Laman

new post

zzz

Senin, 02 September 2013

FPI-Kelas.O-01: Ruang Lingkup



Pengertian, Ruang Lingkup dan Kegunaan 
Filsafat Pendidikan Islam

Disusun guna memenuhi tugas semester V:
Mata Kuliah
:
Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu
:
Ghufron Dimyati, M.Si


Disusun Oleh:

Munasifah
:
2021 211 142
Nisa’ Ulwiyah
:
2021 211 147
Rahmi Maulidina
:
2021 211 157
Siti Zuhrotun Nisa’
:
2021 211 163

Kelas O

FAKULTAS TARBIYAH PAI REGULER EKSTENSI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN 2013

 

BAB I
PENDAHULUAN
Mempelajari Filsafat Pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis, logis, dan menyeluruh tentang pendidikan, yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan Agama Islam , melainkan menuntut kita untuk mempelajari Ilmu-ilmu lain yang relevan.
Sebagai hasil pikiran bercorak khas Islam, Filsafat Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah konsep berfikir tentang kependidikan yang bersumber atau berlandaskan Ajaran Agama Islam, tentang hakikat kemampuan Manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia harus  di bina menjadi hamba Allah yang berkepribadian demikian.
Dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan seperti abad ke-20 ini , kegunaan fungsional dari filsafat pendidikan Islam adalah semakin penting, karena filsafat ini menjadi landasan strategi dan kompas jalannya pendidikan Islam. Kemungkinan- kemungkinan yang menyimpang dari tujuan pendidikan islam akan dapat diperkecil. Sebaliknya, kemampuan dan kedayagunaan pendidikan islam dapat lebih dimantapkan dan diperbesar, karena gangguan, hambatan, serta rintangan yang bersifat mental / spiritual serta teknis operasional akan dapat diatasi atau disingkirkan dengan lebih mudah.










BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Filsafat  
Secara harfiah filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta, dan kata sophos yag berarti ilmu atau khikmah. Dengan demikian filsafat berarti cinta terhadap ilmu dan khikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibany mengatakan bahwa filsafat bukanlah khikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap khikmah dan berusaha mendapatkannya, memutuskan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya Ia menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman- pengalaman manusia.[1]
Sementara itu , A.Hanafi mengatakan bahwa pengertian filsafat telah mengalami perubahan sepanjang masa nya.pitagoras (481-411SM) ,yang dikenal sebagai Orang pertama yang menggunakan perkataan tersebut, ketika ditanya Seorang yang bernama Leon mengenai pekerjaannya, mengatakan bahwa Ia adalah Seorang Filosof  dalam arti : A Lover of wisdom (pecinta pengetahuan).
Dari beberapa kutipan di atas, dapat diketahui bahwa pengertian filsafat dari segi kebahasaan semantik adalah Cinta terhadap penetahuan atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Kata Cinta tersebut selanjutnya menunjuk kepada panggilan hati nurani yang secara murni rela melakukan suatu kegiatan tanpa paksaan dari luar. Itulah sebabnya, seseorang yang melakukan kegiatan mencari kebenaran, pengetahuan atau khikmah yang kemudian disebut Filosof diartikan sebagai Orang yang mencintai kebenaran, pengetahuan atau kebijaksanaan adalah orang yang pola hidupnya nampak unik. Ia terkadang kurang menyukai kebendaan serta hal – hal yang membawa kepada kerendahan dan lainnya yang kurang ideal. Kehidupannya lebur dalam merenung dan berpikir untuk mencari kebenaran itu.[2]

B.       Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan Islam adalah konsep berpikir tentang pendidikan yang berdasarkan dan dikembangkan serta dibimbing ajaran Agama Islam tentang khakikat kemampuan Manusia yang dapat dibina dan dikembangkan menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya di jiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa Manusia harus dibina menjadi Hamba Allah yang berkepribadian demikian. Sarana dan upaya apa sajakah yang mengantarkan cita – cita demikian.
Filsafat Pendidikan Islam dapat pula diartikan sebagai studi tentang pandangan Filosofis dari sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah – masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat Islam.
Dengan demikian Filsafat Pendidikan Islam adalah sejumlah prinsip. kepercayaan, asumsi dan premis yang ada hubungannya dengan praktik Pendidikan, ditentukan dalam bentuk yang saling melengkapi, bertalian, selaras yang diambil dari ajaran Islam sesuai dengan semangatnya dan memiliki kepentingan terapan dan bimbingan dalam bidang pendidikan[3].

C.      Ruang lingkup filsafat pendidikan islam
Ada dua dimensi dalam kajian Filsafat Pendidikan Islam, yaitu dimensi makro dan dimensi mikro. Dimensi-dimensi makro Filsafat Pendidikan Islam terdiri dari pembahasan tentang ontologi, epistimologi dan aksiologi. Sedangkan dimensi-dimensi mikro Filsafat Pendidikan Islam menurut Muzayyin Arifin adalah aspek-aspek yang menyangkut proses pendidikan, seperti: pendidik, peserta didik, alat-alat pendidikan, tujuan pendidikan dan lingkungan pendidikan.
Adapun pokok-pokok pembahasan Filsafat Pendidikan Islam yang berdimensi makro dapat dijelaskan sebagai berikut:
v  Ontologi
Ontologi adalah merupakan bidang kajian filsafat Pendidikan Islamyang membahas hakikat realita atau kenyataan, baik yang berupa materi atau rohani, membahas baagaimana hakikatnya dan hubungan realita tersebut. Ontologi juga merupakan suatu pemikiran tentang asal usul kejadian alam semesta, darimana dank e arah mana proses kejadiannya.
Implikasi pandangan ontologi terhadap pendidikan adalah bahwa dunia pengalaman manusia yang harus memperkaya kepribadian bukanlah hanya alam raya dan isinya dalam arti sebagai pengalaman sehari-hari. Melainkan sebagai sesuatu yang tak terbatas realitas, fisis, spiritual, yang tetap dan yang berubah-ubah.
v  Epistimologi
Epistimologi adalah cabang filsafat yang membahas masalah yang berhubungan dengan pengetahuan. Misalnya tentang kebenaran, kepastian teori-teori dan konsistensi.
Epistimologi dalam dunia pendidikan adalah memberikan suatu kebenaran yang jelas, sehingga terjamin kebenaran dan percaya apa yang disampaikan oleh seorang guru yang didasarkan kepada fakta-fakta yang ada dalam lingkungan kita.
v  Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang esensi nilai, misalnya nilai kebenaran, kebaikan, keindahan, juga tentang jenis nilai, sifat nilai dan hubungan antar nilai. Aksiologi dibagi menjadi dua macam, yakni etika yang membahas baik-buruk dan estetika yang membahas indah-tak indah.
Implikasi aksiologi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan menguji dan mengintegrasikan semua nilai didalam kehidupan manusia dan membinanya dalam kepribadian anak.
Sedangkan pokok-pokok pembahasan Filsafat Pendidikan Islam yang berdimensi mikro adalah yang menyangkut proses pendidikan yang meliputi 5 (lima) faktor yaitu:
1)      Tujuan Pendidikan
2)      Pendidik
3)      Peserta didik
4)      Alat-alat pendidikan, baik yang bersifat material maupun yang non material
5)      Lingkungan Pendidikan[4]
Dengan demikian ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam adalah pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, menyeluruh dan universal mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan pendidikan atas dasar ajaran Islam. Konsep-konsep tersebut mulai dari perumusan tujuan pendidikan Islam, kurikulum, guru, metode, evaluasi, lingkungan dan seterusnya serta konsep-konsep yang berkaitan dengan filsafat pada umumnya, yaitu ontology, epistimologi dan aksiologi yang direlasikan dengan pendidikan.[5]
D.      Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam
Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany ada tiga manfaat dari mempelajari filsafat pendidikan Islam, antara lain:
1.    Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan orang-orang yang melaksanakannya dalam suatu Negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses pendidikan. Di samping itu ia dapat menolong terhadap tujuan-tujuan dan fungsi-fungsinya serta meningkatkan mutu penyelesaian masalah pendidikan dan peningkatan tindakan dan keputusan termasuk rancangan-rancangan pendidikan mereka. Selain itu ia juga berguna untuk memperbaiki peningkatan pelaksanaan pendidikan serta kaidah dan cara mereka mengajar yang mencakup penilaian, bimbingan dan penyuluhan.
2.    Filsafat pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti menyeluruh. Penilaian pendidikan itu dianggap persoalan yang perlu bagi setiap pengajaran yang baik. Dalam pegertian yang terbaru, penilaian pendidikan meliputi segala usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, institusi-institusi pendidikan secara umum untuk mendidik angkatan baru dan warga negaradan segala yang berkaitan dengan itu.
3.    Filsafat pendidikan Islam akan menolong dalam memberikan pendalaman pikiran bagi factor-faktor spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi, dan politik di negara kita.
Menurut Ahmad D. Marimba, filsafat pendidikan Islam dapat menjadi pegangan pelaksanaan pelaksanaan pendidikan yang menghasilkan generasi-generasi baru yang berkepribadian Muslim. Generasi-generasi baru ini selanjutnya akan mengembangkan usaha-usaha pendidikan dan mungkin mengadakan penyempurnaan atau penyusunan kembali filsafat yang mendasari usaha-usaha pendidiknan itu sehingga membawa hasil yang lebih besar.
Menurut Muzayyin Arifin berpendapat bahwa dilihat dari fungsinya, maka filsafat pendidikan islam merupakan pemikiran mendasar yang melandasi dan mengarahkan proses pelaksanaan pendidikan Islam. Oleh karena itu filsafat ini juga memberikan gambaran tentang sampai dimana proses tersebut dilaksanakan. Selain itu ia juga mengatakan bahwa filsafat pendidikan Islam juga bertugas melakukan kritik-kritik tentang metode-metode yang digunakan dalam proses pendidikan Islam itu serta sekaligus memberikan pengarahan mendasar tentang bagaimana metode tersebut harus didayagunakan atau diciptakan agar efektif untuk mencapai tujuan. Dari uraian ini, lebih lanjut Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam itu seharusnya bertugas dalam 3 (tiga) dimensi, yakni:
1.      Memberikan landasan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam.
2.      Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut.
3.      Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan tersebut.
Dengan memperhatikan uraian tersebut dapat diketahui ternyata filsafat pendidikan Islam berfungsi mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis, universal terhadap masalah yang beroperasi dalam bidang pendidikan dengan menempatkan al-Quran sebagai dasar acuannya. Dengan demikian, jika dijumpai permasalahan yang terdapat dalam bidang pendidikan, maka cara penyelesaiannyayang idealdan komprehensif harus dimulai dari tinjauan filosofisnya, karena pemecahan yang ditawarkan filsafat pendidikan ini sifatnya menyeluruh, komprehensif, mendasar, dan sistematis, sebagaimana hal itu menjadi cirri khas dari pemikiran filsafat.[6]








BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
pengertian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Kata cinta tersebut selanjutnya menunjuk kepada panggilan hati nurani yang secara murni rela melakukan suatu kegiatan tanpa paksaan dari luar.
Sedangkan Filsafat Pendidikan Islam adalah konsep berpikir tentang pendidikan yang berdasarkan dan dikembangkan serta dibimbing ajaran agama islam tentang khakikat kemampuan manusia yang dapat dibina dan dikembangkan menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya di jiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia harus dibina menjadi hamba Allah yang berkepribadian demikian. Sarana dan upaya apa sajakah yang mengantarkan cita – cita demikian.
Ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam adalah pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, menyeluruh dan universal mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan pendidikan atas dasar ajaran Islam.
Sedangkan Filsafat pendidikan Islam tersebut berfungsi mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis, universal terhadap masalah yang beroperasi dalam bidang pendidikan dengan menempatkan al-Quran sebagai dasar acuannya.

B.       SARAN
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi penulisan maupun cara penyampaiannya, karena itu penulis sangat mengharapkan sekali kritik dan Saran yang bersifat membangun, dari Dosen pengampu pada khususnya dan dari para pembaca pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muzayyin. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Khobir, Abdul. 2011. Filsafat Pendidikan Islam (Landasan Teoritis dan   Praktis). Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Nata, Abuddin. 1997.Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.



[1] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1(Jakarta `:Logos Wacana Ilmu,1997), hlm. 1
[2] Ibid, hlm 2.
[3] Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam ( Pekalongan:STAIN Pekalongan Press,2011), hlm 4-5.
[4]  Muzayyin, Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm 6-8.
[5] Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam ( Pekalongan:STAIN Pekalongan Press, 2011), hlm 6-8.
[6] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1 (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm 17-19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar