LEMBAGA
PENDIDIKAN RUMAH TANGGA
“Rumah Tangga Penuh
Kasih Sayang”
Mata Kuliah: Hadits
Tarbawi II
Disusun oleh:
Aini Malikha
2021 112 125
Kelas F
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI
(STAIN PEKALONGAN)
2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang berkat rahmat-Nya, penulis
berhasil menyusun makalah yang berjudul “Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang”.
Makalah ini disusun dalam rangka melaksanakan tugas yang diberikan oleh Bapak Ghufron Dimyati, M. Pd. selaku pengampu mata
kuliah Hadits Tarbawi II.
Pada bab pembahasan makalah ini akan
dijelaskan mengenai hadis yang berhubungan dengan lembaga pendidikan rumah tangga yaitu
mengenai “Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang” serta aspek tarbawi yang dapat kita
ambil dari pembahasan hadis tersebut yang dikemukakan oleh perowinya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat.
Pekalongan,
Februari 2015
Penulis
A.
PENDAHULUAN
Hidup
berkeluarga adalah cita-cita, harapan, keinginan dan fitrah setiap manusia.
Agama apapun dalam kesempurnaan ajarannya mengatur tentang konsep keluarga yang
dibangun atas dasar kasih sayang dan kemudian terjalin suatu pernikahan.
Dari
hasil pernikahan ini akan berkembang keturunan-keturunan baru sebagai salah
satu tujuan dari membina hidup berkeluarga. Dalam mengarungi bahtera hidup
berkeluarga, tidaklah semudah seperti yang pernah kita bayangkan.tidak sedikit
rumah tangga yang gagal menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga, namun tidak
sedikit pula yang mampu menjaga keutuhannya. Oleh karena itu, pada makalah ini akan di bahas sedikit mengenai
rumah tangga yang penuh dengan kasih sayang serta perilaku budi pekerti yang
baik untuk dijadikan teladan bagi kita semua.
Pada
makalah ini juga membahas mengenai perilaku Rasulullah SAW yang menjadi suri
tauladan bagi kita umat manusia, khususnya umat Islam.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang
Rumah tangga
adalah suatu kumpulan dari masyarakat terkecil yang terdiri dari pasangan suami
istri, anak-anak, mertua, dan sebagainya.[1]
Rumah
tangga penuh kasih sayang atau rumah tangga yang harmonis adalah apabila semua
anggota di dalam keluarga tersebut saling menghormati, saling menerima, saling
menghargai, saling mempercayai, dan saling mencintai.[2]
2.
Teori Pendukung
Penting
dalam Islam para anggota keluarga untuk saling menunjukkan akhlak yang baik dan
saling memperlakukan dengan penuh kasih sayang. Ini merupakan betuk ibadah yang
paling bernilai tinggi.[3]
Dalam surat Al-Ahzab ayat 21 diterangkan mengenai budi pekerti
Rasulullah SAW yang dijadikan suri tauladan bagi umatnya. Yang berbunyi sebagai
berikut:
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
Terjemahan:
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.
Budi pekerti yang baik adalah sendi
utama dari suatu masyarakat yang aman dan damai.
3.
Hadits tentang Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang
Berikut hadits tentang rumah tangga yang
penuh kasih sayang:
قَالَ أَبُو
عَبْدِاللهِ الْجَدَلِي قُلْتُ لِعَائِشَةَ كَيْفَ كَانَ خُلُقُ رَسُوْلِ اللهِ
صلى الله عليه وسلم فى أَهْلِهِ قَالَتْ :{كَانَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا لَمْ
يَكُنْ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَلَا سَخَابًا بِالْأَسْوَاقِ وَلَا يُجْزِئُ
بِالسَّــيِّـــئَةِ مِثْلَهَا وَلَكِنْ عَفُوٌّو وَ يَصْفَحُ} (رواه أحمد فى
المسند, باقى مسند الأنصارى)
Terjemahan:
"Abu Abdullah
Al-Jadali r.a. berkata, Suatu hari aku bertanya kepada Aisyah r.a tentang
akhlak Nabi Muhammad saw.
Ia Menjawab. “Bagus-bagusnya manusia adalah nabi Muhammad saw Beliau
Tidak pernah bersikap kasar dan tidak pernah berteriak dipasar dan tidak pernah
membalas keburukan dengan keburukan akan tetapi beliau selalu memaafkan dan
tidak mengungkitnya." (HR. Imam Ahmad)
Keterangan
hadits:
كَان أَحْسَن
orang yang baik budi
pekertinya, yaitu خُلُقًا النَّاس manusia yang paling sempurna dan sifat-sifatnya dan kebagusannya dan
meliputi keseluruhannya dan Allah memuji kepada_Nya (keterangan dari
Al-Qur’an).
Dalam keterangan dari kitab
Al-Madhah keagungan dikenal dengan tidak ada bandingan dengan makhluk yang lainnya,
dan kemuliaan budi pekerti itu tidak akan muncul dari kesempurnaan akal.
Pada hadits di atas juga terdapat
beberapa Akhlak Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah bersikap kasar dan tidak
pernah berteriak dipasar dan tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan
akan tetapi beliau selalu memaafkan dan tidak mengungkitnya.[4]
4.
Aplikasi Dalam Kehidupan
Akhlak
dalam rumah tangga sepasang suami istri selayaknya satu sama lain penuh cinta,
kasih sayang, dan semangat. Karena itu kehidupan mereka akan diberkati dengan
kebahagiaan dan kemantapan. Hal tersebut di atas akan menghantarkan
padaterciptanya rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah.[5]
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait
dengan hadits di atas terdapat nilai pendidikan rumah tangga yang nantinya hal
tersebut adalah cerminan kehidupan dalam bermasyarakat. Manusia tidak akan bisa
hidup dengan normal dan tidak dapat merealisasikan tujuan yang mereka inginkan
kecuali mereka dapat berinteraksi yang baik dan juga saing melengkapi.[6]
5.
Aspek Tarbawi
Dari
pembahasan di atas dapat kita ambil beberapa pelajarannya, sebagai berikut:
Ø Dalam mengarungi kehidupan berumah
tangga hendaknya saling menyayangi satu sama lain.
Ø Saling memberi tauladan yang baik.
Ø Tidak berkata kotor dan berteriak keras.
Ø Tidakmembalas kejelekan dengan kejelekan.
Ø Saling memaafkan dan toleransi.
C.
PENUTUP
Kesimpulan
Penting dalam Islam para anggota
keluarga untuk saling menunjukkan akhlak yang baik dan saling memperlakukan
dengan penuh kasih sayang. Karena dengan akhlak yang baik dan penuh kasih
sayang akan tercipta keluarga yang sakinah mawaddah warahmah serta akan menjaga
keutuhan rumah tangganya.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Halim Mahmud, Ali. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani.
An
Sarian, Husayn. 2000. Membangun Keluarga
Yang Dicintai Allah. Jakarta: Pustaka Zahra.
Dradjat, Zakiah. 1975. Ketenangan dan Kebahagiaan Dalam Keluarga. Jakarta:
Bulan Bintang.
Nazar Bakry, Sidi. 1993. Kunci Keutuhan Rumah Tangga. Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya.
http://opi.110ml.com/
|
[1] Sidi Nazar Bakry, Kunci Keutuhan Rumah Tangga, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1993), hlm. 26.
[2] Zakiah Dradjat, Ketenangan dan Kebahagiaan Dalam Keluarga, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1975), hlm. 9.
[3] Husayn An Sarian, Membangun Keluarga Yang Dicintai Allah, (Jakarta:
Pustaka Zahra, 2000), hlm. 362.
[5] Op.Cit., hlm. 189.
[6] Ali Abdul Halim
Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema
Insani, 2004) hlm. 96.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar