Laman

new post

zzz

Senin, 02 September 2013

SBM-I,01: Hakikat, Ciri dan Komponen



MAKALAH

HAKIKAT CIRI DAN KOMPONEN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : SBM
Dosen Pengampu : Ghufron Dimyati M.si





Disusun Oleh :
Kelompok 1
1.      Arie fitriyani                           (2021111077)
2.      Novi syafa’atul syaqila           (2021111082)
3.      Dewi yuliana                           (2021111081)

Kelas : I

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
 

BAB I

PENDAHULUAN

            Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakan guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajarkan dan anak didik yang di ajarkan. Perpaduan dua unsure tersebut melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Disana semua komponen pengajaran di perankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pembelajaran.
            Sebagai seseorang pendidik seharusnya sudah bisa mensadari bahwa apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif agar tercapai tujuan pendidikan. Dan sebagai kegiatan yang bernilai edukatif, belajar mengajar mempunyai hakikat, cirri dan komponen belajar mengajar. Ketiga aspek ini perlu di ketahui oleh pendidik.















BAB II

PEMBAHASAAN

HAKIKAT CIRI DAN KOMPONEN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
1.    Hakikat belajar mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan objek dan kegiatan pengajaran, karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan belajar mengajar. Pada dasarnya belajar pada hakikatnya adalah ‘perubahan’ yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar[1].
Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dan ini sama halnya anak didik tidak belajar. Perubahan yang terjadi tersebut dapat ditunjukan oleh berbagai bentuk seperti kecapakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan, apresiasi[2]. Dan perubahan tersebut dapat menyangkut dirinya, pengetahuan atau perbuatannya. Adapun berbagai ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar adalah :
a)        Perubahan tersebut berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa pengetahuannnya bertambah, sikapnnya berubah, kecakapannya berkembang dll.
b)        Perubahan dala elajar bersifat continue dan fungsional karena belajar bukan proses yang statis
c)        Perubahan belajar bersifat positif dan aktif dan menuju perubahan yang baik
d)       Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.
e)        Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu saja[3].
Mengajar merupakan kegiatan dimana keterlibatan individu anak didik mutlak adanya. Apabila tidak ada anak didik atau objek didik, siapa yang diajar hal ini di sadari oleh guru agar tidak terjadi kesalahan tafsir terhadap kegiatan pengajaran. Karena itu belajar dan mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan menyatu dalam konsep pengajaran atau pendidikan. Dan menurut Nana sudjana mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses yaitu proses mengatur, mengorganisasi llingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar dan pada berikutnya adalah proses memberikan bimbingan dan bentuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar[4].
Perubahan perilaku pada siswa dalam pengertian belajar jelas merupakan produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini dapat dipahami karena mengajar merupakan suatu aktifitas khusus yang dilakukan untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembangan skill, attitude, appreciation dan knowledge.
B. Ciri- ciri belajar mengajar
       Sebagai proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu :
1)      Memiliki tujuan, karena tujuan ini untuk menentukan ke arah mana kegiatan itu akan di bawa dan tujuan dalam pendidikan adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif yaitu dengan menanamkan nilai-nilai yang nantinya akan menjadi cara anak didik bersikap dan berbuat dalam kehidupannya. Dan dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai harus memperhatikan kesinambungan setiap jenjang tujuan dalam pendidikan[5].
2)      Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang satu dengan yang lainnya perlu desain yang berbeda pula. Prosedur kegiatan belajar mengajar yang digunakan hendaknya dapat memberikan pelluang bagi peserta didik untuk mencari, mengolah dan menemukan sendiri dibawah bimbingan guru, menggunakan metode yang bervariasi.
3)      Ditandai dengan aktivitas peserta didik, pentingnya upaya pengembangan aktivitas, kreativitas, motivasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar mengemukan hal-hal yang perlu dipikirkan yaitu dikembangkan rasa percaya diri peserta didik dan mengurangi rasa takut, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berkomunikasi secara ilmiah secara bebas terarah, melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan dn evaluasi, melibatkan peserta didik secara aktif dan kreaktif dalam proses belajar mangajar secara keseluruhan[6].
4)      Guru berperan sebagai pembimbing dalam perannya sebagai pembimbing guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar mengajar, sehingga guru merupakan tokoh yang ditiru dan dilihat tingkah lakunya oleh anak didiknya[7].
5)      Membutuhkkan disiplin, disiplin dalam kegiatan belajar mengajar diartikan sebagai pola tinkah laku yang di atur menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar dan langkah-langkahnya sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan.
6)      Ada batas waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam system berkelas (kelompok anak didik) batas waktu menjadi salah satu cirri yang tidak bisa di tinggalkan. Setiap tujuan akan di beri waktu tertentu.
7)      Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan sudah dicapai atau belum, berharga, atau tidak dan dapat pula untuk efesiensi pelaksanaan.
C. Komponen belajar mengajar
Sebagai sebuah sistem belajar mengajar mempunyai sejumlah komponen yang meliputi komponen utama dan komponen penunjang. Berikut akan di jelaskan komponen-utama tersebut :
1)        Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dan pelaksanaan kegiatan, tujuan juga merupakan komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan, belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi. Semua komponen itu harus bersesuaian dan didayaguanakan untuk mencapai tujuan se-efektif dan se-efesien mungkin.
2)        Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pengajaran yang di komsumsi oleh peserta didik dan merupakan materi yang terus berkembang secara dinamis seiring dengan kemajuan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Bahan ajar yang diterima peserta didik harus mampu merespons setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan[8].
3)        Kegiatan belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan, segala proses yang telah di programkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegaiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauhmana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalan kegiatan belajar mengajar pula guru atau pendidik harus memperhatikan perbedaan individual anak didik yaitu aspek biologis, intelektual dan psikologis. Hal tersebut dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekata mastery learning kepada setiap anak didik secara individual.
4)        Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai denngan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Guru atau pendidik dituntut untuk memiliki kompotensi dalam pemilihan metode yang tepat dalam mengajar. Factor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar sebagai berikut :
·      Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinnya
·      Anak didik dengan berbagai tingkat kematangan
·      Situasi yang bermacam-macam
·      Fasilitas yang bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya
5)        Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Dalam proses pengajaran maka alat mempunyai fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan. Alat dapat di bagi dua yaitu alat verbal dan alat bantu non verbal. Alat verbal berupa suruhan, perintah, larangan, dan sebagainnya. Sebagai alat bantu non verbal berupa globe, papan tulis, batu tulis, kapur, gambar, diagram, slide, video dan sebagainnya[9].
6)        Sumber pelajaran belajar mangajar bukanlah proses dalam kehampaan, tetapi berproses dalam kemaknaan di dalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi terambil dari berbagai sumber guna dipakai dalam proses belajar mengajar. Macam-macam sumber belajar :
a.       Manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat)
b.      Buku atau perpustakaan
c.       Massa media
d.      Museum
e.       Alam lingkungan
f.       Aktivitas
7)        Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses menetukan nilai yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Evaluasi mempunyai tujuan yaitu tujuan umum meliputi mengumpulkan data-data yang menunjukan taraf kemajuan murid  dan tujuan yang di harapkan. Memungkinkan guru melakukan penilaian aktivitas yang dilakukan menilai metode mengajar yang digunakan. Tujuan khusus meliputi merangsang kegiatan siswa, menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan siswa, memberikan bimbingan yang sesuai ddengan kebutuhan perkembangan bakat siswayang bersangkutan dan perkembangan siswa untuk memperbaiki muutu siswa[10].









BAB III
PENUTUP
Pada dasarnya belajar pada hakikatnya adalah ‘perubahan’ yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha aktif untuk mencapainya. Dan Mengajar merupakan kegiatan dimana keterlibatan individu anak didik mutlak adanya. Apabila tidak ada anak didik atau objek didik, siapa yang diajar hal ini di sadari oleh guru agar tidak terjadi kesalahan tafsir terhadap kegiatan pengajaran.
            Dan cirri-ciri adanya belajar mengajar adalah dengan adanya prosedur, aktivitas anak didik, evaluasi, disiplin dll. Dan komponen yang ada di belajar mengajar adalah dengan adanya tujuan, evaluasi, sumber pelajaran, alat dll.


[1]Syaiful bahri dkk, strategi belajar mengajar, (Jakarta, PT Rineka cipta, 1996) hlm.44
[2]Zaenal mustakim, strategi belajar mengajar, (Pekalongan, STAIN press, 2009) hlm.48
[3]Pupuh fathurrohman, strategi belajar mengajar, (Bandung, refika aditama, 2009) hlm.10
[4]ibid. hlm.9
[5] Zaenal mustakim, Op Cit …. Hlm.50-51
[6] Ibid, hlm.66
[7] Syaiful bahri dkk …. Op Cit , hlm.47
[8] Pupuh fathurrohman … Op Cit … hlm.14
[9]Ibid, hlm.15
[10] Zaenal mustakim, Op Cit …. Hlm. 54




DAFTAR PUSTAKA

bahri, syaiful dkk, 1996. strategi belajar mengajar, Jakarta, PT Rineka cipta.
mustakim, zaenal. 2009. strategi belajar mengajar, Pekalongan, STAIN press.
fathurrohman, pupuh. 2009. strategi belajar mengajar, Bandung, refika aditama.

26 komentar:

  1. NURUL AZIZAH
    2021 111 142
    bagaimana menurut pemakalah mengenai siswa yang tidak aktif di kelas dan bagaimana peran guru agar dapat membuat siswa lebih aktif sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar???

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaanya, saya akan mencoba sedikt menjawab pertanyaan dari anda. menurut saya setiap anak sebenarnya aktif, tetapi ketidakaktifan anak dikelas mungkin dipengaruhi oleh faktor dari dirinya sendiri, seperti sifat kurang percaya diri (pemalu/minder). nah, disitulah tugas seorang guru mencari apa penyebab siswa menjadi kurang aktif. tugas guru selain memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa, guru juga dituntut juga untuk mengetahui kondisi siswa. mungkin langkah langkah bisa yang bisa dilakukan guru untuk mengatasi siswa yang kurang aktif, diantaraya :
      a. guru harus meneliti kembali apa penyebab siswa menjadi kurang aktif dalam proses kegiatan belajar, apakah karena preses pembelajaran yang monoton ( tidak bervariasi ). sehingga menjadikan anak bosan dan jenuh mengikuti pelajaran. jika benar begitu maka guru harus memperbaik diri, mengubah pola pembelajaran yang membosankan itu dan guru merancang kembali pembelajaran yang lebih menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu pada anak, sehingga mendorong anak menjadi lebih aktif.
      b. guru juga dapat menggunakan pendekatan-pendekatan terhadap siswa sehingga guru mengetahui kondisi sswa. selain itu guru juga perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran sehinngga anak bisa kreatif.
      c. guru juga harus menciptajkan suasana kelas menjadi nyaman, harmonis, sehingga anak tidak tegang dan malu untuk mengungkapkan pendapatnya di depan kelas.

      mungkin itu sedikit penjelasan dari saya.

      Hapus
    2. sedikit menambahi,
      Tips yang bisa kami berikan untuk membuat kelas yang aktif adalah sebagai berikut:

      1. Untuk memulai pelajaran jelaskan pada siswa apa yang akan dipelajari pada saat itu dan apa manfaatnya bagi siswa kalau memahami dan mengerti tema/ hal yang akan dipelajari. Dengan menyampaikan hal hal seperti ini, guru bukan saja telah mencoba manarik perhatian siswa agar fokus pada pelajaran, tapi sudah mulai mengajak siswa untuk menggunakan pikiran. Karena fungsi dan manfaat tema adalah hasil ulah pikir yang akan dicerna oleh siswa dengan pikiran juga.
      2. Mulailah pelajaran bukan dengan menerangkan tapi mulailah dengan pertanyaan. Edarkan pertanyaan ke seluruh kelas, harapakan semua siswa berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan tersebut, maka semua siswa sudah tergerak untuk berfikir mandiri.
      3. Kumpulkan semua jawaban yang diberikan siswa dan diskusikan dengan seluruh siswa kebenaran dari semua jawaban yang diberikan. Mintalah alasan kenapa satu jawaban bisa diterima dan yang lain tidak. Maka akan terjadi sharing pengetahuan antar siswa, siswa saling memberi informasi dan semua siswa terlibat dalam belajar.
      4. Kalau ada siswa yang bertanya pada anda, janganlah anda jawab sendiri, lemparkan ke kelas biar dijawab oleh siswa yang lain. Maka siswa anda tidak akan sempat ngantuk karena semua siswa terdorong untuk selalu berfikir.
      5. Jaga terus atmosphir berfikir dalam kelas dengan melempar lempar pertanyaan dan jadikan suasana belajar mengajar anda lebih mirip percakapan antar siswa dengan siswa dan dengan guru, bukan pengajaran yang kaku dengan guru bercerita murid mendengarkan.
      6. Beri waktu siswa untuk bertanya tentang seuatu yang belum jelas, atau beri mereka waktu untuk mengungkapkan ide atau pandangan mereka yang belum terungkap.
      7. Akhiri pelajaran dengan meminta mereka membuat resume atas apa yang mereka pahami dan mereka bicarakan selama pelajaran dalam bentuk tertulis.

      Hapus
  2. inayah 2021111165
    Assalam...
    hakikat belajar manusia adalah belajar sepanjang masa, adakah batasan- batasan yang perlu diperhatikan dalam proses belajar sepanjang masa ini, agar kita menjadi manusia berguna baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain?
    terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. inayah 2021111165
      sedikit menjawab, batasan-batasan dalam belajar menurut beberapa ahlli sangat banyak dan menurut Isam sendiri dr buaian (ayunan) sampai ke liang lahat. batasan-batasan yg ada hanya batasan pada sebuah lembaga pendidikan misal . usia paud dari usia 2-4 th itu termasuk batasan usia dr segi lembaga, tp jika batasan dalam belajar atau pada umunya menuntut ilmu itu tidak ada batasan'na

      Hapus
    2. sedikit menambahi saja..
      dalam belajar tidak ada batasan-batasan umur dan juga ilmu pengetahuan. karena islam juga mengajarkan untuk "belajar sejak kita lahir sampai akhir hayat" dan juga " tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina ". artinya mencari ilmu sangatlah penting baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain.
      manfaat untuk diri kita sendiri seperti: wawasan kita menjadi luas, serta kita dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. sedangkan manfaat untuk orang lain seperti : kita dapat mengamalkan ilmu kita kepada orang lain yang kurang mengerti.

      Hapus
  3. Nurul Falah 2021 111 163
    assalamualaikum wr. wb.
    poin C tentang komponen belajar mengajar tentang metode ... jenis2 tujuannya itu seprti apa saja? meliputi tntang apa? dan tolong jelskan fungsinya tsb .... terimakasssssssih

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjawab
      Nurul Falah 2021 111 163

      sedikit menjawab, yg di maksud dg kalimat tujuan dengan berbagai jenis dan fungsi'na disini adalah tujuan dan fungsi yg di harapkan guru dg metode atau cara pembelajaran yg digunakan dalam proses belajar mengajar..

      Hapus
    2. berarti maksutnya tergantung pada guru itu sendiri yaa dg mtodenya ...

      Hapus
  4. abdul khalim 2021 111 259
    assalamualaikum....
    yang ingin saya tanyakan adalah, bagaimana tanggapan pemakalah tentang metode belajar yang keras yang diterapkan oleh pendidik pada masa sekarang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikum salam...
      sedikit menjawab saja...
      saya kurang suka mendidik dengan menggunakan metode yang keras karena yang namanya kekerasan memiliki beberapa dampak. bukan malah berhasil pembelajaranya tapi malah tidak berhasil.
      dampaknya seperti :
      a. kebencian, maksudnya seorang guru hendaklah mengasihi dan menyanyangi anak didiknya. apabila guru bersikap keras terhadap anak, dampaknya anak akan membenci gurunyadan proses belajar tidak akan bisa tercapai jika ada rasa benci diantara guru dan siswa.
      b. memberontak, maksudnya anak akan sering kali memberontak apa yang diperintahkan guru bukan malah menurut engan guru.
      c. trauma, maksudnya si anak merasa takut sehingga anak menjadi kurang aktif dan proses belajar kurang berjalan.

      Hapus
  5. faisalfahmi 2021 111 255
    assalamualaikum...
    bagaimana tanggapan pemakalah tentang perubahan kurikulum apakah akan berpengaruh dengan sistem pengajaran yang berlaku?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjawab faisalfahmi 2021 111 255
      wa'alaikumsalam...
      menurut saya, perubahan kurikulum jelas mempengaruhi sistem pembelajaran yg sudah ada karena Kurikulum merupakan jantung dari jalannya sistem pendidikan atau pengajaran pada umumnya. selain itu kurikulum adalah suatu rencana yg tertulis berupa ide-ide dan gagasan yg dirumuskan oleh pengembang kurikulum.
      Rencana tersebut selanjutnya membentuk suatu sistem kurikulum. Di dalamnya mencakup komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling memengaruhi satu dengan yang lain. Seperti komponen tujuan, pengalaman belajar, strategi pencapaian tujuan, dan evaluasi.
      Komponen-komponen kurikulum selanjutnya melahirkan sistem pengajaran, yang menjadi pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa sistem pengajaran adalah pengembangan dari sistem kurikulum.
      jelas bahwa, sistem pengajaran berada di dalam kurikulum.

      Hapus
  6. wildan faza
    2021 111 206

    assalamu'alaikum
    pada komponen belajar mengajar disebutkan ada 7 poin,, bagaimana jikalau ada salah satu dr 7 komponen tersebut tidak bisa terlaksana.. apakah proses belajar mengajar tetap bisa terlaksana..jelaskan..trimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam
      menjawab dari wildan faza
      2021 111 206

      jika ditanya terlaksana atau tidak jawabanya bisa terlaksana tp kurang sempurna. karena komponen pendidikan adalah satu kesatuan guna mencapai tujuan pendidikan yg utuh, jika slah satunya di hilangkan maka secara otomatis tujuan dari pendidikan itu sendiri tidak sesuai lg..

      Hapus
    2. menambahi
      Adapun komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi, metode, media dan evaluasi pendidikan.kalau ada 1 yang tidak di laksanakan,akan tetap berjalan. Walaupun sudah berjalan dengan baik, tetapi masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaan pendidikan

      Hapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. sopiyudin
    2021 111 134


    Bagaimana cara agar anak didik dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar ???
    Metode metode apa saja yang digunakanya ??

    Cara seperti apa menghadapi anak didik yang susah di atur ? bahkan melawan apabila dinasehatinya ???

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf mz sopiyudin sepertinya pertanyaan anda intinya sama dg pertanyaan nya mbak nurul azizah....

      cara menghadapi anak yang susah di atur dan melawan mungkin sperti ini.
      pertama kita kendalikan emosi kita terlebih dahulu, maksudnya jangan sampai kita memarahi anak,karena hal itu akan membuat anak lebih melawan karena bisa saja anak merasa di tantang.
      jangan memarahi dia dengan kata-kata yang kasar, karena itu bisa melukai hati si anak...lakukan pendekatan-pendekatan terhadap anak sehingga kita tau kondisi psikologis dan karakter anak..dan nanti kita akan mengerti langkah apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi anak terdebut.. lakukan homevisit ( berkunjung kerumah ) dengan begitu anak akan merasa diperhatikan dan si anak merasa dikenal oleh guru sehingga bisa saja dia malu jika dia susah di atur. mungkin hanya itu yang say tau, kurang lebihnya mohon maaf.

      Hapus
    2. beberapa hal yang bisa dijadikan solusi, diantaranya:
      1. perlakukan siswa tersebut sama seperti siswa yang lain
      2. amati sikap dan tingkah lakunya dan jangan segan untuk terus menegurnya apabila dia bersikap tak acuh dalam belajar
      3. tetap pantau hasil kerjanya, kadangkala ada siswa yang pada saat guru menerangkan dia asyik dengan kegiatannya sendiri, namun disaat diminta untuk mengerjakan soal/latihan, dia bisa mengerjakannya
      4. jika perlu, ajak anak tersebut bicara dari hati ke hati karena mungkin saja dia adalah satu dari antara siswa yang mengalami krisis perhatian, apakah dari lingkungan keluarga maupun antar sesama rekan bermainnya
      5. sabar dan terus berusaha untuk menciptakan nuansa kelas yang bervariasi sehingga para peserta didik tidak bosan, dan coba libatkan anak-anak yang susah diatur tersebut untuk ikut andil dalam mengatur kelas.

      Hapus
  9. Tsuwaibah Ummul Inayah
    2021 111 186

    Bagaimana caranya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin pertama kita merencanakan proses belajar dengan baik dan yang sesuai dengan anak setelah itu kita memilih metode yang tepat untuk digunakan dan mengadakan evaluasi setelah pelajaran selesa....

      Hapus
    2. sedikit menambahi saja
      hampir sama jawabannya,yaitu ada rencana terlebih dahulu,serta ada kepastian dalam merencanakan tujuan itu,tak lupa,dikaitkan dengan komponen-komponen belajar mengajar,sebab,jika hanya ada rencana,tapi tak ada kepastian,maka tujuan itu akan gagal,atau tidak tercapai,terimakasih

      Hapus
  10. Nurul Apriliani
    2021 111 182

    Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nurul Apriliani
      2021 111 182

      sedikit menjawab ,
      a. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu
      b. Faktor-faktor eksternal
      Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

      Hapus
  11. Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

    a. Faktor Internal
    Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

    b. Faktor-faktor eksogen/eksternal
    Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
    1) Lingkungan sosial
    § Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
    § Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimili­ki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakat­nya.
    § Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masya­rakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengang­guran dan anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memer­lukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
    2) Lingkungan nonsosial.
    Faktor faktor yang termasuk lingkung­an nonsosial adalah:
    § Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupa­kan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
    § Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapang­an olahraga. Contohnya, letak sekolah atau tempat belajar harus memenuhi syarat-syarat seperti di tempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.
    § Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembang­an siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus mengua­sai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

    BalasHapus