OBJEK PENDIDIKAN “TAK LANGSUNG”
“MASYARAKAT SEBAGAI OBJEK PENDIDIKAN”
Q.S Al- MU’MINUN [23];(96)
Firkhatun Najah (2021115172)
Kelas C
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kepada sang ilahi robbi yang mana atas berkat dan Rahmat-Nyalah kami menyelesaikan makalah ini, tak lupa sholawat serta salam marilah kita limpah curahkan kepada Guru besar kita yakni Nabi Muhammad saw, tanpa adanya beliau mungkinlah kita terbebas dari zaman kebodohan.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi I. Kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kami sampaikan kepada
· Bpk. Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M Ag selaku rektor IAIN Pekalongan
· Bpk. Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi I
· Orang Tua yang sudah mendukung saya dalam mengikuti perkuliahan ini
· Teman-teman yang saya banggakan
Manusia pasti memiliki kekurangan seperti halnya dalam pembuatan makalah ini pun kami banyak sekali kekurangan. Untuk itu, kami selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca guna kemajuan bersama.
Sebelumya saya mohonn maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya mengucapkan banyak terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Pekalongan, November 2016
Penulis
Firkhatun Najah
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik guna menumbuhkan dan mengembangkan jasmani maupun rohani secara optimal untuk mencapai tingkat kedewasaan. Pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pendidikan formal dan informal. Pendidikan formal yaitu suatu pendidikan yang menganjarkan pengetahuan umum dan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat terprogram, tersruktur dan berlangsung di persekolahan dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu./ sedangkan pendidikan informal yaitu pendidikan yang bersifat tidak terprogram, tidak terstruktur dan berlangsung kapanpun dan dimana pun dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Selanjutnya, berbicara tentang pendidikan yaitu berbicara tentang bagaimana membentuk karakter manusia bagaimanapun caranya menjadi apa yang diinginkan. Sedangkan karakter akan terbentuk oleh berbagai faktor yang ada, dan di antaranya adalah lingkungannya. Setiap orangmemiliki karakter yang berbeda, disebabkan oleh karena mereka tumbuh di lingkungan sangat berpengaruh pada pendidikan seseorang. Adapun limgkungan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu lingkungan pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
2. Judul Makalah
Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Tafsir Tarbawi, dalam hal ini pemakalah membahas tentang “Objek Pendidikan ‘TAK LANGSUNG’ (Masyarakat Sebagai Objek Pendidikan) QS. Al-Mukminun ayat 96”, sesuai dengan tugas yang telah diamanahkan.
3. Nash dan Arti al-Qur’an Surah Al Mu’minun ayat 96
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ السَّيِّئَةَ ۚ نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَصِفُونَ
Artinya: “Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan.”
4. Arti Penting
Allah berfirman dalam surat Al-Mu’minun ayat 96 (tolaklah kejahatan iu dengan cara yang lebih baik). Diterangkan pengertian dari ayat ini adalah: Tolaklah keburukan jika datang kepadamu dengan pembalasan yang lebih baik, yakni membalas keburukan dengan kebaikan, dosa dengan memaafkan, kemarahan dengan kesabaran.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori
Pendidikan di Masyarakat
Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang ketiga. Para pendidik umumnya sependapat bahwa lapangan pendidikan yang mempengaruhi pendidikan anak didik adalah keluarga, kelembagaan pendidikan, dan lingkungan masyarakat. Keserasian antara dampak yang positif bagi perkembangan anak, termasuk dalam pembentukan jiwa keagamaan mereka.
Selanjutnya, karena asuhan terhadap pertumbuhan anak harus berlangsung secara teratur terus-menerus. Oleh karena itu, lingkungan masyarakat akan memberi dampak dalam pembentukan pertumbuhan itu. Jika pertumbuhan fisik akan berhenti saat anak mencapai usia dewasa, namun pertumbuhan psikis akan berlangsung seumur hidup. Dalam kaitan ini pula terlihat besarnya pengaruh maasyarakat terhadap pertumbuhan jiwa keagamaan sebagai bagian dari aspek kepribadian yang terintegrasi dalam pertumbuhan psikis. Jiwa keagamaan yang memuat norma-norma kesopanan tidak akan dapat dikuasai hanya dengan mengenal saja. Menurut Emerson, norma-norma kesopanan pula pada orang lain.
Dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat diartikan bahwa pembentukan nilai-nilai kesopanan atau nilai-nilai yang berkaitan dengan aspek-aspek spiritual akan lebih efektif jika seseorang berada dalam lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.
Di lingkungan masyarakat santri barangkali akan lebih memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan dibandingkan dengan masyarakat lain yang memiliki ikatan yang longgar terhadap norma-norma keagamaan. Dengan demikian, fungsi dan peran masyarakat dalam pembentukan jiwa keagamaan akan sangat tergantung dari seberapa jauh masyarakat tersebut menjunjung norma-norma keagamaan itu sendiri.
2. Tafsir
a. Tafsir al-misbah
Disini Allah berfirman: Hendaklah engkau melanjutkan dakwah dan menghadapi para pendurhaka itu dengan tabah dan simpatik. Tolaklah dengan cara, ucapan, perbuatan dan sikap yang lebih baik keburukan mereka itu antara lain dengan berbuat baik semampumu kepeda mereka, atau kalau tidak, maka memaafkan kesalahan mereka yang berkaitan dengan pribadimu, atau dengan tidak menaggapai ejekan dan cemooh mereka. Kami lebih mengetahui dari siapa pun apa yang mereka sifatkan terhadap diri kami, agama yang kami syariatkan terhadap dirimu. Kalau kami berkehendak, niscaya kami berkehendak, niscaya kami langsung menjatuhkan sanksi terhadap mereka, tetapi itu kami tidak lakukan. Kendati demikian, penganiayaan mereka tidak akan kami biarkan, karena itu pula jangan dan jangan juga risau.
b. Tafsir al-lubab
Ayat 96 memberi tuntunan bahwa “ hendaklah negkau melanjutkan dakwah dan menghadapi para pendurhaka itu dengan tabah dan simpatik. Tolaklah keburukan mereka dengan ucapan. Perbuatan, cara, dan sikap yang terbaik! Antara lain dengan berbuat baik semampumu kepada mereka, atau kalau tidak, dengan memaafkan kesalahan mereka yang berkaitan dengan pribadianmu atau dengan tidak menanggapi ejekan dan cemoohan mereka. Kami lebih mengetahui dari siapa pun apa yang mereka sifatkan terhadap diri dan agama yang kami syariatkan. Demikian juga penyifatan mereka yang buruk terhadap darimu.”
c. Tafsir Ibnu Katsier
Allah swt dalam firmanNya ini memberi pedoman kepada Muhammad RasulNya bagaimana hendaknya menghadapi lawannya kaum musyrikin dan orang-orang kafir, agar menolak perbuatan dan ucapan-ucapan buruk mereka dengan cara yang lebih baik, umpamanya dengan memaafkan atau mengembalikannya dengan ucapan-ucapan yang baik, lebih sopan, asalkan saja cara yang demikian itu tidak akan membawa kelemahan atau mengakibatkan kemunduran dakwah.
Allah berfirman dalam surat “Fushshilat”
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
Artinya: “Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang di antaramu dan di antara dia ada permusuhan, seolah-olah teman yang sangat erat. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang sabar.
3. Aplikasi dalam kehidupan
· Menolak perbuatan yang buruk dengan cara yang lebih baik.
· Memaafkan kesalahan mereka yang yang berkaitan dengan pribadimu.
· Tidak menanggapi ejekan, dan cemoohan dari mereka.
4. Aspek Tarbawi
· Membalas keburukan dengan kebaikan merupakan akhlak terpuji yang diperintahkan.
· Membalas keburukan dengan kebaikan dapat mengantarkan pelakunya
(orang yang memusuhi) menjadi sahabat dekatnya.
(orang yang memusuhi) menjadi sahabat dekatnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembentukan nilai-nilai kesopanan atau nilai-nilai yang berkaitan dengan aspek-aspek spiritual akan lebih efektif jika seseorang berada dalam lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Seperti halnya didalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam sehingga dapat membentuk karakter anak sesuai dengan nilai religius.
Selain itu didalam pendidikan masyarakat, anak belajar untuk memiliki rasa tanggungjawab dan toleransi terhadap norma-norma yang berada di lingkungan masyarakat yang ditinggalinya, sehingga anak tidak bersikap seenaknya sendiri. Anak belajar bahwa dia tidak hidup sendiri dilingkungan tersebut, tetapi juga dia harus bisa berbagi dan tolong menolong terhadap sesama ciptaan Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.H.Jalaludin. 2013. Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGravindo Persada
Shihab Quraish. 2012. Al-Lubab. Tangerang: Lentera Hati
Shihab Quraish. 2002. Tafsir Al Misbah. Jakarta: Lentera Hati
Profil
Nama : Firkhatun Najah
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 4 Agustus 1996
Alamat :Proto, kedungwuni
Jenis Kelamin : Perempuan
Riwayat Pendidikan :
· SD N Proto
· MTs N Buaran Pekalongan
· SMA N 1 Kedungwuni
Pengalaman/organisasi : LPTQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar