Laman

new post

zzz

Jumat, 25 Oktober 2013

SBM-I-8: evaluasi- feedback



Evaluasi dan Feedback  
dalam Strategi Belajar Mengajar
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
Mata kuliah             : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu    : Muhammad Hufron, MSI
Disusun Oleh :
Kelompok 8

     Rahardyani Tyas Subekti             2021111298
     Siti Halimah Sobariah                  2021111304
     Feri Febianto                              2021111318

              Kelas I


JURUSAN TARBIYAH/ PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013



BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan pengajaran yang hendak ingin dicapai disekolah mempunyai kaitan dengan materi yang hendak diberikan dan dengan metode belajar-mengajar yang dipakai guru dan siswa dalam melakukan atau menerima materi tersebut, sejauh mana keberhasilan guru memberikan materi dan sejauh mana siswa menyerap materi yang disajikan itu dapat diperoleh informasinya melalui evaluasi.
Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh guru dan kemudian benar-benar diusahakan pencapaiannya oleh guru dan siswa. Betapapun baiknya evaluasi, apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan, tidaklah akan tercapai sasarannya.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai evaluasi dan umpan balik yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Evaluasi dan Feedback Dalam Proses Belajar Mengajar
1.      Evaluasi
Menurut bahasa, evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation” yang berarti penilaian/penaksiran. Evaluasi menurut istilah merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek yang menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur memperoleh kesimpulan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai, mengukur lebih bersifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.
Evaluasi harus dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana, sesuai dengan hasil kemajuan belajar yang ditujukan oleh anak didik. Dengan demikian, evaluasi adalah suatu tindakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana untuk menentukan nilai sesuatu, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.[1]
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan intruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut merupakan fungsi evaluasi dan dapat berupa;
1.      Penempatan pada tempat yang tepat
2.      Pemberian umpan balik
3.      Diagnosis kesulitan belajar siswa
4.      Penentuan kelulusan[2]
Dr. Muchtar Buchori, M.Ed. mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi pendidikan ada dua, yaitu:
a.       Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan selama jangka waktu tertentu.
b.      Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidik selama jangka waktu tertentu tadi.[3]
2.      Feedback
Feedback (umpan balik) adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya.
Kondisi atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap belajar siswa. Berikut ini beberapa ketentuan mengenai umpan balik:
a.       Umpan balik tidak mempermudah belajar jika:
1.      Siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal itu. Misalnya: “nyontek” jawaban yang benar dari temannya tanpa mengolah soal itu dalam pemikirannya sendiri.
2.      Bahan yang hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa sehingga siswa umumnya menebak jawaban soal-soal yang diberikan.
b.      Umpan balik membantu dan mempermudah belajar apabila dipenuhi syarat-syarat berikut ini:
1.      Menginformasikan jawaban-jawaban yang benar yang diberikan siswa, dan menyampaikan kepadanya seberapa jauh dia mengerti materi belajar yang disajikan; dan
2.      Mengidentifikasikan kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruh siswa memperbaiki diri.


B.     Berbagai Macam Cara Evaluasi
1.      Tes Penempatan (placement test)
Tes jenis ini disajikan pada awal tahun pelajaran untuk mengukur kesiapan siswa dan mengetahui tingkat pengetahuan yang telah dicapai sehubungan dengan pelajaran yang akan disajikan. Dengan demikian, siswa dapat ditempatkan pada kelompok yang sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki itu.
2.      Tes Formatif (formative test)
Tes jenis ini disajikan di tengah program pengajaran untuk memantau (memonitor) kemajuan belajar siswa demi memberikan umpan balik, baik kepada siswa maupun kepada guru. Berdasarkan hasil tes itu guru dan siswa dapat mengetahui apa yang masih perlu dijelaskan kembali agar materi pelajaran dapat dikuasai lebih baik.
3.      Tes Diagnostik (diagnostic test)
Tes jenis ini bertujuan mendiagnosa kesulitan belajar siswa untuk mengupayakan perbaikannya. Berarti harus terlebih dahulu disajikan tes formatif untuk mengetahui ada tidaknya bagian yang belum dikuasai siswa. Setelah diketahui bagian yang belum diketahu siswa, dapat dibuat butir-butir soal yang lebih memusat pada bagian itu sehingga dapat dipakai untuk mendeteksi bagian-bagian mana dari pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang belum dikuasai.
4.      Tes Sumatif (summative test)
Tes jenis ini biasanya diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir suatu jenjang pendidikan, meskipun maknanya telah diperluas untuk dipakai pada tes akhir caturwulan atau semester, dan bahkan pada tes akhir pokok bahasan. Dalam maknanya sebagai tes akhir tahun ajaran atau akhir suatu jenjang pendidikan, maka tes ini dimaksudkan untuk memnerikan nilai yang menjadi dasar penentuan kelulusan dan atau sertifikat bagi yang telah menyelesaikan pelajaran dengan berhasil baik. Karena tes ini umumnya merupakan tes akhir tahun atau tes akhir jenjang pendidikan maka ruang lingkupnya pun sangat luas, meliputi seluruh bahan yang telah disajikan sepanjang tahun atau sepanjang jenjang pendidikan.tingkat kesukaran soalnya pun bervariasi.[4]

C.    Cara dan Kegunaan Feedback dalam Proses Belajar Mengajar
1.      Cara atau teknik-teknik dalam umpan balik (Feedback)
Untuk mendapatkan umpan balik (dalam proses pembelajaran) dari peserta didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap peserta didik sebagai makhluk individual. Berikut beberapa teknik untuk mendapatkan umpan balik dari peserta didik, yaitu ;
a.       Memancing apersepsi peserta didik
Peserta didik adalah makhluk individual yang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak. Dengan demikian, usaha guru menghubungakn pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran.
Bahan apersepsi sangat membantu peserta didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Penjelasan demi penjelasan dapat bisa dicerna peserta didik secara bertahap hingga proses pelajaran berakhir. Akhirnya pengetahuan guru mengenai apersepsi dapat memancing aktivitas belajar peserta didik secara optimal.
b.      Memanfaatkan taktik akat bantu yang akseptabel
Penggunaan alat bantu tidak hanya berlaku untuk peserta didik di tingkat SD, tetapi dapat juga dilakukan di tingkat SMP atau SMA. Tetapi memang frekuensi penggunaannya lebih banyak untuk peserta didik di tingkat SD, karena pada masa itu peserta didik masih berpikir konkret. Penguasaan bahasa anaj yang minim dan sedikitnya pengetahuan, lebih besar menuntut kehadiran alat bantu dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian alat bantu yang akseptabel dapat dimafaatkan sebagai taktik yang jitu untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap bahan pelajarna yang disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring fdengan proses belajar peserta didik yang berkelanjutan.
c.       Memilih bentuk motivasi yang akurat
Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Untuk bermain-main berlama-lama di sekolah adalah bukan waktunya yang tepat. Maka, anak didik datang ke sekolah bukan untuk itu, melainkan untuk belajar demi masa depannya kelak di kemudian hari.
Kemudian ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan untuk mempertahankan minat peserta didik terhadap bahan pelajaran yanf diberikan. Bentuk motivasi tersebut adalah:
1)       Memberi Angka
2)      Memberi Hadiah
3)      Memberi Pujian
4)      Gerakan tubuh (bentuk mimik yang cerah,senyum, mengangguk, tepuk tangan, dsb)
5)      Memberi Tugas
6)      Memberi Ulangan
7)      Hukuman, dan
8)       mengetahui hasil.
d.      Menggunakan Metode yang Bervariasi
Dengan cara mengajar yang biasa guru tidak akan mencapai penguasaan tuntas oleh murid. Usaha guru itu harus dibantu dengan mengunakan bantuan seperti feedback atau umpan balik yang terperinci kepada guru maupun murid, sumber dan metode-metode pengajaran tamabahan di mana saja diperlukan usaha tambahan itu dimaksud untuk memperbaiki mutu pengajaran dan meningkatkan kemampuan anak memahami apa yang diajarkan dan dengan demikian mengurangi jumlah waktu untuk menguasai bahan pelajaran sepenuhnya.[5]
2.      Kegunaan umpan balik (Feedback) dalam proses belajar mengajar
Umpan balik mempunyai tiga fungsi utama, yakni fungsi informasional, motivasional, dan komunikasional.
a.       Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilaian pencapaian atau hasil belajar siswa dikoreksi menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dengan hasil tes tersebut, maka didapatkan tentang sejauh mana siswa telah menguasai materi yang telah diterima dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.
b.      Fungsi Motivasional
Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang siswa, terutama agar siswa senang dan bergairah dalam belajar. Dengan motivasi, diharapkan siswa tergerak hatinya untuk belajar bersama-sama. Dalam kaitan dengan fungsi motivasional, umpan balik dapat berpengaruh secara negatif kepada siswa disamping pengaruh positif. Dampak positif negatif ini dapat dicontohkan pada pengumuman hasil evaluasi melalui papan pengumuman. Dampak mana yang dialami seorang siswa tergantung pada keterbukaan siswa terhadap cara umpan balik seperti itu. Agar dapat diperoleh dampak positif, situasi yang memungkinkan keterbukaan siswa menerima cara umpan balik melalui papan pengumuman itu perlu dipersiapkan.

c.       Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa dan bersama siswa membicarakan upaya peningkatan atau perbaikannya. Dengan demikian melalui umpan balik siswa mengetahui letak kelemahannya, dan dapat bereaksi terhadap hasil umpan balik tersebut baik sendiri maupun bersama guru.[6]























BAB III
PENUTUP
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation” yang berarti penilaian/penaksiran. Evaluasi menurut istilah merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek yang menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur memperoleh kesimpulan.  Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan intruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Dan macam evaluasi itu ada empat, antara lain:
1.      Tes Penempatan (placement test)
2.      Tes Formatif (formative test)
3.      Tes Diagnostik (diagnostic test)
4.      Tes Sumatif (summative test)
Feedback (umpan balik) adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya. Adapun teknik-teknik yang dapat dipakai dalam umpan balik (feedback), antara lain:
1.      Memancing apersepsi peserta didik
2.      Memanfaatkan taktik akat bantu yang akseptabel
3.      Memilih bentuk motivasi yang akurat
4.      Menggunakan Metode yang Bervariasi







DAFTAR PUSTAKA

Daryanto.  1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Silverius,Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo.
Mustakim, Zaenal. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Press.




[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Press, 2011), hlm.178
[2] Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 11

[3] Ibid., hlm.181-182
[4] Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 12-13
[5] Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm 143-159
[6] Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: Grasindo, 1991), hlm 149-152

2 komentar:

  1. السلام عليكم
    wildan faza (2021111206)
    dr berbagai macam evaluasi, apa si kelebihan dan kelemahan dari masing tes-tes tersebut???

    BalasHapus
  2. faisalfahmi 2021111255
    assalamualaikum,,,,

    apa saja indikator dr evaluasi/feedback yang baik itu???

    BalasHapus