Laman

new post

zzz

Minggu, 22 Maret 2015

F-6-b: Rizqi Muamalah

MAKHLUK-METAFISIK 
MALAIKAT
Mata Kuliah : Hadis Tarbawi II

Disusun Oleh :
Risqi Muamalah    2021113127
Kelas :F

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015


PENDAHULUAN
Sebagai makhluk yang tercipta dibumi dengan penuh kesempurnaan, apakah kita akan membiarkan potensi yang kita miliki begitu saja, tanpa mempertimbangkan semuanya untuk suatu kemanfaatan.
Begitu murah dan kasih sayangnya Allah kepada hamba-hambanya didunia, dengan kemurahan itu marilah kita sama-sama berlomba-lomba dalam kebaikan menuju ridho-Nya.
Hadis ini menjelaskan keutamaan berdzikir dan menghadiri suatu majlis, terlebih kita sebagai calon-calon pelopor ilmu Agama untuk generasi anak cucu kita. Dengan mempelajari isi kandungan hadis ini diharapkan  kita bisa lebih khidmat dalam jihad kita bersama anak didik kelak .














PEMBAHASAN

Pengertian
Pengertian Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Dimana metafisika mempersoalkan realitas dan dunia dengan segala struktur dan dimensinya. Apa yang sungguh-sungguh ‘ada’ yang paling utama? Apakah itu ‘kehidupan’? apakah itu ‘dunia fisik’? Apakah keseluruhan kenyataan itu tunggal atau majemuk? Apakah kenyataan itu satu ragam ataukah bermacam ragam? Secara garis besar, pandangan filsafat terkait dengan pokok soal tersebut dapat dikelompokan antara monisme dan pluraisme, yang baik monisme maupun pluralisme dapat bersifat spiritualistis ataupun materialistis.
Menurut para pemikir metafisis seperti Plato dan Aristoteles memberikan asumsi dasar bahwa dunia atau realitas adalah yang dapat dipahami (intelligible) yang mana setiap aliran metafisika mengklaim bahwa akal budi memiliki kapasitas memadai untuk memahami dunia. Seolah – olah akal budi memiliki kualitas “ampuh” untuk menyibak semua realitas mendasar dari segala yang ada. Sedangkan menurut Hamlyn, metafisika adalah bagian kajian filsafat yang paling abstrak dan dalam pandangan sementara orang merupakan bagian yang paling “tinggi” karena berurusan dengan realitas yang paling utama, berurusan dengan “apa yang sungguh-sungguh ada” yang membedakan sekaligus menentukan bahwa sesuatu itu mungkin ataukah tidak. Sekalipun demikian, subjek yang pasti dari kajian metafisika secara terus menerus dipertanyakan, demikian juga validitas klaim-klaimnya dan kegunaannya.
Dengan demikian, metafisika adalah bagian kajian filsafat tentang sifat dan fungsi teori tentang realita.


Pengertian malaikat
Kata malaa’ikah adalah bentuk jamak dari malak. Menurut sebagian ulama kata mlaa’ikah berasal dari maalik, namun cara pengucapanya diperhalus. Sebagian lagi mengatakan berasala dari uluukah yang berarti risalah, dan ini adalah pendapat Syibawih dan mayoritas ulama. Adapun kata dasarnya adalah laak. Tapi sebagian mengatakan kata dasarnya adalah malk yang berarti mengambil dengan kuat. Atas dasar ini maka huruf mim bukan huruf asli.
    Mayoritas ahli kalam dari kalangan kaum muslimin berkata, “Malaikat adalah jisim yang halus yang diberi kemampuan untuk membentuk dirinya dlam berbagai bentuk, dan tempat tinggalnya di langit.” Mereka tidak setuju dengan pandangan yang mengatakan bahwa malaikat adalah bintang-bintang atau ruh-ruh baik yang telah berpisah dengan jasadnya, maupun pendapat-pendapat lain yang tidak memiliki landasan dalil naqli.
Malaikat adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya. Mereka selalu taat kepada Allah dan tidak pernah mendurhakai perintah-perintah Allah. Mereka termasuk makhluk ghaib yaitu makhluk yang tidak dapat diketahui oleh panca indera.

“(mereka )tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”(Q.s at-Tahrim:6)

Malaikat bukanlah perempuan bukan laki-laki dan tidak beranak dan tidak diperanakan. Mereka tidak berjenis kelamin sehingga tidak memiliki nafsu.
Teori pendukung
Yang dimaksud dengan dzikir disini adalah mengucapkan kalimat-kalimat yang dianjurkan dan memperbanyaknya, diantaranya, سبحا ن الله والحمد لله ولا اله الا الله والله اكبر  (Maha suci Allah, segala puji hanya milik Allah, tidak ada sesembahan kecuali Allah, dan Allah Maha Besar), dan lain-lain yang terkait dengannya, seperti hauqolah (لا حول ولا قوة الا با الله ), basmalah (بسم الله ), hasbalah (حسبنا الله و نعم الو كيل ),  istighfar (استغفر الله العظيم ) dan lainnya, serta do’a memohon kebaikan dunia akhirat.
    Dzikir kepada Allah juga berarti menjaga pelaksanaan amalan yang diwajibkan atau dianjurkan, seperti membaca Al-Qu’an, membaca hadis,  ilmu, sholat sunnah.
    Dzikir kadang dilakukan dengan lisan, dan yang mengucapkan mendapat pahala. Dalam hal ini tidak disyaratkan menghadirkan maknanya, tapi disyaratkan agar tidak memaksudkan selain maknanya. Bila dzikir disertai dengan hati, maka akan lebih sempurna, dan bila ditambah lagi menghadirkan maknanya beserta semua yang terkandung didalamnya  berupa pengagungan Allah dan penafian segala kekurangan dari-Nya, maka akan lebih sempurna lagi. Jika dzikir itu dilakukan  ketika sedang melakukan amal sholih, sekalipun amal sholih itu diwajibkan, yaitu berupa shalat, jihad dan sebagainya, maka akan lebih sempurna lagi. Jika hal itu dilakukan dengan benar-benar ikhlas karena Allah, maka itulah kesempurnaan yang tertinggi.
    Seorang ahli ma’rifat mengatakan, “Dzikir ada tujuh macam: Dzikir kedua mata adalah dengan menangis, dzikir kedua telinga dengan mendengar secara seksama, dzikir lisan adalah dengan pujian, dzikir kedua tangan adalah dengan memberi, dzikir badan adalah dengan memenuhi janji, dzikir hati adalah dengan takut dan cemas, dan dzikir ruh adalah dengan kepasrahan dan kerelaan.”
    Hadis lain yang dinukil Imam Muslim dari hadis Abu Hurairah dan Abu Sa’id secara marfu’ 
(tidaklah suatu kaum duduk sambil berdzikir kepada Allah kecuali para malaikat mengitari mereka, dan mereka diselimuti rahmat, serta diturunkan ketentraman kepada mereka)
    Dari semua jalur periwayatan disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan majlis-majlis dzikir adalah yang mencakup dzikir kepada Allah dengan berbagai macam dzikir, yaitu berupa tasbih, takbir dan sebagainya, dan juga membaca kitab Allah, serta berdo’a memohon kebaikan dunia dan akhirat.
Materi Hadis
Hadis dan Terjemahan
Lafal  Hadis
- عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: { إن لله تبارك وتعالى ملا ئكة سيارة فضلا يتتبعون مجالس الذكر فإذا وجدوا مجلسا فيه ذكرقعدوا معهم وحف بعضهم بعضا بأجنحتهم حتى يملئوا ما بينهم وبين السماء الدنيا فإذا تفرقوا عرجوا وصعدوا إلى السماء قال فيسألهم الله عز و جل وهو أعلم بهم من أين جئتم فيقولون جئنا من عند عباد لك فى الأرض يسبحونك ويكبرونك ويهللونك ويحمدونك ويسئلونك. قال وما ذا يسألونى قالوا يسألونك جنتك قال وهل رأوا جنتى قالوا لا أي رب قال فكيف لو رأوا جنتي قالوا ويستجيرونك قال مم يستجيرونني قالوا من نارك يارب قال وهل رأوا ناري قالوا لا قال فكيف لو رأوا ناري قالوا ويستغفرونك قال فيقول قدغفرت لهم فأعطيتهم ما سألوا وأجرتهم مما استجاروا قال فيقولون رب فيهم فلان عبد خطاء إنما مر فجلس معهم قال فيقول وله غقرت هم القوم لا يشقى بهم جليسهم }.   (رواه مسلم فى الصحيح، كتاب الذكر والدعاء والتوبة والإستغفار، باب فضل مجالس الذكر)
Terjemah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, daru nabi SAW : beliau bersabda, “sesungguhnya Allah Tabaraka wata’ala mempunyai malaikat-malaikat yang bertugas berkeliling mencari majelis-majelis zikir. Apabila mereka telah mendapatkan suatu majlis zikir, malaikat-malaikat duduk bersama mereka dan menaungi sama lainya dengan sayap- sayap mereka sampai memenuhi ruang antara mereka dengan langit dunia ini. Setelah majelis itu bubar, malaikat-malaikat itu kembali lagi naik keatas langit.”Sabda beliau,’’lalu Allah bertanya kepada malaikat-malaikat itu, sedangkan Dia lebih mengetahui dari pada mereka, ‘Dari manakah kalian datang?’ mereka menjawab, ‘kami datang dari majelis hamba-hamba Engkau dibumi, yang bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid,dan memohon kepada Engkau. Tanya Allah, ‘Mereka memohon apa kepada-Ku?’ Jawab malaikat, ‘Mereka memohon surga kepada Engkau.’ Tanya Allah, ‘Apakah mereka telah melihat surga-Ku?’ Jawab malaikat, ‘Belum, wahai Tuhanku.’ Allah berfirman, ‘Bagaimanakah kiranya kalau mereka telah surga-Ku?’ Malaikat itu berkata lagi, ‘Mereka memohon perlindungan kepada Engkau.’Tanya Allah, ’Dari apakah mereka memohon perlindungan kepada-Ku?’ Jawab mereka, ‘Mereka memohon perlindungan-Mu dari api neraka-Mu wahai Tuhanku, ‘Tanya Allah, ’Apakah mereka telah melihat api neraka-Ku?’ Jawab malaikat, ’Belum. ’Tanya Allah, ’Bagaimanakah kiranya kalau mereka telah melihat api neraka-Ku?’ Malaikat itu berkata lagi, ’Mereka juga memohon ampunan kepada Engkau.’ Firman Allah, ’Aku telah mengampuni mereka, Aku telah memberi mereka apa yang mereka minta, dan Aku telah melindungi mereka dari api neraka,” Sabda beliau,” Kemudian malaikat-malaikat berkata, ‘Wahai Tuhanku, didalam majelis itu ada si fulan, yaitu seorang hamba yang penuh dosa. Dia hanya lewat, lalu bertemu dengan majelis dzikir itu, kemudian dia duduk bersama mereka.” Sabda beliau, “Lalu Allah berfirman,’Aku telah mengampuni dosanya, mereka adalah orang-orang yang teman duduk mereka itu tidak akan ada yang celaka.” (HR. Muslim)

Refleksi hadis dalam kehidupan
Hadis ini menunjukan keutamaan berdzikir, keutamaan majlis dzikir, duduk-duduk  dengan mereka walaupun tidak ikut berdzikir dengan mereka, keutamaan berteman dengan orang-orang shalih dan keberkahan dengan mereka.
Al- Qadhi Iyadh rahimahullah berkata, “Dzikir kepada Allah ada dua macam ; yaitu dzikir dengan hati, dan dzikir dengan lisan. Dzikir dengan hati ada dua macam:
Yang pertama     :termasuk bentuk dzikir yang paling tinggi, dan yang paling utama itu adalah memikirkan dan merenungi kebesaran Allah SWT, Keagungan-Nya, kekuasaan-Nya dan tanda-tanda kebesaran-Nya baik yang berada dilangit maupun yang ada dibumi. Dan dalam suatu hadis disebutkan, “sebaik-baik dzikir adalah dzikir yang tersembunyi” maksudnya dzikir dengan hati.
Yang kedua :dzikir dalam hati ketika ada perintah agama yang harus dilaksanakan dan larangan agama yang harus dijauhi; dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangannya serta tidak melaksanakan amalan yang sulit diamalkan.
Menurut Al- Qadhi, para ulama juga berbeda pendapat; apakah dzikir dengan hati itu akan ditulis oleh para malaikat sebagai amal amal kebaikan? Ada yang berpendapat, akan ditulis para malaikat sebagai amal kebaikan dan Allah Ta’ala akan memberikan tanda kepada mereka sehingga dikenal yang lainya. Ada juga yang berpendapat dzikir yang seperti itu tidak akan ditulis oleh para malaikat sebagai amal kebaikan; karena hal itu tidak ada yang mengetahuinya kecuali  hanya Allah saja. Menurut Al-Qadhi sendiri, pendapat yang benar adalah bahwa dzikir dengan hati itu juga ditulis oleh para Malaikat sebgai amal kebaikan, dan dzikir lisan yang diiringi dengan kehadiran hati lebih utama dari pada dzikir dengan hati saja. Wallahu A’lam.
Aspek Tarbawi
Hadis ini menunjukan keutamaan majlis-majlis dzikir dan orang-orang yang berdzikir, keutamaan berkumpul untuk berdzikir.
Hadis ini juga menunjukan kecintaan para malaikat kepada manusia dan kepedulian mereka terhadap manusia.
Hadis ini menunjukan bahwa yang bertanya itu lebih mengetahui dari pada yang ditanya, hal ini untuk menunjukan penghormatan kepada yang ditanya, meningatkan akan kekuasaan-Nya dan kedudukan-Nya.










PENUTUP

Kata malaa’ikah adalah bentuk jamak dari malak. Menurut sebagian ulama kata mlaa’ikah berasal dari maalik, namun cara pengucapanya diperhalus. Sebagian lagi mengatakan berasala dari uluukah yang berarti risalah, dan ini adalah pendapat Syibawih dan mayoritas ulama. Adapun kata dasarnya adalah laak. Tapi sebagian mengatakan kata dasarnya adalah malk yang berarti mengambil dengan kuat. Atas dasar ini maka huruf mim bukan huruf asli

Hadis ini menunjukan keutamaan berdzikir, keutamaan majlis dzikir, duduk-duduk  dengan mereka walaupun tidak ikut berdzikir dengan mereka, keutamaan berteman dengan orang-orang shalih dan keberkahan dengan mereka.















DAFTAR PUSTAKA
http://www.bisosial.com/2012/11/pengertian-metafisika.html.diakses tanggal 17 maret 2015 jam 11.22
Al-Imam Al-Hafizh, Ibnu Hajar Al-Asqalani.2008. FATHUL BARI:penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari Buku 17. Jakarta: Pustaka Azzam

Al-Imam Al-Hafizh, Ibnu Hajar Al-Asqalani.2009. FATHUL BARI:penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari Buku 30. Jakarta: Pustaka Azzam


K. Prihadhi, Endra. 2004. MAKHLUK HALUS DALAM FENOMENA KEMUSYRIKAN . Jakarta: Salemba Diniyyah

An- Nawawi, Imam.2011. Syarah Shahih Muslim (jilid 11) .Jakarta Timur : Darus Sunnah Press














TENTANG PENULIS

         
Nama        : Risqi Muamalah
TTL        : Pekalongan, 19 Juni 1995
Alamat        : Dukuh Gandu Tengah rt. 1 rw.5 Desa  Dadirejo 
 Kec. Tirto kab.Pekalongan
Motto    :”Khairunnas anfauuhum linnas”sebaik-baik manusia        adalah yang bermanfaat untuk manusia lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar