MAKALAH
HAKIKAT,
CIRI, DAN KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata kuliah :
Setrategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu :
Ghufron Dimyati M.S.I
Disusun
oleh:
Selamet
Nur Khamid (2021 111 132)
Nur
Azizah (2021 111 292)
Birul
Walidain (2021 111
360)
Kelas
: F
TARBIAH/PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu
kondisi yang dengan sengaja di ciptakan. guru yang mengajar dan anakdidik yang
belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif
dengan memanfaatkan bahan sebagai madiumnya. Disini tentu saja tugas
guruberusaha mencipatakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan
bagi semua anak didik, karena suasana
belajar yangtidak menggairahkan dan menyenangakan bagi anak didik biasanya
lebih banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis.
BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT, CIRI, DAN KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR
A.
Hakikat Belajar Mengajar
1.
Hakikat
Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah atau perguruan tinggi,
kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik.[1]
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut
akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Slameto menyatakan bahwa: “Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.[2]
Selanjutnya Nana Sudjana mendefenisikan: “Belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan suatu perubahan pada diri seseorang”.[3]
Perubahan yang dimaksud itu berupa hasil belajar yang dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk.
Pengertian
belajar telah mengalami perkembangan secara evolusi, sejalan dengan
perkembangan cara pandang dan pengalaman para ilmuan. Pengertian belajar dapat
di definidikan sesuai dengan nilai filosofi yang di anut dari pengalaman para
ilmuan atau pakar itu sendiri dalam membelajarkan para peserta didiknya.
Muhammad Ali menyatakan, pengertian belajar maupun yang diriumuskan para ahli
antara yang satu dan yang lainya terdapat perbedaan. Perbedaan ini di sebabkan
oleh latar belakang pandangan maupun teori yang di pegang.
Perubahan seseorang yang asalnya tidak
tahumenjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Misalnya seseorang yang
tadinya tidak dapat berbahasa inggris sekarang mahir berbahasa inggris. Akan
tetapi tidak semua perubahan yang terjadi dalam diriseseorang merupakan hasil
dari proses belajar. Kita lihat perubahan yang terjadi pada bayi, misalnya bayi
yang tadinya tidak dapat tengkurep lalu dapat tengkurep,perubahan-perubahan ini
terjadi karena kematangan. Lalu ada kategorilain mengenai perubahan yakni
perubahan yang berjalan singkat, misalnya
seseorang secara kebetulan dapat memperbaiki barang elektronik, tetapi ketika
harus mengerjakan hal yang sama dalam waktu yang berbeda menemui kesulitan.
Yang harus digaris bawahi bahwa perubahan hasil belajar diperoleh karena
individu yang bersangkutan berusaha untuk belajar. Dari uraian di atas dapat
diidentifikasikan ciri-ciri kegiatan belajar yaitu:
1. Belajar adalah aktivitas yang
menghasilkan perubahan dalam diri seseorang baik secara aktual maupun
potensial.
2. Perubahan yang didapat sessungguhnya
adalah kemampuan yang baru dan ditempuh dalamjangka waktu yang lama.
3. Perubahan yang terjadi karena ada usaha
dari dalamdiri setiap individu.
Adapun prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan dalam belajar meliputi:
a. Prinsip kesiapan
Tingkat keberhasilan
belajar tergantung pada kesiapan pelajar. Apakah dia sudah dapat
mengonsentrasikan pikiran atau apakah kondisi fisiknya sudah siap belajar.
b. Prinsipasosiasi
Tingkat keberhasilan
belajar juga tergantung pada kemampuan pelajar mengasosiasikan atau
menghubung-hubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang sudah ada dalam
ingatannya.
c. Prinsip latihan
Pada dasarnya
mempelajari sesuatu itu perlu berulang-ulang atau diulang-ulang, baik
mempelajari pengetahuan maupun keterampilan.
d. Prinsip efek (akibat)
Situasi emosional pada
belajar akan mempengaruhi hasil belajarnya.[4]
2. Hakikat pembelajaran
Pembelajaran
dapat di definisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek
didik atau pembelajar yang direncanakan atau di desain, dilaksanakan dan
dievaluasi secara sistematis agar subjek didik atau pemebelajar dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pembelajaran
dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya
atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut
meliputi:
a.
dimulai
dari menceranakan program pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan
mengajar berikut penyiapan perangkat kelengkapannya.
b.
Melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah
dibuatnya.
B. Ciri-Ciri
Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar merupakan
proses komunikasi yang dapat diterima,
dipahami dan disepakati yang bersifat timbal balik.
Menurut EdI Suardi sebagai suatu proses pengaturan kegiatan belajar
mengajar memiliki beberapa ciri, yaitu:
1.
Memiliki
Tujuan
Tujuan
adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata
terdapat beberapa tujuan kegiatan belajar mengajar diantaranya, yaitu:
a.
Menggambarkan
apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik dengan menggunakan kata
kerja yang khusus tentang sumber-sumber yang dapat digunakan peserta didik dan
orang-orang yang dapat diajak bekerja sama.
b.
Menunjukkan
perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik, dalam bentuk ketepatan
oleh peserta didik,dalam bentuk ketepatan dan ketelitian respon, kecepatan,
panjangnya dan frekuensi respon.
c.
Menggambarkan
kondisi-kondisi atau lingkungan fisik, kondisi atau lingkungan psikologis.
2. Adanya suatu prosedur (jalan interaksi)
Dalam
kegiatan belajar mengajar diperlukan adanya suatu prosuder yang direncanakan,
di desain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar mencapai tujuan
secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau
langkah–langkah sistematik dan relevan. Terhadap beberapa pendapat yang telah
digunakan yaitu:
a.
Pendekatan
yang berpusat pada mata belajar (subject oriented)
b.
Pendekatan
yang berpusat pada peserta didik (student oriented)
c.
Pendekatan
yang berorientasi pada kehidupan masyarakat (social oriented)
Secara
garis besarnya, jenis pendekatan kegiatan belajar mengajar terbagi ke dalam dua
bagian berbeda yaitu:
1. Pendekatan ekspositorik yaitu pendekatan yang bisa di jadikan pedoman dalam memilih jalan
interaksi yang sifatnya menyampaikan informasi dan sejenisnya.
2.
Pendekatan
heuristik yaitu yang bisa dijadikan
pedoman yang sifatnya praktik,
eksperimen, observasi dan sejenisnya.
Prosedur
kegiatan belajar mengajar yang digunakan hendaknya dapat:
a. Memberikan peluang bagi peserta didik
untuk mencari, mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan di bawah bimbingan
guru.
b. Menggunakan metode yang bervariasi
dengan mengkombinasikan antara kegiatan belajar individual, pasangan, kelompok
dan klasikal dengan menyentuh seluruh aspek perilaku individu-kognitif, afektif
dan psikomotorik.
c. Memperhatikan pelayanan terhadap
perbedaan individual peserta didik seperti bakat, kemampuan, minat, latar
belakang keluarga, sosial ekonomi dan budaya serta masalah khusus yang dihadapi
peserta didik yang bersangkutan.
Secara
umum, prosedur kegiatan belajar dilakukan melalui tiga tahap:
1.
Kegiatan
pendahuluan
Hal-hal dilakukan dalam
kegiatan pendahuluan yang mencipatakan
kondisi awal pembelajaran meliputi membina ke akraban, menciptakan
kesiapan belajar dan suasana belajar dan suasana belajar yang demokratis.
2. Kegiatan inti
Hal-hal
yang dilakukan dalam kegiatan inti yaitu menyampaikan tujuan yang ingin diapai
baik secara lisan maupun tulisan, menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang
akan ditempuh dan membahas materi.
3. Kegiatan akhir dan tindak lanjut
kegiatan belajar mengajar
Hal yang dilakukan
dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut kegiatan belajar mengajar yaitu
penilaian akhir, analisis akhir, tindak lanjut, menemukakan topik yang akan
dibahas pada waktu yang akan datang dan menutup kegiatan belajar mengajar.
3.
Ditandai dengan aktivitas peserta didik
Untuk
meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik menurut Widada guru dapat
menggunakan pendekatan sebagai berikut:
a. Self
esteem approach yaitu memperhatikan kesadaran atau
harga diri peserta didik.
b. Creative
approach yaitu mengembangkan problem solving,
inquiri dan role playing.
c. Multiple
talent approach yaitu mengupayakan pengembangan
seluruh potensi untuk menunjang kesehatan peserta didik.
d. Inquiri
approach yaitu memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menggunakan proses mental.
e. Pictorial
riddle approach yaitu lebih mengembangkan metode
untuk membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
f. Syntetic
approach yaitu lebih memusatkan pada peserta
didik.
4.
Guru
berperan sebagai pembimbing
Sebagai
pembimbing guru harus bisa memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi
yang kondusif.
Dalam
menjalankan peran dan fungsinya, seorang guru yang didukung oleh berbagai
kompetisi sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal.
Kompetisi
adalah keseluruhan pengetahuan, keterampilan, sifat-sifat karakteristik
kepribadian yang diperlukan oleh seorang guru untuk mendukung terhadap
pencapaian kinerjanya. Tiga jenis kompetisi yang harus dimiliki guru menurut
Raka Joni sebagaimana dikutip oleh Suayanto dan Djihad Hisyam, yaitu:
a.
Kompetensi
profesional yaitu memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang
diajarkannya, dapat memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam
proses belajar mengajar.
b.
Kompetensi
kemasyarakatan yaitu mampu berkomunikasi, baik dengan peserta didik, sesama
guru, maupun masyarakat luas.
c.
Kompetensi
personal yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani sehingga
mampu menjadi seorang pemimpin.
5.
Membutuhkan
Disiplin
Disiplin
dalam kegiatan mengajar di artikan sebagai pola tingkah laku yang di atur
sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun
anak didik dengan sadar. Dalam pembentukan disiplin belajar peserta didik
Reisma dan Dayne dalam E. Mulyasa mengemukakan strategi umum merancang disiplin
peserta didik, yaitu:
a. Konsep diri, untuk menumbuhkan konsep
diri sehingga peserta didik dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk
bersifat empatik, menerima, hangat dan terbuka.
b. Ketrampilan berkomunikasi, guru terampil
berkomunikasi secara efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong
kepatuhan peserta didik.
c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami,
guru di sarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga
membantu anak didik memecahkan masalahnya.
d.
Klasifikasi
nilai.
e.
Analisis
transaksional, guru disarankan belajar sebagai orang dewasa terutama ketika
berhadapan dengan peserta didik yang menhadapi masalah.
f.
Disiplin
yang berintegrasi, menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan
dan mempertahankan peraturan.
g.
Modifikasi
perilaku, perilaku salah disebabkan oleh lingkungan, oleh karena itu perlu
diciptakan lingkungan yang kondusif.
h.
Tantangan
bagi disiplin, guru diharapkan cekatan, sangat terorganisirdan dalam
pengendalian yang tegas.
6. Ada batasan waktu
Dalam
kegiatan belajar mengajar ada batasan waktu untuk mencapai tujuan tertentu
dalam sistem berkelas.
7.
Evaluasi
Adalah
kegiatan identifikasi untuk melihat apakah program yang telah direncanakan sudah
dicapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat efisiensi
pelaksanaan.[6]
C.
Komponen-Komponen Belajar Mengajar
Komponen
utama belajar mengajar terdiri dari:
1.
Tujuan
Tujuan
adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan
dalam pendidikan adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif, dengan kata
lain terdapat sejumlah nilai yang bernilai normatif, dengan kata lain terdapat
sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada peserta didik. Nilai-nilai yang
nantinya akan menjadi cara anak didik bersikap.
Dr.
Roestiyah, N.K mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi
tentang tentang perilaku murid-murid yang di harapkan setelah mempelajari bahan
pelajaran yang kita ajarkan.
2.
Bahan
Pelajaran
Bahan
pelajaran adalah substansi yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar. Ada
2 persoalan dalam menguasai bahan pelajaran yaitu bahan pelajaran yang pokok
dan penunjang. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang
studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan disiplin keilmuannya. Sedangkan
bahan pengajaran penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan
seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang menyampaikan bahan pelajaran
pokok.
Menurut
Dr. Suharsimi Arikunto bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan
belajar mengajar.
Kegiatan
belajar adalah inti dari kegiatan pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar
anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai
mediumnya.
3.
Metode
Metode
adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Faktor
yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar sebagai berikut:
a.
Tujuan
dengan berbagai jenis dan fungsinya.
b.
Anak
didik dengan berbagai tingkat kematangannya.
c.
Situasi
yang bermacam-macam.
d.
Fasilitas
yang bemacam-macam kualitas dan kuantitasnya.
e.
Pribadi
guru serta kemampuan dan profesional yang berbeda-beda.
4. Alat
Alat
adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Alat
dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu alat dan alat bantu pengajaran, yang
dimaksud alat adalah perintah, larangan dan sebagainya. Sedangkan alat bantu
pengajaran adalah berupa globe, kapur tulis, gambar, diagram dan sebaginya.
5.
Sumber
Pengajaran
Sumber
pengajaran merupakan materi/bahan untuk menambah ilmupengetahuan yang baru.
6.
Evaluasi
Evaluasi
adalah suatu tindakan atau proses menentukan nilai yang ada hubungannya dengan
duni pendekatan.
Evaluasi
memiliki tujuan umum yang meliputi: mengumpulkan data-data yang menunjukkan
taraf kemajuan murid dan tujuan yang diharapkan, memungkinkan guru melakukan
penilaian aktivitas yang dilakukan, menilai metode mengajar yang digunakan.
Tujuan khusus meliputi: merangsang kegiatan siswa, menemukan sebab-sebab kemajuan
kegagalan, memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan bakat
siswa yang bersangkutan, memperoleh laporan tentang perkembangan siswa, untuk
memperbaiki mutu pengajaran.
Ketika
evaluasi bermanfaat bagi guru dan siswa maka evaluasi memiliki fungsi sebagai
berikut:
a.
Sebagi
umpan balik untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
b.
Untuk
memperbaiki angka yang tepat bagi kemajuan atau laporan hasil belajar bagi
setiap siswa.
c.
Untuk
menentukan situasi belajar mengajar siswa sesuai dengan tingkat kemampuan yang
dimiliki siswa
d.
Untuk
mengetahui penyebab siswa yang mengalami kesulitan belajar yang dapat
dipergunakan sebagai dasar untuk mencari solusi.[7]
BAB III
KESIMPULAN
a. Hakikat Belajar Mengajar
Belajar atau mendulang ilmu pada
hakikatnya bukan sekedar untuk tahu, paham, dan hafal suatu pengetahuan
tertentu, melainkan bagaimana menjadi mengerti, kemudian mengamalkan, dan pada
puncaknya menyemaikan manfaat bagi lingkungannya.
b. Ciri-Ciri Belajar Mengajar
Menurut
Edi Suardi belajar memiliki ciri-ciri, antara lain: memiliki tujuan, adanya
suatu prosedur, ditandai dengan adanya aktivitas peserta didik, guru berperan
sebagai pembimbing, membutuhkan disiplin,ada batas waktu, dan evaluasi.
c. Komponen-Komponen Belajar Mengajar
Komponen
utama belajar mengajar, antara lain: tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, metode, alat, sumber pengajaran, dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran
Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika aditama.
Mustakim, Zaenal. 2009.
Strategi Metode dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Gama Media Yogyakarta.
Makalah mananjaii
blogspot.com
Sudjana, nana. 1989. Teknologi
pengajaran .Bandung: Sinar baru
Slameto.2003. Belajar
dan faktor- faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka cipta
[1] Makalah mananjaii blogspot.com
[2] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
(Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 2.
[3] Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran (Bandung: Sinar Baru, 1989),
h. 10.
[4] Kokom
Komalasari.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.2011(Bandung: PT Refika
aditama) h.3
[5] Ibid. H.4
[6] . Zaenal
Mustakim,Strategi Metode dan Pembelajaran, (Yogyakarta,Gama Media
Yogyakarta:2009). Hal 62-69
[7] .
Zaenal Mustakim,Strategi Metode dan Pembelajaran, (Yogyakarta,Gama Media
Yogyakarta:2009). Hal 50-55
mana posting makalahnya ???
BalasHapus