PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS
“DIRIKANLAH
SHOLAT AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR”
QS. AL-LUQMAN 31:17
Mahfiyatul
Ulya ( 2021115163)
Kelas C
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT , karena dengan Rahmat, karunia, serta Taufik dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “DIRIKANLAH SHOLAT AMAR
MA’RUF NAHI MUNKAR . Kami sangat berterimah kasih kepada bapak Muhammad
Ghufron, M.S.I selaku Dosen mata kuliah tafsir tarbawi II di IAIN pekalongan
yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
ibadah kepada Allah, saya menyadari sepenuhnya bahwa di makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya, sebelumnya saya memohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun dari Bapak dosen dan para pembaca yang budiman demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Pemalang, 30 maret 2017
Mahfiyatul Ulya
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Amar
ma’ruf nahi mungkar merupakan pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung,
kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan
tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang menpunyai kekuatan dan kemampuan
melakukannya. Sesungguhnya diantara peran-peran terpenting sebaik-baiknya
amalan yang mendekatkan diri kepada Allah, adalah saling menasehati dalam
kebaikan dan kesabaran.
Mengajak
kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan ciri utama masyarakat
orang-orang beriman setiap kali Al-Qur’an memaparkan ayat-ayat yang berisi
sifat-sifat orang yang beriman yang benar, dan menjelaskan risalahnya dalam
kehidupan ini kecuali ada perintah yang jelas atau anjuran dan dorongan bagi
orang-orang beriman untuk mengajak kepada
kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran.
Sering
kali kita sebagai umat islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai makhluk
yang paling sempurna yaitu sholat, atau terkadang tentang kewajiban tapi tidak
mengerti terhadap apa yang dilakukan. Dalam istilah lain sholat adalah satu
macam atau bentuk ibadah yang dilakukan atau diwujudkan dengan melakukan
perbuatan-perbuatan tertentu.disertai ucapan-ucapan tertentu dan dengan
syarat-syarat tertentu pula. Istilah sholat ini tidak jauh berbeda dari aryti
yang digunakan oleh bahasa diatas, karena didalamnya mengandung do’a-do’a, baik
yang berupa permohonan, rahmat, ampunan dan lain sebagainya.
Kita
perlu mengetahui apa itu sholat dan syarat rukunya, sholat harus didirikan
dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali berjumlah 17 rakaat. Sholat
tersebut merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim
mukallaf baik sedang sakit atau sehat. Selain sholat wajin juga ada sholat sunnah.
B.
Dirikanlah sholat, Amar Ma’ruf Nahi Mungkar (Qs.
Al-Luqman 31:17)
يَا بُنَيَّ أَقِمِ
الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ
مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Artinya
:
“Wahai
anakku ! Laksanakanlah sholat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan
cegalah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu,
sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
C. Urgensi mengkaji Qs Al-Luqman ayat 17
Pentingnya mengkaji ayat ini agar kita
senantiasa menjalankan ibadah sholat dan selalu bertaqwa kepada Allah Swt,
serta mengamalkan kebaikan kepada sesama makhluk hidup dan menjalankan se3gala
perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar berasal dari kata bahasa Arab yang artinya
memerintah atau menyuruh. Yang dimaksud amar ma’ruf adalah ketika engkau
memerintahkan orang lain untuk bertahuid kepada Allah, menaati-Nya, bertaqarrub
kepada-Nya, berbuat baik kepada sesama manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan
kemaslahatan. Atau makruf adalah setiap pekerjaan (urusan yang diketahui
dan dimaklumi berasal dari agama Allah dan syara’-Nya. Termasuk segala yang
wajib yang mandub. Makruf juga diartikan kesadaran, keakraban, persahabatan,
lemah lembut terhadap keluarga dan lain-lainnya. Sedang munkar adalah setiap
pekerjaan yang tidak bersumber dari agama Allah dan syara’-Nya. Setiap
pekerjaan yang dipandang buruk oleh syara’, termasuk segala yang haram, segala
yang makruh, dan segala yang dibenci oleh Allah SWT.[1]
Dalam ayat 17 ini Luqman menyuruh anaknya untuk menegakan shalat.
Karena shalat merupakan tiang agama dan sebagai penolak keburukan dan
kemungkaran. Kemudian menyuruh pula agar anaknya selalu menyeru dan mengajak
kepada kebaikan, juga menolak semua bentuk kemungkaran. Karena mengajak pada
kebaikan dan menolak keburukan itu adalah jalan yang ditempuh para Nabi dan
selayaknya orang-orang pun melakukan hal demikian karena hal itu adalah bentuk
perilaku sangat mulia dan terhormat.
Redaksi
meneruskan kisah Luqman kepada anaknya. Ia menelusuri bersama anaknya
langkah-langkah akidah setelah kestabilannya dalam nurani. Setelah beriman
kepada Allah tidak ada sekutu bagi-Nya, yakin terhadap kehidupan akhirat yang
tiada keraguan di dalamnya, dan percaya kepada keadilan balasan dari Allah yang
tidak akan luput walaupun seberat satu biji sawi pun, maka langkah selanjutnya
adalah menghadap Allah dengan mendirikan shalat dan mengarahkan kepada manusia
untuk berdakwah kepada Allah, juga bersabar atas beban-beban dakwah dan
konsekuensi yang pasti ditemui.
Pada
ayat ini ada suatu pesan bahwa salah satu tugas orang tua kepada anaknya ialah
mendidiknya untuk menegakkan shalat. Karena shalat merupakan langkah kedua
setelah keimanan sehingga Rasulullah SAW menyebutkan dalam hadisnya bahwa
shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah ikrar keimanan dilakukan (syahadatain)
dan Rasulullah memerintahkan agar orang tua menyuruh anaknya shalat semenjak
usia dini, yakni usia tujuh tahun., sebagaimana sabdanya:
Dari Amr bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya bahwa
Rasulullah SAW telah bersabda : Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat bila
mereka telah berusia tujuh tahun., dan pukullah mereka jika meninggalkannya
bila mereka telah berusia sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.
(H.R. Ahmad dan Abu Daud)
Dengan
menegakkan shalat berarti kita melakukan perbaikan spiritual. Menurut Hamka
dalam Tafsir al-Azharnya disebutkan bahwa : iaUntuk memperkuat pribadi dan
meneguhkan hubungan dengan Allah, untuk memperdalam rasa syukur kepada Tuhan
atas nikmat dan perlindungan-Nya yang selalu kita terima, dirikanlah shalat.
Dengan shalat kita melatih lidah, hati dan seluruh anggota badan untuk selalu
ingat kepada Tuhan.
Selain
itu, jika kita bahas salah satu rahasia shalat, misalkan ketika melakukan
sujud, anggota badan yang terletak di posisi paling tinggi yaitu kepala,kita
rendahkan hingga kening kita menyentuh tanah, sedikitnya sebanyak 34 kali dalam
17 rakaat shalat wajib, karena itu shalat senantiasa mengajari manusia untuk
tidak takabbur, sebaliknya mendidik kita untuk tawadhu di hadapan Allah SWT.[2]
B.
Tafsir Surat Al-Luqman ayat 17
1.
Tafsir Al-Azhar
Kemudian Luqman meneruskan washiatnya:
“Wahai anakku! Dirikanlah
sembahyang,
dan menyuruhlah berbuat yang
ma’ruf,
dan mencegahlah berbuat yang
munkar,
dan sabarlah atas apapun
yang menimpa engkau”.
(Pangkal ayat 17).
Inilah empat modal hidup
diberikan Luqman kepada anaknya dan dibawakan menjadi modal pula bagi kita
semua, disampaikan oleh Muhammad kepada ummatnya.
Untuk memperkuat pribadi dan meneguhkan hubungan dengan Allah, untuk
memperdalam rasa syukur kepada Tuhan atas ni’mat dan perlindungannya yang
selalu kita terima, dirikanlah sembahyang. Dengan sembahyang kita melatih
lidah, hati dan seluruh anggota badan selalu ingat kepada Tuhan.
“Sesungguhnya yang demikian itu ialah termasuk yang sepenting-penting
pekerjaan.”(Ujung ayat 17).Yakni kalau kita ingin hendak jadi manusia yang
berarti dalam pergaulan hidup di dunia ini. Sembahyang peneguh pribadi, amar
ma’ruf nahyi mungkar dalam hubungan dengan masyarakat, dan sabar untuk mencapai
apa yang dicita-cita. Karena apa jua pun lapangan hidup yang kita masuki, kalau
kita tidak sabar, kita akan patah di tengah jalan. Nabi sendiri, karena keras
reaksi dari kaumnya, pernah terlintas dalam hatinya suatu perasaan hendak
melompat saja dari puncak bukit yang tinggi ke dalam lurah yang dalam (baakhi’un
nafsaka). Tetapi peraasaan itu ditahannya dengan tabah. Namun da’wah
diteruskannya juga. Itu sebabnya maka disebutkan bahwa pekerjaan ini sangat
penting. Apa saja rencana, sabarlah kuncinya. Yang tidak sabar
akan gagal di tengah jalan.[3]
2.
Tafsir Al-Qurtubi
Pertama: Firman Allah
SWT, (يبُنَيَّ اقِمِ الصَّلَوةَ )"Hai anakku, dirikanlah shalat."Leqman
berwasiat kepada anaknya dengan ketaatan ketaatan paling besar, yaitu
shalat, menyuruh kepada yang makraf dan melarang dari yang mungkar. Tentu saja
maksudnya setelah dia sendiri melaksanakannya dan menjauhi yang mungkar. Inilah
ketaatan dan keutamaan paling utama.
Kedua: Firman Allah
SWT, (وَاصْبِرْ عَلَ مَااَصَابَكَ) Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu," mengandung anjuran untuk merubah kemungkaran sekalipun
Anda mendapatkan kemudharatan. ini mengisyaratkan bahwa orang yang
merubah terkadang akan disakiti. Ini semua hanya sebatas kemampuan dan kekuatan
sempurna hanya milik Allah SWT.
Ketiga: Firman Allah
SWT, ( أِنَّ ذَ لِكَ مِنْ اْلأُ مُورِ ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah)." Ibnu Abbas RA berkata, "Di antara hakikat
keimanan adalah bersabar atas segala yang tidak diinginkan."
Ada yang berpendapat bahwa
mendirikan shalat, menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Demikian pendapat yang dikatakan
oleh Ibnu Juraij. Bisa juga maksudnya adalah termasuk akhlak mulia dan hal-hal
yang mesti dilakukan oleh orang-orang yang menjalani lorong keselamatan. Namun
perkataan Ibnu Juraij lebih tepat.[4]
3.
Tafsir Al-Misbah
“Hai anakku, Dirikanlah shalat dan
suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
Luqrnan as. melanjutkan nasihatnya kepada
anaknya nasihat yang dapat menjamin kesinambungan Tauhid serta kehadiran Ilahi
dalam kalbu sang anak. Beliau berkata sambil tetap memanggilnya panggilan
mesra: Wahai anakku sayang, laksanakanlah
shalat dengan sempurna syarat, rukun dan sunnah-sunnahnya. Dan di
samping engkau memperhatikan dirimu dan membentenginya dari kekejian dan
kemungkaran, anjurkan pula orang lain berlaku serupa. Karena itu, perintahkanlah secara
baik-baik siapa pun yang mampu engkau ajak men,gejakanjan
ma'ruf dan cegahlah mereka Dari kemungkaran. Memang,
engkau akan mengalami banyak tantangan dan rintangan dalam melaksanakan
tuntunan Allah, karena itu tabah dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu dalam melaksanakan aneka tugasmu.
Sesungguhnya yang demikian itu yang sangat
tinggi kedudukannya dan jauh
tingkatnya dalam kebaikan yakni shalat, amr. ma'ruf dan nahi munkar atau dan kesabarantermasuk hal-hal yang dipermtah Allah agar diutamakan, sehingga tidak ada alasan untuk mengabaikannya
tingkatnya dalam kebaikan yakni shalat, amr. ma'ruf dan nahi munkar atau dan kesabarantermasuk hal-hal yang dipermtah Allah agar diutamakan, sehingga tidak ada alasan untuk mengabaikannya
Nasihat Luqrnan di atas menyangkut
hal-hal yang berkaitan dengan amal-amal saleh yang puncaknya adalah shalat, serta
amal-amal kebaaikan yang tecermin dalam amr mar’ruf dan nahi
munkar, juga nasihat berupa perisai yang membentengi seseorang dari
kegagalan yaitu sabar dan tabah.
Menyuruh mengerjakan ma'ruf,
mengandung pesan untuk mengerjakannya, karena tidaklah wajar menyuruh sebelum
diri sendiri mengerjakannya. Demikian juga melarang kemungkaran, menuntut agar
yang melarang terlebih dahulu mencegah dirinya. Itu agaknya yang menjadi
sebab mengapa Luqman tidak memerintahkan anaknya melaksanakan ma'ruf dan menjauhi
mungkar, tetapi memerintahkan, menyuruh dan mencegah. Di sisi lain membiasakan
anak melaksanakan tuntunan ini membuat dalam dirinya jiwa
kepemimpinan serta kepeduhan sosial.[5]
B.
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Berdasarkan isi
kandungan QS. Luqman ayat 17, dapat dipetik pelajaran hidup sebagai berikut:
1. Selalu
mengingat Allah SWT dengan cara Beribadah dengan
ikhlas dan senantiasa mengharap Ridha Allah.
2. kita sebagai hamba Allah
senantiasa menyeru kepada kebaikan, dan
Ikhlas dalam beribadah,
3. Sebisa mungkin kita
berusaha mencegah kemungkaran dan selalu berbuat baik.
4.
kita harus senantiasa bersabar, yakinlah bahwa
setelah kesulitan pasti ada kemudahan
D.
Aspek Tarbawi
Aspek tarbawi dari
QS. Luqman ayat 17 yang dapat diterapkan dalam kehidupan antara lain:
1. Apabila ingin menyuruh anak untuk melakukan sesuatu, hendaklah disertai
dengan contoh dari orang tua dan bimbingan yang baik. Jangan sampai kita
terkesan hanya menyuruh, tetapi kita sendiri tidak melakukan hal tersebut.
3. Ajarkan tata cara beribadah (shalat) pada anak sejak usia dini, bagaimana
cara sholat dsb.
4. Berlomba-lomba untuk berbuat yang ma’ruf, dan mencegah dari perbuatan
yang munkar. Dengan diawali dari diri sendiri, kemudian menyeru kepada
orang-orang terdekat dan orang lain.
5. Bersikap sabar dan tabah dalam menghadapi segala cobaan hidup, percayalah
bahwa setelah kesulitan ada kemudahan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam
surat al-luqman ayat 17 kita diperinthkan untuk sholat karena merupakan suatu kewajiban
kita. Sebisa mungkin kita berusaha mencegah kemungkaran
dan selalu berbuat baik.
kita harus senantiasa bersabar, yakinlah bahwa
setelah kesulitan pasti ada kemudahan.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka. 1982. TAFSIR AL-AZHAR Juzu’ XXI. Jakarta:
Pustaka Panjimas
M.
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,( Lentera Hati, Jakarta, 2003)
Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir
Al-Qurthubi, (Pustaka Azzam, Jakarta
Selatan, 2009)
Langitjinggadipelupukmata.blogspot,
di acces 30 maret, jam 14.00.
BIODATA
NAMA : MAHFIYATUL ULYA
ALAMAT
: Desa Kendal Rejo RT 02/ RW 01, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang
SEKOLAH
: IAIN PEKALONGAN
MOTTO : MAN JADA WA JADDA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar