidik tersebut masih saja tidak bisa merubah maka solusinya perlu dibimbing lagi oleh kepala sekolah.

      Hapus
  18. NAMA : HASAN BARI
    KELAS : C
    NIM : 2021 111 241

    ASSALAMU'ALAIKUM

    MBA DEWI SAYA MAU TANYA

    tenaga profesional apa yang dindonesia butuhkan skrg ini?
    dan bagaimana hukumnya jika tenaga profesional tersebut tidak sesuai dengan yang semestinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr.wb.
      banyak tinggal qita cari diinternet lebih tepatnya tentang tenaga profesional yang dibutuhkan diindonesia sekarang ini, kalau saya sebutkan itu juga belum tentu sesuai dengan aslinya...
      Hukumnya mubah tergantung yang melakukan pekerjaan yg profesionalnya itu, jika dari awal ada niat pasti akan sesuai dengan apa yang ingin di capai. hidup berawal dari mimpi apabila mimpinya itu terkabulkan tinggal kita syukuri, karna Allah Maha mengetahui...

      Hapus
  19. Nama : Mirza Fajrian
    Nim : 2021 111 110

    Assalamu'alaikum...
    Pertanyaan

    1. Bagaimana caranya menjadikan rumah sebagai madrasah sedangkan orang tuanya nikah muda dan belum mendapatkan ilmu agama yang cukup untuk mendidik anaknya, nikahnya hanya karena nafsu saja tidak melihat nanti bagaimana generasi penerusnya???

    2.Bagaimana Penilaiannya Guru Tersebut Profesional atau Tidak???
    Apakah Harus semua Ilmu atau yang bagaimana...???Jelaskan

    Trmksh
    Wassalamu'alaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. W'alaikumsalam wr. wb.
      Menurut saya sebagai orang tua pasti bisa memberikan pengajaran untuk anak-anaknya nanti, baik yang nikah muda atau yang sudah saatnya nikah pasti ada pendidikan dirumah dari orang tuanya.bahkan anak juga bisa yang mengajak berbagi ilmu dengan orang tuanya lewat ceramah biasa pada saat curhat jika anak itu masih ada masalah yang butuh solusi. Kemudian penilaiannya guru yang seperti ini belum bisa dikatakan profesional karena dilihat dari nikahnya hanya karena nafsunya saja tidak melihat untuk dimasa depan buat sang anaknya nanti... toh nantinya anak juga bisa belajar dari sekolahan, lingkungan dan teman sebaya atau di madrasah dan masjid yang perlu bimbingan dari orang lain.

      Hapus
  20. assalamualaikum Warahmatullah wabarakatuh.
    nama : Irva Silvia
    NIM : 2021 111 101
    pertanyaan saya singkat saja, bagaimana cara menumbuhkembangkan sikap profesional? apakah setiap pendidik harus mempunyai sikap keprofesionalan atau ada pengecualian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr.wb.

      Menurut saya dengan cara mengembangkan mulai dari diri kita sendiri yang berlandaskan dengan niat dalam hati untuk memperoleh sesuatu dengan cara yang baik. ada pengecualian yaitu pendidik yang hanya menggunakan uang untuk berbagai urusan lainnya.

      Hapus
  21. Nama
    Agus Truiyono
    Nim
    2021 111 135

    Salam hangat sahabati

    Apa yang harus kita persiapkan agar rumah bisa menjadi madrasah/ tempat pembelajaran yg mengasyikan, dan bagaimana cara mencari tenaga pengajar propesional.....?
    Sedangkan apa yang kita tau, menjadi pengajar yang propesional itu sangat bsusah, adakah solusi agar kita bisa menjadi tenaga pengajar yang propesional....


    tq

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya yang harus kita lakukan adalah seluruh keluarga yang ada dirumah harus berperan aktif dalam segala hal dan membuat ide yang kreatif biar tidak jenuh.
      Contohnya dengan membuat suatu permainan bila berhasil akan mendapatkan hadiah.
      Maaf mas agus pertanyaan yang kedua kurang jelas dan kurang terperinci, jadi saya tidak paham untuk sementara tidak saya jawab,,, maaf ya.

      Hapus
  22. Ass,,,
    Nama: Robiatul Adawiyah
    NIM: 2021111107


    Dengan melihat kondisi sekarang ini bahwa orang tua itu lepas tangan akan pendidikan anaknya, mereka hanya percaya dan menyarahkan seutuhnya bimbingan belajar kepada sekolah formal dan guru les. Yang saya tanyakan Bagaimana upaya meningkatkan kesadaran
    pada keluarga akan pentingnya menjadikan rumah sebagai madrasah?

    trmksh
    wass,,

    BalasHapus
  23. Nama: Amilatun Istiqomah
    NIM: 2021111100

    Assalamu'alaikum,,,, mo tanyA mb,
    apakah keprofesionalan seorang guru menjamin keberhasilan peserta didiknya???//// mhon dijelaskn
    wassalamu'alaikummm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr.wb.

      Menurut saya menjamin, karena bahwa keprofesionalan itu sangat dibutuhkan untuk terciptanya keberhasilan peserta didik.

      Hapus
  24. Nama : Risqa Murnia 2021111102
    Assalamualaikum....
    pertanyaan:
    ketika rumah berfungsi sebagai madarasah, adakah tahap evaluasi didalamnya?//
    turnuwun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr. wb.
      Menurut saya ada tahap evaluasinya mb risqa... yaitu adanya keluarga yang berperan aktif dalam mengajar dirumah, adanya sosialisasi dan interaksi antara keluarga dan anak, adanya suatu sistem pengajaran dengan cara mengadakan suatu permainan yang mengasyikkan yang bertujuan untuk anak supaya tidak jenuh.

      Hapus
  25. Azimatul Awaliyah (2021 111 112)

    Bagaimana komentar anda, jika ada seorang guru mengamalkan ilmunya tidak sesuai dg kemampuannya? Dan bagaima caranya untuk lebih meningkatkan ilmu-ilmu pengetahuan dan seni keterampilan yang sesuai dengan kemampuan sebagai seorang guru dan sesuai pula dengan perkembangan zaman yang modern?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya tidak setuju, karena tidak sesuai dengan slogan guru yang baik. Caranya guru itu belajar dengan orang yang sudah lebih tahu dalam bidang pengajaran dan didukung pula dengan buku-buku yang ada dalam bidangnya.

      Hapus
  26. Mu'aliyah
    2021 111 087

    Suatu hari, seorang anak menemui ayahnya, sambil menangis, maka sang ayah bertanya,”Ada apa denganmu?”Anak itu menjawab, ”Pengajarku telah memukulku”. Sang ayahpun berkata, “Si buruk itu“ ia telah menuntut (balas) dengan bekas perang Badar! Demi Allah jangan lagi engkau mendatanginya.[5]
    berdasarkan hadits diatas, apabila ada pengajar meklakukan perbuatan memukul seperti hadits diatas/pengajar sengaja menykiti hati anak didik. Apakah dengan ini anak didik/orang tua dari anak didik harus keluar dari pendidik yang memiliki sifat demikian???
    dan bagaimana pandangan pemakalah mengenai permasalahan ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya tergantung dari sifat dan orang tua tersebut jadi tidak ada unsur pemaksaan tersebut...

      Hapus
  27. hengki Nur F. (2021 111 088)

    asslm'alaikm,..
    saya mau tanya,.. pada bagian aspek tarbawi hadits, Anda menyebutkan bahwa kita sebagai pendidik harus sesuai dengan UU di Indonesia,.. nahh, tlong jlaskan lgi mengenai pendidik yang bagaimana yang sesuai UU di Indonesia,..???
    terima kasih,..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalammmm............

      Menurut saya Pendidik yang tidak melanggar slogan keguruan yaitu PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. Dan dalam organisasinya yaitu KORPRI.

      Hapus
  28. anamil choir 2021 111 122

    assalamualaikum


    rumah dikatakan sebagai madrsah
    dan juga dikatakan sebagai surga dunia ,,nah,,,,bagaimana jika rumah itu berantakan hubungannya atau yang sering kita kenal BROKEN HOME,,,,,?????

    wassalamualaikum

    maturnuwun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam...

      Menurut saya itu merupakan bukan surga dunia melainkan neraka dunia,,, karena rumah itu tidak bisa dipakai sebagai madrasah.

      Hapus
  29. Nama: Peni Puji Purwasih
    Nim: 2021 111 105

    Assalam...
    Dalam aspek tarbawi hadits ke dua dikatakan bahwa seorang guru harus berlaku adil,tidak boleh pandang bulu.
    Tapi dalam kenyataanya sering dijumpai guru memberikan sikap yang lebih terhadap siswa yang pandai dari pada yang kurang pandai.
    Llu bagaimanakah tanggapan anda terhadap kasus tersebut...
    Terimakasiih...:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaumsalam...

      Menurut saya sikap guru itu tidak baik karena itu namanya diskriminatif gimana anak-anak di indonesia bisa maju kalau gurunya bersikap seperti itu.

      Hapus