Pengertian, Ruang Lingkup dan Kegunaan
Filsafat Pendidikan Islam
Disusun guna memenuhi tugas semester V:
Mata Kuliah
|
:
|
Filsafat Pendidikan Islam
|
Dosen Pengampu
|
:
|
Ghufron Dimyati, M.Si
|
Disusun Oleh:
Munasifah
|
:
|
2021 211 142
|
Nisa’ Ulwiyah
|
:
|
2021 211 147
|
Rahmi Maulidina
|
:
|
2021 211 157
|
Siti Zuhrotun Nisa’
|
:
|
2021 211 163
|
Kelas O
FAKULTAS TARBIYAH PAI REGULER EKSTENSI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Mempelajari Filsafat Pendidikan Islam berarti
memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis, logis, dan menyeluruh
tentang pendidikan, yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan
Agama Islam , melainkan menuntut kita untuk mempelajari Ilmu-ilmu lain yang
relevan.
Sebagai hasil pikiran bercorak khas Islam, Filsafat Pendidikan Islam pada
hakikatnya adalah konsep berfikir tentang kependidikan yang bersumber atau
berlandaskan Ajaran Agama Islam, tentang hakikat kemampuan Manusia untuk dapat
dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh
pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia harus di bina menjadi hamba Allah yang
berkepribadian demikian.
Dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan
seperti abad ke-20 ini , kegunaan fungsional dari filsafat pendidikan Islam
adalah semakin penting, karena filsafat ini menjadi landasan strategi dan
kompas jalannya pendidikan Islam. Kemungkinan- kemungkinan yang menyimpang dari
tujuan pendidikan islam akan dapat diperkecil. Sebaliknya, kemampuan dan
kedayagunaan pendidikan islam dapat lebih dimantapkan dan diperbesar, karena
gangguan, hambatan, serta rintangan yang bersifat mental / spiritual serta
teknis operasional akan dapat diatasi atau disingkirkan dengan lebih mudah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Filsafat
Secara harfiah filsafat berasal dari
kata philo yang berarti cinta, dan
kata sophos yag berarti ilmu atau khikmah. Dengan demikian filsafat
berarti cinta terhadap ilmu dan khikmah. Terhadap pengertian seperti ini
al-Syaibany mengatakan bahwa filsafat bukanlah khikmah itu sendiri, melainkan
cinta terhadap khikmah dan berusaha mendapatkannya, memutuskan perhatian
padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya Ia menambahkan
bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan
sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman- pengalaman manusia.[1]
Sementara itu , A.Hanafi mengatakan bahwa pengertian filsafat telah
mengalami perubahan sepanjang masa nya.pitagoras (481-411SM) ,yang dikenal
sebagai Orang pertama yang menggunakan perkataan tersebut, ketika ditanya
Seorang yang bernama Leon mengenai pekerjaannya, mengatakan bahwa Ia adalah
Seorang Filosof dalam arti : A Lover of wisdom (pecinta pengetahuan).
Dari beberapa kutipan di atas, dapat diketahui bahwa pengertian
filsafat dari segi kebahasaan semantik adalah Cinta terhadap penetahuan atau kebijaksanaan.
Dengan demikian filsafat adalah suatu
kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai
sasaran utamanya. Kata Cinta tersebut selanjutnya menunjuk kepada panggilan
hati nurani yang secara murni rela melakukan suatu
kegiatan tanpa paksaan dari luar.
Itulah sebabnya, seseorang yang melakukan kegiatan mencari kebenaran,
pengetahuan atau khikmah yang kemudian disebut Filosof diartikan sebagai Orang
yang mencintai kebenaran, pengetahuan atau kebijaksanaan adalah orang yang pola
hidupnya nampak unik. Ia terkadang kurang menyukai kebendaan serta hal – hal
yang membawa kepada kerendahan dan lainnya yang kurang ideal. Kehidupannya
lebur dalam merenung dan berpikir untuk mencari kebenaran itu.[2]
B. Pengertian
Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan Islam adalah konsep
berpikir tentang pendidikan yang berdasarkan dan dikembangkan serta dibimbing
ajaran Agama Islam tentang khakikat kemampuan Manusia yang dapat dibina dan
dikembangkan menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya di jiwai oleh
ajaran Islam, serta mengapa Manusia harus dibina menjadi Hamba Allah yang
berkepribadian demikian. Sarana dan upaya apa sajakah yang mengantarkan cita –
cita demikian.
Filsafat Pendidikan Islam dapat pula
diartikan sebagai studi tentang pandangan Filosofis dari sistem dan aliran
filsafat dalam Islam terhadap masalah – masalah kependidikan dan bagaimana
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat
Islam.
Dengan demikian Filsafat Pendidikan Islam
adalah sejumlah prinsip. kepercayaan, asumsi dan premis yang ada hubungannya
dengan praktik Pendidikan, ditentukan dalam bentuk yang saling melengkapi,
bertalian, selaras yang diambil dari ajaran Islam sesuai dengan semangatnya dan
memiliki kepentingan terapan dan bimbingan dalam bidang pendidikan[3].
C. Ruang
lingkup filsafat pendidikan islam
Ada dua dimensi dalam kajian Filsafat Pendidikan Islam, yaitu dimensi
makro dan dimensi mikro. Dimensi-dimensi makro Filsafat Pendidikan Islam
terdiri dari pembahasan tentang ontologi, epistimologi dan aksiologi. Sedangkan
dimensi-dimensi mikro Filsafat Pendidikan Islam menurut Muzayyin Arifin adalah
aspek-aspek yang menyangkut proses pendidikan, seperti: pendidik, peserta
didik, alat-alat pendidikan, tujuan pendidikan dan lingkungan pendidikan.
Adapun pokok-pokok pembahasan Filsafat Pendidikan Islam yang berdimensi
makro dapat dijelaskan sebagai berikut:
v Ontologi
Ontologi adalah merupakan bidang kajian
filsafat Pendidikan Islamyang membahas hakikat realita atau kenyataan, baik yang
berupa materi atau rohani, membahas baagaimana hakikatnya dan hubungan realita
tersebut. Ontologi juga merupakan suatu pemikiran tentang asal usul kejadian
alam semesta, darimana dank e arah mana proses kejadiannya.
Implikasi pandangan ontologi terhadap
pendidikan adalah bahwa dunia pengalaman manusia yang harus memperkaya
kepribadian bukanlah hanya alam raya dan isinya dalam arti sebagai pengalaman
sehari-hari. Melainkan sebagai sesuatu yang tak terbatas realitas, fisis,
spiritual, yang tetap dan yang berubah-ubah.
v Epistimologi
Epistimologi adalah cabang filsafat yang
membahas masalah yang berhubungan dengan pengetahuan. Misalnya tentang
kebenaran, kepastian teori-teori dan konsistensi.
Epistimologi dalam dunia pendidikan adalah
memberikan suatu kebenaran yang jelas, sehingga terjamin kebenaran dan percaya
apa yang disampaikan oleh seorang guru yang didasarkan kepada fakta-fakta yang
ada dalam lingkungan kita.
v Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang esensi nilai,
misalnya nilai kebenaran, kebaikan, keindahan, juga tentang jenis nilai, sifat
nilai dan hubungan antar nilai. Aksiologi dibagi menjadi dua macam, yakni etika
yang membahas baik-buruk dan estetika yang membahas indah-tak indah.
Implikasi
aksiologi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan menguji dan
mengintegrasikan semua nilai didalam kehidupan manusia dan membinanya dalam
kepribadian anak.
Sedangkan pokok-pokok pembahasan Filsafat
Pendidikan Islam yang berdimensi mikro adalah yang menyangkut proses pendidikan
yang meliputi 5 (lima) faktor yaitu:
1) Tujuan Pendidikan
2) Pendidik
3) Peserta didik
4) Alat-alat pendidikan, baik yang bersifat
material maupun yang non material
5) Lingkungan Pendidikan[4]
Dengan demikian ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam adalah pemikiran
yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis, menyeluruh dan
universal mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan pendidikan atas dasar
ajaran Islam. Konsep-konsep tersebut mulai dari perumusan tujuan pendidikan
Islam, kurikulum, guru, metode, evaluasi, lingkungan dan seterusnya serta
konsep-konsep yang berkaitan dengan filsafat pada umumnya, yaitu ontology,
epistimologi dan aksiologi yang direlasikan dengan pendidikan.[5]
D. Kegunaan
Filsafat Pendidikan Islam
Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany ada tiga manfaat dari
mempelajari filsafat pendidikan Islam, antara lain:
1.
Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan
dan orang-orang yang melaksanakannya dalam suatu Negara untuk membentuk
pemikiran sehat terhadap proses pendidikan. Di samping itu ia dapat menolong
terhadap tujuan-tujuan dan fungsi-fungsinya serta meningkatkan mutu
penyelesaian masalah pendidikan dan peningkatan tindakan dan keputusan termasuk
rancangan-rancangan pendidikan mereka. Selain itu
ia juga berguna untuk memperbaiki peningkatan pelaksanaan pendidikan serta
kaidah dan cara mereka mengajar yang mencakup penilaian, bimbingan dan
penyuluhan.
2.
Filsafat pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian
pendidikan dalam arti menyeluruh. Penilaian pendidikan itu dianggap persoalan
yang perlu bagi setiap pengajaran yang baik. Dalam pegertian yang terbaru,
penilaian pendidikan meliputi segala usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh
sekolah, institusi-institusi pendidikan secara umum untuk mendidik angkatan
baru dan warga negaradan segala yang berkaitan dengan itu.
3.
Filsafat pendidikan Islam akan menolong dalam memberikan pendalaman
pikiran bagi factor-faktor spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi, dan politik
di negara kita.
Menurut Ahmad D. Marimba, filsafat pendidikan Islam dapat menjadi
pegangan pelaksanaan pelaksanaan pendidikan yang menghasilkan generasi-generasi
baru yang berkepribadian Muslim. Generasi-generasi baru ini selanjutnya akan
mengembangkan usaha-usaha pendidikan dan mungkin mengadakan penyempurnaan atau
penyusunan kembali filsafat yang mendasari usaha-usaha pendidiknan itu sehingga
membawa hasil yang lebih besar.
Menurut Muzayyin Arifin berpendapat bahwa dilihat dari fungsinya,
maka filsafat pendidikan islam merupakan pemikiran mendasar yang melandasi dan
mengarahkan proses pelaksanaan pendidikan Islam. Oleh karena itu filsafat ini
juga memberikan gambaran tentang sampai dimana proses tersebut dilaksanakan.
Selain itu ia juga mengatakan bahwa filsafat pendidikan Islam juga bertugas
melakukan kritik-kritik tentang metode-metode yang digunakan dalam proses
pendidikan Islam itu serta sekaligus memberikan pengarahan mendasar tentang
bagaimana metode tersebut harus didayagunakan atau diciptakan agar efektif
untuk mencapai tujuan. Dari uraian ini, lebih lanjut Muzayyin Arifin
menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam itu seharusnya bertugas dalam 3
(tiga) dimensi, yakni:
1.
Memberikan landasan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan
pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam.
2.
Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut.
3.
Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan tersebut.
Dengan memperhatikan uraian tersebut dapat diketahui ternyata
filsafat pendidikan Islam berfungsi mengarahkan dan memberikan landasan
pemikiran yang sistematik, mendalam, logis, universal terhadap masalah yang
beroperasi dalam bidang pendidikan dengan menempatkan al-Quran sebagai dasar
acuannya. Dengan demikian, jika dijumpai permasalahan yang terdapat dalam
bidang pendidikan, maka cara penyelesaiannyayang idealdan komprehensif harus
dimulai dari tinjauan filosofisnya, karena pemecahan yang ditawarkan filsafat
pendidikan ini sifatnya menyeluruh, komprehensif, mendasar, dan sistematis,
sebagaimana hal itu menjadi cirri khas dari pemikiran filsafat.[6]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pengertian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang
menempatkan pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya. Kata cinta
tersebut selanjutnya menunjuk kepada panggilan hati nurani yang secara murni
rela melakukan suatu kegiatan tanpa
paksaan dari luar.
Sedangkan Filsafat Pendidikan Islam adalah
konsep berpikir tentang pendidikan yang berdasarkan dan dikembangkan serta
dibimbing ajaran agama islam tentang khakikat kemampuan manusia yang dapat
dibina dan dikembangkan menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya di jiwai
oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia harus dibina menjadi hamba Allah yang
berkepribadian demikian. Sarana dan upaya apa sajakah yang mengantarkan cita –
cita demikian.
Ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam
adalah pemikiran yang serba mendalam, mendasar, sistematis, terpadu, logis,
menyeluruh dan universal mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan
pendidikan atas dasar ajaran Islam.
Sedangkan Filsafat pendidikan Islam tersebut berfungsi
mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis,
universal terhadap masalah yang beroperasi dalam bidang pendidikan dengan
menempatkan al-Quran sebagai dasar acuannya.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini, baik dari segi penulisan maupun cara penyampaiannya, karena itu penulis
sangat mengharapkan sekali kritik dan Saran yang bersifat membangun, dari Dosen pengampu pada khususnya dan dari para pembaca pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muzayyin. 2009. Filsafat Pendidikan
Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Khobir, Abdul. 2011. Filsafat Pendidikan
Islam (Landasan Teoritis dan
Praktis). Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Nata, Abuddin. 1997.Filsafat Pendidikan Islam
1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar