Evaluasi dan Feedback
dalam Strategi Belajar Mengajar
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
Mata kuliah :
Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu :
Muhammad Hufron, MSI
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Rahardyani
Tyas Subekti 2021111298
Siti
Halimah Sobariah 2021111304
Feri
Febianto 2021111318
Kelas I
JURUSAN TARBIYAH/ PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
pengajaran yang hendak ingin dicapai disekolah mempunyai kaitan dengan materi
yang hendak diberikan dan dengan metode belajar-mengajar yang dipakai guru dan
siswa dalam melakukan atau menerima materi tersebut, sejauh mana keberhasilan
guru memberikan materi dan sejauh mana siswa menyerap materi yang disajikan itu
dapat diperoleh informasinya melalui evaluasi.
Evaluasi
yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh guru
dan kemudian benar-benar diusahakan pencapaiannya oleh guru dan siswa.
Betapapun baiknya evaluasi, apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran
yang diberikan, tidaklah akan tercapai sasarannya.
Oleh
karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai evaluasi dan umpan
balik yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Evaluasi dan Feedback Dalam Proses Belajar Mengajar
1.
Evaluasi
Menurut bahasa, evaluasi berasal dari bahasa
Inggris “evaluation” yang berarti penilaian/penaksiran. Evaluasi menurut
istilah merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek
yang menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur
memperoleh kesimpulan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai, mengukur
lebih bersifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.
Evaluasi harus dilakukan dengan
pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana, sesuai dengan hasil kemajuan
belajar yang ditujukan oleh anak didik. Dengan demikian, evaluasi adalah suatu
tindakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana untuk
menentukan nilai sesuatu, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.[1]
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses
belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian tujuan intruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan
tindak lanjutnya. Tindak lanjut merupakan fungsi evaluasi dan dapat berupa;
1.
Penempatan pada tempat yang tepat
2.
Pemberian umpan balik
3.
Diagnosis kesulitan belajar siswa
4.
Penentuan kelulusan[2]
Dr. Muchtar Buchori, M.Ed. mengemukakan bahwa
tujuan khusus evaluasi pendidikan ada dua, yaitu:
a.
Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan
selama jangka waktu tertentu.
b.
Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang
dipergunakan pendidik selama jangka waktu tertentu tadi.[3]
2.
Feedback
Feedback (umpan balik) adalah pemberian
informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk
memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya.
Kondisi atau keadaan siswa maupun situasi
pengajaran menentukan keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap belajar
siswa. Berikut ini beberapa ketentuan mengenai umpan balik:
a.
Umpan balik tidak mempermudah belajar jika:
1.
Siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban
atas soal itu. Misalnya: “nyontek” jawaban yang benar dari temannya tanpa mengolah
soal itu dalam pemikirannya sendiri.
2.
Bahan yang hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa
sehingga siswa umumnya menebak jawaban soal-soal yang diberikan.
b.
Umpan balik membantu dan mempermudah belajar apabila dipenuhi
syarat-syarat berikut ini:
1.
Menginformasikan jawaban-jawaban yang benar yang diberikan siswa, dan
menyampaikan kepadanya seberapa jauh dia mengerti materi belajar yang
disajikan; dan
2.
Mengidentifikasikan kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruh siswa
memperbaiki diri.
B.
Berbagai Macam Cara Evaluasi
1.
Tes Penempatan (placement test)
Tes jenis ini disajikan pada awal tahun pelajaran untuk mengukur
kesiapan siswa dan mengetahui tingkat pengetahuan yang telah dicapai sehubungan
dengan pelajaran yang akan disajikan. Dengan demikian, siswa dapat ditempatkan
pada kelompok yang sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki itu.
2.
Tes Formatif (formative test)
Tes jenis ini disajikan di tengah program pengajaran untuk memantau
(memonitor) kemajuan belajar siswa demi memberikan umpan balik, baik kepada
siswa maupun kepada guru. Berdasarkan hasil tes itu guru dan siswa dapat
mengetahui apa yang masih perlu dijelaskan kembali agar materi pelajaran dapat
dikuasai lebih baik.
3.
Tes Diagnostik (diagnostic test)
Tes jenis ini bertujuan mendiagnosa kesulitan belajar siswa untuk
mengupayakan perbaikannya. Berarti harus terlebih dahulu disajikan tes formatif
untuk mengetahui ada tidaknya bagian yang belum dikuasai siswa. Setelah
diketahui bagian yang belum diketahu siswa, dapat dibuat butir-butir soal yang
lebih memusat pada bagian itu sehingga dapat dipakai untuk mendeteksi
bagian-bagian mana dari pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang belum
dikuasai.
4.
Tes Sumatif (summative test)
Tes jenis ini biasanya diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir
suatu jenjang pendidikan, meskipun maknanya telah diperluas untuk dipakai pada
tes akhir caturwulan atau semester, dan bahkan pada tes akhir pokok bahasan.
Dalam maknanya sebagai tes akhir tahun ajaran atau akhir suatu jenjang
pendidikan, maka tes ini dimaksudkan untuk memnerikan nilai yang menjadi dasar
penentuan kelulusan dan atau sertifikat bagi yang telah menyelesaikan pelajaran
dengan berhasil baik. Karena tes ini umumnya merupakan tes akhir tahun atau tes
akhir jenjang pendidikan maka ruang lingkupnya pun sangat luas, meliputi
seluruh bahan yang telah disajikan sepanjang tahun atau sepanjang jenjang
pendidikan.tingkat kesukaran soalnya pun bervariasi.[4]
C.
Cara dan Kegunaan Feedback dalam Proses Belajar Mengajar
1.
Cara atau teknik-teknik dalam umpan balik (Feedback)
Untuk mendapatkan
umpan balik (dalam proses pembelajaran) dari peserta didik diperlukan beberapa
teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap peserta didik sebagai makhluk
individual. Berikut beberapa teknik untuk mendapatkan umpan balik dari peserta
didik, yaitu ;
a. Memancing apersepsi peserta didik
Peserta
didik adalah makhluk individual yang mempunyai pengalaman yang berbeda-beda.
Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan
apersepsi yang dipunyai oleh anak. Dengan demikian, usaha guru menghubungakn
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dengan pengetahuan yang masih
relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik
dari anak didik dalam pengajaran.
Bahan
apersepsi sangat membantu peserta didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Penjelasan demi penjelasan dapat bisa
dicerna peserta didik secara bertahap hingga proses pelajaran berakhir.
Akhirnya pengetahuan guru mengenai apersepsi dapat memancing aktivitas belajar
peserta didik secara optimal.
b. Memanfaatkan taktik akat bantu yang akseptabel
Penggunaan
alat bantu tidak hanya berlaku untuk peserta didik di tingkat SD, tetapi dapat
juga dilakukan di tingkat SMP atau SMA. Tetapi memang frekuensi penggunaannya
lebih banyak untuk peserta didik di tingkat SD, karena pada masa itu peserta
didik masih berpikir konkret. Penguasaan bahasa anaj yang minim dan sedikitnya
pengetahuan, lebih besar menuntut kehadiran alat bantu dalam proses belajar mengajar.
Dengan demikian alat bantu yang akseptabel dapat dimafaatkan sebagai taktik
yang jitu untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap bahan pelajarna
yang disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring fdengan proses
belajar peserta didik yang berkelanjutan.
c. Memilih bentuk motivasi yang akurat
Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi
seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi
untuk belajar. Untuk bermain-main berlama-lama di sekolah adalah bukan waktunya
yang tepat. Maka, anak didik datang ke sekolah bukan untuk itu, melainkan untuk
belajar demi masa depannya kelak di kemudian hari.
Kemudian
ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan untuk mempertahankan minat
peserta didik terhadap bahan pelajaran yanf diberikan. Bentuk motivasi tersebut
adalah:
1) Memberi Angka
2) Memberi Hadiah
3) Memberi Pujian
4) Gerakan tubuh (bentuk mimik yang cerah,senyum,
mengangguk, tepuk tangan, dsb)
5) Memberi Tugas
6) Memberi Ulangan
7) Hukuman, dan
8) mengetahui
hasil.
d. Menggunakan Metode yang Bervariasi
Dengan
cara mengajar yang biasa guru tidak akan mencapai penguasaan tuntas oleh murid.
Usaha guru itu harus dibantu dengan mengunakan bantuan seperti feedback atau
umpan balik yang terperinci kepada guru maupun murid, sumber dan metode-metode
pengajaran tamabahan di mana saja diperlukan usaha tambahan itu dimaksud untuk
memperbaiki mutu pengajaran dan meningkatkan kemampuan anak memahami apa yang
diajarkan dan dengan demikian mengurangi jumlah waktu untuk menguasai bahan
pelajaran sepenuhnya.[5]
2.
Kegunaan umpan balik (Feedback) dalam proses belajar
mengajar
Umpan
balik mempunyai tiga fungsi utama, yakni fungsi informasional, motivasional,
dan komunikasional.
a. Fungsi Informasional
Tes
sebagai alat penilaian pencapaian atau hasil belajar siswa dikoreksi menurut
kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dengan hasil tes
tersebut, maka didapatkan tentang sejauh mana siswa telah menguasai materi yang
telah diterima dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat
diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.
b. Fungsi Motivasional
Motivasi
merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang siswa, terutama agar
siswa senang dan bergairah dalam belajar. Dengan motivasi, diharapkan siswa
tergerak hatinya untuk belajar bersama-sama. Dalam kaitan dengan fungsi
motivasional, umpan balik dapat berpengaruh secara negatif kepada siswa
disamping pengaruh positif. Dampak positif negatif ini dapat dicontohkan pada
pengumuman hasil evaluasi melalui papan pengumuman. Dampak mana yang dialami
seorang siswa tergantung pada keterbukaan siswa terhadap cara umpan balik
seperti itu. Agar dapat diperoleh dampak positif, situasi yang memungkinkan
keterbukaan siswa menerima cara umpan balik melalui papan pengumuman itu perlu
dipersiapkan.
c. Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik
merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi
kepada siswa dan bersama siswa membicarakan upaya peningkatan atau
perbaikannya. Dengan demikian melalui umpan balik siswa mengetahui letak
kelemahannya, dan dapat bereaksi terhadap hasil umpan balik tersebut baik
sendiri maupun bersama guru.[6]
BAB III
PENUTUP
Evaluasi
berasal dari bahasa Inggris “evaluation” yang berarti penilaian/penaksiran.
Evaluasi menurut istilah merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek yang menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan
tolok ukur memperoleh kesimpulan. Tujuan
utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan intruksional oleh
siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Dan macam evaluasi itu ada
empat, antara lain:
1.
Tes Penempatan (placement test)
2.
Tes Formatif (formative test)
3.
Tes Diagnostik (diagnostic test)
4.
Tes Sumatif (summative test)
Feedback
(umpan balik) adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur
lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya.
Adapun teknik-teknik yang dapat dipakai dalam umpan balik (feedback), antara
lain:
1.
Memancing
apersepsi peserta didik
2.
Memanfaatkan
taktik akat bantu yang akseptabel
3.
Memilih
bentuk motivasi yang akurat
4.
Menggunakan
Metode yang Bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto.
1999. Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Silverius,Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo.
Mustakim, Zaenal. 2011. Strategi
dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Press.
[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan
Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Press, 2011), hlm.178
[2] Daryanto, Evaluasi Pendidikan,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 11
[3] Ibid., hlm.181-182
[4] Daryanto, Evaluasi Pendidikan,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 12-13
[5] Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm 143-159
[6] Suke Silverius, Evaluasi Hasil
Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: Grasindo, 1991), hlm 149-152
السلام عليكم
BalasHapuswildan faza (2021111206)
dr berbagai macam evaluasi, apa si kelebihan dan kelemahan dari masing tes-tes tersebut???
faisalfahmi 2021111255
BalasHapusassalamualaikum,,,,
apa saja indikator dr evaluasi/feedback yang baik itu???