Laman

new post

zzz

Selasa, 26 Februari 2013

d3-2 imroatul mustaqimah: rumah sbg madrasah & tenaga p...



RUMAH SEBAGAI MADRASAH
dan
MEMANFAATKAN TENAGA PENGAJAR PROFESIONAL

MAKALAH


Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah                : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu        : Muhammad Ghufron, M. S.I



Oleh:
Imroatul Maghfiroh                2021 111 148
Kelas D



TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013


BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan Islam  sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW, pada masa itu pendidikan lebih ditekankan pada pendidikan tauhid karena pada masa itu penduduk Makkah kebanyakan masiih menyembah sesembahan selain Allah SWT. Pada masa itu, belum adanya pendidikan formal sperti sekarang ini. Kegiatan pendidikan masih berlangsung secara sederhana yang bertempat di masjid dengan cara halaqoh. Tak hanya masjid, rumah-rumah ulama dan sahabat juga menjadi tempat untuk terlaksananya kegiatan pendidikan.
Pada hakikatnya rumah adalah tempat pendidikan yang pertama kali bagi anak-anak. Kepribadian anak akan terbentuk dari bagaimana anak itu memperoleh pendidikan yang pertama dari keluarganya. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran yang sangat utama dan berpengaruh dalam perkambangan anak.
Selain itu, pengajar menjadi faktor yang menentukan. Bagaimana seorang pengajar mendidik akan berpengaruh pada anak-anak. Seorang pengajar adalah panutan bagi murid-muridnya. Oleh sebab itu, sebagai pengajar harus memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan syariat Islam.
Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai rumah sebagai madrasah dan bagaimana kita memanfaatkan tenaga pengajar yang profesional.





BAB II
PEMBAHASAN


A.    Hadits tentang Rumah sebagai Madrasah
1.    Materi Hadits

عُثْمَا ن بْنُ الْاَ رْقَم اَنَهُ كَا نَ يَقُوْلُ: اَنَا اِبْنُ سَبع الْاِسْلَا مُ, اسلم اَبِيْ سَا بَعَ سَبْعَةٌ وَ كَاَ نَتْ د اره عليالصفا وَ هِيَ الد ار التي كَا نَ النَّبِيُ صَلَي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَم يَكُوْنُ فِيْهَا فِيْ الْاِسْلَمِ دَعَا ألنَّا سَ اِليَ الْاِسْلَا مِ فَا سْلَمَ فِيْهَا قَوْمِ كَثِيْر                                            
[1](رواه الحاكم فى المستد رك ، باب ذ كر الارقم بن ابي الارقم المخزومي رضي الله عنه )

2.    Terjemahan
Usman bin al-Arqam berkata: “ Saya masuk Islam pada usia tujuh tahun, selamat bagi Ayah saya orang yang ketujuh masuk Islam. Rumahnya di tanah Shofa dan rumah itulah pernah ditempati Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah dan mengajak manusia untuk masuk Islam, lalu banyak orang yang masuk Islam di rumah itu.”
(H. R. al-Hakim)

3.    Mufrodat
Arti
Lafadz
Tujuh dari agama
سَبع الْاِسْلَا مُ
Selamat
اسلم
Mengajak
دَعَا
Orang ke tujuh
سَا بَعَ سَبْعَةٌ

4.    Biografi Rowi al-Hakim
Nama lengkap imam al-hakim adalah Abu Abdillah Al-hakim Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Na’im bin Al-hakam Adh-dhabbi Ath-Athahmani An-Nasaiburi Al-Hafidz yang terkenal dengan sebutan Ibnu Bayyi’.
Al Hakim lahir pada bulan Rabiul Awwal tahun 321 H.
Abu Abdillah Al-hakim menuntut ilmu di mulai semenjak masih kecil melalui berkat bimbingan dan arahan ayah serta paman dari ibunya. Adapun pertama kali dia mendengarkan hadits tahun330 Hijriyah ketika baru berumur tuju tahun. Dia mendapatkan hadits secara imla’ dari Abu Hatim Ibnu Hibban pada tahun334 Hijriyah. Abu Abdillah Al-hakim melakukan perjalannya mencari ilmu dari Naisaburi ke Irak pada tahun 341 H,  kemudian dia melakukan ibadah haji dan selanjutnya meneruskan perjalannya mencari ilmu ke negeri Khurasan, daerah ma wara’an an-nahri dan lainnya. Adapun para guru Abu Abdillah Al-hakim di naisaburi sendiri jumlahnya mencapai 1000 syaikh. Sedangkan guru-guru yang diperoleh selain dari naisaburi pun kurang lebih 1000 syaikh.[2]

5.    Keterangan Hadits
Pada malam senin disana Rosulullah S.A.W  berdo’a  ya Allah muliakanlah agama islam dengan cintanya kedua laki-laki kepadamu, umar bin khatob atau amir bin hisyam. Kemudian pagi harinya umar bin khatob masuk islam (menyatakan islam) di rumah arqom. Orang-orangpun keluar dari umah arqom mereka bertakbir dan thowaf di baitullah. Maka muncullah sebutan rumah arqom “rumah islam” dan arqompun menyedekahkan rumahnya itu. Anaknya kemudian membacakan naskah dari shodaqoh rumah Arqom.
Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Ini adalah keputusan Arqom di dalam seperempat rumahnya selain shofa sesungguhnya ia telah menyedekahkan tempat tinggalnya dari tanah haram untuk diikuti dan tidak diwariskan. Hisyam bin Ash menyaksikannya dan tuan hisyam bin Ash berkata rumah ini selamanya menjadi sedekah selagi di dalamnya (rumah) terdapat anaknya. Orang-orangpun menempatinya berlalu lalang disana dan mengambil apa yang ada disana sampai pada zaman Abi ja’far. Muhammad umar berkata : ayahku telah mengabarkan padaku dari yahya bin umar sesungguhnya putra ustman bin arqom berkata : sesungguhnya saya tidak tahu waktu yang menjatuhkan Abi ja’far bahwasanya ia melakukan sa’i diantara shofa dan marwah di waktu hajinya dan kami berada di luar rumah kemudian ia lewat di bawah kami, jika ia menghendaki aku memegangnya pasti aku memegangnya karena ia melihat kepada kami.
Dari waktu ia turun lembah hingga naik ke bukit shafa. Ketika Muhammad bin abdillah bin hasan keluar dari madinah ada Abdullah bin ustman bin arqom dari sebagian orang yang jual-beli dan tidak keluar bersamanya. Maka abu ja’far menuliskan surat perintah kepada pelayannya (pegawainya) di madinah agar memenjarakan Abdullah bin ustman. Kemudian ia mengutus seseorang laki-laki dari penduduk khufah ia bernama syihab bin abdirab bersama dengan itu ia menulis kepada pelayannya di madinah agar melakukan apa yang telah di perintahkan oleh abu ja’far. Kemudian Abdullah bin ustman masuk kedalam penjara sedang ia sudah sangat tua kira-kira umur 40 tahun sungguh ia telah bosan berada di kurungan / penjara besi. Syihab berkata : apakah engkau berkenan dan mau menjual rumah arqom kepada ku, karena sesungguhnya amirul mukminin menginginkanya dan berusaha agar engkau mau menjual rumah itu. Jika kamu mau maka kamu akan diampuni. Ustman bin arqom berkata : sesungguhnya rumah itu sudah di sedekahkan tetapi rumah itu adalah hak ku. Di rumah itu terdapat hak masyarakat. Saudara-saudara ku dan selain mereka. Hisyam berkata : jika dirimu mau memberikan hak mu kepada kami dan kamu di bebaskan maka aku akan bersaksi dan menuliskan jual-beli dengan menyerahkan uang sebesar 17 ribu dinar. Rumah itupun menjadi milik Abu ja’far bin musa, Abu arqom wafat ketika umur 55 tahun di madinah.[3]
6.    Aspek Tarbawi
Lembaga pendidikan adalah salah satu fasilitas yang memungkinkan untuk berlangsungnya psroses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini pendidikan Islam termasuk masalah sosial, sehingga falam kelembagaannya tidak terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada. Lembaga disebut juga intuisi atau pranata, sedangkan lembaga sosial adalah bentuk organisasi yang tersususn atas pola-pola, peranan dan relasi yang terarah dalam mengikat individu untuk tercapai kebutuhan sosial.[4]
Pendidikan tidak hanya dapat dilaksanakan melalui lembaga pendidik formal, namun pendidikan yang utama adalah pendidikan keluarga atau rumah. Hal ini karena rumah adalah pendidikan yang pertama dan paling berpengaruh dalam perkembangan anaknya. Sebagai pendidik yang pertama dan utama, orang tua memiliki kewajiban untuk mencetak kepribadian anak yang baik untuk dikemudian hari dapat dikembangkam dalam lembaga-lembaga pendidikan selanjutnya.
Sama halnya yang dilakukan pada masa Rasulullah saw, pada awal datangnya Islam di jazirah arab orang-orang yang baru masuk Islam belajar agama Islam bersama Rasulullah saw di kediaman Al Arqam.

B.     Hadits tentang Memanfaatkan Tenaga Pengajar Profesional

1.      Materi Hadits

حدثنا على بن عاصم قال: قال داود حدثنا عكرمة عن ابن عباس قال: كان ناس من الأسري يوم بدر دون لهم فداء ,فجعل رسول الله فداءهم أن يعلموا أولادا لأنصار الكتابة قال:فجاء يوما لم يك غلام يبكي إلى أبيه,فقال ما شأنك؟ قال : ضربني معلمي ,قال الخبيث ! يطلب بدخل بدر و الله لا تأتيه أبدا                                                                     
2.      Terjemahan
“ Telah menceritakan Ali bin ‘Asyim kepada kami, Ia berkata: “ Daud berkata, Ikrimah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abbas, Ia berkata: “ Ada sejumlah orang diantara para tawanan perang bada yang tidak mempunyai tebusan, lalu Rasulullah SAW menetapkan tebusan mereka dengan cara mengajarkan tulisan kepada anak-anak kaum Anshor. Suatu hari, seoarng anak menemui Ayahnya sambil anak itu menangis, maka sang Ayah bertanya: “Ada apa denganmu?” anak itu menjawab: “ Pengajarku telah memukulku”. Sang Ayah pun berkata ‘si buruk itu’ Ia telah menuntut balas dengan perang badar! Demi Allah jangan engkau mendatanginya lagi selamanya”.[5]

3.      Mufrodat
Arti
Lafadz
Dari tawanan perang badar
من الا سري يوم بدر
Mereka tidak mempunyai tebusan
لم يكن لهم فداء
Maka menetapkan tebusan kepada mereka
   فداء هم ان يعلموا
Dengan cara mengajarkan
ان يعلموا
Suatu hari anak datang menangis
   فجاء يوما غلام يبكي
Ada apa denganmu?
   ما شأ نك؟
Pengajarku memukulku
ضربني معلمي   

4.      Biografi Rowi
a.         Imam Ahmad
Nama lengkap Imam Ahmad adalah Muhammad bin Hanbal al-Syaibani. Beliau berasal dari Marwazi dan dilahirkan di kota Baghdad pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 164 H. Imam Ahmad ini pernah belajar di berbagai negeri, yaitu Kuffah, Bashrah, Makkah, Madinah, Yaman, dan Jazirah.
Dalam pengembaraannya mencari Ilmu, Imam Ahmad lebih menekankan pada bidang ilmu hadits. [6]
Sebagian besar pencarian ilmunya Ia lakukan di Baghdad. Beliau selalu berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri lain untuk mencari riwayat, sehingga Ia istemewa dalam pengetahuan tentang atsar sahabat dan tabi’in disertai dengan kecermatannya yang prima dan kehati-hatiannya yang sempurna. Imam Ahmad ini memiliki beberapa karangan, diantaranya adalah kitab al-Ilal, az-Zuhud, tafsir an-Nasikh wal Mansukh dan sebagainya.
Untuk kitabnya yang paling masyhur dan terbesar adalah al-Musnad. Di dalamnya memuat 18 musnad yang diawali dengan musnad al-Asyrah. Kitab Musnad Ibnu Hanbal ini memuat 40.000 hadits musnad dan yang diulang-ulang ada sekitar 10.000 hadits.
Imam Ahmad merupakan teladan dalam hafalan dan kecermatan, hingga Abu Zar’ah berkata: “ Ia hafal sejuta hadits yang sanggup Ia diktekan lewat hafalannya, tidak aneh bila Ia termasuk “Amirul Mukminin dalam Hadits”. [7]
Ahmad bin Hanbal sering melakukan ijtihad dalam mengumpulkan dan menyeleksi seluruh hadits musnadnya. Ia tidak meriwayatkan hadits musnadnya, kecuali dari orang-orang yang dalam atau menurut pandangannya adalah orang-orang yang telah ditetapkan kebenarannya dan taat beragama. Ia tidak mengumpulkan hadits dari orang-orang yang tidak dipercaya, sehingga sangat teliti terhadap matan kitabnya. Ia pernah mengatakan pada anaknya, Abdullah, “jagalah kitab musnad ini, sesungguhnya ia akan menjadi panutan yang diikuti oleh umat manusia”. Karena itu pula al-Suyuti mengatakan bahwa semua hadits Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya itu dapat diterima, meskipun haditsa dha’if  yang mendekati hadits hasan.[8]

b.      Abdullah Ibn Abbas
Nama lengkap Abdullah Ibn Abbas adalah Abul Abbas Ibn Abbas ibn Abdil Muthalib, putra dari paman Rasulullah saw. Ibunya bernama Ummul Fadlel Lubabah al-Qubra al-Harts al-Hilaliyah, saudara perempuan dari Maimunah permaisuri Rasululllah saw.
Beliau dilahirkan di Makkah pada tahun 3 sebelum Hijrah dan ketika Rasulullah saw wafat beliau baru berusia 13 tahun. Abdullah Ibn Abbas ini meriwayatkan hadits sejumlah 1.660. [9]
Menurut an-Nasa’i, sanad hadits Ibn Abbas paling shahih adalah diriwayatkan oleh az-Zuhri, dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah, dari Ibnu Abbas. Sedangkan yang paling dha’if adalah yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Marwan as-Suddi Ash-Shaghir, dari al-Kalabi dari Abi Shalih. Rasulullah saw menjuluki Abdullah Ibn Abbas dengan Turjuman al-Qur’an (penerjemah Al Quran).
Ibnu Abbas meriwayatkan hadits dari Ali, Umar, dan Ubaiy bin Ka’ab. Menurut Ma’mar, ilmu Ibnu Abbas diperoleh dari ketiga orang tersebut. Ibnu Abbas juga meriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Abu Dzarr al-Ghifari.
Pada hari-hari terakhir dari kehidupannya, Ibnu Abbas terserang penyakit mata, sebagaimana yang diderita oleh ayah dan kakeknya dan beliau wafat di Thaif pada tahun 68 H.[10]

5.      Keterangan Hadits
Dalam hadits tersebut diterangkan bahwa ketika perang badar terdapat beberapa tawanan dan tawanan tersebut tidak memiliki harta untuk menebusnya. Ketika itu Rasulullah datang dan menetapkan bahwa untuk menggantikan tebusan tersebut para tawanan harus mengajarkan baca tulis kepada anak-anak kaum Anshor. Namun, setelah beberapa waktu berlangsung datanglah seorang anak sambil menagis dan ketika ditanya “Ada apa denganmu?” anak menjawab bahwasannya ia telah dipukul oleh gurunya yang tidak lain adalah para tawanan perang itu. Berdasarkan laporan si anak tersebut, bapaknya mengatakan bahwa janganlah sekali-kali ia mendatanginya lagi meskipun untuk belajar selamanya.
6.      Aspek Tarbawi
Pendidik adalah orang tua atau guru bagi anak didik yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan akhlak dan moralnya. Oleh karena itu, pendidik mempunyai kedudukan tinggi sebagaimana yang dilukiskan dalam hadits Nabi SAW bahwa “ Tinta seorang ulama lebih berharga ketimbang darah para syuhada”. Hal ini menujukkan bahwa betapa tingginya derajat seorang pendidik di mata Allah SWT. Namun, dalam hal ini pendidik memilki tugas dan tanggung jawab yang begitu besar terhadap para anak didiknya. Menurut al-Ghazali tugas seorang pendidik adalah memyempurnakan, menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk bertaqarrub kepada Allah SWT.
Seorang pendidik dituntut mampu memainkan peranan dan fungsinya dalam menjalankan tugas keguruannya. [11]
Pendidik adalah teladan bagi anak didiknya, untuk itu sebagai seorang pendidik yang baik harus memberikan teladan yang sesuai dengan syariat Islam dalah kesehariaanya. Begitu pula dalam menghadapi anak didiknya harus dibutuhkan keuletan dan kesabaran yang tinggi, jangan sampai seorang pendidik melontarkan kata-kata yang tidak pantas atau tindakan yang tidak layak dilakukan seorang pendidik. Seperti memukul anak didiknya sendiri, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits riwayat Ibnu Ahmad di atas. Sungguh tidak layak seorang pendidik melakukan tindak kekerasan kepada anak didiknya. Karena hali ini dapat mempengaruhi psikis anak sehingga trauma dan enggan untuk belajar dengan pendidik tersebut.


















BAB III
PENUTUP

Pendidikan adalah hal yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari terlebih pendidikan Islam. Pendidikan Islam dmiulai sejak zaman Rasulullah saw, pada masa itu pendidikan berlangsung secara non formal. Biasanya kegiatan belajar dapat berlangsung di masjid atau rumah-rumah para sahabat. Seperti pada awal mula agama Islam diajarkan oleh Rasulullah saw, pendidikan berlangsung di rumah sahabat al-Arqam yang merupakan sahabat ke tujuh yang masuk Islam. Rumah adalah madrasah yang pertama bagi anak didik, karena keluargalah yang akan membentuk dan mempengaruhi karakter dan kepribadian anak tergantung bagaimana orang tua memberikan pendidikan tersebut kepada anak-anaknya.
Tidak hanya itu, sebagai pendidik harus memiliki kepribadian dan tingkah laku yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Karena pada hakikatnya pendidik adalah teladan bagi peserta didik.















DAFTAR PUSTAKA


Ahmad , Muhammad dan Mudzakir. 2004. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka Setia.

Al Maliki, Muhammad Allawi. 2009. Ilmu Ushul Hadits yogyakarta: Pustaka Belajar.

ash-Shalih , Subhi. 2009. Membahas Ilmu-Ilmu Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Asssa’idi, Sa’adullah . 1996. Hadits-hadits Sekte. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam.  Bandung: Trigenda Karya.

Muhammad Ibn Ahmad, Abi Abdillah. 1978.  Al Mustadrak ‘Ala al Shahihain Fiy al Hadits juz 3. Bairut: Dzarul Fikri.


http://id.lidwa.com/app/, diakses pada tanggal 12-2-2013 pukul 14.00


[1]Abi Abdillah Muhammad Ibn Ahmad, Al Mustadrak ‘Ala al Shahihain Fiy al Hadits juz 3, ( Bairut: Dzarul Fikri, 1978), hal.  502
[3] Abi Abdillah Muhammad Ibn Ahmad, op. Cit, hal. 502-504
[4] Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, ( Bandung: Trigenda Karya, 1993), hal. 284
[5] http://id.lidwa.com/app/, diakses pada tanggal 12-2-2013 pukul 14.00
[6] Muhammad Allawi al Maliki, Ilmu Ushul Hadits, ( yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hal. 253-254
[7]Subhi ash-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2009), hal. 363-364
[8]Sa’adullah Asssa’idi, Hadits-hadits Sekte, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1996), hal.53-54
[9] Muhammad Ahmad dan Mudzakir, Ulumul Hadits, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), hal. 170
[10] Subhi as-Shalih, op.cit, hal.339-341
[11] Muhaimin dan Abdul Majid, op.cit, hal.168-169

60 komentar:

  1. NAMA: BADIATUL LIZA
    NIM : 2021 111 146
    KELAS : D

    1. rumah merupakan lembaga pendidikan yang pertama kali di tempuh oleh seorang anak, namun sekrg bagi anak kebanyakan rumah hanya sebagai tmpt peristirahatan dr rutinitas yg telah dilakukan.
    menurut pemakalah bagaimanakah mengoptimalkan peran rumah sebgai lembaga pendidikan (keluarga)..??

    2. mohon jelaskan bagaimana guru yang profesional berdasarkan hadits Rasul saw. jk perlu mohon tunjukkan haditsnya??

    terimakasihh.......

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      rumah adalah tempat berteduh dari hujan&panas tapi juga dapat berfungsi sebagai madrasah keluarga, namun terkadang banyak orang yang belum memahami fungsi tersebut.untuk mengoptimalkan rumah sebagai madrsah adalah dengan orangtua membentuk progak keluarga&aturan bersama yang harus dipatuhi seluruh anggota rumah. misal, ketika pulang sekolah anak harus langsung pulang ke rumah tidak boleh mampir-mampir, adakan diskusi antara anak dengan orang tua untuk melatih kemampuan verbal anak sehingga anak tidak jenuh di rumah & mejnadikan anak terbuka pada orangtua. Selain itu terapkan juga tanggung jawab dan disiplin pada anak.
      guru profesional menurut hadits adalah santun/pemaaf, tanggungjawab, berilmu/cerdas, Disiplin, lembah lembut, dan selalu memotivasi anak.
      salah satu haditsya adalah
      "Sesungguhnya padamu telah ada dua hal yang disukai Allah SWT yaitu lemah lembut dan tidak tergesa-gesa".(HR. Muslim) (tentang lemah lembut)

      Hapus
  2. Nama: Kiki Fiya Mastriana
    NIM: 2021 111 198
    Kelas: D

    mengenai peran orang tua sebagai pendidik yang utama,, bagaimana kita memberi pengajaran kepada anak-anak yg dalam keluarganya itu broken home? dan bagaimana membentuk karakter anak didalam rumah agarmenjadi yg diharapkan orang tua sesuai dg pembelajaran hadits tarbawi II ini. ????

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      selain menjadi tempat berteduh, rumah juga sebagai madrasah bagi anak & keluarga. namun bagaimana dg anak korban broken home? anak yg broken home cenderung kurang perhatian dari orang tuanya yg sibuk dg kerjaannya masing-masing. keluarga yg broken home timbul karena orang tua terlalu sibuk dg kerjaannya masing-masing shg komunikasi tidak jalan yang akhirnya pendidikan anak menjadi terabaikan. untuk memberi pendidikan thdp anak tersebut sebaiknya walau sudah pisah orang tua harus tetap memperhatikan perkembangan&pendidikan anak, mereka bisa berbagi waktu untuk mendidik. kemudian sebagai pengajar kita harus mengetahui karakter dan psikologis anak terlebih dahulu untuk kemudian memeberi arahan pada mereka. seorang guru bisa bertindak sebagi teman agar si anak merasa nyaman untuk berbagi cerita dan sekiranya mengurangi beban masalahnya serta senantiasa memberikan pencerahan rohani dg pendidikan agama Islam.
      untuk membetuk karakter anak tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, dibutuhkan keseriusan & kesabaran dalam hal ini. pembentukan karakter dimulai sejak usia dini, orang tua harus membiasakan displin, jujur,berkata sopan, dan memberikan teladan yang baik. harapan orang tua tentunya agar kelak menjadi anak yg sholeh, sukses, &bermanfaat. untuk itu sejak usia dini orang tua harus sudah memberikan pendidikan agama islam dg cara yg islami pula dan terlebih dahulu orang tua harus mengenal sifat anak supaya metode yang digunakan itu sesuai.

      Hapus
  3. Nama : Imas Anggraeni Dewi
    NIM : 2021 111 203
    kelas D

    Yang ingin saya tanyakan adalah :
    bagaimana menurut pemakalah mengenai fenomena tenaga pendidik yang sekarang ini banyak sekali yang menyimpang dari tugasnya, dan banyak nya tenaga pendidik yang melakukan tindakan asusila ??
    tentunya akan mengurangi rasa kepercayaan kepada tenaga pendidik

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      sungguh sangat miris ketika melihat fenomena sekarang mengenai pendidik yg bertindak kekerasan bahkan asusila yang bisa menurunkan kewibawaan para Guru namun,pendidik juga manusia yg tak luput dari salah. untuk itu seharusnya harus diperbaiki dari sisi moral, pendidik yg bermoral baik tidak akan mungkin bertindak asusila. seharusnya yg diberi pendidikan karakter tidak hanya para siswa tapi ternyata seorang Guru juga harus memperoleh pendidikan karakter. pendidik yg bertindak asusila sangat tidak dibenarkan dalam Islam karena seharusnya guru memberi teladan yang baik.

      Hapus
  4. nama:sholihatun nisa
    nim:2021111144

    mengenai rumah sebagai salah satu tempat ilmu pengetahuan,selain orang tua, siapakah yang berperan penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan??
    selain di dalam hadist, apakah ada dalil tentang pendidik profesional khususnya, di dalam Al Qur'an????

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      selain orang tua yang memiliki peran di rumah adalah semua anggota keluarga supaya proses pendidikan bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.dari mulai adek, kakak, nenek, kakek, dan saudara-saudara lainnya komunikasi antar anggota juga penting agar tidak terjadi miss, semua anggota keluarga harus mematuhi segala aturan & ketetapan yang sudah disepakati bersama. Karena biasanya bila tidak dikomunikasikan bersama akan timbul ketidakseimbangan. misalnya, seoarng anak yang dinasihati karena kesalahannya kemudian anak tersbut mengadu pada neneke, terkadang karena rasa sayang yang besar terhadap cucu nenek akan bilang kepada orang tua "kenapa kau marahi anakmu? dia kan masih kecil". nah hal inilah salah satu yang dapat memepengaruhi berhasil atau tidaknya penyelanggaraan madrsah/ pendidikan di rumah.
      selanjutnya, mengenai dalil dalam Al Qur'an mengenai guru yang profesional saya belum menemukan. maaf ya mba Nisa'. .

      Hapus
    2. ohya mba nisa' ayat tentang guru yang profesional salah satunya terdapat dalam surat As-Shaff ayat 2-5.
      terimakasih.

      Hapus
  5. Nama: Fitri Nur Afina
    NIM:2021 111 197
    Kelas D

    Bagaimana menurut anda apabila orang tua sibuk bekerja sehingga tidak dapat memberikan pendidikan dasar kepada anak-anaknya mengingat pada makalah ini membahasperan rumah sebagai maderasah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      sesibuk apapun orang tua, harus tetap memperhatikan pendidikan anaknya.walaupun seharian orang tua sibuk dengan pekerjaannya, namun sebenarnya mereka masih punya waktu dengan anak-anak.misalnya ketika sore, pulang dari kerja orang tua bisa memanfaatkan waktu tsb untuk sekedar bertanya atau sharing. ktk sdah di rumah orang tua jangan memikirkan kerjaan yang di kantor tapi fokus pada anak dan pendidikannya.selain itu yang terpenting adalah komunikasi yang baik terhadap anak walau sedang di kantor di usahakan orang tua ttp mengontrolnya via telfon dsb.
      kemudian sebelum orang tua memutuskan untuk bekerja baiknya mengomunikasikan terlebih dahulu pada anak dan membentuk komitmen antara orang tua serta menganalisis apa dampaknya thdp anak ktka ayah ibu bekerja.karena pendidikan terpenting di keluarga.

      Hapus
  6. NAMA : EKA KURNIA RIZKI
    NIM : 2021 111 251
    KELAS : D


    Kegiatan pendidikan yang paling utama adalah saat seseorang berada di rumah dan lingkungan keluarga. lalu bagaimana tanggapan anda jika hal itu tidak terpenuhi atau tidak berjalan lancar ? kemudian tentang tenaga profesional, sejauh mana arti profesional menurut anda ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. . .
      he'em betul pendidikan yg utama bahkan paling utama adl pendidikan di rumah oleh orang tua, namun ktka pendidikan di rumah yg merupakan langkah awal itu tidak terpenuhi maka hasilnya akan tetap berbeda dg anak yg mendapat pendidikan rumah karena peran dan pengaruh orang tua sangat di butuhkan bagi perkembangan anak. . ibarat gigi, jika sjak kecil kita sudah rajin gosok gigi maka gigi kita akan tetap kuat dan sehat ttpi lihat saja ketika kita sudah malas untuk gosok gig maka gigi kita akan keropos dan berlubang serta cepat sakit. begitu juga dg anak jk sjak dini sudah dididik & diarahkan sesuai syariat islam maka insya Allah untuk kedepannya akan lebih mudah dan baik.
      lalu mengenai profesional itu sendiri, menurut saya profesional adalah pendidik yg mampu memberikan pemahaman kpd anak didik dan mampu menguasai kelas shg anak nyaman & enjoy dlm proses belajar.

      Hapus
  7. Nama : Heri Rubi Antoni
    NIM : 2021 111 161
    Kelas : D

    Apakak ada perbedaan peran antara seorang bapak dan ibu dalam menentukan perkembangan anak? jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      Ayah dan Ibu adalah partner sejati yg tidak bisa dipisahkan dalam peranannya mendidik anak. keduanya harus bekerja sama dan saling mendukung dan melengkapi. ibarat sepasang kaki, jika yg satu dipotong akan pincang begitu juga dg mendidik anak jika Yaah&Ibu tidak kompak maka akan pincang pendidikan anak. Ibu adalah sosok yg memiliki intensitas lebih banyak bersama anak daripada ayah, karena ayah lebih sering menghabiskan waktu di luar dlam rangka memenuhi nafkah keluarga. ibu menjadi temapt berkeluh kesah anak & memberikan pengarahan yg baik sesuai dg syariat islam. Namun, bukan berarti ayah lepas tanggung jawab mendidik anak, ayah tetap mempunyai peran dlm hal itu. ayah dan Ibu merupakan kekuatan besar dalam mendidik anak yg harus bahu-membahu guna terwujudnya anak yg berkarakter& berkepribadian islami.

      Hapus
  8. Nama : Ani Musiani
    NIM : 2021 111 181
    Kelas: D

    yang ingin saya tanyakan adalah menurut pemakalah seberapa pentingkah madrasah dirumah untuk anak ????

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      menurut saya madrasah atau pendidikan di rumah sangat penting. spt yang dijelaskan di atas bahwasannya pendidikan di rumah oleh orang tua merupakan pendidikan yg utama dimana madrasah di rumah merupakan awal dari pembentukan karakter anak sebelum anak mengenal dunia luar.

      Hapus
  9. nama : awaliyah nailis saadah
    nim : 2021 111 339
    kelas : D
    bagaimana tanggapan pemakalah tentang tenaga pendidik profesional yang melakukan tindak kekerasan terhadap anak didiknya dengan alasan untuk mendidik??

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      menurut saya, berarti pendidik itu belum profesional karena seorang pendidik yg profesional tidak akan melakukan tindakan kekerasan dg alasan apapun. mendidik tidak harus dg kekerasan karena bisa jadi itu hanya akan memberi trauma pda anak didik & tidak akan menyelesaikan masalah. Menurut Ibnu Sina pendidik yg profesional adl pendidik yg cerdas karena dg kecerdasan itu dapat mencerdaskan peserta didik.

      Hapus
  10. nama;Aisyah
    nim;2021111158
    kelas;D

    rumah sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak, bagaimana peran orang tua terhadap anak agar anak tersebut memperoleh pendidikan yang baik sehinga menjadi anak yang berakhlakul karimah
    dan kiat kiat apa saja yang perlu kita persiapkan agar menjadi guru yang profesional, jika ada hadits yang mendukung tolong uraikan
    trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      peran orang tua sangat berpengaruh, ketika sejak anak usia dini orang tua sudah menerapkan pendidikan secara islami, insya Allah anak juga akan lebih mudah untuk diarahkan ke jalan yang sesuai dengan syariat Islam dan tak hanya memnyuruh dan membuat aturan untuk anak, tetapi orang tua harus mrmberi teladan yang baik karena pada hakikatnya anak belajar dari sesuatu yang dia lihat di sekitarnya.
      Selanjutnya untuk kiat-kiat menjadi guru profesional adalah diantaranya:
      (1) Meniatkan Ikhlas karena Allah semata. Mengajarkan ilmu kepada orang lain merupakan salah satu jenis ibadah, yang mana ibadah tidaklah diterima kecuali dengan niat yang ikhlas dan mutaba’ah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan dari apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

      (2) Membekali Diri dengan Ilmu. Karena ilmu tidaklah didapat kecuali dengan belajar, maka membekali diri dengan ilmu sebelum mengajarkan merupakan seuatu kewajiban. Dan seorang guru tidak akan mampu mengajarkan ilmu yang ia tidak miliki/kuasai. Dalam sebuah pepatah Arab dikatakan, “Sesuatu yang tidak punya tidak bisa memberi apa-apa.” (Dinukil oleh Syaikh Albani dalam Kitab At-Tawassul Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu hal.74)

      (3) Menjadi Teladan yang Baik bagi Anak Didiknya. Wajib bagi seorang pendidik untuk membaguskan akhlaknya dan menjadikan dirinya sebagai teladan bagi anak didiknya, serta menjauhi akhlak yang buruk. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaqnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Anak didik tidak akan menilai seorang guru hanya sekedar dari ucapan semata, namun ia juga akan melihat kesesuaiannya dalam akhlak dan perbuatannya. Berperilaku tidak sesuai dengan apa yang diucapkannya juga termasuk hal yang dimurkai oleh Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, mengapa engkau mengatakan apa yang tidak engkau kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa engkau mengucapkan apa-apa yang tidak engkau kerjakan.” (QS. Ash-Shaaf: 2-3)

      (4) Amanah terhadap Pekerjaannya. Selain mampu menjadi teladan bagi anak didiknya, seorang pendidik hendaklah amanah dengan tugas yang diembankan kepadanya. Disiplin terhadap waktu, amanah terhadap pekerjaan, rapi dan bersih dalam berpakaian. Demikianlah selayaknya seorang pendidik.

      (5) Berdo’a kepada Allah. Sebesar apapun keinginan dan usaha seorang hamba untuk menjadikan dirinya dan orang lain paham terhadap apa yang ia sampaikan, tetaplah ia berdoa kepada Allah sebagai pemberi hidayah kepada seseorang. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah lah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya.” (QS. Al-Qashas: 56)

      (6) Bersikap Sabar menghadapi Perilaku Anak Didiknya. Dalam mengajar, seorang guru dihadapkan pada perilaku dan karakter siswa yang berbagai macam. Terkadang seorang guru dihadapkan pada siswa yang sangat sulit diatur. Namun demikian, seorang guru harus tetap sabar dalam mengarahkan anak didiknya, dan berusaha mencari solusi setiap permasalahan.


      Hapus
  11. Soraya Nailatul Izzah
    2021111097
    Kelas D
    Pada pembahasan dalam makalah ini ; rumah sebagai tempat madrasah.
    Apabila ada ayah yang bekerja di luar kota, ibu sudah meninggal, sedangkan sang anak adalah seorang laki-laki yang hidup sendiri. Bagaimana sang anak bisa memfungsikan rumah sebagai madrasah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      jika anak sedrian di rumah, anak tersebut masih bisa untuk memanfaatkan rumah sebagai madrasah, semisal dengan cara membaca& mempelajari al Qur'an, membimbing adik atau saudara belajar, dan mengajak teman-teman untuk belajar kelompok di rumahnya serta dengan menerapkan ilmu-ilmu yang diperolehnya dalam keseharian kegiatannya di rumah.

      Hapus
  12. nama mirza muhammad abda
    nim 2021 111 153
    bagaimana menurut pemakalah agar pendidikan dirumah itu berjalan n kalau bisa biar menjadi rutinan. . .melihat keadaan sekarang kn pendidikan dirumah sudah langka. . .mohon penjelasan

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      menurut saya, supaya pendidikan di rumah itu dapat berlangsung jika ada komitmen dari orang tua atau keluarga tersebut. alangkah baiknya orang tua tsb memiliki atau membentuk program keluarga dan membentuk kontrak belajar agar anak disiplin, misalnya tidak menyalakan tv ba'da maghrib, selalu membuang sampah pada tempatnya. tentunya selain itu, orang tua harus memberi teladan yg baik pada anak, karena pd hakikatnya mereka akan melakukan apa yg mereka lihat. Jika mereka sering melihat yg baik maka akan melakukan hal-hal yg baik begitu sebaliknya. child see, child do.. !

      Hapus
  13. Nama: Mushofakhah
    NIM: 2021111196
    Kelas: D

    Mengenai tenaga pengajar yang profesional, guru kan juga manusia, terkadang khilaf dan tanpa sengaja melakukan tindak kekerasan atau memukul peserta didiknya. Bagaimana tanggapan dari pemakalah dan solusi untuk mengantisipasi kekerasan yang terjadi dalam dunia pendidikan yang telah membudaya seperti dewasa ini??
    Trimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      sebagai seorang pengajar memiliki tugas memberikan arahan yg baik pada anak didiknya tidak hanya itu pengajar juga harus memberi teladan yg baik. benar, guru hanyalah manusia biasa yg terkadang melakukan khilaf shg melakukan kekerasan dalam memdidik siswa tanpa menyadari bahwa dg kekerasan akan menimbulkan dampak yg negatif seperti, secara fisik akan meninggalkan kerusakan organ tubuh, trauma psikologis pada anak, dan jika anak yg dididk dg kekerasan kelak dalam keluarganya akan menerapkan pendidikan dg kekerasan.
      kemudian untuk solusinya adalah dengan menerapkan pendidikan tanpa kekerasan, mengembangkan humanisme pendidikan, meberikan hukuman sesuai dg persentase kesalahan anak, konseling bagi guru, dan senantiasa membekali guru dg berbagai wawasan serta membina komunikasi yg baik antara guru dan siswa.

      Hapus
  14. Nama: Khomisah Ikasasih
    Nim: 2021111171
    Kelas: D

    pengajar jika dikaitkan dengan fenomena sekarang banyak guru yang memukul muridnya yang disebabkan oleh masalah sepele, dan itu tentu saja mebuat orang tua tidak senang bahkan langsung melaporkannya ke pihak yang berwajib.
    dari masalah tersebut yang sama dengan keterangan hadits diatas bagaimanakah pandangan Islam sendiri dengan fenomena tersebut??
    terimakasihhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      sungguh miris y dengan fenomena saat ini, dimana pendidik melakukan tindak kekerasan pada siswanya sendiri dan terkadang hanya karena masalah sepele. sebenarnya dalam Islam tidak dibenarkan adanya tindak kekerasan terhadap siswa jangankan siswa terhadap orang kafirpun kita dilarang memusuhi kecuali orang kafir tersebut menyerang kita.
      kekerasan pada hakikatnya tidak akan menyelesaikan masalah, hanya akan menimbulkan dampak buruk bagi siswa, dampak yang terbesar adalah psikologis anak dan jika anak dididik dengan kekerasan maka sesungguhnya dia sedang belajar bertindak kekerasan.

      Hapus
  15. NAMA: NAIS STANAUL ATHIYAH
    KELAS: D
    NIM: 2021 111 280
    PERTANYAAN:
    pada makalah anda tertulis rumah sebagai madrasah dan memanfaatkan guru yang profesional, yang saya tanyakan, menurut anda, rumah sebagai madrasah itu yang sperti apa? apa hanya mengajarkan dan mengasuh anak2 menjadi anak yang sholeh?terus jika ada orang yang butuh dengan guru profesional, bagaimana cara orang tersebut untuk menemukan guru profesional itu? sebagai calon guru, bagaimana menjadi seorang guru yang profesional menurut pandangan islam? trima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      menurut saya rumah sebagai madrasah itu adl rumah yang di dalamnya ada proses belajar dan pendidikan antara orang tua dan anak. orang tua mengisi rumahnya dengan kegiatan yg bermanfaat dan mendidik anak untuk berproses menjadi anak yang berakhlak karimah.ketika kita mencari guru yg profesional adk dg cara melihat & mengetahui pengalaman mrngajar dia sebelumnya.
      menjasi guru yang prpfesional adl luruskan niat untuk Allah, menguasai materu, tanggung jawab, disiplin,& memberi teladan yang baik pada anak didik.

      Hapus
  16. nama: musiyami ulfa
    nim: 2021 111 157

    dalam makalah disebutkan, pendidikan utama adalah rumah. bagaimana jika anak tersebut malas ketika diajak belajar oleh orang tuanya, terkadang mereka malah memilih untuk bermain...??? dan bagaimana caranya agar anak senatiasa mematuhi perintah orang tuanya untuk belajar??

    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimaksih. . .
      he'em pendidikan utama adalah rumah, ini sudah menjadi tugas & tanggung jawab masing-masing orang tua. untuk menghadapi anak yg malas belajar bisa dilakukan dg cara:
      1.Tanamkan kesadaran kepada anak bahwa belajar adalah suatu kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang pelajar yang hasilnya akan diraih dimasa mendatang.
      2. Berikan contoh kepada sang anak. Orang tua dapat turut membaca buku-buku yang bermanfaat saat anak sedang belajar.
      3.Orang tua sebaiknya juga menanamkan budaya membaca di lingkungan keluarga.
      4.Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Buat ruang belajar yang menarik, rapi dan tidak membuat anak malas di dalam ruang belajar.
      5. Berikan motivasi kepada anak untuk belajar dengan cara yang baik, adakan pendekatan sambil menyelami hati anak dengan menjadikan anak sebagai sahabat. Jangan menyuruh anak belajar dengan memaksakan anak, apalagi dengan cara yang kasar.
      6. Berikan insentif kepada anak, baik berupa hadiah kesukaan mereka atau sekedar pujian jika nilai anak bagus. Hal ini akan membantu memotivasi anak.
      7. Sebaiknya orang tua lebih terbuka dengan anak dengan menanyakan permasalahan yang dia hadapi, kenapa malas belajar, apa yang dapat membuat ia semangat untuk belajar dan sebagainya. Bantu anak untuk mengatasi permasalahan tersebut.
      8. Pilih waktu yang paling tepat untuk anak belajar. Hendaknya orang tua juga turut membantu anak dengan tidak menonton televisi, atau tidak mendengarkan musik keras-keras.
      9. Jadikan waktu belajar ini menjadi kebiasaan rutin sehari-hari, dan sebaiknya orang tua juga menemani dan membantu jika anak mengalami kesulitan saat belajar.
      10. Selain waktu belajar yang rutin, sediakan juga waktu yang cukup untuk bermain, menonton dan berinteraksi dengan teman-temannya.
      Selanjutnya supaya anak mematuhi perintah orang tua adl hendaknya orang tua bersikap konsisten dg peraturan yg ada,bersikap lembut, memberikan arahan terhadap apa yg di perintahkan, berikan pujian, dan tentunya memberi teladan yg baik pada anak.

      Hapus
  17. nama : nur ulis sa'adah shofa
    NIM : 2021 111 205

    makalah ini menjelaskan tentang rumah sebagai madrasah, yang ingin saya tanyakan menurut pemakalah bagaimana caranya untuk mewujudkan rumah sebagai madrasah? serta bagaimana caranya untuk memotifasi anak yang sudah terlanjur takut dan malas untuk belajar dikarenakan gurunya yang sangat keras atau memberikan hukuman2 yang mengakibatkan anak merasa tertekan.
    terima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      menurut saya caranya mewujudkan rumah sbg madrasah ada beberapa cara diantaranya orang tua tersebut mencanangkan program kerja keluarga yg berhubungan dg pendidikan misal dilarang menyalakan tv pada jam belajar, melaksanakan sholat jamaah, membiasakan disiplin dalam sgala hal dsb. insya Allah ketika orang tua memiliki arah yg jelas, madrasah dlm rumah dpat terwujud dan tentunya orang tua harus selalu mengawasi & memberi teladan yg baik. ingat Child see, Child Do!. .
      ketika anak masih malas untuk belajar biasanya anak tsb belum tahu apa ttujuan & capaian dari belajar itu shg sangat di butuhkan motivasi dari orang-orang terdekat terlebih orang tua.apalagi jika anak mersa takut untuk belajar karenagurunya yg sering memberi hukuman. orang tua harusnya tanya dulu apa yg menyebabkan si guru memberinya hukuman, bisa saja guru memberi hukuman karena anak itu memang salah.
      memotivasi anak yg seperti itu adalah dg memberi pemahaman dan arahan bahwa belajar itu penting yg mana hasilnya akan bermanfaat untuk jangka panjang bahkan seumur hidupnya. dalam hal ini selain menyuruh anak supaya belajar tentunya harus disertai dg perhatian dan bisa juga malas karena pengaruh dari teman-temannya di sekolah karena teman memilki pengaruh yg luar biasa dan terkadang melebihi pengaruh orang tua.

      Hapus
  18. nama: shofatul jannah
    nim: 2021 111 183
    kelas: D

    menurut pemakalah, pengajar yang seperti apa yang bisa dikatakan pengajar yang profesional??
    mohon jelaskan.

    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      menurut saya pengajar yg profesional adalah pengajar yg dapat menguasai kelas dan mampu menyampaikan materi dg baik shg siswa merasa nyaman dan betah untuk mengikuti proses belajar. selain itu dapat dikatakan profesional jika mampu berkomunikasi yg baik & harmonis dg siswa,memiliki menejemen kelas yg baik, memiliki wawasan yg tinggi & mampu menguasai materi, serta mambu membina hubungan yg baik dg orang tua siswa.
      Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005, pengajar profesional adalah pengajar yg memiliki kemampuan pedagogik, kepribadian, profesi, dan sosial.

      Hapus
  19. nama : wildan faza
    n.i.m : 2021111206
    kelas D
    pertanyaan:
    di makalah telas dijelaskan bahwa Pendidikan tidak hanya dapat dilaksanakan melalui lembaga pendidik formal, namun pendidikan yang utama adalah pendidikan keluarga atau rumah. Hal ini karena rumah adalah pendidikan yang pertama dan paling berpengaruh dalam perkembangan anaknya.
    kemudian apabila orangtua atau keluarganya yang membimbing anak tersebut sibuk dengan pekerjaanya, bagaimana mengatasi hal tersebut....

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      betul sekali pendidikan di rumah atau keluarga adalah pendidikan yang pertama &berpengaruh bagi perkembangan anak. lalu bagaimana jika orang tua sibuk? menurut saya, sesibuk apapun orang tua harus tetap memperhatikan pendidikan anaknya. ketika siang mereka bekerja setidaknya sore setelah pulang kerja masih punya waktu untuk anak dan membimbingnya. ketika mereka sudah berada di rumah jangan sekali-kali memikirkan pekerjaan di kantor, pikran dan perhatian mereka harus difokuskan untuk anak. kemudian ketika yang demikian dirasa kurang efektif orang tua bisa mendatangkan guru les atau Ustadz untuk mengajari ilmu-ilmu agama yg belum sempat orang tua ajarkan, namun tetap dalam pengawasan orang tua supaya anak tidak merasa diacuhkan-diabaikan orang tua.

      Hapus
  20. nama: fiza umami
    nim: 2021111152
    bagaimana konsep pendidikan yang ideal di dalam rumah ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      konsep pendidikan yang ideal adalah di mana orang tua bisa mengoptimalkan peran & tanggung jawabnya sebagai orang tua, orang tua mendidik anak sesuai dengan apa yang di ajarkan oleh Rasulullah, mendidik anak sesuai perkembangan anak dan mengisi rumah dengan kegiatan yang bermanfaat& mendidik anak. selengkapnya dapat di baca&dipelajari di kitab Tarbiyatul Aulad.

      Hapus
  21. Nama: Nur Asfiyani
    NIM: 2021 111 200
    Kelas: D

    Berdasarkan pengalaman saya, ada seorang Guru yang memukul siswanya. Bagaimana menurut pemakalah mengenai hal tersebut.....?
    terima kasih.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih. .
      tugas seoarng guru adalah mendidik & mencerdaskan para siswanya, dan dlm mendidik harus dg cara yg baik sesuai dg kode etik guru tanpa adanya kekerasan di dalamnya karena jika ada kekerasan dalam proses belajar akan memberikan dampak negatif bagi siswa seperti keruasakan secara fisik pada tubuh dan trauma psikologis pada siswa. jadi, menurut saya tindak kekerasan oleh guru pada siswa tidak dibenarkan.

      Hapus
  22. terimakasih. .
    tugas seoarng guru adalah mendidik & mencerdaskan para siswanya, dan dlm mendidik harus dg cara yg baik sesuai dg kode etik guru tanpa adanya kekerasan di dalamnya karena jika ada kekerasan dalam proses belajar akan memberikan dampak negatif bagi siswa seperti keruasakan secara fisik pada tubuh dan trauma psikologis pada siswa. jadi, menurut saya tindak kekerasan oleh guru pada siswa tidak dibenarkan.

    BalasHapus
  23. Bariroh
    202111029
    kelas: D

    pertanyaan saya bagaimana menerapkan pendidikan dalam rumah dalam mewujudkan sebagai rumah sebagai madrasah selaian pendidikan ahlak dan teladan?????

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      menurut saya selain pendidikan akhlak dan teladan, sebaiknya orang tua membuat program kerja keluarga dan aturan yang perlu disepakati dengan anak sehingga dikemudian hari tidak merasa tertekan. selain itu, bila perlu orang tua menyediakan fasilitas yang dapat menunjang bakat dan minat anak.

      Hapus
  24. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  25. nama:nur hidayah
    nim:2021111145
    kelas:D
    asss,,iim,,,.mau tnya,bagaimana cara memilih paendidik yang profesional untuk mendidik anak yang akhlaknya tidak baik dan sulit utuk diberi nasehat??

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam. .
      cara memilih guru yang profesional bisa dengan cara melihat daftar riwayat pengalaman mengajar, memilih guru yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh Islam seperti berakhak mulia, disiplin, cerdas, tanggungjawab dll.

      Hapus
  26. nama : nihlatul maziyah
    nim: 2021 111 130
    kelas d

    apakah rumah yang di jadikan madrasahmampu menunjukkan daya adaptasi untuk menyerap unsur unsur inovasi dan perubahan hasil daya tangkap terhadap persoalan masyarakat??

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      mampu saja karena ketika dari keluarga sudah didik dengan baik maka insyaAllah pendidikan itu akan mampu membawa perubahan yang positif bagi masyarakat.

      Hapus
  27. nama : Susi Ernawati
    nim : 2021 111 202
    kelas : D
    yang ingin saya tanyakan, menurut pemakalah adakah kiat-kiat atau cara supaya menjadi guru yang profesional?
    terima kasih mbak iim,, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih. .
      menjadi guru yang profesional merupakan dambaan&harapan kita semua selaku calon pendidik. Guru profesional harus memiliki beberapa kompetensi sehingga dapat mendukung profesinya itu, namun untuk mencapai itu semua tidak mudah dibutuhkan usaha&proses panjang. menurut saya menjadi guru profesional adalah memiliki wawasan tentang konsep pendidik, belajar&membaca rujukan buku tentang pendidik, memahami&menerapkan konsep pendidikan Rasulullah SAW.selainitu juga dapat dengan:
      1. luruskan niat mengajar untuk Allah SWT.
      2. Membekali diri dg pengetahuan&wawasan baik ilmu agama atau ilmu umum.
      3. Arif, Disiplin,&tanggung jawab.
      4. Mampu menguasai diri, siswa,kelas, & menyampaikan materi dg jelas.
      5. Mampu menjalin komunikasi yang efektif dg anak didik & orang tua anak.
      6. Mengetahui metode&sarana yang tepat dalam proses belajar.

      Hapus
  28. nama: faidhotun nikmah
    nim: 2021 111 267
    kelas: D

    pada zaman sekarang, sering ditemukan para pendidik yang kurang bertanggung jawab dengan tugasnya.yang semestinya jam.nya mengajar, namun mereka malah tidak masuk kelas. bagaimana jika hal ini terus terjadi kepada para pendidik? solusi apa yang bisa pemakalah berikan pada hal semacam ini. terima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      mengajar adalah kewajiban bagi seorang pendidik, lalu jika guru terdebut tidak memenuhi kewajibannya maka guru itu belum profesional karena guru yg profesional akan tetap masuk kelas kecuali ada keperluan dinas. adapun solusi yang dutawarkan adalah memberi teguran& sanksi supaya tidak berkelanjutan serta memberi pendidikan karakter pada guru.

      Hapus
  29. assalamu'alaikum mbk iim :)
    nama: nahdiyah
    NIM: 2021 111 199
    kelas: D

    dalam makalah anda sudah diterangkan tentang memanfaatkan tenaga pengajar profesional, sebagai calon pengajar profesional (amiin) bagaimana cara menghadapi siswa/murid yang susah utk diatur/dikendalikan,karena terkadang sudah dinasehati pun tidak mempan,justru mereka melawan..
    terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam. .
      terimakasih pertanyaannya
      Murid adalah anak kedua kita(pendidik) setelah anak yang dilahirkan dari rahim sendiri, sebagai pendidik kita harus menyanyangi&memperlakukan mereka seperti anak sendiri. usia anak sekolah termasuk usia yang belum stabil palagi anak yang kiranya memasuki masa remaja. guru harus tetap sabar dalam mengahdapi anak yang super nakal, ingat sabar itu tidak ada batasnya. kita harus tetap berusaha untuk merubah sikap anak tersebut karena itu merupakan peran & tanggung jawab guru, sebelum menasehati guru harus terlebih dahulu mengetahui karakter&psikis anak, dari situ kita dapat tahu metode&sarana apa yang sekiranya tepat untuk menghadapi anak tersebut dan selalu memberi motivasi dan pujian jangan malah anak tersebut dikucilkan atau dibenci misal,anak itu keras kepala maka ketika berhadapan dengannya harus dengan pendekatan yang penuh kelembutan&perhatian yang lebih karena jika sama-sama dengan cara keras itu sama saja kita memasukkan minyak ke air.

      Hapus
  30. faisal fahmi
    2021 111 255
    D

    bagaimana dan seperti apakah batasan pendidik dalam mengajarkan anak didiknya yang memang sangat bandel?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih. .
      batasan seorang guru dalam mendidik anak yang bandel dapat dilakukan dg pendekatan yang lembut supaya anak tidak merasa tertekan. menghadapi anak yang bandel harus penuh dg kesabaran jangan sampai mendidiknya dengan kekerasan karena hanya akan mengganggu psikologis anak karena ketika anak dididik dengan kekerasan pada hakikatnya dia sedang belajar kekerasan. sebandel apapun anak pasti punya sisi baik.

      Hapus
  31. Nama : Arinun Ilma
    Nim : 2021 111 045
    Kelas : D
    Bagaimana Pendidikan Keluarga yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw ?

    BalasHapus