HADITS TARBAWI
"RUMAH TANGGA PENUH KASIH SAYANG"
Muhammad Khoiruzzadi
2021214400
KELAS : L
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala nikmat dan karunia Nya, makalah yang berjudul: Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam kami curahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad saw.
Makalah ini menjelaskan tentang kondisi ideal yang sebenarnya dalam keadaan berumah tangga yang mana Rasulullah contohkan, baik itu dari budi pekerti Rasul maupun bagaimana sebenarnya proses pendidikan di rumah tangga itu.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, meskipun tidak komperensif. Disamping itu, apabila dalam makalah ini didapat kekurangan dan kesalahan baik dalam pengetikan maupun isinya maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran guna memyempurnakan makalah ini.
Pekalongan, 16 Februari 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan dalam Islam dipahami sebagai sebuah proses transformasi dan internalisasi nilai-nilai ajaran Islam terhadap peserta didik, melalui proses pengembangan fitrah agar memperoleh keseimbangan hidup dalam semua aspeknya. Pendidikan harus dilakukan secara terus menerus oleh manusia sampai akhir hayatnya. Karena pendidikan itu berlangsung seumur hidup, maka prosesnya dapat dilakukan dalam keluarga, masyarakat, lembaga-lembaga formal dan non formal. Pendidikan sangat diidentikkan dengan pendidikan sekolah (pendidikan formal), namun pendidikan juga ada yang luar sekolah yang diselenggarakan oleh dan dalam keluarga (informal) maupun oleh masyarakat (non formal).
Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama, dimana orang tua menjadi pendidiknya yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan anaknya. Kaidah ini ditetapkan secara kodrati, karena mereka ditakdirkan menjadi orang tua anak yang dilahirkan.
Didalam sebuah rumah tangga haruslah terbina yang namanya keluarga yang harmonis. Dan Nabi Muhammad adalah sosok suri tauladan yang sempurna, yang mana beliau tidak pernah bersikap kasar dan tidak pernah berteriak di pasar dan tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan akan tetapi beliau selalu memaafkan dan tidak mengungkitnya. Demi terciptanya suatu tatanan keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah setidak nya harus mengaplikasikan apa yang telah dilakukan Rosulullah dalam hubungan berkeluarga. Baik dalam hubungannya suami dengan istri maupun orang tua dengan anak.
Khususnya sudah diketahui perkembangan pendidikan anak secara khususnya diawali dari lembaga informal yaitu keluarga. Dimana dengan pendidikan dan pengajaran yang baik sehingga akan tercipta suatu tatanan keluarga yang harmonis.
PEMBAHASAN
A. Pengertian rumah tangga dan kasih sayang
Istilah rumah tangga bisa juga didefinisikan sebagai sesuatu yang berkenaan dengan urusan kehidupan di rumah. Sedangkan istilah berumah tangga secara umum diartikan sebagai berkeluarga (KBBI).
Keluarga dikenal dengan istilah usrah, nasl, ‘ali, dan nasb. Keluarga dapat diperoleh melalui keturunan, perkawinan, persusuan, dan pemerdekaan. Dalam pandangan antropologi , keluarga adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki tempat tinggal dan ditandai oleh kerja sama ekonomi, berkembang, mendidik, melindungi, merawat, dan sebagainya, dan inti keluarga adalah ayah, ibu dan anak.
Keluarga adalah lembaga yang sangat penting dalam proses pengasuhan anak, meskipun bukan menjadi satu-satunya faktor. keluarga merupakan unsur yang sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian dan kemampuan anak. Pada intinya lembaga keluarga terbentuk melalui pertemuan suami dan istri yang permanen dalam masa yang cukup lama sehingga berlangsung reproduksi.
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tuanya pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
B. Ayat atau Hadits Pendukung
Rasulullah adalah teladan yang baik. Sisi kemanusiannya terungkap indah, betapa dengan kasih ia mengayomi jagat semesta. Kecintaanya tertuju pada semua makhluk. Rosulullah membuktikan tindakan itu melalui perilakunya di dalam keluarga maupun masyarakat. Dan benar yang diterangkan dalam QS. Al-Qalam ayat 4, yang menjelaskan bahwasanya Nabi Muhammad benar-benar mempunyai budi pekerti yang agung.
Dan juga dijelaskan dalam surat Al-Ahzab ayat 21, yang intinya Dalam diri Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengaharap rahmat Allah.
C. Teori Pengembangan
Salah satu syarat Islam adalah memelihara kelangsungan keturunan atau hifzh an-nasal melalui perkawinan yang sah menurut agama, diakui oleh undang-undang dan diterima sebagai bagian dari budaya masyarakat. Secara teoritis dapat dipastikan bahwa dalam keluarga yang baik, anak memiliki dasar-dasar pertumbuhan dan perkembangan yang cukup kuat untuk menjadi manusia dewasa.
Lembaga keluarga dalam kenyataannya bukan hanya sekedar tempat pertemuan antar komponen yang ada didalamnya. Lebih dari itu, keluarga memiliki fungsi reproduktif, religius, rekreatif, edukatif, sosial dan protektif. Keluarga yang baik menurut pandangan Islam biasa disebut dengan keluarga sakinah. Ciri utamanya adalah cinta kasih yang permanen antara suami dan istri.
Pada dasarnya keluarga sakinah pada dasarnya memperhatikan prinsip kesetaraan, saling membantu dan melengkapi dalam pembagian tugas antara suami-istri dalam urusan keluarga maupun urusan publik sesuai kesepakatan bersama.
Komponen utama dalam keluarga adalah orang tua. Mereka adalah orang yang paling berpeluang mempengaruhi anaknya. Hal itu memungkinkan karena merekalah yang paling awal bergaul dengan anaknya, paling dekat dalam berkomunikasi, dan paling banyak menyediakan waktu untuk anak, terutama ketika anak masih kecil. Sehingga tidak sulit dipahami jika orang tua memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan anaknya.
Kehidupan berumah tangga adalah perpaduan antara dua hati yang berbeda, oleh karena itu dalam berumah tangga, dalam membesarkan dan mendidik anak-anak, orang tua haruslah saling menghargai, bahu membahu dan saling berterima kasih antara satu dengan yang lainnya, karena tanggung jawab membesarkan dan mendidik anak adalah tanggung jawab berat yang memerlukan kerjasama dan pengertian yang baik.
Demi tercapainya suatu tatanan rumah tangga yang harmonis, diantaranya adalah:
1. Memilih jodoh
Dasar utama pembinaan rumah tangga ialah
a. Aspek keberagaman dari pasangan hidup berumah tangga
b. Aspek kehormatan
c. Mencegah pernikahan antara keluarga yang terlalu dekat
d. Menganjurkan menikah bagi orang yang telah mampu
e. Aspek lain sebagai dasar pembentukan rumah tangga.
2. Bersikap adil terhadap anak-anak
Hal yang tidak diperbolehkan dalam keluarga ialah membenci kekurangan suami atau kekurangan istri dan membuka aib suami atau istri.
D. Aplikasi Hadits dalam Kehidupan
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan hadits di atas terdapat nilai pendidikan rumah tangga yang nantinya hal tersebut adalah cerminan kehidupan dalam bermasyarakat, Manusia tidak akan dapat bisa hidup dengan normal dan tidak dapat merealisasikan tujuan yang mereka inginkan kecuali mereka dapat berinteraksi antar anggota masyarakat, interaksi yang baik dan juga saling melengkapi.
Perlu adanya ahlak yang baik dalam berinteraksi, bergaul dan juga bermasyarakat yang mana ahlak disini bukannya ahlak yang di buat-buat agar dapat terlihat baik di depan orang. Karena dalam berinteraksi terdapat kerjasama, solidaritas, tolong-menolong dan saling melengkapi sehingga ke semua aspek yang terjadi sulit untuk di manipulasi.
Dalam rumah tangga pasti adanya guncangan badai, pemicunya bisa beragam: kekecewaan, ketersinggungan, perbedaan pendapat, kesalah pahaman dan masih banyak lagi sebab lainnya. Semua itu dapat menyulut api ketegangan yang sering kali memuncak menjadi pertikaian.
Bagaimana cara mengatasinya jika terjadi pertikaian menurut apa yang dilakukan Rosulullah, khususnya dengan istrinya?
1. Mengelola pertikaian
2. Menghormati istri
3. Menolak kekerasan
Adapun prinsip perkawinan dalam Islam antara lain:
1. Laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga adalah bagaikan pakaian yang saling mendukung dan saling menghiasi
2. Menggauli istri dengan baik
3. Terbentuknya keluarga sakinah yang penuh kasih sayang
4. Memusyawarahkan segala urusan dalam keluarga dengan baik
5. Pendidikan anak adalah tanggung jawab suami istri.
E. Nilai Tarbawi
1. Manusia diciptakan berpasang-pasang untuk saling menyayangi, saling menerima dan memberi antara satu dan lainya untuk memperoleh ketentraman jiwa dan membentuk keluarga yang harmonis
2. Didalam berumah tangga, haruslah saling menyanyangi dan saling menghormati, sehingga tidak terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
3. Didalam rumah tangga yang baik haruslah tahu apa saja yang tidak perlu dilakukan ataupun dibicarakan ke masyarakat seperti membuka aib suami atau istri
4. Orang-orang yang baik budi pekertinya yaitu: Orang yang tidak berbuat keji, tidak berkata kotor, tidak suka berteriak keras, tidak membalas kejelakan dengan kejelekan
5. Saling memaafkan dan saling menghormati sekaligus saling berterima kasih antara suami dan istri
6. Dalam hidup berumah tangga jika dilakukan atas dasar mengikuti perintah agama akan menciptakan keluarga yang sakinah mawadah dam warahmah dan keluarga sebagai lembaga pendidikan yang pertama kali dalam pendidikan.
PENUTUP
Berdasarkan hal diatas, bahwasanya Keluarga adalah lembaga yang sangat penting dalam proses pengasuhan anak, meskipun bukan menjadi satu-satunya faktor. keluarga merupakan unsur yang sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian dan kemampuan anak. Pada intinya lembaga keluarga terbentuk melalui pertemuan suami dan istri yang permanen dalam masa yang cukup lama sehingga berlangsung reproduksi.
Dengan adanya kasih sayang baik dari suami maupun istri sehingga akan terjalin suatu pertalian keluarga yang harmonis, keluarga yang penuh kasih sayang dan didalamnya terhindar dari kekerasan dalam rumah tangga meskipun sudah pasti masih ada konflik yang tidak mungkin dihindarkan. Namun bagaimana suami dan istri menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam proses pendidikan khususnya kepada anak, orang tua lah yang menjadi penentu utama dalam perkembangan anak tersebut. Dan Rasulullah adalah sebaik-baiknya suri tauladan, ketika ada masalah maupun dalam mendidik anak, kita haruslah bercermin dari akhlak Rasulullah.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Nur dan Zainudin. 2009. PENDIDIKAN ISLAM DARI PARADIGMA KLASIK HINGGA KONTEMPORER. Malang: UIN-Malang Press.
Ciciek, Farha. 1999. Ikhtiar Mengatasi Kekerasan dalam Rumah Tangga (Belajar dari Kehidupan Rasulullah saw.). Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender.
Fuaduddin. 1999. PENGASUHAN ANAK DALAM KELUARGA ISLAM. Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender.
Istiada. 1999. Pembagian Kerja Rumah Tangga Dalam Islam. Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender.
Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani.
Suryani. 2012. HADIS TARBAWI ANALISIS PAEDAGOGIS HADIS-HADIS NABI. Yogyakarta: TERAS.
Umar, Bukhari. 2014. Hadis Tarbawi (Pendidikan dalam Perspektif Hadis). Jakarta: Sinar Grafika Offset.
PROFIL
NAMA : MUHAMMAD KHOIRUZZADI
JURUSAN : TARBIYAH
PRODI : PAI
KELAS : L
SEMESTER : 4
HOBI : TIDUR
LULUSAN SEKOLAH
1. SD MUHAMMADIYAH 03 PEKAJANGAN
2. SMP N 1 KEDUNGWUNI
3. SMK N 1 KEDUNGWUNI
JURUSAN TEKNIK PEMESINAN
“TOTALITAS TIADA BATAS, TETAP SETIA DI GARIS MASA. KARENA DIAM ITU PENGHIANATAN”
حدثنا عبد الله، حدثني أبي، حدثنا يز يد قا ل : أخبر نا زكرييا، عن أ بي إسحا ق: حدثني
أَبُو عَبْدِاللهِ الْجَدَلِي قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ كَيْفَ كَانَ خُلُقُ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فى أَهْلِهِ قَالَتْ :{كَانَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا لَمْ يَكُنْ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَلَا سَخَابًا بِالْأَسْوَاقِ وَلَا يُجْزِئُ بِالسَّــيِّـــئَةِ مِثْلَهَا وَلَكِنْ عَفُوٌّو وَ يَصْفَحُ} ( رواه أحمد فى المسند, باقى مسند الأنصار
Terjemahan
"Abu Abdullah Al-Jadali r.a. berkata, Suatu hari aku bertanya kepada Aisyah r.a tentang bagaimana akhlak Nabi Muhammad saw. Ia Menjawab. “Bagus-bagusnya manusia adalah nabi Muhammad saw Beliau Tidak pernah bersikap kasar dan tidak pernah berteriak dipasar dan tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan akan tetapi beliau selalu memaafkan dan tidak mengungkitnya." (HR. Imam Ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar