Laman

new post

zzz

Selasa, 26 Februari 2013

e3-2 afifatul aulia: rumah sbg madrasah & tenaga p...



RUMAH SEBAGAI MADRASAH
DAN
MEMANFAATKAN TENAGA PENGAJAR PROFESIONAL


MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas:
Mata kuliah: Hadits Tarbawi II
Dosen pengampu: Ghufron Dimyati ,M. S. I.










Disusun oleh :

Afifatul Aulia
2021 111 137
 Kelas E







PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
TA: 2012 – 2013






BAB I
PENDAHULUAN

Secara umum dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat dapat menjadi pendidik/pengajar, sebab pendidikan merupakan perbuatan sosial yang menyangkut keutuhan perkembangan pribadi anak-anak menuju pribadi dewasa. Didalam rumah orang yang paling dewasa secara umur yaitu orang tua. Orang tua dalam hal ini berfungsi sebagai pendidik pertama, mereka sebagai teladan bagi anak-anaknya. Tetapi tidak semua pelajaran dapat diberikan orang tua dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu, mereka  membutuhkan tenaga pengajar yang lebih profesional. Karena belum tentu setiap orang dewasa mampu menjadi pengajar yang profesional.
Dalam hadits ini akan menerangkan bahwa seorang pendidik tidak diperbolehkan untuk berbuat kasar terhadap peserta didiknya dan berpeilaku profesional yakni sebagai orang yang memikul ta ggung jawab untuk mendidik.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Hadits nomer 12 : Rumah Sebagai Madrasah
عُثْمَانُ بْن الاَرْقَمْ اَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ: (اَنَا اِبْنُ سَبْعَ الاِسْلاَم أَسْلَمَ أَبِي سَابِع سَبْعَةِ وَكَانَت دَارُهُ عَلَى الصَّفَا وَهِيَ الدار التي كان النبي صلى الله عليه واله وسلم يكو فيها في الاسلام وفيها دعا الناس الى الاسلام فيها قوم كثير) (رواه الحاكم فى المستدرك باب ذكر الأرقم بن ابي الارقم المخزومي رضي الله عنه)
Terjemahan:
Ustman bin Arqam pernah berkata bahwa: “saya ini putra dari orang ke-7 dari 7 orang yang pertama masuk  islam. Rumahnya ada di Bukit Shofa, rumah itu dijadikan sebagai tempat di mana Nabi pernah singgak (berdiam). Di rumah itulah Nabi berdakwah mengajak orang masuk islam. Lalu banyak orang yang masuk islam di rumah tersebut (HR. Al- Hakim).

  Mufrodat
Mengatakan
يَقُوْلُ
Anak/putra              
 اِبْنُ
Tujuh
سَبْعَ
Rumah
: دَارُهُ
Bukit Shofa
الصَّفَا
Mengajak   
دعا

Biografi Al-Hakim
Al-Hakim yang memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin ‘Abdullah bin Muhammad bin Hmadun bin Hakam bin Nu’aim bin al-Bayyi al-Dabbi al-Tahmani al-NAisaburi dilahirkan di Naisabur pada hari senin 12 rabi’ul Awwal 321 H. Beliau sering disebut dengan Abu ‘Abdullah al-Hakim al-Naisaburi atau Ibnu al-Bayyi’ atau al-Hakim Abu ‘Abdullah, untuk menghindari kekeliruan nama al-Hakim lain yang sama.
Ayah al-Hakim, ‘Abdullah bin Hammad bin Hamdun adalah seorang pejuang yang dermawan dan ahli ibadah serta sangat loyal. Masa kanak-kanak al-Hakim dibawah bimbingan dari paman dan ayahnya sendiri. Setelah usia 13 tahun (334 H), Al-Hakim berguru kepada ahli hadits Abu Khatim bin Hibban dan ulama-ulama yang lainnya.
Dalam perjalanan hidupnya selama 84 tahun, al-Hakim telah memberikan kiprah yang memberi kontribusi yang cukup besar dalam bidang hadits melalui karya monumentalnya, al-Mustadrak ‘ala Sahihain. Namun pada bulan Shafar 405 H, atas ketentuan Sang Pencipta, al-Hakim menghembuskan nafasnya yang terahir, memenuhi panggilan-Nya.

Keterangan Hadits
Nabi menyampaikan dan mengajarkan agama Islam pertama kali kepada karib kerabatnya dan teman sejawatnya secara sembunyi-sembunyi. Kemudian setelah agak banyak orang memeluk agama Islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al-Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan dengan sahabat – sahabat dan pengikut- pengikutnya. Rumah Al-Arqam itulah tempat pendidikan Islam yang pertama dalam sejarah pendidikan Islam. Disanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar atau pokok- pokok agama Islam, membacakan wahyu- wahyu (ayat-ayat) Al-Qur’an kepada pegikut- pengikutnya, menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama Islam atau menanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan Islam. Bahkan disanalah Nabi bersembahyang bersama sahabat-sahabatnya.
Singkatnya, di rumah Al-Arqam itulah terbentuk jama’ah Islamiyah pertama. Tiga tahun lamanya Nabi menyeru penduduk Makkah supaya memeluk agama Islam dengan bersembunyi-sembunyi dan tetap berpusat dirumah Al-Arqam. Selain itu, Nabi juga mengajarkan agama Islam di rumah beliau sendiri, bila ada orang yang berkunjung di rumah beliau.

B.     Hadits 13 : Memanfaatkan Tenaga Pengajar Profesional
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ قَالَ: قَالَ دَاوُدُ حَدَّثَنَا عِكْرِمَة عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ نَاسُ مِنَ اْلأَسْرَى يَوْمَ بَدْرٍ لمْ يَكُنْ لَهُمْ فِدَاءٌ, فَجَعَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِدَاءَهُمْ أَنْ يُعَلِّمُوْا أَوْلاَدَ اْلأَنْصَارِ الْكِتَابَةَ قَالَ: فَجَاءَ يَوْمًا غُلاَمٌ يَبْكِى إِلَى أَبِيْهِ, فَقَالَ : مَاشَأْنُكَ. قَالَ ضَرَبَنِي مُعَلِّمِي قَالَ: الخَبِيْثُ ايَطْلُبْ بِذَحْلِ بَدْرٍ وَالله ُ لاَتَلأْتِيْهِ أَبَدًا (رواه احمد فى المسند, من مسند بنى هاشم, بداية مسند عبد الله بن عباس)

Tarjamah hadits
Ali bin Ashim menceritakan kepada kami, ia berkata: Daud berkata, Ikrimah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abbas ia berkata,”Ada sejumlah orang di antara tawanan perang Badar yang tidak mempunyai tebusan, lalu Rasulullah SAW menetapkan tebusan mereka dengan cara mengajarkan tulisan kepada anak-anak kaum Anshor. Suatu hari, seorang anak menemui ayahnya, sambil menangis, maka sang ayah bertanya,”Ada apa denganmu?”Anak itu menjawab, ”Pengajarku telah memukulku”. Sang ayahpun berkata, “Si buruk itu“ ia telah menuntut (balas) dengan bekas perang Badar! Demi Allah jangan lagi engkau mendatanginya.

Mufrodat

Sejumlah orang
نَاسَ
Para tawanan
 مِنَ الاَسْرَا
Perang badar
بَدْر
Tebusan
فِدَاءٌ
Seorang anak
غُلَامٌ
Menangis
يَبْكِي
Memukulkan
ضَرَبَنِي
Menuntut balas
بِذَخْلِ
Jangan lagi mendatanginya
لاَتَأْتِيْهِ
Ada apa denganmu                                   
ما شأ نك؟

Biografi Rowi
Nama aslinya adalah Abdul ‘Abbas Ibn Abbas Ibn ‘Abdil Muthalib. Ibundanya bernama Ummu Fadlel Lubabah al Qubra binti Al-Harts Al Hilaliyah. Beliaulah asal silsilah khalifah Daulat Abbasiah. Dia dilahirkan di Mekah dan besar di saat munculnya Islam. Beliau ikut di barisan Ali bin Abi Thalib dalam perang Jamal dan perang Shiffin. Beliau ini adalah pakar fikih, genetis Arab,  tafsir, syair, ilmu hitung, faraid, peperangan dan sejarah.
Ibnu Abbas diberi gelar al-Bahr ( Lautan Ilmu ) adalah karena kapasitas keilmuanya. Selain itu dia juga bergelar Tarjumanul Qur’an ( Penerjemah Al-Qur’an). Ibnu Umar pernah berkata Abbas adalah umat Muhammad yang paling tahu tentang apa yang diturunkan kepada Muhammad dia juga diberi gelar Habr Hadzihil Ummah tinta laut ini, maksudnya orang alim di kalangan umat ini. Ibnu Abbas mengikuti Perang Hunain, Thaif, Penaklukan Makkah dan haji wada’. Ia menyaksikan penaklukan Afrika bersama Ibnu Abu as-Sarah. Perang Jamal dan Perang Shiffin bersama Ali bin Abi Thalib. Di akhir hidupnya dia mengalami kebutaan dan wafat di thaif pada tahun 68 H.

Keterangan Hadits
Hadits diatas menerangkan bahwa pada saat perang Badar telah usai Rasulullah Saw menangkap beberapa orang tawanan. Untuk membebaskan dirinya, para tawanan tersebut harus memberi tebusan kebebasan. Akan tetapi ada sejumlah tawanan yang tidak bisa memberi tebusan. Sebagai gantinya Rasulullah Saw menyuruh para tawanan tersebut untuk mengajari anak-anak dari kaum Anshor menulis.  Suatu hari, salah satu anak dari kaum Anshor tersebut datang kepada ayahnya dalam keadaan menangis. Sang anak mengadu karena telah dipukul oleh pengajarnya. Mulai saat itu sang ayah melarang anaknya untuk mendatanginya.



C.    Aspek Tarbawi
Rumah bukan hanya dapat difungsikan sebagai tempat untuk beristirahat, tetapi juga dapat digunakan sebagai tempat untuk berdakwah atau tempat untuk belajar. Orang tua sebagai orang yang paling dewasa didalam rumah sudah semestinya memberi pengajaran yang baik kepada anak-anaknya. Pendidikan yang pertama didapat anak adalah di rumahnya, oleh karena itu kewajiban orang tua di rumah salah satunya memberikan pengajaran bagi anak-anaknya. Manfaatkan rumah untuk tempat memperoleh ilmu baik ilmu agama atau ilmu sosial dan moral.
Salah satu karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam mendidik yakni kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengatahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan cara-cara mendidik.
Pendidik bukan hanya dituntut bertanggung jawab terhadap anak didiknya, namun dituntut pula bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Bertindak sesuai dengan norma dan nilai-nilai atas tanggung jawab sendiri demi kebahagiaan dirinya dan kebahagiaan masyarakat atau orang lain. Karena apa yang dilakukannya akan menjadi teladan bagi masyarakat.


PENUTUP
Fungsi lain dari rumah bukan hanya tempat untuk melepas lelah setelah kegiatan sehari-hari. Tetapi rumah juga bisa digunakan sebagai tempat untuk mencari ilmu. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, yang mempergunakan rumah Arqam sebagai tempat untuk berdakwah. Dengan begitu rumah akan lebih  bermanfaat yang lebih baik karena digunakan untuk belajar bagi penghuninya ataupun orang lain.
Orang tua yang sering memberikan pendidikan kepada anaknya di rumah, akan terjalin hubungan keluarga yang harmonis dan semoga Allah memberikan berkah di rumah itu.




DAFTAR PUSTAKA

Syakir, Syaikh Ahmad Muhammad. 2007. Musnad Imam Ahmad Jilid III. Jakarta: Pustaka Azzam.
Al Maliki,Muhammad Allawi. 2009. Ilmu Ushul Hadits.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Pustaka
Maktabah Syamilah

39 komentar:

  1. Dewi Lisetyawati
    2021 111 139
    assalamu'alaikum...
    yang ingin saya tanyakan dalam Hadits 13 menerangkan Memanfaatkan Tenaga Pengajar Profesional. lalu menurut pemakalah bagaimana kriteria tenaga pengajar yang profesional itu???
    terima kasih...
    wassalamu'alaikum.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam..
      kriteria pengajar yang profesional diantaranya yaitu memiliki sifat yang baik, berbakat untuk menjadi guru, mempunyai keahlian sebagai guru, berbadan sehat, dan tentunya yaitu memiliki wawasan pengetahuan yang luas..

      Hapus
  2. Firda Amalia (2021111138)
    Assalamu'alaikum wr wb...
    saya ingin bertanya bagaimana indikator guru profesional,serta bagaimana tahapan pengembangan diri menuju guru profesional?
    matur thank you..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salam wr wb..
      seperti yang sudah kita pelajari dalam hadis tarbawi satu bahwa indikator guru profesional yaitu diantaranya :
      1. Memiliki Ketrampilan mengajar yang baik
      2. Memiliki Wawasan yang luas
      3. Menguasai Kurikulum
      4. Menguasai media pembelajaran
      5. Penguasaan teknologi
      6. Memiliki kepribadian yang baik
      7. Menjadi teladan yang baik
      kemudian untuk menjadi guru yg profesional dperrlukan tahapan pengembangan diri, yaitu :
      a. yaitu seorang guru harus mengenal dirinya sendiri, dan
      b. pandai memposisikan diri

      Hapus
  3. 2021111380
    assalamu'alaikum..
    menurut pendapat Anda, di zaman sekarang ini banyak tenaga pengajar yang tidak memiliki kemampuan dan ketrampilan mengajar yang baik, bagaimana cara membentuk pribadi pengajar agar bisa profesional dalam mengajar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam..
      terima kasih atas pertanyaannya.
      cara membentuk pribadi pengajar yang profesional tentunya melalui pelatihan- pelatihan untuk mengasah kemampuan dan ketrampilannya, berupaya untuk merubah diri dan sikap yang lebih baik, kemudian harus bisa memotivasi diri bahwa dirinya pasti bisa untuk berubah menjadi lebih baik dengan cara meningkatkan wawasan pengetahuannya.

      Hapus
  4. assalamu'alaikum Wr.Wb
    Nur Hayati Isnia
    2021 111 079
    Pertannyaan pertama Menurut anda Apa yang patut di lakukan oleh seorang pendidik yang profesional jika di dalam proses pembelajarnnya ia menghadapi anak yang notabene susah diatur?
    kedua, menurut pemakalah jika kota telah menjadi seorang pendidik namun yang salah satu dari peserta didik tersebut adalah anak kita, apa yang seharusnya kita lakukan jikalau kita ingin menjadi pendidik yang profesional? apakah lebih baik anak itu kita sekolahkan disitu? ataukah justru lebih baik jangan? mohon penjelasannya.
    matursuwun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam
      terima kasih atas pertanyaannya mbak Nur.
      pertanyaan pertama yaitu mengenai sikap pendidik dalam menghadapi murid yang susah diatur. seperti dalam materi hadis tarbawi 1 dijelaskan bahwa seorang pendidik itu harus mempunyai sifat yang sabar. sabar disini bukan berarti pasrah dan diam melihat tingkah laku anak, tetapi kita mencoba untuk menasihatinya secara pelan-pelan dan tidak berkata kasar.kita nasihati secara baik-baik. jika sudah berulang-ulang dinasihati tetapi tidak ada perubahan maka sebaiknya guru bekerja sama dengan orang tua untuk mendiskusikan perilaku anaknya yang susah diatur.
      Dan untuk pertanyaan yang kedua menurut saya kita harus perlakukan anak kita sebagaimana kita perlakukan murid lain di kelas. sebab jika kita tidak adil maka akan timbul rasa iri di hati murid-murid lain yang satu kelas dengan anaknya.
      tetapi sisi positif dari hal tersebut adalah si anak akan merasa tertantang untuk mendapatkan nilai yang baik dalam kelas agar tidak menjadi bahan ejekan teman2nya. "masak "diajar" ibunya sendiri tapi nilainya jelek" itu akan menjadi motivasi dirinya untuk mendapat nilai yang baik.
      tetapi menurut saya kalau ada sekolah yang lain lebih baik di sekolahkan ditempat yang lain saja.

      Hapus
    2. terimakasih atas jawabanya,,,,,,
      baik dari pertanyaan saya yang pertama maupun yang kedua, dan untuk pertanyaan saya yang kedua,tapi kecenderungan anak kecil itu justru bersikap manja terlebih kepada seorang ibu? nha bagaimana cara mengatasi anak yang semacam itu? agar tidak mendatangkan kecemburuan sosial,
      matursuwun.

      Hapus
  5. assalamu'alaikum,
    bagaimana strategi individual yang dilakukan untuk menjadi pengajar yang profesional??
    terimakasih..
    wassalamu'alaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam wr wb.
      tentunya untuk menjadi tenaga pengajar yang profesional itu membutuhkan strategi-strategi. strategi yang perlu dilakukan yaitu dengan cara melakukan perbaikan dan perubahan diri kearah yang lebih baik. perubahan tersebut tentunya butuh waktu, jadi diharapkan untuk sabar menunggu hasilnya.kemudian yaitu jangan takut untuk mencoba.

      Hapus
  6. 2021 111 167

    dalam kelas kan karakter anak beda", kecerdasan dan kemampuan mereka menerima pelajaran juga beda",,,
    bagaimana seharusnya menyikapi hal tersebut sebagai guru profesional????????

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya guru sebaiknya mengetahui kepribadian anak didiknya. Dengan melakukan tes baik secara lisan maupun tulisan guru akan mengetahui kemampuan anak didiknya dalam mengerjakan soal yang diberikan. jadi guru memberi soal sesuai dengan kemampuan siswanya.

      Hapus
  7. Assalamu,alaikum mbak afi...
    saya mau bertanya, kenapa dalam keterangan hadits tentang tenaga pengajar profesional didalamnya itu kok tidak ada yang menyangkut tentang keprofesionalan seorang guru, hanya menjelaskan tentang anak yang dipukul, kemudian lapor kepada ayahnya, dan kemudian ayahnya tersebut tidak mengizinkan anaknya itu untuk belajar ditempat tersebut.
    mohon penjelasannya... kenapa antara maksud hadis dan keterangan hadits tidak sama

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salam, mbak Habibah
      memang dalam hadis diatas diterangkan bahwa ada anak kecil yang mengadu kepada bapaknya karena telah dipukul oleh pengajarnya. jika kita tarik kesimpulan berarti pengajar tersebut tidak profesional karena telah melakukan perbuatan yang membuat orang lain terluka, dalam hal ini adalah anak didiknya. pengajar tersebut melakukan pemukulan terhadap salah satu dari anak kaum Anshor karena ingin membalas dendam karena kalah dalam perang Badar.

      Hapus
    2. ohh jadi seperti itu, terimakasih :) atas jawaban yang telah diberikan

      Hapus
  8. assalamualaikum
    saya ingin sekedar bertanya ada gak ciiri-ciri rumah yang bisa dijadikan madrasah, kalau ada tolong jelaskan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam...
      saya kira semua rumah adalah madrasah bagi anggota keluarga terutama anak-anak. anak akan meniru kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan orang tuanya dirumah. jika yang dilakukan orang tua itu positif maka anak-anaknya akan berperilaku positif.
      kalau yang anda maksud madrasah untuk orang umum, tentunya rumah tersebut harus memenuhi fasilitasnya terlebih dahulu.
      kalau ciri-ciri secara khusus saya kira tidak ada.
      begitu mas Miftahudin

      Hapus
  9. Nur Fitriyani 2021 111 143

    apabila perhatian dan kelembutan seorang ibu tersita waktunya untuk aktivitas di luar rumah yangmana berpengaruh besar pada perkembangan jiwa anak. Terlebih jika keperluan anak dan suaminya malah diserahkan kepada pembantu/babysitter. Lantas di manakah tanggung jawab seorang ibu untuk menjadikan rumah sebagai madrasah bagi anak-anak mereka? dan bagaimana menurut pemakalah menyikapi masalah ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas pertanyaannya mbak Ani..
      sebelum ibu memutuskan untuk bekerja tentunya dia berdiskusi dahulu dengan suami dan anaknya. apakah diizinkan atau tidak. kemudian apabila diizinkan pastinya ada konsekuensi yang harus diterima.
      pada dasarnya setiap orang tua pasti tidak akan menjerumuskan ke dalam hal-hal yang buruk bagi anaknya. sesibuk apapun ibu dia kan punya waktu sebelum anak tidur dan saat makan pagi untuk berkomunikasi mengenai permasalahan-permasalahan yang dialami anaknya. untuk sekedar menanyakan "gimana tadi sekolahnya? ada PR apa tidak? gimana hasil ujian tadi/kemarin?" jadi, ibu tetap bisa memantau perkembangan anak. Apalagi sekarang kan sudah ada HP, kalau ibu terpaksa tidak bisa melakukan hal-hal diatas karena telalu sibuknya dia, maka dia bisa menggunakan alat-alat komunikasi.

      Hapus
  10. DESSY NUR LAILY
    2021 111 140

    Assalamu 'alaikum....
    zaman mutahir ini pendidikan adalah yang paling utama dalam menentukan status sosial dan jabatan di masyarakat, sehingga penilaian tentang tingkat keprofesionalan tenaga pendidik, dilakukan sebatas untuk mengejar status dan jabatan, dengan mengabaikan arti profesionalitas yang sebenarnya dalam pendidikan, nah... bagaimana menurut anda tetang hal tersebut, mohon penjelasan dan solusinya,...
    terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      begini mb desi, kalau menurut saya tidak semua keprofesionalan tenaga pengajar di ukur oleh materialitas semata. ada juga tenaga pengajar yang melakukan pekerjaannya dengan sukarela atau ikhlas.
      sedangkan menurut saya tentang tenaga pengajar yang menjalankan tugasnya hanya untuk menaikkan status sosial, itu merupakan kurangnya kesadaran dari diri mereka pribadi dan mereka dalam mengajarkan ilmunya tidak ikhlas karena untuk mendapatkan status sosial yang lebih baik.

      Hapus
  11. Moh. Nasoikhul Ibad (2021 111 178)
    Kelas E

    kalau masjid itu kan tanahnya harus tanah waqaf, Apakah boleh jika seseorang menyewakan tanahnya untuk dijadikan sebuah madrasah (TPQ)? Jelaskan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tanah yang digunakan untuk membangun madrasah seharusnya bukan merupakan tanah sewaan. melainkan tanah atau lahan milik pribadi yang yang diserahkan untuk dibangun sebuah madrasah dan sifatnya tidak mengarah pada hal-hal yang mencari keuntungan dan harus bersifat sosial.

      Hapus
  12. Muh. Mertojoyo (2021 111 155)
    Kelas E

    apakah membangun madrasah itu harus tanah waqaf? jika iya, kenapa harus tanah waqaf?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pertanyaannya hampir sama seperti diatas ya mas Joyo..
      Yaitu tanah yang digunakan untuk membangun madrasah itu tidak bersifat untuk mencari keuntungan.

      Hapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Nurul Inayatissaniyyah
    2021 111 141

    bagaimana cara kita menjadikan rumah sebagai madrasah agar bisa dijadikan tempat mendidik yang efektif??

    BalasHapus
    Balasan
    1. pada dasarnya setiap rumah adalah madrasah bagi anggota keluarganya terutama anak-anaknya. Apabila rumah akan dijadikan tempat mendidik yang efektif maka didalam rumah tersebut menyediakan sarana dan prasarananya seperti menyediakan buku-buku pelajaran (perpustakaan keluarga). kalaupun hal tersebut tidak ada, maka yang dibutuhkan adalah contoh-contoh yang ditunjukan oleh orang tuanya dalam berperilaku, karena apa yang dilakukan anak adalah cerminan dari orang tuanya.

      Hapus
  15. zahrul fitriyah
    2021 111 156

    akhir-akhir ini banyak mahasiswa yang mengadakan les atau kursus bagi anak-anak SD/SMP/SMA, diantara mereka ada yang mengajar seluruh mata pelajaran tanpa terkecuali, padahal mereka bukan ahlinya dibidang mata pelajaran itu, bagaimana menurutr anda? apakah itu menyalahi aturan guru yang harusnya mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang materi pelajaran yang disampaikannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Guru les kan sifatnya hanya membantu muridnya agar prestasi di sekolah tetap stabil atau meningkat. menurut saya, kalau guru les tersebut merasa mampu untuk menyampaikan semua materi dengan baik dan benar maka hal tersebut sah-sah saja asalkan apa yang diajarkan tidak menyimpang dari materi pelajaran. walaupun mereka bukan ahlinya dibidang mata pelajaran tersebut. sambil mengajar kan kita bisa sambil belajar.

      Hapus
  16. panji hardiko 2021 111 352
    1. apa yang akan anda lakukan jika di dalam rumah keluarga (ortu) pisah ranjang, apakah rumahnya masih dikatakan madrasah?
    2. terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. perceraian orang tua pasti akan berdampak pada sisi psikologis anak. orang tua harus menjelaskan secara lembut dan baik-baik kepada anaknya mengapa mereka memutuskan untuk berpisah ranjang. sehingga anak tidak akan berontak. walaupun orang tua berpisah, pendidikan anak tidak boleh diabaikan. rumah akan menjadi madrasah baginya meskipun hanya ada satu orang tua saja. salah satu dari orang tua mereka harus bisa mendidik anaknya didalam rumah dengan baik-baik. sehingga rumah tidak akan kehilangan fungsinya sehingga madrasah bagi anaknya.

      Hapus
  17. 2021 111 142

    1. Menjadi tenaga pengajar yang profesional tentulah harus memiliki kriteria-kriteria tertentu. kriteria apakah yang paling menentukan untuk menjadi seorang pendidik yang profesional?
    2. Bagaimanakah cara yang tepat untuk menjadikan rumah sebagai sarana dakwah dalam keluarga jika dari masing-masing anggota keluarga tersebut jrang berkumpul bersama sedangkan hal ini penting dalam sebuah keluarga? mohon penjelasannya ...
    terima kasih,,,

    trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. kriteria atau ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan tenaga pengajar berarti mencakup apa yang harus pada pengajar tersebut. diatas sudah saya sebutkan beberapa kriteria tenaga pengajar profesional. kalau disuruh untuk menyebutkan kriteria yang paling menentukan untuk menjadi pendidik yang profesional saya belum bisa menjawabnya, karena kriteria-kriteria tersebut saling berpengaruh satu sama lain. misalnya saja begini, seseorang yang mempunyai pengetahuan luas tetapi tidak mempunyai bakat dan keahlian untuk mengajarkannya pada orang lain atau orang tersebut tidak sehat maka orang tersebut tidak bisa dikatakan sebagai orang yang profesional.
      2. jika hal diatas terjadi maka yang perlu dilakukan orang tua adalah tetap memantau perkembangan pendidikan anak walaupun sesibuk apapun orang tua. apalagi sekarang kan sudah modern, ada alat-alat komunikasi yang tidak hanya berupa audio saja tetapi juga ada yang bersifat audio visual. Kita bisa menggunakannya untuk mengetahui keadaan anggota keluarganya.
      2.

      Hapus
  18. Assalamu'alaikum.
    Ika Nur fitriana 2021 111 168
    Seorang pendidik tidak hanya bertanggungjawab kepada anak didiknya melainkan juga terhadap dirinya sendiri, menurut pemakalah kita sebagai seorang calon pendidik bagaimana caranya menumbuhkan rasa tanggungjawab tersebut. mohon penjelasannya, terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya dengan cara menumbuhkan rasa tanggung jawab seorang pendidik terhadap dirinya yaitu dengan memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah, dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.

      Hapus
  19. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  20. Muhammad Rifqi (2021 111 179)
    Seberapa besar pengaruh pendidikkan didalam rumah? dan bagaimana cara mengantisipasi teknologi didalam rumah, seperti televisi?

    BalasHapus