Laman

new post

zzz

Minggu, 20 Maret 2016

HT L 6 A "ILMU TENTANG PENCIPTA"


HADITS TARBAWI
"ILMU TENTANG PENCIPTA"
  
 Siti Laelatul Heriana
2021214406

KELAS : L
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2016




KATA PENGANTAR


Segalapujibagi Allah SWT.yangtelahmemberikanrahmatdanhidayah-Nyakepadakitasemua. Sholawatsertasalamsenantiasatercurahkepadajunjungankita, nabi Muhammad saw.,keluarga, parasahabatdanparapengikutnya.
            Padakesempatanini kami telahmenyelesaikanmakalahHadistTarbawidenganjudul “IlmuTentangPencipta”.
Semogamakalahinidapatmenambahilmupengetahuandanbermanfaatbagikitasemua.Penulistelahberupayamenyajikanmakalahinidengansebaik-baiknya.Disampingitu, apabiladalammakalahiniterdapatkesalahandankekuranganbaikdalampenulisanmaupunisinya, makapenulisdengansenanghatimenerima saran dankritikdaripembaca, untukpenyempurnaanpenulisanberikutnya.






                                                                                    Pekalongan,Maret 2015

                                                                                    penulis





A.    PENDAHULUAN

Allah hadir dimana-mana, Dia azh-Zhahir sekaligus al-Bathin.Dia adalah azh-Zhahir yakni Yang Nampak dengan jelas melalui ayat-ayat dipentas alam raya ini yang merupakan bukti-bukti wujud dan keesaan-Nya.Nalar tidak dapat membayangkan betapa alam raya dapat wujud apalagi dengan segala keindahan, keserasian dan keharmonisannya tanpa kehadiran-Nya.Dia yang menunjukan kita kerajaan dan kekuasaan-Nya.Segala sesuatu yang diciptakan-Nya walau yang bisu sekalipun adalah hujjah yang berbicara tentang wujud-Nya.Dia juga al-Bathin yakni yang tersembunyi hakikat, Dzat dan sifat-Nya, bukan karena tidak jelas, tetapi justru karena Dia sedemikian jelas, sehingga mata dan pikiran silau bahkan tumpul, tak mampu memandang-Nya.





















B.     PEMBAHASAN

1.      Pengertian
Tuhan adalah prinsip asal dari segala yang ada (maujudat) dan Dia wajib adanya (Wajib al Wujud).Sedangkan selain-Nya, yang biasa disebut alam atau makhluk, hanyalah mungkin adanya (mumkin al-wujud).Bukti keberadaan Tuhan adalah fakta bahwa alam ini ada. Tanpa Tuhan, alam mustahil akan ada. Kenyataan bahwa alam ada dihadapan kita menunjukan bahwa Tuhan harus ada sejak semula.

2.      Ayatatauhadistpendukung
a.       Surah al-Ikhlas ayat 1-5
Artinya :
Katakanlah : “Dia adalah Allah Yang Maha Esa; Allah tempat bergantung segala sesuatu; tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada satupun yang serupa dengan-Nya”
b.      Surah al-An’am ayat 164
Artinya :
Katakanlah :“ apakah saya mencari Tuhan selain Allah, sedangkan dia adalah Tuhan segala sesuatu”
c.       Surah as-Syura ayat 11
Artinya :
“tiada sesuatu yang serupa dengan-Nya dan Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat”
d.      Surah al-A’raf ayat 54
Artinya :
“Ingatlah, menciptakandan memerintah hanyalah hak Allah, Maha Pemberi Berkat Allah semesta alam”[1]



3.      Teoripengembangan
Tuhan adalah Esa, dan ini merupakan sifat-Nya yang paling esensial.Keesaan Tuhan tercermin dalam kesatuan system perintah yang mengendalikan alam semesta.Kenyataan bahwa hanya ada satu system yang berlaku di alam semesta pada suatu saat, menunjukan bahwa hanya ada satu system perintah yang berlaku. Dan ini pada gilirannya, menunjukan keesaan pemberi perintah tersebut, yakni Sang Pencipta alam semesta yang tidak lain adalah Tuhan. Karena Tuhan itu Esa, maka tak ada suatu apapun yang bisa dipandang serupa atau setara dengan-Nya.Segala pandangan yang mengisyaratkan penyekutuan Tuhan adalah kekeliruan yang nyata.
Tuhan Maha Besar dan Maha Perkasa.Kebesaran-Nya tercermin dari kebesaran alam semesta, sekalipun tentu saja tidak identic dengan kebesaran alam yang bersifat ekstensif.Dan keperkasaan-Nya ditunjukan oleh daya control-Nya yang tidak tergoyahkan terhadap alam semesta melalui perintah-Nya. Sehingga apa yang ada dialam semesta tunduk pada perintah-Nya. Kebesaran dan keperkasaan-Nya tidaklah menyebabkan Tuhan bertindak sewenang-wenang, sekalipun kalau Dia mau tentu tidak aka nada yang bisa menghalangi-Nya.Disinilah letak kebijaksanaan-Nya.Sebaliknya, Dia justru sangat kasih sayang kepada makhluk-makhluk-Nya, termasuk manusia.Kasih sayang Tuhan ini tercermin dari nikmat-Nya yang tiada terhingga, yang kita tidak kuasa menghitungnya, sekalipun telah berusaha sekuat tenaga untuk melakukannya.
Tuhan adalah Maha Kasih, yang cinta-Nya kepada hamba-Nya telah mengalahkan kebencian-Nya.Dia adalah tempat hamba-Nya berlindung, tempat hamba-Nya mengadu, tempat hamba-Nya merasa tentram berada dalam pelukan-Nya.[2]
Kita menjumpai banyak ayat al-Qur’an yang memperlihatkan berbagai dalilyang meyakinkan untuk membuktikan kebenaran wujud Tuhan yaitu Allah SWT.yang berpangkal pada ajaran tauhid. Dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur’an tidak hanya sesuai dengan tingkat pemikiran orang-orang biasa saja, tetapi juga sesuai dengan orang-orang terpelajar.Dalil-dalil itu ada yang berasal dari alam ini, pengalaman batin dan berasal dari wahyu.Berikut penjelassan mengenai dalil-dalil tersebut.

a.       Dalil kauni
Dalil kauni adalah dalil yang berdasarkan wujudnya alam ini yang menunjukan kepada adanya Allah.Alam yang kita saksikan dengan mata kepala kita sendiri tidak mungkin adanya dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakannya.Allah yang menciptakan alam ini tidak hanya sekedar mencipta, lalu dibiarkan berjalan sendiri seperti halnya jam, tetapi juga dipelihara dan dikendalikan dengan sempurna.Hal yang demikian ini dapat disaksikan setiap waktu betapa tertibnya aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan serta hukum-hukum yang diciptakan Allah bagi alam ini.Allah adalah pencipta, pemelihara, pengendali serta pengasuh alam ini seluruhnya.
b.      Dalil pengalaman batin
Dalil kedua yang paling berkesan tentang adanya Allah adalah dalil yang berkaitan dengan jiwa atau batin manusia.Dalam jiwa manusia terdapat kesadaran tentang adanya Allah, sehinga ia merasa lebih dekat kepada-Nya terurama pada saat-saat tertentu.
Pengertian manusia dengan kesadaran batinnya lebih dekat kepada Allah dari pada dirinya dapat dilihat dan dirasai pada saat dia menghadapi suatu kesulitan besar dalam hidupnya atau dalam situasi musibah yang sedang menimpanya. Pada saat ia menghadapi musibah atau bencana, maka kesadarannya akan wujud Allah akan lebih terang dan lebih kuat dalam diri atau jiwanya daripada kesadarannya pada dirinya sendiri. Pada saat itu ia mulai berdo’a dan memohon bantuan Allah bagi keselamatan diri dan keluarganya yang dicintai dari musibah yang sedang menimpanya.
Keyakinan manusia akanadanya Allah merupakan suatu ketaatan batiniah yang tidak dapat dibantah oleh siapapun juga, terutama apabila manusia itu sedang mengalami suatu musibah atau bencana yang ia tidak ada kuasa untuk menolaknya.
c.       Dalil wahyu
Adapun yang sangat jelas dan meyakinkan tentang wujud Allah adalah wahyu Ilahi.Kepada orang yang belum beriman, wahyu Ilahi yang telah mengambil bentuk dalam ayat-ayat al-Qur’an adalah suatu pertanda akan adanya Allah karena tidak ada orang yang mampu menirunya. Sama halnya dengan ciptaan Allah yang tidak ada seorangpun dari makhluk ini yang mampu menandingi dengan mencipta sesuatu seperti makhluk-Nya.Demikian pula dengan firman-Nya.Kepada orang yang telah beriman, dalil ini tidak saja dapat mengukuhkan keimanan kepada Allah, tetapi juga dapat menjelaskan kepadanya sifat-sifat Allah yang sangat [3]diperlukan manusia dalam kehidupannya.Sebab melalui Allah, manusia tidak hanya dapat mengetahui wujud Allah, tetapi juga sifat-sifat-Nya Yang Maha Sempurna.

4.      Aplikasihadisdalamkehidupan
Tuhan itu maha dekat, yang selalu mengawasi, membimbing, serta melindungi setiap hamba-Nya yang memohon kepada-Nya dengan segala kesungguhannya.[4] Ketika manusia mensyukuri nikmat Allah, memanfaatkan segala yang diterima dari Allah, baik itu potensi yang ada dalam diri, anugrah alam, atau yang lain demi mengabdi kepada Allah, beraktivitas demi misi kerahmatan seperti yang digariskan Tuhan-nya, disanalah sebenarnya terletak makna hidup, atau dengan kata lain hidup menjadi bermakna. Andaikan kita mampu mencurahkan segala daya dan upaya dalam mengabdi kepada Allah, sebagai rangkaian memberi makna hidup, sudahkah semua sebanding dengan apa yang Dia berikan kepada kita ?padahal setiap detik kita tergantung akan nikmat-Nya, dan tidak setiap detik kita mampu mensyukurinya.[5]

5.      Nilaitarbawi/pendidikan
a.       Manusia selalu dihimbau untuk selalu berpikir tentang alam nyata ini yang mengandung banyak dalil tentang kebenaran wujud Allah
b.      Manusia hendaknya selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan terhadapnya
c.       Kewajiban manusia untuk mengabdi kepada Tuhan jangan dipandang sebagai paksaan, tetapi sebagai ungkapan rasa terimakasih kita atas nikmat melimpah yang telah Tuhan karuniakan kepada kita.
C.    PENUTUP


Tuhan adalah prinsip asal dari segala yang ada (maujudat) dan Dia wajib adanya (Wajib al Wujud).Sedangkan selain-Nya, yang biasa disebut alam atau makhluk, hanyalah mungkin adanya (mumkin al-wujud).Bukti keberadaan Tuhan adalah fakta bahwa alam ini ada. Tanpa Tuhan, alam mustahil akan ada. Kenyataan bahwa alam ada dihadapan kita menunjukan bahwa Tuhan harus ada sejak semula.
Mengabaikan tanda-tanda kehadiran Allah, menjadikan hati gesang dan kacau, dan ini pada gilirannya mengundang menjauhnya rahmat Allah dan datangnya bencana.Semoga kita semua terpelihara dari bencana serta dapat menangkap dan menghayati ayat-ayat Allah, baik yang terhampar maupun yang tertulis.















DAFTAR PUSTAKA

Daudi Ahmad.Kuliah Akidah Islam, 1997. PT. Bulan Bintang
Hidayat Komaruddin. Tuhan Begitu Dekat, 2000. Paramadina
Kartanegara Mulyadi. Nalar Religius, menyelami hakikat Tuhan, alam dan manusia, 2007. PT. Gelora Aksara Pratama
Suyoto (Abu Ahfa). Andai Tuhan Komersil, 1993. Aditya Media


















TENTANG PENULIS


SitiLaelatulHeriana. Tegal, 18 Oktober 1996.Alumni  SDN 06 Bumijawa, MTs. ASWAJA Bumijawa, SMK Islam Al-Musyaffa’ Bojong.  Dan sekarangmasihmenjadisalahsatumahasiswi di STAIN Pekalongan, jurusanTarbiyah, prodi PAI.













TEKS MATERI HADIST

Hadist :IlmuTentangPencipta

عن عبدالله قال : { كان االنبي الله صلى الله عليه وسلم إذا أمسى قال أمسينا وأمسى ال ملك لله والحمد لله لا إله الا الله وحده لا شريك له ... قال أراه قال فيهن ... له الملك وله الحمد وهو على كل شئ قدير رب أسألك خيرما في هذه اليلة وخيرما بعدها و أعوذبك من شرما في هذه اليلة و شرما بعدها رب أعوذبك من الكسل وسوء الكبر رب أعوذبك من عذاب في لنار وعذاب في القبر. وإذا أصبح قال ذلك أيضا ... أصبحنا و أصبح الملك لله } .  (رواه  مسلم فى صحيح , كتاب الذكروالدعاء ويعمل) التوبة والإستغفار, باب التعوذ من شرما عمل ومن شرمالم يعمل)                                                                                                         

Diriwayatkandari ‘Abdullah bin Mas’udr.a :apabilawaktusenjatelahtiba, Rasulallah saw. Biasaberdo’a : “kami telahmemasukiwaktusenja, demikian pula kerajaan Allah, segalapujibagi Allah, tidakadaTuhanselain Allah satu-satu-Nya, tiadasekutubagi-Nya, bagi-Nyakerajaandanbagi-Nyasegalapuji, danDiaMahaKuasaatassegalasesuatu. YaRabb-ku, sesungguhnyaakumemohonkepadaEngkauakankebaikanmalaminidankebaikanisikandungannya, danakuberlindungkepadaEngkaudari kejahatan malamini dankejahatan yang terkandungdidalamnya. YaRabb-ku, akuberlindungkepada-Mu darikemalasandankeburukan di usiatua. YaRabb-ku, akuberlindungkepada-Mu dariazabnerakadanazabkubur.” Apabilabeliau saw. berada di pagihari, mengucapkan pula do’a yang samadenganmengatakan, “kami telahmemasukipagiharidansemuakerajaan di pagihariinimilik Allah.”(RiwayatKhamsahkecualiBukhari)


[1]Dr. Ahmad Daudi, Kuliah Akidah Islam (Jakarta: PT. Bulan Bintang, cetakan ke-1.1997) hlm.54-55
[2]Mulyadhi Kartanegara, Nalar Religius (Jakarta : Erlangga, 2007)hlm. 3-6
[3]Ibid, hlm.55-64
[4]Dr. Komaruddin Hidayat, Tuhan Begitu Dekat (Jakarta: Paramadina. Cetakan ke-1. 2000) hlm.60
[5]Suyoto (Abu Ahfa), Andai Tuhan Komersil (Yogyakarta: Aditya Media. Cetakan ke-1. 1993) hlm 45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar