MAKALAH
“ EVALUASI DAN UMPAN BALIK”
Disusun guna :
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Ghufron Dimyati., M.S.I
Oleh:
1. Ida khanipah 2022111047
2. Siti kholilah 2022111053
3. Khuzaemah 2022111057
Kelas B
PRODI PBA
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
pengajaran yang hendak dicapai di sekolah mempunyai kaitan dengan materi yang
hendak diberikan dan dengan metode belajar mengajar yang dipakai guru dan siswa
dalam memberikan atau menerima materi tersebut. Sejauh mana keberhasilan guru
memberikan materi, dan sejauh mana siswa menyerap materi yang disajikan itu
dapat diperoleh informasinya melalui evaluasi. Evaluasi yang baik haruslah
didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh guru dan kemudian
benar-benar diusahakan pencapaiannya oleh guru dan siswa.Dalam makalah ini
dibahas tentang ”Evaluasi dan Umpan Balik”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Evaluasi
Menurut bahasa, kata
evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation”
yang berarti penilaian/ penaksiran. Evaluasi menurut istilah merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek yang menggunakan instrumen
dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan. Evaluasi
adalah kegiatan mengukur dan menilai, mengukur lebih bersifat kuantitatif,
sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.
Evaluasi harus dilakukan dengan pertimbangan- pertimbangan yang
arif dan bijaksana, sesuai dengan hasil dan kemajuan belajar yang ditujukan
oleh anak didik. Dengan demikian evaluasi adalah suatu tindakan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana untuk menentukan nilai
sesuatu, baik secara kuantitatif dan kualitatif.[1]
B.
Manfaat
Evaluasi
1.
Manfaat bagi
siswa
Memberikan informasi tentang sejauh
mana ia telah menguasai bahan pelajaran yang disajikan guru. Dengan informasi
ini siswa dapaat mengambil langkah-langkah yang sesuai, diantaranya: hasil
evaluasi tidak memuaskan dan hasil evaluasi memuaskan.
2.
Manfaat bagi
pendidik
Hasil evaluasi memberikan petunjuk
bagi pendidik mengenai keadaan siswa, materi pengajaran, dan metode
mengajarnya.
3. Manfaat bagi pembimbing/ penyuluh
Bimbingan dan penyuluhan umumnya diarahkan kepada usaha peningkatan daya
serap siswa serta penyesuaian siswa dengan lingkungan.Upaya bimbingan dan
penyuluhan akal lebih terarah kepada tujuannya apabila ditunjang oleh informasi
yang akurat tentang keadaan siswa, baik dari segi intelektualnya maupun dari
segi emosional.
4. Manfaat bagi sekolah
Keberhasilan kegiatan belajar
mengajar ditentukan oleh kondisi belajar yang diciptakan sekolah. Efektivitas
kegiatan belajar mengajar antara lain kondisi belajar yang diciptakan
sekolah itu diperoleh informasinya
melalui evaluasinya.
5. Manfaat bagi orang tua siswa
Semua orang tua ingin melihat sejauhmana tingkat kemajuan yang dicapai
anaknya disekolah, kendatipun pengetahuan itu tidak menjamin adanya upaya dari
mereka untuk peningkatan kemajuan anaknya.[2]
C.
Tujuan Evaluasi
Dr.
Muchtar Buchori M.Ed. mengemukakan bahwa tujuan evaluasi pendidikan ada 2
yaitu:
1.
Untuk
mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan selama jangka waktu tertentu.
2.
Untuk
mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan
pendidik selama jangka waktu tertentu.
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses
belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan
tindak lanjutnya. Fungsi evaluasi
dapat berupa:
1.
Tes Penempatan
Tes ini disajikan pada awal tahun
pelajaran untuk mengukur kesiapan siswa dan mengetahui tingkat pengetahuan yang
telah dicapai sehubungan dengan pelajaran yang akan disajikan.
2.
Tes Formatif
Tes ini disajikan di tengah program
pengajaran untuk memantau (memonitor)
kemajuan belajar siswa demi memberikan umpan balik, baik kepada siswa maupun
kepada guru.
3.
Tes Sumatif
Tes ini biasanya diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir suatu jenjang
pendidikan, meskipun maknanya telah diperluas untuk dipakai pada tes akhir
semester, dan bahkan pada tes akhir pokok bahasan.
4. Tes Diagnostik
Tes jenis ini bertujuan mendiagnosa
kesulitan belajar siswa untuk mengupayakan perbaikannya. Seperti tes formatif,
namun penyusunannya sangat berbeda dari tes formatif atau jenis tes lainnya.
Karena tujuannya adalah mendiagnosa kesulitan belajar siswa, maka harus
diketahui bagaimana dari pengajaran yang memberikan kesulitan belajar pada
siswa.
D. Fungsi Evaluasi
1.
Fungsi
Proknostik
Yaitu tes awal proses pembelajaran
untuk mengetahui kondisi obyektif dari pembelajaran. Fungsi proknostik berguna
untuk memprediksikan kompetensi lanjutan yang mungkin dapat dicapai oleh
pembelajaran. Artinya, dengan hasil yang ada, dapat direncanakan kompetensi apa
yang dapat dikuasai pada tahap berikutnya.
2. Fungsi Diagnostik
Yaitu evaluasi yang menganalisis
kemampuan pembelajaran pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Fokusnya
adalah membantu mereka bagaimana supaya mampu memiliki kompetensi sesuai yang
diharapkan. Evaluasi ini berlangsung sepanjang proses pembelajaran. Tujuan
utamanya adalah membantu pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.
3. Fungsi Sertifikasi
Evaluasi ini menyatakan kedudukan
atau peringkat seseorang dalam sebuah pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan pada
akhir sebuah periode pembelajaran, umpama di akhir semester,program, paket,
atau tingkat. Fungsi sertifikasi dalam pembelajaran sama sekali tidak
menggiring pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan akademisnya, karena
evaluasi tersebut dilaksanakan terakhir. Tujuannya hanya menyatakan status dan
mendapatkan laporan hasil belajar atau sertifikat.[3]
E.
Prinsip-prinsip
Evaluasi
1.
Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral
dalam program pengajaran disamping tujuan instruksional dan materi serta metode
pengajaran. Tujuan instruksional, materi dan metode pengajaran, serta evaluasi
merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan. Karena itu,
perencanaan evaluasi harus sudah
ditetapkan pada waktu menyusun satuan
pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan
instruksional dan materi pengajaran yang
hendak disajikan.
2.
Keterlibatan
Siswa
Prinsip ini berkaitan erat dengan
metode belajar cara belajar siswa yang aktif yang menurut keterlibatan siswa
secara aktif. Siswa merasakan evaluasi terhadap kegiatannya sebagai suatu
kebutuhan mutlak. Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam
kegiatan belajar mengajar yang dijalanin secara aktif, siswa membutuhkan
evaluasi.
3.
Koherensi
Prinsip koherensi dimaksudkan
evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajarn yang sudah disajikan dan
sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.
4.
Pedagogis
Di samping sebagai alat penilai hasil/pencapaian belajar, evaluasi juga
perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan tingkah laku dari segi
pedagogis. Evaluasi dan hasilnya hendaknya
dapat dipakai sebagaai alat motivasi untuk dalam kegiatan belajarnya.
5.
Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program
pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pendidikan sebagai laporan pertanggung jawaban. Pihak-pihak termaksud antara
lain orang tua, calon majikan, masyarakat lingkungan pada umumnya, dan lembaga
pendidikan sendiri.[4]
B. Umpan Balik
1. Pengertian Umpan Balik
Yang
dimaksud dengan umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes
atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan
pencapaian/hasil belajarnya. Termasuk dalam “alat ukur lainnya” adalah
pekerjaan rumah (PR) dan pertanyaan yang diajukan guru didalam kelas. Hasil
evaluasi memberikan informasi mengenai sejauh mana penguasaan siswa terhadap
materi yang disajikan dalam proses/kegiatan belajar mengajar.
Kondisi
atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan pengajaran usaha
pemberian umpan balik terhadap belajar siswa. Berikut ini beberapa ketentuan
mempermudah belajar jika:
a. Umpan balik tidak mempermudah belajar jika:
1)
Siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum
memberikan jawaban atas soal itu.
2)
Bahan yang hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti
oleh siswa sehingga siswa umumnya menebak jawaban soal-soal yang diberikan.
a. Umpan balik membantu dan mempermudah belajar
apabila dipenuhi syarat-syarat berikut ini:
1)
Mengkonfirmasikan jawaban-jawaban benar yang diberikan
siswa, dan menyampaikan kepadanya seberapa dia mengerti materi belajar yang
disampaikan.
2)
Mengidentifikasi kesalahan serta memperbaikinya atau
menyuruh siswa memperbaikinya sendiri.
Umpan balik tidak akan membantu belajar jika
siswa tidak mengerti bahan yang harus dikuasainya dahulu sebelum mempelajari
hal yang diteskan itu, atau hanya mengerti sedikit, atau sama sekali tidak
mengerti isi pelajaran pada waktu tes itu disajikan. Hal ini menunjukkan
pentingnya memeriksa tes siswa dan memperbaiki kesalahannya sebelum memasuki
topik baru dimana bahan yang dites merupakan prasyarat. [5]
2. Tujuan umpan balik
Pengajar
perlu mengetahui sejauhmana bahan yang telah dijelaskan dapat dimengerti oleh
murid, karena dari sinilah tergantung apakah ia dapat melanjutkan
pelajaran/kuliahnya dengan bahan berikutnya. Bilamana murid belum mengerti
bagian-bagian tertentu, pengajar harus mengulang lagi penjelasannya.
Umpan
balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari
informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas. Selain itu murid/mahasiswa
juga diberikan kesempatan untuk memeriksa sampai dimana mereka dapat melengkapi
pengertian-pengertian yang belum lengkap. Pada umumnya pengajar kurang memikirkan
perlunya mengadakan umpan balik seperti itu, sehingga ia tidak tahu efek dari
pengajaran yang ia berikan. Baru setelah seluruh rangkaian pelajaran selesai
diberikan terlihat pada waktu ujian bahwa murid belum mengerti secara baik
bahan yang diajarkan. Dan itu berarti suatu keterlambatan. Sebaliknya, bilamana
pengajar menyadari pentingnya umpan balik. Maka pengajaran yang ia beriakan
akan menjadi lebih efektif.[6]
Jam
pelajaran atau jam kuliah selanjutnya tidak mungkin diberikan kalau pengajar
tidak tahu secara pasti hasil pelajaran sebelumnya. Pengajar dapat mengetahui
hasil pelajaran sebelumnya dengan cara:
a. lewat kesan yana diperoleh selama jam
pelajaran itu sendiri.
b. Lewat informasi sederhana dari pihak murid
melalui pertanyaan-pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengajar selama atau
setelah jam pelajaran.
c. Lewat informasi tertulis dari pihak murid yang
diperoleh melalui ujian singkat.
d. Mempelajari hasil tentamen atau ujian yang diadakan
pada akhir khusus.
Tiga
hal yang pertama berhubungan dengan umpan balik yang dilakukan terhadap tiap
jam pelajaran atau jam kuliah. Kita disebut hal itu sebagai umpan balik
pelajaran atau kuliah, sedangkan hal
yang keempat berhubungan dengan evaluasi pada akhir kursus. Maka kita sebut penilaian
kursus.[7]
3. Fungsi Umpan Balik
Umpan
balik mempunyai tiga fungsi utama, yakni fungsi informasional, motivasional,
dan komunikasional.
a. Fungsi informasional: Memberikan informasi
tentang sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam proses
atau kegiatan belajar mengajar. Tes sebagai alat penilaian pencapaian/hasil
belajar siswa diperiksa menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Hasil tes itu, dengan demikian mamberikan informasi tentang
sejauhmana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam proses/kegiatan
belajar mengajar. Dengan informasi ini dapat diupayakan umpan balik berupa
pengayaan atau perbaikan.
b. Fungsi motivasional: Dengan pemberian umpan
balik itu maka tes sekaligus pula berfungsi sebagai motivator bagi para siswa
untuk belajar. Sayangnya ada guru yang memanfaatkan hasil tes lebih sebagai
senjata untuk menghukum siswa daripada sebagai kekuatan konstruktif untuk
membina dan mengembangkan siswa. Padahal tes harus dipandang dalam kesatuan
integral dengan tujuan instruksional dan dengan proses belajar mengajar, dan
sebagai mekanisme untuk memberikan umpan balik kepada siswa.
c. Fungsi komunikasional: Pemberian umpan balik
merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi
kepada siswa, dan bersama siswa mambicarakan upaya peningkatan atau
perbaikannya. Dengan demikian, melalui umpan balik siswa mengetahui letak
kelemahannya, dan sendiri atau bersama guru bereaksi terhadap hasil tersebut.[8]
C.
Hubungan Evaluasi dan Umpan Balik
Dalam kegiatan belajar mrngajar seorang guru
harus melakukan evaluasi dan umpan balik. Karena untuk mengukur sejauh mana
siswa menguasai materi pelajaran. Dimana umpan balik berkaitan erat dengan
kegiatan belajar mengajar yang dievaluasi dengan suatu alat evaluasi. Hasil
evaluasi ini memberikan informasi mengenai sejauh mana penguasaan siswa
terhadap materi yang disajikan dalam proses/kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan Proses belajar mengajar harus
dimodifikasi oleh seorang guru, seorang guru harus menjalankan tugasnya dengan
baik yaitu menyampaikan materi dengan jelas dan tepat, tidak hanya itu, seorang
guru juga harus memberikan evaluasi baik berupa lisan maupun tulisan. Tugas
guru selanjutnya yaitu menginformasikan hasil evaluasi tersebut kepada siswa
supaya siswa dapat mengetahui kemampuan dalam menguasai materi. Namun akan
bermanfaat secara maksimal apabila guru bersama siswa menelaah kembali
jawaban-jawaban tes baik yang dijawab benar maupun yang dijawab salah oleh
siswa. Dan siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki jawaban yang salah
tersebut.[9]
BAB III
PENUTUP
Ø
Kesimpulan
Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai, mengukur lebih
bersifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Evaluasi
harus dilakukan dengan pertimbangan- pertimbangan yang arif dan bijaksana,
sesuai dengan hasil dan kemajuan belajar yang ditujukan oleh anak didik. Hasil evaluasi memberikan informasi tentang
sejauh mana ia telah menguasai bahan pelajaran yang disajikan guru.
Umpan balik adalah pemberian informasi yang
diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau
meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya. Umpan balik hanya bertujuan untuk
mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas. Selain
itu murid/mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk memeriksa sampai dimana
mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim, Zaenal. 2011. Strategi
& Metode Pembelajaran. Pekalongan: Stain Press.
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik.
Jakarta: PT Grasindo.
Rooijakkers, Ad. 1991. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: PT Grasindo.
[1] Zaenal mustaqim, Strategi dan metode
pembelajaran,(Pekalongan: STAIN PRESS,2011) hlm. 178
[4]Suke silverius, Evaluasi hasil belajar
dan Umpan Balik,(jakarta: PT. Grsindo,1991) hlm. 11-12
[6] Zaenal mustaqim, Op.Cit., hlm. 191
[7] Ad roooijakkers, Mengajar dengan
sukses, ( Jakarta: PT. Grasindo, 1991) hlm. 11-12
[8] Suke Silverius, Op.Cit., hlm.
149-152
[9] Zaenal Mustaqim, Op.Cit., hlm.197-198
Tidak ada komentar:
Posting Komentar