Laman

new post

zzz

Senin, 07 September 2015

SPI-G-1


Peradaban Dunia Pra Islam
Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad SAW (610-632 M)

Kelas G
 Wasilatul Khikmah

Dewi Nur Atfiyah
 
 Rizqi Silviana


 Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul “Peradaban Dunia Pra Islam dan Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad SAW (610-632 M)” ini dapat diselesaikan.
 Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Makalah ini berisi tentang keadaan peradaban Dunia Pra Islam dan Peradaban Islam Masa Nabi SAW. Dengan demikian, materi ini diharapkan mampu membuat mahasiswa mengetahui tentang Peradaban Dunia Islam dan Perdaban Islam Masa Nabi SAW melalui makalah ini.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, meskipun tidak komprehensif. Disamping itu, apabila dalam penulisan makalah ini didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik dari pembaca, guna penyempurnaan penulisan berikutnya. Akhirnya, semoga makalah yang sederhana ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.



Pekalongan, 4 September 2015

                                                                                                                               
Penulis


DAFTAR ISI


Kata Pengantar................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................  1
B. Rumusan Masalah ................................................................................  1
C. Metode Pemecahan Masalah ...............................................................  2
D. Sistematika Penulisan Makalah ...........................................................  2

BAB II PEMBAHASAN
A. Peradaban Dunia Pra Islam
1. Peradaban Romawi Timur .................................................................... 3
2. Peradaban Persia ...................................................................................  5
3. Peradaban Arab Jahiliyah .....................................................................  7
B.Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad SAW (610-632 M)
1. Periode Makkah ....................................................................................  8
2. Periode Madinah ..................................................................................  10
3. Peperangan dalam Islam .......................................................................  11
4. Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW .................................................  16
5. Masa Terakhir Nabi Muhammad SAW ................................................  16

BAB III PENUTUP
A.    Simpulan ............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA
PROFIL PENULIS

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Sosok manusia terpopuler sepanjang masa telah lahir di padang pasir tandus menjelang akhir abad keenam Masehi. Namanya paling banyak disebut dan tak tertdandingi oleh tokoh dunia manapun di muka bumi. Keluhuran budi pekertinya menjadi suri tauladan bagi siapapun yang mendambakan kebahagiaan ajaran yang dibawanya menjadi penerang bagi pecinta kebenaran. Beliau adalah Nabi terakhir yang diutus Allah kepada umat manusia dan menjadi penyempurna dari ajaran-ajaran yang dibawa  Nabi terdahulu. Beliau lahir ditengah-tengah masyarakat Arab Jahiliyah. Ditengah-tengah masyarakat dalam kegelapan moral, Beliau menyalahkan pelita kebenaran. Beliau damaikan suku-suku yang bermusuhan dan 20 tahun lebih Beliau bekarja keras dan akhirnya berhasil. Bagi setiap muslim mempelajari dan memahami kehidupan dan perjuangan Nabi Muhammad merupakan keniscayaan, dan mengikuti ajarannya adalah kewajiban. Tulisan ini memang kurang menyajikan uraian yang rinci dan detail, namun telah diupayakan untuk memberikan gambaran yang utuh sekalipun hanya dalam garis besar. Rujukan yang digunakan untuk tulisan ini diharapkan bisa sedikit membantu para pembaca untuk memperluas wawasan dan mengetahui lebih jauh kehidupan dan perjuangan Beliau.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana peradaban Romawi Timur pada masa Pra Islam ?
2.      Bagaimana peradaban Persia pada masa Pra Islam ?
3.      Bagaimana peradaban Arab Jahiliyah pada masa Pra Islam ?
4.      Bagaimana peradaban Islam masa Nabi Muhammad dalam periode Mekkah?
5.      Bagaimana peradaban Islam masa Nabi Muhammad dalam periode Madinah?
6.      Apa saja peperangan yang terjadi dalam Islam ?
7.      Apa misi dakwah Nabi Muhammad SAW ?
8.      Bagaimana masa terakhir Nabi Muhammad SAW ?


C.    Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi yang lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan kajian dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.

D.    Sistematika Penulisan Masalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab 1, bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan masalah. Bab II, adalah pembahasan. Bab III, bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.












BAB II
PEMBAHASAN
A.    Peradaan Dunia Pra Islam
Beberapa saat sebelum Islam diperkenalkan dan diperjuangkan oleh Muhammad SAW sebagai fondasi peradaban baru, bangsa Arab dan bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya telah memiliki peradaban. Secara berturut-turut diungkapkan berbagai aspek peradaban Arab pra Islam, diantaranya agama, filsafat, bahasa dan kesenian.[1]
a.    Peradaban Romawi Timur
Kerajaan Romawi didirikan pada 753 SM, dengan ibu kotanya Roma, dan usianya lebih 10 abad. Bulan Mei 30 M terjadi perpecahan dalam kerajaan Romawi menjadi dua, yaitu kerajaan Romawi Barat (Roma) dan Kerajaan Romawi Timur, dengan ibu kota Konstantinopel dan Konstantinus Agung (Kaisar Constain) sebagai Maharajanya.
1.      Agama
Negeri-negeri yang berada di bawah kerajaan Romawi Timur pada umumnya beragama Nasrani, yang pada waktu itu terpecah dalam berbagai aliran. Aliran yang termasyhur diantara aliran tersebut ada tiga :
a.       Aliran Yaaqibah, banyak dianut di Mesir, Habsyah, dll.
b.      Aliran Nasathirah, banyak dianut di Musil, Irak, Persia.
c.       Aliran Mulkaniyah, banyak dianut di Afria Utara, Sicilia, Syiria dan Spanyol.
Diantara ketiga aliran ini, terdapat perbedaan keyakinan. Aliran Yaaqibah berkeyakinan bahwa Isa Al-masih adalah Allah, dengan pengertian bahwa Allah dan manusia bersatu dalam diri Isa Al-Masih. Aliran Nasathirah dan Mulkaniyah berkeyakinan bahwa dalam diri Isa Al-Masih terdapat dua tabiat, yaitu tabiat ketuhanan, dan tabiat kemanusiaan.
Perdebatan seru terus menerus terjadi antara aliran-aliran ini tentang keyakinan kepercayaan kepada Allah. Dilukiskan dalam Al-Qur’an tentang kepercayaan itu.
Firman Allah SWT :
 لَقَدْ كَفَرَالَذِ يْنَ قَا لُوْااِنٌ اللهَ هُوَ اْلمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيْحُ يَبَنِيْ اِ سْرَاءِ يْلّ اعْبُدُوْااللهَ رَبِيْ وَرَبٌكُمْ اِنَهُ مَنْيُشْرِكْ
 بِاا للهِ فَقَدْ حَرّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَةَ وَمَاْ وهُ النّارُوَمَا لِلظّالِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ
Artinya:
“Sesungguhnya kafirlah mereka yang berkata bahwa Al-Masih putra Maryam adalah Allah. Dan berkatalah Al-Masih : “Wahai Bani Israil, beribadahlah kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka sudah pasti Allah mengharamkan surga baginya, dan tempat dia neraka jahanam dimana nanti mereka yang jahat tidak akan ada pembantu.” (QS. Al-Maidah:72).[2]
2.      Filsafat
Jurji Zaidan, membagi kebudayaan Yunani kepada tujuh zaman, sebagai berikut.
a.       Masa dongeng (mitologi)
b.      Masa Pahlawan (heroik) tahun 900-700 SM
c.       Masa Lyric (perasaan) tahun 700-500 SM
d.      Masa Keemasan tahun 500-323 SM
e.       Masa Iskandary tahun 323-146 SM
f.       Masa Yunani-Romawi tahun 142 SM-550 M
g.      Masa Bizantium tahun 550-1453 M
Dengan memperhatikan catatan ini, jelaslah bahwa kebudayaan Romawi adalah kelanjutan dari kebudayaan Yunani.
3.      Bahasa dan Kesenian
Dalam wilayah kerajan Romawi Timur, ada tiga bahasa yang berpengaruh, yaitu bahasa Latin, bahasa Greek, dan bahasa Suryani. Kesenian Romawi sangat maju pada masa Kaisar Yustianus I (527-565 M) dan penggantian-penggantiannya, dan meluas sampai ke Italia Utara. Patung-patung sangat banyak dibuat orang. Demikian pula bangunan-bangunan gereja yang berkubah, yang sangat terkenal , yaitu Gereja Aya Sophia dan banyak didirikan gereja-gereja yang berbentuk silang Yunani berkubah lima. Disamping itu terjadi kegiatan dalam bidang seni lukis, seni pahat, seni bahasa, seni suara, filsafat, dan sebagainya.
b.    Peradaban Persia
Kerajaan Persia merupakan saingan dari kerajaan Romawi Timur, dimana diantara dua kerajaan tersebut terus-menerus terjadi peperangan karena masing-masing ingin merebut daerah kekuasaan dan pengaruh. Pada waktu Yustinus menjadi maharaja Romawi Timur, Kerajaan Persia berada di bawah Maharaja Anusyarwan dari Dinasti Sasanid (Sasaniyah) yang terkenal sangat adil.
Setelah itu, pada hakikatnya, permusuhan antara dua kerajaan tersebut terus berlangsung sehingga keduanya mengalami kemunduran dan kehancuran. Hal tersebut terus berlangsung sampai dengan datangnya Islam, dimana akhirnya kedua super power pada waktu itu menyerah kalah kepada kebenaran Islam.
1.      Agama
Masyarakat Persia lama cenderung untuk menyembah berbagai alam nyata, seperti langit biru, cahaya, api, udara air dan sebagainya. Ada alam yang merupakan Tuhan baik dan adapula alam yang merupakan Tuhan jahat. Antara Tuhan baik dan Tuhan jahat selalu terjadi permusuhan dan perkelahian. Api (cahaya) adalah lambang dari Tuhan baik, sehingga menyebabkan mereka menyembah api sebagai Tuhan, yang selalu mereka nyalakan dalam rumah-rumah ibadat mereka. Api sebagai Tuhan mereka, menjadi sunber ilham bagi para penyair.
v  Zoroaster
Pada abad VII SM muncullah seorang pemimpin bernama Zoroaster, yang kemudian dikenal sebagai “Nabi Orang Persia”. Ia membawa ajaran baru yang didasarkan atas prinsip-prinsip agama lama yang telah diperbaiki. Ia lahir dalam lingkungan suku Midia di daerah Azerbaijan dan meninggal pada tahun 583 SM.

Ajaran Zoroaster terdiri atas dua prinsip yaitu sebagai berikut.
1)      Alam berjalan sesuai dengan “kanun” yang tertentu
2)      Dalam alam selalu ada pertentangan antar berbagai kekuatan antara cahaya dengan gelap, antara subur dengan tandus, dll.

2.      FilsafatZoroaster
Diantara pembahasan mereka yang bersifat filsafat, yaitu pembahasan tentang nafs. Menurut agama zoroaster bahwa nafs insan diciptakan tuhan tidak ada, kemudian dapat mencapai kehidupan abadi yang berbahagia, apabila ia sanggup memerangi kejahatan dimuka bumi ini. Tuhan memberikan mereka bebas memilih antara baik dengan jahat. Dalam diri manusia terdapat berbagai kekuatan, seperti daya rasa, daya hidup, daya akal, daya ruh, daya jaga, dan sebagainya.
a.       Almanuwiyah
Diantara aliran agama yang termashur di Persia, yaitu aliran Almanuwiyah yang diciptakan oleh pemimpinnya yang bernama Manu atau Many pada tahun 215 M. Madzhab Almanuwiyah banyak berkembang di Asia dan Eropa. Ajaran-ajarannya, yaitu campuran ajaran agama Zoroaster dengan ajaran agama Nasrani.
b.      Mazdak
Sekitar tahun 487 M lahirlah di Persia seorang ahli filsafat (pengikut Many) yang bernama Mazda, ia membawa paham baru dalam agama dua Tuhan, tuhan cahaya dan tuhan gelap. Adapun yang membedakan ia dengan gurunya, yaitu dalam hal ajaran yang mirip dengan komunisme, yang mengatakan bahwa manusia dilahirkan sama, karena itu haruslah hidup sama pula. Persamaan yang terpenting yaitu dalam hal memiliki harta dan wanita. Oleh karena itu terhadap harta dan wanita tidak boleh ada pemiliknya yang khas, keduanya adalah milik bersama.
3.      Bahasa
Pada waktu pemerintahan “Dinasti Sassanid” yang menjadi bahasa Persia resmi yaitu bahasa Pahlawi, dan Avesta menjadi bahasa kitab suci mereka. Oleh karena itu, pengaruh kitab agama ini dalam memelihara dan memperkembangkan bahasa Pahlawi besar sekali.
4.      Kesenian
Hasil seni Persia yang paling kuno, yaitu keramik, patung-patung, berbagai perabot dari perunggu, dll (5000-1000 SM), seni lukis, dan arsitektur (550 SM-1600 M).
c. Peradaban Arab Jahiliyah
Jazirah Arabia adalah tempat lahirnya agama Islam dan kemudian menjadi pusat Islam, merupakan pusat dari peradaban dan kebudayaan Islam. Oleh karena itu, perlu dijelaskan mengenai keadaan geografi, penduduk, politik, ekonomi dan sosial, bahkan agama, sebelum lahirnya agama Islam.
1.      Keadaan Negeri Arabia
Negeri-negeri Arabia pada umumnya terdiri dari padang pasir (sahara), tetapi tidak semuanya tandus, ada pula yang subur.
Para ahli georafi purba membagi jazirah Arabia sebagai berikut.
a.       Arabia Petrix
b.      Arabia Deserta
c.       Arabia Felix
Adapun ahli sejarah membagi penduduk jazirah Arabia sebagai berikut.
1)      Arab Baidah (bangsa Arab yang telah punah), yaitu orang-orang Arab yang telah lenyap jejaknya dan tidak diketahui lagi, kecuali karena tersebut dalam kitab-kitab suci, seperti kaum Ad dan Samud.
2)      Arab Baqiyah (bangsa Arab yang masih lestari), dan mereka terbagi dalam dua kelompok yaitu sebagai berikut.
a.       Arab Aribah, yaitu kelompok Qahthan, dan tanah air mereka yaitu Yaman
b.      Arab Musta’rabah, mereka adalah sebagian besar penduduk Arabia, dari dusun sampai ke kota, yaitu mereka yang mendiami bagian tengah jazirah Arabia dan negeri hijau sampai ke lembah Siria.
Dari merekalah kemudian timbul bermacam kaum dan suku Arab, termasuk arab Quraisyi, yang tumbuh dari induk suku Adnan. [3]

B.     Peradaban Islam Masa Nabi muhammad SAW (610-632 M)
Dalam sejarah peradaban Islam, sejarah hidup nabi Muhammad dibedakan menjadi dua, yaitu ketika nabi Muhammad menjalani hidupnya di Makkah dan di Madinah.[4]
a.      Periode Makkah
Makkah adalah kota penting yang berada disekeliling gurun pasir Arab yang luas yang disebut dengan ‘al-Rab ‘Al Khali’ (tempat yang sunyi). Tepatnya, Makkah terletak di sebelah barat laut gurun ini, dekat gurun Barat. Al-rab ‘Al Khali hampir tidak pernah didatangi orang dan sangat sunyi. [5]
Pada periode ini tiga tahun pertama, dakwah Islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Nabi Muhammad mulai melaksanakan dakwah Islam di lingkungan keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah. Kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar sahabat beliau, lalu Zaid bekas budak beliau.
Kemudian setelah turun ayat 94 surah al-Hijr, Nabi Muhammad memulai berdakwah secara terang-terangan.
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” QS. Al-Hijr (94) 
Bidang pokok yang dilakukan Rasulullah dalam memberikan pembinaan umat di Makkah adalah melalui pengajaran Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan intisari dan sumber pokok dari ajaran Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Rasulullah bersabda : “Aku tinggalkan dua perkara, apabila kamu berpegang teguh kepadanya, maka kamu tidak akan tersesat, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.” [6]
Dakwah yang dilakukan beliau tidak mudah karena mendapat tantangan dari kaum Quraisy karena timbul beberapa faktor, yaitu:
1.      Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan
2.      Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya
3.      Para pemimpin Quraisy tidak mau percaya ataupun mengakui serta tidak menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.
4.      Taqlid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat akar pada bangsa Arab, sehingga sangat berat meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti Islam
5.      Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rizki. [7]
Penolakan kaum Quraisy terhadap Islam mendorong Rasulullah lebih mengintensifkan dakwahnya. Semakin tegas dan lantang Rasulullah mendakwahkan Islam, semakin keras permusuhan yang dilancarkan orang-orang Quraisy terhadap beliau dan para pengikutnya. [8]
Banyak cara dan upaya yang ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah namun selalu gagal, baik secara diplomatik, bujuk rayu, maupun tindakan kekerasan fisik.
Tekanan dari orang-orang kafir semakin keras terhadap gerakan dakwah nabi Muhammad. Terlebih setelah meninggalnya dua orang yang selalu melindungi dan menyokong nabi Muhammad dari orang-orang kafir yaitu paman dan istri beliau tercinta. Peristiwa itu terjadi pada tahun ke 10 kenabian. Atau tahun kesedihan bagi nabi (amul khuzn). Karena di Makkah dakwah nabi mendapat rintangan dan tekanan maka beliau memutuskan untuk berdakwah di luar Makkah. Namun, di Thaif beliau dicaci dan dilempari batu sampai beliau terluka. Hal ini semua hampir menyebabkan nabi putus asa, sehingga untuk menguatkan hati beliau Allah mengutus dan mengisra’ mi’rajkan beliau pada tahun ke 10 kenabian.
Setelah peristiwa isra mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam terjadi, yaitu dengan datangnya sejumlah penduduk Yatsrib untuk berhaji ke Makkah. Mereka terdiri dari dua suku yang saling bermusuhan, yaitu suku Aus dan Khasraj yang masuk Islam dalam tiga gelombang. Pada gelombang pertama pada tahun ke 10 kenabian, gelombang kedua pada tahun ke 12 kenabian dengan perjanjian yang dikenal dengan perjanjian “Aqabah pertama” (ikrar kesetiaan). Gelombang ketiga pada tahun ke 13 kenabian mereka datang kembali pada nabi untuk hijrah ke Yatsrib yang disebut dengan perjanjian “Aqobah kedua”. Akhirnya nabi Muhammad bersama kurang lebih 150 kaum muslimin hijrah ke yatsrib. Dan ketika sampai disana sebagai penghormatan kepada nabi, nama Yatsrib diubah menjadi Madinah.
Demikian periode Makkah terjadi. Nabi Muhammad mengalami hambatan dan kesulitan dalam dakwah Islamiyah. Nabi belum terpikir untuk menyusun suatu masyarakat Islam yang teratur karena perhatian nabi Muhammad lebih terfokus pada penanaman teologi atau keimanan masyarakat.
b.      Periode Madinah
Dalam periode ini pengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat Islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, Nabi kemudian meletakkan dasar-dasar masyarakat Islam di Madinah sebagai berikut.
1.      Mendirikan masjid
2.      Mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum anshor dan muhajirin
3.      Perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan muslimin.
4.      Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru.
a)      Pertentangan antara kaum yahudi dan muslimin
Sikap ingkar janji yang dilakukan kaum yahudi mulai terlihat, ketika terjadinya perang pertama dalam sejarah Islam yang dikenal dengan perang badar. Dalam peperangan ini kaum Islam memang atas kaum mustrik namun orang-orang mekkah memerangi nabi. Bukti penyelewengan kaum yahudi yang lain adalah pada waktu terjadi perang uhud dimana kaum yahudi berjumlah 300 orang dengan pimpinan Abdullah bin Ubay, seorang munafik yang bersedia mau membantu kaum muslimin, namun tiba-tiba membelot dan kembali ke madinah yang mengakibatkan kaun muslim mengalami kekalahan. Sehingga Nabi pun dengan tegas mengusir bani Nadzir, satu dari dua suku Yahudi di Madinah yang berkomlot dengan Abdullah bin Ubay keluar kota.

b)      Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun 6 H ketika ibadah haji sudah di syariatkan Nabi Muhammad dengan sekitar 1000 kaunm muslimberangkat ke Mekkah bukan untuk berperang, tetapi untuk melaksanakan ibadah umroh, namun pendudk mekkah tidak mengizinkan mereka masuk kota akhirnya diadakan perjanjian hudaibiyah.
Dengan perjanjian ini, harapan untuk mengambil alih ka’bah dan menguasai mekkah semakin terbuka
c.       Peperangan dalam Islam
1.      Peperangan pada masa Nabi Muhammad
Perang yang terjadi pada masa ini terbagi atas dua bagian, yaitu
a)      Ghazwah, yaitu perang yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad
b)      Sariyah, yaitu perang yang dipimpin oleh sahabat atas penunjukkan Nabi Muhamad.
Ø  Ghazwah
Para ahli sejarah membagi beberapa ghazwah dan sariyah dalam sejarah Islam antara lain sebagai berikut:
1.      Perang Badar (17 Ramadhan 2 H)
Perang Badar terjadi dilembah Badar, 125 km setelah Madinah. Perang badar merupakan puncak pertikaian kaum muslim madinah dan musyrik mekkah. Peperngan ini disebabkan oleh tindakan pengusiran dan perampasan harta kaum muslim yang dilakukan oleh musyrik quraisy. Kaum quraisy berupaya menghancurkan kaum muslim agar perniagaan dan sesembahan mereka terjamin. Dalam perang ini kaum muslim memenangkan pertempurang dengan gemilang. Tiga tokoh quraisy yang terlibat adalah Utbah bin Rabi’ah, Al Walid dan Syibah ketiganya tewas di tangan tokoh muslimin seperti Ali bin Abi Thalib, Ubaidah bin Harits dan Hamzah bin Abdul Mutalib. Adapun dipihak muslim, Ubaidah Bin harits meninggal karena terluka.
2.      Perang Uhud (Sya’ban 3 H)
Perang Uhud terjadi dibukit Uhud. Perang uhud dilatar belakangi kekalahan kaum quraisy pada perang badar sehingga timbul keinginan untuk membalas dendam kepada kaum muslimin. Pasukan quraisy dipimpin Khalid bin Walid mendapat bantuan dari kabilah saqif, tihamah dan qinanah. Perang ini dimulai dengan perang tanding yang dimenangkan tentara Islam, tetapi kemenangan tersebut digagalkan oleh godaan harta, yakni prajurit islam sibuk memungut harta rampasan. Pasuka khalid bin walid memanfaatkan keadaan ini dan menyerang balik tentara Islam. Tentara islam menjadi porak poranda, sedangkan Nabi sendiri terkena serangan musuh. Pasukan quraisy kemudian mengakhiri pertempuran setelah mengira Nabi Terbunuh. Dalam perang ini Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi) terbunuh.
3.      Perang Khandaq (Syawal 5 H)
Perang Khandak terjadi di sekitar kota Madinah bagian Utara. Perang ini juga dikenal sebagai perang Ahzab (perang gabungan). Perang Arab melibatkan kabilah Arab dan Yunani yang tidak senang kepada Nabi Muhammad. Mereka bekerjasama melawan nabi. Usaha pemimpin Yahudi, Huyay bin Akhtab, membuahkan hasil. Pasukanya berangkat ke Madinah untuk menyerang kaum muslimin. Berita penyerangan itu terdengar oleh Nabi Muhammad. Kaum muslimin segera menyiapkan strategi perang yang tepat untuk menghadapi pasukan musuh. Salman Al-Farisi, sahabat nabi yang memiliki banyak pengalaman tentang seluk beluk peperangan, mengusulkan untuk membangun sistem pertahanan parit (khandaq). Ia menyarankan agar menggali parit di perbatasan kota Madinah, dengan demikian gerakan pasukan musuh akan terhambat oleh parit tersebut. Usaha tersebut ternyata berhasil menghambat pasukan musuh.
4.      Perang Mut’ah (8 H)
Perang ini terjadi karena Harris Al-Ghassani, raja Hirah, menolak penyampaian wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi Muhammad. Nabi kemudian mengirimkan pasukan perang di bawah pimpinan Zaid bin Harisah. Perang ini dinamakan perang Mut’ah karena terjadi di desa Mut’ah, bagian utara Semenanjung Arabia. Pihak pasukan muslimin mendapat kesulitan menghadapi pasukan Al-Ghassani yang dibantu pasukan kekaisaran Romawi. Beberapa sahabat gugur dalam pertempuran tersebut, antara lain Zaid bin Harisah sendiri. Akhirnya Khalid bin Walid mengambil alih komando dan menarik pasukan muslimin ke Madinah. Banyak kabilah Najd, Sulaim, Asyja, Gatafan, Abs, Zubyan, dan Farasa masuk Islam karena melihat keberhasilan dakwah Islam.

5.      Penaklukan Kota Makkah/Fathu Makkah
Fathu Makkah terjadi di sekitar kota Makkah. Latar belakang peristwa ini adalah adanya anggapan kaum Quraisy bahwa kekuatan kaum muslimin telah hancur akibat kalah perang di Mut’ah. Kaum Quraisy beranggapan perjanjian Hudaibiyah tidak penting lagi, maka mereka mengingkarinya dan menyerang Bani Khuza’ah yang berada dibawah perlindungan kaum muslimin. Nabi Muhammad segera memerintahkan kaum muslimin untuk menghukum kaum Quraisy yang dipimpin Ikrimah dan Safwan. Berhala di Kota Makkah dihancurkan dan akhirnya banyak kaum Quraisy masuk Islam.
6.      Perang Hunain (8 Safar 8 H)
Perang ini berlangsung antara kaum muslimin melawan kaum Quraisy. Perang Hunain merupakan balas dendam kaum Quraisy karena peristiwa Fathu Makkah. Pada awalnya pasukan musuh berhasil mengacaubalaukan pasukan Islam sehingga banyak pasukan Islam yang gugur. Nabi kemudian menyemangati pasukannya dan memimpin langsung peperangan. Pasukan muslim akhirnya dapat memenangkan pertempuran tersebut.
7.      Perang Tha’if (8 H)
Pasukan muslim mengejar sisa pasukan Quraisy yang melarikan diri dari Hunain, sampai di kota Tha’if. Pasukan Quraisy bersembunyi dalam benteng kota yang kokoh sehingga pasukan pasukan muslimin tidak dapat menembus benteng. Nabi Muhammad mengubah taktik perangnya dengan memblokade seluruh wilayah Tha’if. Pasukan muslimin kemudian membakar ladang anggur yang merupakan sumber daya utama penduduk Tha’if, dan akhirnya menyerah serta menyertakan bergabung dengan pasukan Islam.
8.      Perang Tabuk (9H)
Adanya peristiwa penaklukan Kota Makkah membuat seluruh semenanjung Arabia berada dibawah kepemimpinan nabi Muhammad. Melihat kenyataan itu, Heraclius, penguasa Romawi Timur menyusun pasukan besar untuk menyerang kaum muslimin. Pasukan muslimin menyiapkan diri dengan menghimpun kekuatan besar karena pada waktu itu banyak pahlawan Islam yang menyediakan diri unuk berperang bersama nabi. Pasukan romawi mundur setelah melihat sejumlah besar pasukan Islam.
9.      Perang widan (12 Rabiul awal 2 H)
Rasulullah memimpin pasukan muslimin menghadang kafilah Quraisy. Pertempuran fisik tidak terjadi karena kafilah Quraisy melalui daerah tersebut. Rasulullah melakukan perjanjian kerja sama dengan Bani Damrah yang tinggal di rute perdagangan kafilah Quraisy di Widan. Kesepakatan tersebut berisi kesanggupan Bani damrah untuk membantu kaum muslimin apabila dibutuhkan.
Ø  Sariyah
1.      Sariyah Hamzah bin Abdul Mutholib (Ramadham 1 H)
Perang ini merupakan sariyah pertama yang terjadi dalam sejarah Islam. Sariyah ini berlangsung di dataran rendah Al-bahr, tidak jauh dari Kota Madinah. Pasukan muslimin dipimpin Hamzah bin Abdul Mutholib, sedangkan pasukan Quraisy dipimpin Abu jahal bin Hisyam. Perang ini tidak menimbulkan korban karena segera dilerai Majdi bin Amr.
2.      Sariyah Ubaidah bin Haris (Syawal 1 H)
Sariyah ini berlangsung di Al-Bawa’, desa antara Makkah dan Madinah. Kaum muslimin semuanya muhajirin dipimpin Ubaidah bin Haris. Sedangkan kaum Quraisy dipimpin Abu Sufyan. Perang ini tidak mengakibatkan bentrok fisik, namun sa’ad bin abi Waqqas sempat melepaskan anak panahnya. Peristiwa tersebut menandai lepasnya anak panah pertama dalam sejarah perang Islam.
3.      Sariyah Abdullah bin Jahsy (9 Rajab 2 H)
Dalam perang ini kaum muslimin berhasil membunuh Arm bin Hasrami dan menahan dua orang Quraisy sebagai tawanan perang. Kaum muslimin juga memperoleh harta rampasan perang dan membawanya kehadapan Nabi Muhammad SAW.
4.      Sariyah Qirdah (Jumadil akhir 3 H)
Perang ini bertujuan menghadang kafilah Quraisy dari Makkah. Perang ini berhasil dimenangkan kaum muslimin dengan menyita harta kaum Quraisy. Harta tersebut dijadikan ghanimah (harta rampasan perang) yang merupakan ghanimah  pertama dalam sejarah perang Islam.
5.      Sariyah Bani Asad (4 H)
Nabi Muhammad memerintahkan kaum muslimin untuk menghadang kaum Bani Asad yang berencana untuk menyerang Madinah. Nabi menganjurkan agar pasukan muslimin berjalan pada malam hari yang tidak biasa dilalui orang. Pasukan muslimin yang dipimpin Abu Salamah terdiri dari 150 orang berhasil menyergap musuh.
6.      Sariyah Raji’ (Safar 4 H)
Sariyah ini dilatarbelakangi rencana pemimpin Bani Husail, Khalid bin Sufyan bin Nubaih Al-Huzali untuk menyerang Madinah. Nabi muhammad memerintahkan Abdullah bin Unais meneliti kebenaran rencana tersebut. Abdullah nembunuh Kholid dan melaporkan kejadian itu kepada Nabi Muhammad. Bani Husail merencanakan balas dendam atas terbunuhnya Kholid. Merka meminta agar Nabi Muhammad mengirimka sahabat untuk memberi pelajaran agama islam kepada mereka. Nabi muhammad mengirim enam orang sahabat, namun ke enam sahabat disergap oleh pasukan Bani Husail di Raji. Para sahabat sempat mengadakan perlawanan namun tiga orang terbunuh dan tiga lainnya di tawan selanjutnya dibawa oleh kaum Musyrikin Mekkah dan dibunuh.
7.      Sariyah Bi’ru Ma’unah (syafar 4 hijriyah)
Nabi Muhammad mengutus Amir bin Malik untuk memeluk agama Islam. Rombongan Amir berjalan sampai di Bi’ru Ma’unah, yakni suatu daerah antara Bani Amer dan Bani Salim. Mereka mengirim surat kepda Amir bin Tufail, pemimpin Bani Amir melalui seorang anggota pasukan bernama Haram bin Malhan. Amir bin Tufail membunuh Haram bin Malhan. Sehingga memicu peperangan antara kedua belah pihak.
8.      Sariyah Ijla’ Bani Nadir
Sariyah Ijla’ bani Naddir merupakan sariyah yan dilakukan sahabat Nabi  untuk mengusir Bani Nadir dari tempat tinggal mereka, namun sebagian dari Bani Nadir menetap di Khaibar dan Syam.
9.      Sariyah Zi Al-qissah
Sariyah berlangsung di Zi Al-qissah sekitar 24 mil dari Madinah, antara kaum muslim dan Bani Sa’labah. Bani Sa’labah berencana menyerang peternakan kaum muslim di Haifa’, suatu tempat yang jauh dari madinah. Setelah mengetahui rencana tersebut, pasukan muslimin menyerang Bani Sa’labah. Pasukan pertama gagal menjalankan tugas karena meraka dibunuh ketika beristirahat dipinggiran Desa. Selanjutnya Nabi mengirimkan pasukan kedua dibawah pimpinan Abu Ubaidah bin Jarrah. Bani Sa’labah melarikan diri ketika Abu Ubaidah sampai di tempat itu.
10.  Sariyah Ka’b bin Umair Al-Gifari (8 H)
Latar belakang sariyah ini adalah penolakan kaum musrikin di Zat-atlah, suatu tempat di Syam, terhadap ajakan beberapa utusan Nabi Muhammad untuk memeluk agama Islam. Nabi mengirimkan 15 tentara untuk menyerang mereka. Dalam pertempuran tersebut semua pasukan muslimin menjadi syuhada’, kecuali Ka’b  bin Umar Al-Gifari yang dapat menyelamatkan diri.

d.      Misi dakwah Nabi Muhammad SAW
Misi dakwah Nabi Muhammad diutus untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah untuk menegakkan agama Islam kepada para pimpinan negara sekitar dan juga kepada kabilah atau bangsa sekitar yang ternyata mempunyai pengaruh sangat besar bagi perkembangan agama Islam selanjutnya.
e.       Masa Terakhir Nabi Muhammad SAW
Pada tahun 9 dan 10 H (630-632M) banyak suku dari pelosok Arab yang mengirimkan delegasi kepada Nabi Muhamad menyatakan pengakuan akan kekuasaan Islam. Oleh karena itu, tahun tersebut disebut dengan tahun perutusan. Diantara yang rasul katakan pada istri-istrinya ketika Rasul sakit panas adalah
“Aku berwasiat pada kalian untuk berbuat baik pada orang-orang anshor. Sesungguhnya orang-orang anshor adalah orang-orang dekatku dimana aku berlindung pada mereka. Karena mereka telah melalui apa yang menjadi beban mereka dan masih tersisa apa yang akan menjadi hak mereka. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada mereka yang melakukan kesalahan. Tatkala sakitnya makin keras, maka Rasul bersabda “Suruh Abu Bakar untuk memimpin manusia melakukansholat.“ Rasulullah meninggal pada waktu Dhuha pada hari senin 12 Rabiul Awal tahun 11 H (8 Juni 632 M). pada saat wafat, Rasul berusia 63 tahun.[9]

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari uraian singkat di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
  1. Sebelum diangkat menjadi Rasul, Muhammad SAW dipersiapkan secara fisik maupun mental oleh Allah SWT melalui berbagai ujian dan kesulitan hidup yang dialami semenjak kecil hingga dewasa.
  2. Perjuangan Muhammad SAW untuk melaksanakan tugas dakwah melalui perjalanan panjang dan berliku serta mengalami rintangan dan hambatan yang luar biasa.
  3. Kesabaran, ketabahan, kegigihan dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi segala tantangan akhirnya membawa Muhammad SAW mencapai puncak kesuksesan dalam dakwahnya.
  4. Hijrahnya Muhammad SAW ke Madinah, membawa Islam ke arah gerakan politik tanpa meninggalkan agama sehingga Islam mejadi semakin kuat.












DAFTAR PUSTAKA
Abdul M. Karim. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher.
Abdurrahman Dudung & Siti Maryam. 2003. Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern.Yogyakarta : Lesfi.
Ali Asghar Engineer. 1999. Asal-usal dan Perkembangan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Al-Qur’an Al-Karim. QS. Al-Maidah : 72
Fu’adi Imam. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta : Teras.
Munir Samsul Amin. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Amzah.
Syukur Fattah. 2002. Sejarah Peradaban Islam. Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra.




PROFIL PENULIS
1.      Nama   : Dewi Nur Athfiyyah
 
                                                           
TTL     : Batang, 25 Februari 1997
Alamat            : Dk. Sogo Ds. Sidayu Kec. Bandar Kab. Batang
Riwayat Pendidikan :             RA Asyafi’iyyah Bandar Batang
                                                MI Asyafi’iyyah Bandar Batang
                                                MTs At Taqwa Bandar Batang
                                                MA Darul Amanah Sukorejo Kendal
                                                STAIN Pekalongan
Hobi    : Bersholawat, Tartil, Hunting, Olah Raga, Touring.
No. Hp : 085842221165
2.      Nama   : Wasilatul Khikmah

TTL     : Pemalang, 18 Februari 1996
Alamat            : Ds. Lowa Kec. Comal Kab. Pemalang
Riwayat Pendidikan:  TK Pertiwi Lowa Comal
                                                SD Negeri Lowa Comal
SMP N 1 Ulujami Pemalang
SMA N 1 Comal
STAIN Pekalongan
Hobi    : Hiking, Touring
No. Hp : 082326049824



3.      Nama   : Risqi Silviana
TTL     : 30 September 1996
Alamat            : Simbang Kulon gang 5 Pekalongan
Riwayat Pendidikan: RA Simbang Kulon
MIS Simbang Kulon
MTSs Simbang Kulon
MAS Simbang Kulon
Hobi    : Bulu tangkis
No. HP: 098618392613


[1]M.Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Pedaban Islam,cet.1, (Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2007), hlm.49-50.

[2]Al-Qur’an Al-Karim, QS. Al-Maidah : 72.
[3]SamsulMunir Amin, SejarahPeradaban Islam, (Jakarta : Amzah, 2010), hlm.48-62.
[4] Imam Fu’adi, SejarahPeradaban Islam,cet.1 (Yogyakarta :Teras, 2011), hlm.1.
[5]Asghar Ali Engineer, Asal-usaldanPerkembangan,cet.1(Yogyakarta:PustakaPelajar, 1999), hlm.1-2.
[6] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm.34.
[7]Op Cit, hlm. 66.
[8]Dudung Abdurrahman & Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern,(Yogyakarta : Lesfi, 2003), hlm.31.
[9]Op.Cit, hlm. 66-85.


1 komentar:

  1. jelaskan perbedaan peradaban islam pada periode mekah dan periode madinah!

    BalasHapus