Laman

new post

zzz

Sabtu, 14 Februari 2015

F-I-01: AINI MALIKHA


LEMBAGA PENDIDIKAN RUMAH TANGGA
“Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang”

Mata Kuliah: Hadits Tarbawi II


Disusun oleh:
Aini Malikha
2021 112 125

Kelas F

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN PEKALONGAN)
2015



KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
            Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang berkat rahmat-Nya, penulis berhasil menyusun makalah yang berjudul “Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang”. Makalah ini disusun dalam rangka melaksanakan tugas yang diberikan oleh Bapak Ghufron Dimyati, M. Pd. selaku pengampu mata kuliah Hadits Tarbawi II.
            Pada bab pembahasan makalah ini akan dijelaskan mengenai hadis yang berhubungan dengan  lembaga pendidikan rumah tangga yaitu mengenai “Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang” serta aspek tarbawi yang dapat kita ambil dari pembahasan hadis tersebut yang dikemukakan oleh perowinya.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Pekalongan, Februari 2015
Penulis





A.  PENDAHULUAN

Hidup berkeluarga adalah cita-cita, harapan, keinginan dan fitrah setiap manusia. Agama apapun dalam kesempurnaan ajarannya mengatur tentang konsep keluarga yang dibangun atas dasar kasih sayang dan kemudian terjalin suatu pernikahan.
Dari hasil pernikahan ini akan berkembang keturunan-keturunan baru sebagai salah satu tujuan dari membina hidup berkeluarga. Dalam mengarungi bahtera hidup berkeluarga, tidaklah semudah seperti yang pernah kita bayangkan.tidak sedikit rumah tangga yang gagal menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga, namun tidak sedikit pula yang mampu menjaga keutuhannya. Oleh karena itu, pada  makalah ini akan di bahas sedikit mengenai rumah tangga yang penuh dengan kasih sayang serta perilaku budi pekerti yang baik untuk dijadikan teladan bagi kita semua.
Pada makalah ini juga membahas mengenai perilaku Rasulullah SAW yang menjadi suri tauladan bagi kita umat manusia, khususnya umat Islam.








B.  PEMBAHASAN
1.    Pengertian Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang
Rumah tangga adalah suatu kumpulan dari masyarakat terkecil yang terdiri dari pasangan suami istri, anak-anak, mertua, dan sebagainya.[1]
Rumah tangga penuh kasih sayang atau rumah tangga yang harmonis adalah apabila semua anggota di dalam keluarga tersebut saling menghormati, saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai, dan saling mencintai.[2]

2.    Teori Pendukung
Penting dalam Islam para anggota keluarga untuk saling menunjukkan akhlak yang baik dan saling memperlakukan dengan penuh kasih sayang. Ini merupakan betuk ibadah yang paling bernilai tinggi.[3]
Dalam surat Al-Ahzab ayat 21 diterangkan mengenai budi pekerti Rasulullah SAW yang dijadikan suri tauladan bagi umatnya. Yang berbunyi sebagai berikut:
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ  



Terjemahan:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Budi pekerti yang baik adalah sendi utama dari suatu masyarakat yang aman dan damai.

3.    Hadits tentang Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang
Berikut hadits tentang rumah tangga yang penuh kasih sayang:

قَالَ أَبُو عَبْدِاللهِ الْجَدَلِي قُلْتُ لِعَائِشَةَ كَيْفَ كَانَ خُلُقُ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فى أَهْلِهِ قَالَتْ :{كَانَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا لَمْ يَكُنْ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَلَا سَخَابًا بِالْأَسْوَاقِ وَلَا يُجْزِئُ بِالسَّــيِّـــئَةِ مِثْلَهَا وَلَكِنْ عَفُوٌّو وَ يَصْفَحُ} (رواه أحمد فى المسند, باقى مسند الأنصارى)
Terjemahan:
"Abu Abdullah Al-Jadali r.a. berkata, Suatu hari aku bertanya kepada Aisyah r.a tentang akhlak Nabi Muhammad saw. Ia Menjawab. “Bagus-bagusnya manusia adalah nabi Muhammad saw Beliau Tidak pernah bersikap kasar dan tidak pernah berteriak dipasar dan tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan akan tetapi beliau selalu memaafkan dan tidak mengungkitnya." (HR. Imam Ahmad)
Keterangan hadits:
كَان أَحْسَن orang yang baik budi pekertinya, yaitu  خُلُقًا النَّاس manusia yang paling sempurna dan sifat-sifatnya dan kebagusannya dan meliputi keseluruhannya dan Allah memuji kepada_Nya (keterangan dari Al-Qur’an).
Dalam keterangan dari kitab Al-Madhah keagungan dikenal dengan tidak ada bandingan dengan makhluk yang lainnya, dan kemuliaan budi pekerti itu tidak akan muncul dari kesempurnaan akal.
Pada hadits di atas juga terdapat beberapa Akhlak Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah bersikap kasar dan tidak pernah berteriak dipasar dan tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan akan tetapi beliau selalu memaafkan dan tidak mengungkitnya.[4]

4.    Aplikasi Dalam Kehidupan
Akhlak dalam rumah tangga sepasang suami istri selayaknya satu sama lain penuh cinta, kasih sayang, dan semangat. Karena itu kehidupan mereka akan diberkati dengan kebahagiaan dan kemantapan. Hal tersebut di atas akan menghantarkan padaterciptanya rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah.[5]
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan hadits di atas terdapat nilai pendidikan rumah tangga yang nantinya hal tersebut adalah cerminan kehidupan dalam bermasyarakat. Manusia tidak akan bisa hidup dengan normal dan tidak dapat merealisasikan tujuan yang mereka inginkan kecuali mereka dapat berinteraksi yang baik dan juga saing melengkapi.[6]

5.    Aspek Tarbawi
Dari pembahasan di atas dapat kita ambil beberapa pelajarannya, sebagai berikut:
Ø Dalam mengarungi kehidupan berumah tangga hendaknya saling menyayangi satu sama lain.
Ø Saling memberi tauladan yang baik.
Ø Tidak berkata kotor dan berteriak keras.
Ø Tidakmembalas kejelekan dengan kejelekan.
Ø Saling memaafkan dan toleransi.


























C.  PENUTUP

Kesimpulan
Penting dalam Islam para anggota keluarga untuk saling menunjukkan akhlak yang baik dan saling memperlakukan dengan penuh kasih sayang. Karena dengan akhlak yang baik dan penuh kasih sayang akan tercipta keluarga yang sakinah mawaddah warahmah serta akan menjaga keutuhan rumah tangganya.






















DAFTAR PUSTAKA


Abdul Halim Mahmud, Ali. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani.
An Sarian, Husayn. 2000. Membangun Keluarga Yang Dicintai Allah. Jakarta: Pustaka Zahra.
Dradjat, Zakiah. 1975. Ketenangan dan Kebahagiaan Dalam Keluarga. Jakarta: Bulan Bintang.
Nazar Bakry, Sidi. 1993. Kunci Keutuhan Rumah Tangga. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
http://opi.110ml.com/































IMG_20141215_103237.jpg
 
Text Box: BIODATA PENULIS


Aini Malikha, lahir pada tanggal 22 Januari 1994, Desa Bandung, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Menyelesaikan pendidikan MI di Mis Bandung, SMP Islam Subhanah Subah dan SMA N 1 Bawang jurusan IPA. Lulusan tahun 2012. Dan sekarang masih menjadi mahasiswi di STAIN Pekalongan semester 6 dan mengambil Jurusan Tarbiyah , Prodi  S1 Pendidikan Agama I slam (PAI).


[1] Sidi Nazar Bakry, Kunci Keutuhan Rumah Tangga, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), hlm. 26.
[2] Zakiah Dradjat, Ketenangan dan Kebahagiaan Dalam Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 9.
[3] Husayn An Sarian, Membangun Keluarga Yang Dicintai Allah, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2000), hlm. 362.
[4] http://opi.110ml.com/ Diakses pada tanggal 13 februari 2015
[5] Op.Cit., hlm. 189.
[6] Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004) hlm. 96.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar