HADITS TARBAWI
"ILMU TENTANG PENCIPTA"
Siti Laelatul Heriana
2021214406
KELAS : L
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Segalapujibagi Allah SWT.yangtelahmemberikanrahmatdanhidayah-Nyakepadakitasemua.
Sholawatsertasalamsenantiasatercurahkepadajunjungankita, nabi Muhammad
saw.,keluarga, parasahabatdanparapengikutnya.
Padakesempatanini kami
telahmenyelesaikanmakalahHadistTarbawidenganjudul “IlmuTentangPencipta”.
Semogamakalahinidapatmenambahilmupengetahuandanbermanfaatbagikitasemua.Penulistelahberupayamenyajikanmakalahinidengansebaik-baiknya.Disampingitu,
apabiladalammakalahiniterdapatkesalahandankekuranganbaikdalampenulisanmaupunisinya,
makapenulisdengansenanghatimenerima saran dankritikdaripembaca,
untukpenyempurnaanpenulisanberikutnya.
Pekalongan,Maret 2015
penulis
A. PENDAHULUAN
Allah hadir dimana-mana, Dia azh-Zhahir sekaligus al-Bathin.Dia adalah
azh-Zhahir yakni Yang Nampak dengan jelas melalui ayat-ayat dipentas alam raya
ini yang merupakan bukti-bukti wujud dan keesaan-Nya.Nalar tidak dapat
membayangkan betapa alam raya dapat wujud apalagi dengan segala keindahan,
keserasian dan keharmonisannya tanpa kehadiran-Nya.Dia yang menunjukan kita
kerajaan dan kekuasaan-Nya.Segala sesuatu yang diciptakan-Nya walau yang bisu
sekalipun adalah hujjah yang berbicara tentang wujud-Nya.Dia juga al-Bathin
yakni yang tersembunyi hakikat, Dzat dan sifat-Nya, bukan karena tidak jelas,
tetapi justru karena Dia sedemikian jelas, sehingga mata dan pikiran silau
bahkan tumpul, tak mampu memandang-Nya.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Tuhan adalah prinsip asal dari segala yang ada (maujudat) dan Dia wajib adanya (Wajib al Wujud).Sedangkan selain-Nya,
yang biasa disebut alam atau makhluk, hanyalah mungkin adanya (mumkin al-wujud).Bukti keberadaan Tuhan
adalah fakta bahwa alam ini ada. Tanpa Tuhan, alam mustahil akan ada. Kenyataan
bahwa alam ada dihadapan kita menunjukan bahwa Tuhan harus ada sejak semula.
2. Ayatatauhadistpendukung
a. Surah al-Ikhlas ayat 1-5
Artinya :
Katakanlah : “Dia adalah Allah Yang Maha
Esa; Allah tempat bergantung segala sesuatu; tidak beranak dan tidak
diperanakkan, dan tidak ada satupun yang serupa dengan-Nya”
b. Surah al-An’am ayat 164
Artinya :
Katakanlah :“ apakah saya mencari Tuhan
selain Allah, sedangkan dia adalah Tuhan segala sesuatu”
c. Surah as-Syura ayat 11
Artinya :
“tiada sesuatu yang serupa dengan-Nya dan
Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat”
d. Surah al-A’raf ayat 54
Artinya :
“Ingatlah, menciptakandan memerintah
hanyalah hak Allah, Maha Pemberi Berkat Allah semesta alam”[1]
3. Teoripengembangan
Tuhan adalah Esa, dan ini merupakan sifat-Nya yang
paling esensial.Keesaan Tuhan tercermin dalam kesatuan system perintah yang
mengendalikan alam semesta.Kenyataan bahwa hanya ada satu system yang berlaku
di alam semesta pada suatu saat, menunjukan bahwa hanya ada satu system
perintah yang berlaku. Dan ini pada gilirannya, menunjukan keesaan pemberi
perintah tersebut, yakni Sang Pencipta alam semesta yang tidak lain adalah
Tuhan. Karena Tuhan itu Esa, maka tak ada suatu apapun yang bisa dipandang
serupa atau setara dengan-Nya.Segala pandangan yang mengisyaratkan penyekutuan
Tuhan adalah kekeliruan yang nyata.
Tuhan Maha Besar dan Maha Perkasa.Kebesaran-Nya
tercermin dari kebesaran alam semesta, sekalipun tentu saja tidak identic
dengan kebesaran alam yang bersifat ekstensif.Dan keperkasaan-Nya ditunjukan
oleh daya control-Nya yang tidak tergoyahkan terhadap alam semesta melalui
perintah-Nya. Sehingga apa yang ada dialam semesta tunduk pada perintah-Nya.
Kebesaran dan keperkasaan-Nya tidaklah menyebabkan Tuhan bertindak
sewenang-wenang, sekalipun kalau Dia mau tentu tidak aka nada yang bisa
menghalangi-Nya.Disinilah letak kebijaksanaan-Nya.Sebaliknya, Dia justru sangat
kasih sayang kepada makhluk-makhluk-Nya, termasuk manusia.Kasih sayang Tuhan
ini tercermin dari nikmat-Nya yang tiada terhingga, yang kita tidak kuasa
menghitungnya, sekalipun telah berusaha sekuat tenaga untuk melakukannya.
Tuhan adalah Maha Kasih, yang cinta-Nya kepada
hamba-Nya telah mengalahkan kebencian-Nya.Dia adalah tempat hamba-Nya
berlindung, tempat hamba-Nya mengadu, tempat hamba-Nya merasa tentram berada
dalam pelukan-Nya.[2]
Kita menjumpai banyak ayat al-Qur’an yang
memperlihatkan berbagai dalilyang meyakinkan untuk membuktikan kebenaran wujud
Tuhan yaitu Allah SWT.yang berpangkal pada ajaran tauhid. Dalil-dalil yang
terdapat dalam al-Qur’an tidak hanya sesuai dengan tingkat pemikiran
orang-orang biasa saja, tetapi juga sesuai dengan orang-orang terpelajar.Dalil-dalil
itu ada yang berasal dari alam ini, pengalaman batin dan berasal dari wahyu.Berikut
penjelassan mengenai dalil-dalil tersebut.
a. Dalil kauni
Dalil kauni adalah dalil yang berdasarkan wujudnya
alam ini yang menunjukan kepada adanya Allah.Alam yang kita saksikan dengan
mata kepala kita sendiri tidak mungkin adanya dengan sendirinya tanpa ada yang
menciptakannya.Allah yang menciptakan alam ini tidak hanya sekedar mencipta,
lalu dibiarkan berjalan sendiri seperti halnya jam, tetapi juga dipelihara dan
dikendalikan dengan sempurna.Hal yang demikian ini dapat disaksikan setiap
waktu betapa tertibnya aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan serta hukum-hukum
yang diciptakan Allah bagi alam ini.Allah adalah pencipta, pemelihara, pengendali
serta pengasuh alam ini seluruhnya.
b. Dalil pengalaman batin
Dalil kedua yang paling berkesan tentang adanya Allah
adalah dalil yang berkaitan dengan jiwa atau batin manusia.Dalam jiwa manusia
terdapat kesadaran tentang adanya Allah, sehinga ia merasa lebih dekat
kepada-Nya terurama pada saat-saat tertentu.
Pengertian manusia dengan kesadaran batinnya lebih
dekat kepada Allah dari pada dirinya dapat dilihat dan dirasai pada saat dia
menghadapi suatu kesulitan besar dalam hidupnya atau dalam situasi musibah yang
sedang menimpanya. Pada saat ia menghadapi musibah atau bencana, maka
kesadarannya akan wujud Allah akan lebih terang dan lebih kuat dalam diri atau
jiwanya daripada kesadarannya pada dirinya sendiri. Pada saat itu ia mulai
berdo’a dan memohon bantuan Allah bagi keselamatan diri dan keluarganya yang dicintai
dari musibah yang sedang menimpanya.
Keyakinan manusia akanadanya Allah merupakan suatu
ketaatan batiniah yang tidak dapat dibantah oleh siapapun juga, terutama
apabila manusia itu sedang mengalami suatu musibah atau bencana yang ia tidak
ada kuasa untuk menolaknya.
c. Dalil wahyu
Adapun yang sangat jelas dan meyakinkan tentang wujud
Allah adalah wahyu Ilahi.Kepada orang yang belum beriman, wahyu Ilahi yang
telah mengambil bentuk dalam ayat-ayat al-Qur’an adalah suatu pertanda akan
adanya Allah karena tidak ada orang yang mampu menirunya. Sama halnya dengan
ciptaan Allah yang tidak ada seorangpun dari makhluk ini yang mampu menandingi
dengan mencipta sesuatu seperti makhluk-Nya.Demikian pula dengan
firman-Nya.Kepada orang yang telah beriman, dalil ini tidak saja dapat
mengukuhkan keimanan kepada Allah, tetapi juga dapat menjelaskan kepadanya
sifat-sifat Allah yang sangat [3]diperlukan
manusia dalam kehidupannya.Sebab melalui Allah, manusia tidak hanya dapat
mengetahui wujud Allah, tetapi juga sifat-sifat-Nya Yang Maha Sempurna.
4. Aplikasihadisdalamkehidupan
Tuhan itu maha dekat, yang selalu mengawasi,
membimbing, serta melindungi setiap hamba-Nya yang memohon kepada-Nya dengan
segala kesungguhannya.[4]
Ketika manusia mensyukuri nikmat Allah, memanfaatkan segala yang diterima dari
Allah, baik itu potensi yang ada dalam diri, anugrah alam, atau yang lain demi
mengabdi kepada Allah, beraktivitas demi misi kerahmatan seperti yang
digariskan Tuhan-nya, disanalah sebenarnya terletak makna hidup, atau dengan
kata lain hidup menjadi bermakna. Andaikan kita mampu mencurahkan segala daya
dan upaya dalam mengabdi kepada Allah, sebagai rangkaian memberi makna hidup,
sudahkah semua sebanding dengan apa yang Dia berikan kepada kita ?padahal setiap
detik kita tergantung akan nikmat-Nya, dan tidak setiap detik kita mampu
mensyukurinya.[5]
5. Nilaitarbawi/pendidikan
a. Manusia selalu dihimbau untuk selalu berpikir tentang alam nyata ini
yang mengandung banyak dalil tentang kebenaran wujud Allah
b. Manusia hendaknya selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan
terhadapnya
c. Kewajiban manusia untuk mengabdi kepada Tuhan jangan dipandang sebagai
paksaan, tetapi sebagai ungkapan rasa terimakasih kita atas nikmat melimpah
yang telah Tuhan karuniakan kepada kita.
C. PENUTUP
Tuhan adalah prinsip asal dari segala yang
ada (maujudat) dan Dia wajib adanya (Wajib al Wujud).Sedangkan selain-Nya, yang
biasa disebut alam atau makhluk, hanyalah mungkin adanya (mumkin
al-wujud).Bukti keberadaan Tuhan adalah fakta bahwa alam ini ada. Tanpa Tuhan,
alam mustahil akan ada. Kenyataan bahwa alam ada dihadapan kita menunjukan
bahwa Tuhan harus ada sejak semula.
Mengabaikan tanda-tanda kehadiran Allah,
menjadikan hati gesang dan kacau, dan ini pada gilirannya mengundang menjauhnya
rahmat Allah dan datangnya bencana.Semoga kita semua terpelihara dari bencana
serta dapat menangkap dan menghayati ayat-ayat Allah, baik yang terhampar
maupun yang tertulis.
DAFTAR
PUSTAKA
Daudi Ahmad.Kuliah Akidah Islam, 1997. PT. Bulan Bintang
Hidayat Komaruddin. Tuhan Begitu
Dekat, 2000. Paramadina
Kartanegara Mulyadi. Nalar
Religius, menyelami hakikat Tuhan, alam dan manusia, 2007. PT. Gelora
Aksara Pratama
Suyoto (Abu Ahfa). Andai Tuhan
Komersil, 1993. Aditya Media
TENTANG
PENULIS
SitiLaelatulHeriana. Tegal, 18 Oktober
1996.Alumni SDN 06 Bumijawa, MTs. ASWAJA
Bumijawa, SMK Islam Al-Musyaffa’ Bojong.
Dan sekarangmasihmenjadisalahsatumahasiswi di STAIN Pekalongan,
jurusanTarbiyah, prodi PAI.
TEKS MATERI
HADIST
Hadist :IlmuTentangPencipta
عن عبدالله قال : { كان االنبي الله صلى الله
عليه وسلم إذا أمسى قال أمسينا وأمسى ال ملك لله والحمد لله لا إله الا الله وحده
لا شريك له ... قال أراه قال فيهن ... له الملك وله الحمد وهو على كل شئ قدير رب
أسألك خيرما في هذه اليلة وخيرما بعدها و أعوذبك من شرما في هذه اليلة و شرما
بعدها رب أعوذبك من الكسل وسوء الكبر رب أعوذبك من عذاب في لنار وعذاب في القبر.
وإذا أصبح قال ذلك أيضا ... أصبحنا و أصبح الملك لله } . (رواه
مسلم فى صحيح , كتاب الذكروالدعاء ويعمل) التوبة والإستغفار, باب التعوذ من
شرما عمل ومن شرمالم يعمل)
Diriwayatkandari ‘Abdullah bin Mas’udr.a
:apabilawaktusenjatelahtiba, Rasulallah saw. Biasaberdo’a : “kami
telahmemasukiwaktusenja, demikian pula kerajaan Allah, segalapujibagi Allah,
tidakadaTuhanselain Allah satu-satu-Nya, tiadasekutubagi-Nya,
bagi-Nyakerajaandanbagi-Nyasegalapuji, danDiaMahaKuasaatassegalasesuatu.
YaRabb-ku,
sesungguhnyaakumemohonkepadaEngkauakankebaikanmalaminidankebaikanisikandungannya,
danakuberlindungkepadaEngkaudari kejahatan malamini dankejahatan yang
terkandungdidalamnya. YaRabb-ku, akuberlindungkepada-Mu
darikemalasandankeburukan di usiatua. YaRabb-ku, akuberlindungkepada-Mu
dariazabnerakadanazabkubur.” Apabilabeliau saw. berada di pagihari, mengucapkan
pula do’a yang samadenganmengatakan, “kami
telahmemasukipagiharidansemuakerajaan di pagihariinimilik Allah.”(RiwayatKhamsahkecualiBukhari)
[1]Dr.
Ahmad Daudi, Kuliah Akidah Islam (Jakarta:
PT. Bulan Bintang, cetakan ke-1.1997) hlm.54-55
[2]Mulyadhi Kartanegara, Nalar Religius (Jakarta : Erlangga,
2007)hlm. 3-6
[3]Ibid,
hlm.55-64
[4]Dr.
Komaruddin Hidayat, Tuhan Begitu Dekat
(Jakarta: Paramadina. Cetakan ke-1. 2000) hlm.60
[5]Suyoto
(Abu Ahfa), Andai Tuhan Komersil (Yogyakarta:
Aditya Media. Cetakan ke-1. 1993) hlm 45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar